Kamis, 04 Juni 2015

STRATEGI MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN KOMUNIKASI DAN PEMBELAJARAN



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Komunikasi dalam pembalajaran dewasa ini mendapatkan perhatian yang luar biasa. Hal ini dilatarbelakangi pentingnya memilih cara komunikasi dalam proses pembelajaran agar kegiatan tersebut mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Komunikasi menjadi salah satu factor penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Komunikasi yang efektif berkolerasi dengan tingkat keberhasilan pembelajaran
Strategi membangun komunikasi dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mewujudkan proses belajar mengajar yang efektif. Karena, tanpa adanya komunikasi  tidak mungki peroses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar, karena komunikasi adalah Kunci utama untuk berintraksi antara guru dengan peserta didik. Komunikasi bukan berarti hanya berintraksi dengan menggunakan bahasa lisan semata, akan tetapi komunikasi juga bisa dilakukan dengan menggunakan bahasa tulis dan bahasa isyarat atau gera tubuh.
            Realita menunjukkan bahwa dari zaman dahulu sampai zaman sekarang masih banyak para guru maupun pendidik yang belum mempunyai kemampuan untuk membangun komunikasi yang harmonis dalam proses belajar mengajar yang disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan pentingnya komunikasi tersebut, bahkan lebih ironisnya lagi banyak guru yang tidak mampu berkomunikasi dengan efektif kepada para peserta didiknya disebabkan  karena pada waktu mengenyam pendidikan keguruan ia tidak serius belajar dan hanya mengejar selembar ijazah serta gelar semata sehingga pada saat terjun kelapangan untuk mengajar ia tidak memiliki kemampuan untuk membangun komunikasi dalam proses belajar mengajar.
            Oleh karena itu, disini kami akan berusaha mengungkap dan menjelaskan bagaimana cara seorang guru agar memiliki kemampuan membangun komunikasi yang efektif dalam proses belajar mengajar dan bagaimana ciri-ciri seorang guru yang komunikatif serta bagaimana seharusnya seorang guru mendidik para peserta didik agar sesuai dengan harapan bangasa dan selaras dengan tujuan pendidkan Nasional.


B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka komunikasi memegeng peranan kunci dari keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh sebab itu diperlukan sebuah komunikasi yang efektif. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimanakah membangun sebuah komunikasi yang efektif?

C.    TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang komunikasi yang efektif dalam kegiatan pembelajaran dan menjelaskan bagaimana cara menciptakan komunikasi yang efektif dalam peroses belajar mengajar.

D.    MANFAAT
1.      Memotivasi para calon guru lebih giat belajar guna mempersiapkan diri sejak dini.
2.      Membangkitkan kesadaran kita semua bahwa menadi seorang guru bukanlah hal yang mudah sehingga kita harus belajar dengan sungguh-sungguh.
3.      Membantu para calon guru untuk mengetahui strategi membangun komunikasi yang efektif dalam proses belajar mengajar.










