BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Komunikasi dalam pembalajaran dewasa ini mendapatkan
perhatian yang luar biasa. Hal ini dilatarbelakangi pentingnya memilih cara
komunikasi dalam proses pembelajaran agar kegiatan tersebut mencapai tujuan
secara efektif dan efesien. Komunikasi menjadi salah satu factor penentu
keberhasilan dalam proses pembelajaran. Komunikasi yang efektif berkolerasi
dengan tingkat keberhasilan pembelajaran
Strategi membangun komunikasi dalam
proses belajar mengajar merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk
mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif. Karena, tanpa adanya
komunikasi tidak mungki peroses belajar mengajar
akan berjalan dengan lancar, karena komunikasi adalah Kunci utama untuk
berintraksi antara guru dengan peserta didik. Komunikasi bukan berarti hanya
berintraksi dengan menggunakan bahasa lisan semata, akan tetapi komunikasi juga
bisa dilakukan dengan menggunakan bahasa tulis dan bahasa isyarat atau gera
tubuh.
Realita menunjukkan bahwa dari zaman
dahulu sampai zaman sekarang masih banyak para guru maupun pendidik yang belum
mempunyai kemampuan untuk membangun komunikasi yang harmonis dalam proses
belajar mengajar yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan pentingnya
komunikasi tersebut, bahkan lebih ironisnya lagi banyak guru yang tidak mampu
berkomunikasi dengan efektif kepada para peserta didiknya disebabkan karena pada waktu mengenyam pendidikan
keguruan ia tidak serius belajar dan hanya mengejar selembar ijazah serta gelar
semata sehingga pada saat terjun kelapangan untuk mengajar ia tidak memiliki
kemampuan untuk membangun komunikasi dalam proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, disini kami akan
berusaha mengungkap dan menjelaskan bagaimana cara seorang guru agar memiliki
kemampuan membangun komunikasi yang efektif dalam proses belajar mengajar dan
bagaimana ciri-ciri seorang guru yang komunikatif serta bagaimana seharusnya
seorang guru mendidik para peserta didik agar sesuai dengan harapan bangasa dan
selaras dengan tujuan pendidkan Nasional.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang di atas maka komunikasi memegeng peranan kunci dari keberhasilan
proses belajar mengajar. Oleh sebab itu diperlukan sebuah komunikasi yang
efektif. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimanakah membangun sebuah
komunikasi yang efektif?
C.
TUJUAN
Tujuan dari
makalah ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang komunikasi yang efektif
dalam kegiatan pembelajaran dan menjelaskan bagaimana cara menciptakan
komunikasi yang efektif dalam peroses belajar mengajar.
D.
MANFAAT
1. Memotivasi
para calon guru lebih giat belajar guna mempersiapkan diri sejak dini.
2. Membangkitkan
kesadaran kita semua bahwa menadi seorang guru bukanlah hal yang mudah sehingga
kita harus belajar dengan sungguh-sungguh.
3. Membantu
para calon guru untuk mengetahui strategi membangun komunikasi yang efektif
dalam proses belajar mengajar.
BAB
II
PEMBAHASAN
STRATEGI MEMBANGUN KOMUNIKASI
EFEKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN
- KOMUNIKASI DAN PEMBELAJARAN
1. Pengertian Komunikasi
Menurut Evertt M. Rogers dalam Abdul
Majid (2013) mendefinisikan
komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang
dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah prilakunya.
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah rangakain
peristiwa (events) yang memengaruhi pembelajaran sehingga proses belajar dapat
berlangsung dengan mudah (Gagne dan
Brigga dalam Abdul Majid, 2013).
Pembelajaran tidak hanya terbatas pada event-event yang dilakukan oleh guru,
tetapi mencakup semua events yang mempunyai pengaruh langsung pada proses
belajar yang meliputi kejadian-kejadian yang diturunkan dari bahan-bahan cetak,
gambar, program radio, televise , film, slide, maupun kombinsi dari bahan-bahan
tersebut.
- PROSES KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN
1. Proses Komunikasi
a.
Komunikasi adalah suatu proses, bukan sesuatu yang
bersifat statis. Komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan
dalam usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan
suatu kelompok.
b.
Pengirim pesan melakukan encode, yaitu
memformulasikan pesan yang akan disampaikannya dalam bentuk code yang
sedapat mungkin dapat ditafsirkan oleh penerima pesan. Penerima pesan kemudian menafsirkan atau men-decode code yang disampaikan oleh pengirim pesan. Berhasil
tidaknya komunikasi atau tercapai tidaknya tujuan komunikasi tergantung dari
ketiga komponen tersebut.
Dilihat dari
prosesnya, komunikasi dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi
nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan bahasa, baik
bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan komunikasi nonoverbal adalah
komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak gerik, gambar, lambing, mimik muka,
dan sejenisnya.
Ketercapaian
proses/ tujuan merupakan keberhasilan komunikasi. Keberhasilan komunikasi
tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :
Menurut Endang Lestari G dalam bukunya yang berjudul
“Komunikasi yang Efektif” ada dua model proses komunikasi, yaitu :
a.
Model linier
Model ini
mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri dari dua garis lurus, dimana
proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada komunikan.
Berkaitan dengan model ini ada yang dinamakan Formula Laswell. Formula ini
merupakan cara untuk menggambarkan sebuah tindakan komunikasi dengan menjawab
pertanyaan: who, says what, in wich channel, to whom, dan with what
effect.
b.
Model sirkuler
Model ini
ditandai dengan adanya unsur feedback. Pada model sirkuler ini proses
komunikasi berlangsung dua arah. Melalui model ini dapat diketahui efektif
tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakan efektif apabila terjadi
umpan balik dari pihak penerima pesan.
Dengan demikian proses komunikasi dapat berlangsung satu arah dan dua arah.
Komunikasi yang dianggap efektif adalah komunikasi yang menimbulkan arus
informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima pesan.
Dalam proses komunikasi yang baik akan terjadi tahapan pemaknaan terhadap pesan
(meaning) yang akan disampaikan oleh komunikator, kemudian komunikator
melakukan proses encoding, yaitu interpretasi atau mempersepsikan
makna dari pesan tadi, dan selanjutnya dikirim kepada komunikan melalui channel
yang dipilih. Pihak komunikan menerima informasi dari pengirim dengan melakukan
proses decoding, yaitu menginterpretasi pesan yang diterima, dan
kemudian memahaminya sesuai dengan maksud komunikator. Sinkronisasi(keserempakan) pemahaman antara komunikan dengan komunikator akan
menimbulkan respon yang disebut dengan umpan balik.
Untuk lebih jelasnya proses terjadinya komunikasi
dapat digambarkan dalam bagan dibawah ini:
§ Dengan
demikian, berkomunikasi adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa
lisan, tulisan maupun isyarat.
§ Pada
saat berkomunikasi, seseorang memanfaatkan faktor fisik yaitu lisan maupun
anggotan tubuh yang lain untuk menghasilkan pesan yang baik.
§ Faktor
psikologis memberikan andil yang cukup besar terhadap kelancaran berkomunikasi.
§ Berkomunikasi
dengan menggunakan emosi tidak hanya berpengaruh terhadap kualitas komunikasi
yang dihasilkan alat ucap tetapi juga berpengaruh terhadap keruntunan bahan
komunikasi tersebut.
§ Berkomunikasi
juga tidak terlepas dari faktor neurologis, yaitu jaringan syaraf yang
menghubungkan otak kecil dengan mulut, telinga, dan organ tubuh lainnya yang
ikut dalam aktivitas menyampaikan pesan.
Ketercapain tujuan merupakan
keberhasilan proses komunikasi. Dalam
komunikasi terdapat 5 elemen yang terlibat (Abdul Majid, 2013), yaitu:
a.
Komunikator (Pengirim Pesan)
Komunikator
merupakan sumber dan pengirim pesan. Kredibilitas komunikator yang membuat
komunikan percaya terhadap isi pesan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
komunikasi.
b.
Pesan yang disampaikan
Pesan harus
memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan kebutuhan penerima pesan, adanya
kesamaan pengalaman tentang pesan, dan ada peran pesan dalam memenuhi kebutuhan
penerima.
c.
Komunikan (Penerima Pesan)
Agar komunikasi
berjalan lancar, komunikan harus mampu menafsirkan pesan, sadar bahwa pesan
sesuai dengan kebutuhannya, dan harus ada perhatian terhadap pesan yang
diterima.
d.
Konteks
Komunikasi
berlangsung dalam setting atau lingkungan tertentu. Lingkungan yang kondusif
sangat mendukung keberhasilan komunikasi.
e.
Sistem Penyampaian
Sistem
penyampaian berkaitan dengan metode dan media. Metode dan media yang digunakan
dalam proses komunikasi harus disesuaikan dengan kondisi atau karakterisitik
penerima pesan.
2. Tujuan Berkomunikasi
c.
Agar apa yang ingin kita sampaikan dapat dimengerti oleh orang lain.
d.
Agar mengetahui dan paham terhadap keinginann orang lain
e.