                                                                                                                                 
BAB II
PEMBAHASAN
STRATEGI MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PROSES  PEMBELAJARAN
  1. KOMUNIKASI DAN PEMBELAJARAN
1.      Pengertian Komunikasi
Menurut Evertt M. Rogers dalam Abdul Majid (2013)  mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah prilakunya.
2.      Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah rangakain peristiwa (events) yang memengaruhi pembelajaran sehingga proses belajar dapat berlangsung dengan mudah (Gagne dan Brigga dalam Abdul Majid, 2013). Pembelajaran tidak hanya terbatas pada event-event yang dilakukan oleh guru, tetapi mencakup semua events yang mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar yang meliputi kejadian-kejadian yang diturunkan dari bahan-bahan cetak, gambar, program radio, televise , film, slide, maupun kombinsi dari bahan-bahan tersebut.
  1. PROSES KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN
1.      Proses Komunikasi
a.      Komunikasi adalah suatu proses, bukan sesuatu yang bersifat statis. Komunikasi memerlukan tempat, dinamis, menghasilkan perubahan dalam usaha mencapai hasil, melibatkan interaksi bersama, serta melibatkan suatu kelompok.
b.      Pengirim pesan melakukan encode, yaitu memformulasikan pesan yang akan disampaikannya dalam bentuk code yang sedapat mungkin dapat ditafsirkan oleh penerima pesan. Penerima pesan kemudian menafsirkan atau men-decode code yang disampaikan oleh pengirim pesan. Berhasil tidaknya komunikasi atau tercapai tidaknya tujuan komunikasi tergantung dari ketiga komponen tersebut.
Dilihat dari prosesnya, komunikasi dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan komunikasi nonoverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak gerik, gambar, lambing, mimik muka, dan sejenisnya.
Ketercapaian proses/ tujuan merupakan keberhasilan komunikasi. Keberhasilan komunikasi tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut :
Menurut Endang Lestari G dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi yang Efektif” ada dua model proses komunikasi, yaitu :
a.       Model linier
Model ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri dari dua garis lurus, dimana proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada komunikan. Berkaitan dengan model ini ada yang dinamakan Formula Laswell. Formula ini merupakan cara untuk menggambarkan sebuah tindakan komunikasi dengan menjawab pertanyaan: who, says what, in wich channel, to whom, dan with what effect.
b.       Model sirkuler
Model ini ditandai dengan adanya unsur feedback. Pada model sirkuler ini proses komunikasi berlangsung dua arah. Melalui model ini dapat diketahui efektif tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakan efektif apabila terjadi umpan balik dari pihak penerima pesan.
Dengan demikian proses komunikasi dapat berlangsung satu arah dan dua arah. Komunikasi yang dianggap efektif adalah komunikasi yang menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback dari pihak penerima pesan. Dalam proses komunikasi yang baik akan terjadi tahapan pemaknaan terhadap pesan (meaning) yang akan disampaikan oleh komunikator, kemudian komunikator melakukan proses encoding, yaitu interpretasi atau mempersepsikan makna dari pesan tadi, dan selanjutnya dikirim kepada komunikan melalui channel yang dipilih. Pihak komunikan menerima informasi dari pengirim dengan melakukan proses decoding, yaitu menginterpretasi pesan yang diterima, dan kemudian memahaminya sesuai dengan maksud komunikator. Sinkronisasi(keserempakan) pemahaman antara komunikan dengan komunikator akan menimbulkan respon yang disebut dengan umpan balik.
Untuk lebih jelasnya proses terjadinya komunikasi dapat digambarkan dalam bagan dibawah ini:

§  Dengan demikian, berkomunikasi adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan, tulisan maupun isyarat.
§  Pada saat berkomunikasi, seseorang memanfaatkan faktor fisik yaitu lisan maupun anggotan tubuh yang lain untuk menghasilkan pesan yang baik.
§  Faktor psikologis memberikan andil yang cukup besar terhadap kelancaran berkomunikasi.
§  Berkomunikasi dengan menggunakan emosi tidak hanya berpengaruh terhadap kualitas komunikasi yang dihasilkan alat ucap tetapi juga berpengaruh terhadap keruntunan bahan komunikasi tersebut.
§  Berkomunikasi juga tidak terlepas dari faktor neurologis, yaitu jaringan syaraf yang menghubungkan otak kecil dengan mulut, telinga, dan organ tubuh lainnya yang ikut dalam aktivitas menyampaikan pesan.