Agar gagasan kita dapat diterima oleh orang lain.
f.
Menggerakan orang lain untuk menggerakan sesuatu
g.
Agar dapat menyampaikan
pikiran secara efektif, maka seyogianyalah sang komunikator memahami makna
segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan; dia harus mampu mengevaluasi efek
komunikasinya terhadap para penerima pesannya dan dia harus mengetahui
prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi komunikasi, baik secara umum
maupun perorangan.
h.
Memberitahukan,
melaporkan (to inform),
i.
Menjamu, menghibur (to
entertain), dan
j.
Membujuk, mengajak,
mendesak, meyakinkan (to persuade).
3.
Fungsi
Komunikasi
a. Fungsi
instrumental (berkomunikasi dengan maksud memerintah atau menyerukan).
b. Fungsi
pengaturan (berkomunikasi untuk persetujuan, celaan, pengawasaan kelakuan)
c. Fungsi
representasional (berkomunikasi untuk membuat pernyataan-pernyataan,
menyampaikan fakta dan pengetahuan, menjelaskan, melaporkan, dan
menggambarkan).
d. Fungsi
interaksional (berkomunikasi untuk menjamin pemiliharaan intraksi; contoh: Guru
menyampaikan materi menggunakan lelucon agar para peserta didiknya tetap
mengikuti pelajarannya sampai selesai).
e. Fungsi
personal (berkomunikasi untuk menyatakan perasaan, emosi, kepribadian, dan
reaksi-reaksi yang terkandung dalam benaknya).
f. Fungsi
heuristik (berkomunikasi untuk
mendapatkan pengetahuan, mempelajari lingkungan; disampaikan dalam
pertanyaan-pertanyaan).
g. Fungsi
imajinatif (berkomunikasi untuk menciptakan gagasan-gagasan imajinasi;
bercerita atau mendongeng).
- Pola Komunikasi
Guru sebagai tenaga profesional di
bidang pendidikan,disamping memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan
konseptual,juga harus mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat
teknis.Hal-hal yang bersifat teknis ini,terutama kegiatan mengelola dan
melaksanakan interaksi belajar mengajar.
Dalam proses pendidikan sering kita jumpai kegagalan-kegagalan,hal ini biasanya dikarenakan lemahnya sistem komunikasi.Untuk itu,pendidik perlu mengembangkan pola komunikasi efektif dalam proses belajar mengajar.Komunikasi pendidikan yang kami maksudkan disini adalah hubungan atau interaksi antara pendidik dengan peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangsung,atau dengan istilah lain yaitu hubungan aktif antara pendidik dengan peserta didik.
Dalam proses pendidikan sering kita jumpai kegagalan-kegagalan,hal ini biasanya dikarenakan lemahnya sistem komunikasi.Untuk itu,pendidik perlu mengembangkan pola komunikasi efektif dalam proses belajar mengajar.Komunikasi pendidikan yang kami maksudkan disini adalah hubungan atau interaksi antara pendidik dengan peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangsung,atau dengan istilah lain yaitu hubungan aktif antara pendidik dengan peserta didik.
Menurut Pupuh Fathurrohman & M. Sobry
Sutikno (2011), ada tiga pola
komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara
guru dengan siswa yaitu:
1.
komunikasi sebagai aksi
atau komunikasi satu arah
Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi.Guru aktif dan siswa pasif.Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah,atau komunikasi sebagai aksi.Komunikasi jenis ini kurang banyak menghidupkan kegiatan siswa belajar.
Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi.Guru aktif dan siswa pasif.Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah,atau komunikasi sebagai aksi.Komunikasi jenis ini kurang banyak menghidupkan kegiatan siswa belajar.
Pada komunikasi
ini guru dan siswa dapat berperan sama yaitu pemberi aksi dan penerima
aksi.Disini,sudah terlihat hubungan dua arah,tetapi terbats antara guru dan
pelajar secara indivudual.Antara pelajar dan pelajar tidak ada hubungan.Pelajar
tidak dapat berdiskusi dangan teman atau bertanya sesama temannya.Keduanya
dapat saling memberi dan menerima.Komunikasi ini lebih baik dari pada yang
pertama,sebab kegiatan guru dan kegiatan siswa relatif sama.
Komunikasi ini
tidak hanya melibatkan interaksi yang dinamis antara guru dengan siswa tetapi
juga melibatkan interaksi yang dinamis antara siswa yang satu dengan yang
lainnya.Proses belajar mengajar dengan pola komunikasi ini mengarah kepada
proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal,sehingga
menumbuhkan siswa belajar aktif. Diskusi
dan simulasi merupakan strategi yang dapat mengembangkan komunikasi ini (Nana Sudjana
dalam Pupuh Fathurrohman & M. Sobry
Sutikno,2011).
Dalam kegiatan belajar mengajar,siswa memerlukan sesuatu yang memungkinkan dia berkomunikasi secara baik dengan guru,teman,maupun dengan ligkungannya.oleh karena itu,dalam proses belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilannya yaitu pengaturan proses belajar mengajar dan pengajaran itu sendiri yang keduanya mempunyai ketergantungan untuk menciptakan situasi komunikasi yang baik yang memungkinkan siswa untuk belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar,siswa memerlukan sesuatu yang memungkinkan dia berkomunikasi secara baik dengan guru,teman,maupun dengan ligkungannya.oleh karena itu,dalam proses belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilannya yaitu pengaturan proses belajar mengajar dan pengajaran itu sendiri yang keduanya mempunyai ketergantungan untuk menciptakan situasi komunikasi yang baik yang memungkinkan siswa untuk belajar.
- STRATEGI MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF GURU DAN PESERTA DIDIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Dalam proses
belajar mengajar di sekolah, berbagai pendekatan yang digunakan guru dalam
mendidik para pelajar. Ada kalanya guru bagaikan seorang bos atau raja
yang hanya mengarah dan memerintah pelajar menurut kehendaknya. Ada juga
guru mengajak para pelajar bersama-sama menyelesaikan topik yang dibicarakan.
Namun kesemua kaedah itu berguna dan bermanfaat sesuai dengan keadaan. Seorang
guru yang ditakuti pada dasarnya dianggap tidak berhasil dalam menjalankan
komunikasi efektif, karena tanpa komunikasi yang baik, hasil yang
ditua/dihasilkan juga tidak akan memuaskan.
Menurut Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno
(2011), Terdapat minimal
lima strategi yang dapat dikembangkan
dalam upaya untuk menciptakan/mambangun komunikasi efektif dalam pembelajaran
atau proses belajar mengajar, seperti disebutkan berikut ini:
1. Respek
Komunikasi harus
diawali dengan rasa saling menghargai. Adanya penghargaan biasanya akan
menimbulkan kesan serupa dari si penerima pesan. Guru akan sukses
berkomunikasi dengan peserta didik bila ia melakukannya dengan penuh
respek. Bila ini dilakukan maka peserta didik pun akan melakukan hal yang
sama ketika berkomunikasi dengan guru.
2. Empati
Empati adalah
kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi yang dihadapi
orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah kemampuan untuk
mendengar dan mengerti orang lain, sebelum didengar dan dimengerti orang lain.
Guru yang baik
tidak akan menuntut peserta didiknya untuk mengerti keinginannya, tetapi ia
akan berusaha memahami peserta didiknya terlebih dahulu. Ia akan membuka
dialog dengan mereka, juga mendengar keluhan dan harapan mereka. Disini
berarti seorang guru tidak hanya melibatkan komponen indrawinya saja, tapi
melibatkan pula mata hati dan perasaannya dalam memahami berbagai perihal yang
ada pada peserta didiknya.
3. Audible
Audible berarti
“dapat didengarkan” atau bisa dimengerti dengan baik. Sebuah pesan harus
dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh si penerima
pesan. Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang
sopan, atau cara menunjuk, termasuk ke dalam komunikasi audible.
4. Jelas maknanya
Pesan yang
disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan banyak pemahaman, selain
harus terbuka dan transparan. Ketika berkomunikasi dengan peserta didik,
seorang guru harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas
maknanya. Salah satu caranya adalah berbicara sesuai bahasa yang mereka
pahami (melihat tingkatan usia).
5. Rendah hati
Sikap rendah
hati mengandung makna saling menghargai, tidak memandang rendah, lemah lembut,
sopan dan penuh pengendalian diri.
- KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN
Komunikasi
dikatakan efektif dalam pembelajaran apabila terdapat aliran informasi dua arah
antara pendidik dengan peserta didik dan informasi tersebut sama-sama direspon
sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat
lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif (Abdul Majid, 2013), yaitu :
a. Kejelasan
Hal ini
dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas
informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
b. Ketepatan
Ketepatan atau
akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi
yang disampaikan.
c. Konteks
Konteks atau
sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang
disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu
terjadi.
d. Alur
Bahasa dan
informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang
jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap.
e. Budaya
Aspek ini tidak
saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama
dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang
yang diajak berkomunikasi karena para peserta didik juga terlahir dari budaya
yang berbeda, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak
menimbulkan kesalahan persepsi.