Ketercapain tujuan merupakan keberhasilan proses komunikasi. Dalam komunikasi terdapat 5 elemen yang terlibat (Abdul Majid, 2013), yaitu:
a.       Komunikator (Pengirim Pesan)
Komunikator merupakan sumber dan pengirim pesan. Kredibilitas komunikator yang membuat komunikan percaya terhadap isi pesan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi.
b.      Pesan yang disampaikan
Pesan harus memiliki daya tarik tersendiri, sesuai dengan kebutuhan penerima pesan, adanya kesamaan pengalaman tentang pesan, dan ada peran pesan dalam memenuhi kebutuhan penerima.
c.        Komunikan (Penerima Pesan)
Agar komunikasi berjalan lancar, komunikan harus mampu menafsirkan pesan, sadar bahwa pesan sesuai dengan kebutuhannya, dan harus ada perhatian terhadap pesan yang diterima.
d.      Konteks
Komunikasi berlangsung dalam setting atau lingkungan tertentu. Lingkungan yang kondusif sangat mendukung keberhasilan komunikasi.
e.       Sistem Penyampaian
Sistem penyampaian berkaitan dengan metode dan media. Metode dan media yang digunakan dalam proses komunikasi harus disesuaikan dengan kondisi atau karakterisitik penerima pesan.

2. Tujuan Berkomunikasi
c.       Agar apa yang ingin kita sampaikan dapat dimengerti oleh orang lain.
d.      Agar mengetahui dan paham terhadap keinginann orang lain
e.      Agar gagasan kita dapat diterima oleh orang lain.
f.        Menggerakan orang lain untuk menggerakan sesuatu
g.      Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka seyogianyalah sang komunikator memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan; dia harus mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap para penerima pesannya dan dia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi komunikasi, baik secara umum maupun perorangan.
h.      Memberitahukan, melaporkan (to inform),
i.        Menjamu, menghibur (to entertain), dan
j.        Membujuk, mengajak, mendesak, meyakinkan (to persuade).

3.      Fungsi Komunikasi
a.       Fungsi instrumental (berkomunikasi dengan maksud memerintah atau menyerukan).
b.      Fungsi pengaturan (berkomunikasi untuk persetujuan, celaan, pengawasaan kelakuan)
c.       Fungsi representasional (berkomunikasi untuk membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta dan pengetahuan, menjelaskan, melaporkan, dan menggambarkan).
d.      Fungsi interaksional (berkomunikasi untuk menjamin pemiliharaan intraksi; contoh: Guru menyampaikan materi menggunakan lelucon agar para peserta didiknya tetap mengikuti pelajarannya sampai selesai).
e.       Fungsi personal (berkomunikasi untuk menyatakan perasaan, emosi, kepribadian, dan reaksi-reaksi yang terkandung dalam benaknya).
f.       Fungsi heuristik (berkomunikasi  untuk mendapatkan pengetahuan, mempelajari lingkungan; disampaikan dalam pertanyaan-pertanyaan).
g.      Fungsi imajinatif (berkomunikasi untuk menciptakan gagasan-gagasan imajinasi; bercerita atau mendongeng).
  1. Pola Komunikasi
Guru sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan,disamping memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual,juga harus mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis.Hal-hal yang bersifat teknis ini,terutama kegiatan mengelola dan melaksanakan interaksi belajar mengajar.
Dalam proses pendidikan sering kita jumpai kegagalan-kegagalan,hal ini biasanya dikarenakan lemahnya sistem komunikasi.Untuk itu,pendidik perlu mengembangkan pola komunikasi efektif dalam proses belajar mengajar.Komunikasi pendidikan yang kami  maksudkan disini adalah hubungan atau interaksi antara pendidik dengan peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangsung,atau dengan istilah lain yaitu hubungan aktif antara pendidik dengan peserta didik
.
Menurut Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno (2011),  ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa yaitu:
1.      komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMtjMYjZ-_Ei6WfZ50yiP4hpJOfuYVic3h24_OtRRFv2nV9MtGfg8jYdjfBpCgXOWEiV6NVW8K5LkyIIr6rNSFYWldNduZjrFZsftcYO95kg4A0lSX1JAgDn07PHBR6k8cH-znj_RDh1BZ/s320/KOMUNIKASI+SISWA+1.bmp
Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi.Guru aktif dan siswa pasif.Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah,atau komunikasi sebagai aksi.Komunikasi jenis ini kurang banyak menghidupkan kegiatan siswa belajar.
2.      Komunukasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaaDuznz88WpdBgCUVsqY_TAOuPlD0_SwNplP08DtlWF12a1qM5-QhwxH9Quds9ekJ9Ebt5lFtl7OPN44MeqqW8DiOadpayYhO2k7Vr-x35wtTDKizX1GahnJRaId8Bm3SQnR6r7OvDUpe/s320/KOMUNIKASI+SISWA+2.bmp
Pada komunikasi ini guru dan siswa dapat berperan sama yaitu pemberi aksi dan penerima aksi.Disini,sudah terlihat hubungan dua arah,tetapi terbats antara guru dan pelajar secara indivudual.Antara pelajar dan pelajar tidak ada hubungan.Pelajar tidak dapat berdiskusi dangan teman atau bertanya sesama temannya.Keduanya dapat saling memberi dan menerima.Komunikasi ini lebih baik dari pada yang pertama,sebab kegiatan guru dan kegiatan siswa relatif sama.
3.      Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKb07GfZZefZzSlzECKoTkLd35VFh0zpYarcvQ7FLfTQFUl0tsyoMQvzX8VFpWES5VgV7pMavuhMTV5RqZmRm8YVlbxMCA56RFfSyt6BLRCtoYYMfl4J85R02X1Eo2oV30Mz61nTyjQ02x/s320/KOMUNIKASI+SISWA+3.bmp

Komunikasi ini tidak hanya melibatkan interaksi yang dinamis antara guru dengan siswa tetapi juga melibatkan interaksi yang dinamis antara siswa yang satu dengan yang lainnya.Proses belajar mengajar dengan pola komunikasi ini mengarah kepada proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal,sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif. Diskusi dan simulasi merupakan strategi yang dapat mengembangkan komunikasi ini (Nana Sudjana dalam Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno,2011).
   Dalam kegiatan belajar mengajar,siswa memerlukan sesuatu yang memungkinkan dia berkomunikasi secara baik dengan guru,teman,maupun dengan ligkungannya.oleh karena itu,dalam proses belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilannya yaitu pengaturan proses belajar mengajar dan pengajaran itu sendiri yang keduanya mempunyai ketergantungan untuk menciptakan situasi komunikasi yang baik yang memungkinkan siswa untuk belajar.
  1. STRATEGI MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF GURU DAN PESERTA DIDIK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Dalam proses belajar mengajar di sekolah, berbagai pendekatan yang digunakan guru dalam mendidik para pelajar.  Ada kalanya guru bagaikan seorang bos atau raja yang hanya mengarah dan memerintah pelajar menurut kehendaknya.  Ada juga guru mengajak para pelajar bersama-sama menyelesaikan topik yang dibicarakan.  Namun kesemua kaedah itu berguna dan bermanfaat sesuai dengan keadaan. Seorang guru yang ditakuti pada dasarnya dianggap tidak berhasil dalam menjalankan komunikasi efektif, karena tanpa komunikasi yang baik, hasil yang ditua/dihasilkan juga tidak akan memuaskan.
Menurut Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno (2011), Terdapat minimal lima strategi  yang dapat dikembangkan dalam upaya untuk menciptakan/mambangun komunikasi efektif dalam pembelajaran atau proses belajar mengajar, seperti disebutkan berikut ini:
1.  Respek      
Komunikasi harus diawali dengan rasa saling menghargai.  Adanya penghargaan biasanya akan menimbulkan kesan serupa dari si penerima pesan. Guru akan sukses berkomunikasi dengan peserta didik bila ia melakukannya dengan penuh respek.  Bila ini dilakukan maka peserta didik pun akan melakukan hal yang sama ketika berkomunikasi dengan guru.
2.  Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang lain.  Syarat utama dari sikap empati adalah kemampuan untuk mendengar dan mengerti orang lain, sebelum didengar dan dimengerti orang lain.
Guru yang baik tidak akan menuntut peserta didiknya untuk mengerti keinginannya, tetapi ia akan berusaha memahami peserta didiknya terlebih dahulu.  Ia akan membuka dialog dengan mereka, juga mendengar keluhan dan harapan mereka.  Disini berarti seorang