Menurut Santoso Sastropoetro (Riyono Pratikno : 1987) berkomunkasi
efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian
yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan “the communication
is in tune”. Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi
beberapa syarat :
a. menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan
b. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan
dimengerti
c. pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak
komunikan
d. pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang
dapat menguntungkan
e. pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi
pihak komunikan.
Terkait dengan
proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini
adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan
balik yang positif bagi siswa. Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus
didukung dengan keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh
seorang pendidik. Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung
secara informal antara dua orang individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati
ke hati, karena diantara kedua belah pihak terdapat hubungan saling
mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan berlangsung efektif apabila pihak
yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi.
Dalam kegiatan
pembelajaran, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi
hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan
komunikasi dalam kegiatan pembelajaran ini sangat tergantung dari kedua belah
pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung
jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada
tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut
dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini.
Agar dapat
merefleksikan ungkapan perasaan peserta didik secara efektif, pendidik perlu
mengingat hal-hal berikut :
a.
Hindari prasangka terhadap pembicara atau topik yang
dibicarakan.
b.
Perhatikan
dengan cermat semua pesan verbal maupun nonoverbal dari pembicara.
c.
Lihat,
dengarkan, dan rekam dalam hati, kata-kata/perilaku khas yang diperhatikan pembicara.
d.
Bedakan/simpulkan kata-kata/pesan yang bersifat emosional.
e.
Beri tanggapan dengan cara menggambarkan
perilaku khusus yang diperlihatkan, dan tanggapan mengenai kedua hal tersebut.
f.
Jaga nada suara, jangan sampai berteriak, menghakimi, atau seperti
memusuhi.
g.
Meminta klarifikasi terhadap
pertanyaan atau pernyataan yang disampaikan.
h.
Mendorong siswa untuk Memilih Perilaku Alternatif.
Untuk keperluan ini, seorng pendidik/pengajar harus memiliki kemampuan :
a.
Mencari/mengembangkan berbagai perilaku alternatif
yang sesuai.
b.
Melatih perilaku alternatif serta merasakan apa yang dihayati siswa dengan
perilaku tersebut.
c.
Menerima balikan dari orang lain tentang keefektifan
setiap perilaku alternatif.
d.
Meramalkan
konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari setiap perilaku alternatif.
e.
Memilih
perilaku alternatif yang paling sesuai dengan kebutuhan pribadi siswa.
Komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran
sangat berdampak terhadap keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi dikatakan efektif
apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan
informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku
komunikasi tersebut. Jika dalam pembelajaran terjadi
komunikasi yang efektif antara pengajar dengan mahasiswa, maka dapat dipastikan
bahwa pembelajaran tersebut berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, maka para
pengajar, pendidik, atau instruktur pada lembaga-lembaga pendidikan atau
pelatihan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan komunikasi
yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami dan mendesain informasi, memilih
dan menggunakan saluran atau media, serta kemampuan komunikasi antar pribadi
dalam proses pembelajaran.
BAB
III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Pembelajaran
sebagai subset dari proses pendidikan harus mampu memberikan kontribusi
terhadap peningkatan kualitas pendidikan, yang pada ujungnya akan berpengaruh
terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Agar pembelajaran dapat
mendukung peningkatan mutu pendidikan, maka dalam proses pembelajaran harus
terjadi komunikasi yang efektif, yang mampu memberikan kefahaman mendalam
kepada peserta didik atas pesan atau materi belajar.
Komunikasi
efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu
pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta
didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan,
sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan
perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Pendidik adalah pihak yang paling
bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam
pembelajaran, sehingga guru sebagai pendidik dituntut memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.
- SARAN
1.
Agar pembelajaran dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan, maka dalam
proses pembelajaran harus terjadi komunikasi yang efektif, yang mampu
memberikan kefahaman mendalam kepada peserta didik atas pesan atau materi
belajar.
2.
Untuk membangun komunikasi efektif
seseorang harus memiliki karakter yang kokoh yang dibangun dari integritas pribadi
yang kuat, karena seorang pendidik menjadi factor yang terus disorot oleh
siswa, oleh karena itu apabila Anda seorang pendidik diharapkan bisa menjadi
teladan yang baik bagi siswa dalam setiap perilakunya
DAFTAR PUSTAKA
Fathurrohman, Pupuh & M. Sobry
Sutikno (2011).
Strategi Belajar Mengajar Melalui Penamaan Konsep Umum & Konsep Islami.
Bandung: Refika Aditama.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/032007/03/99forumguru.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar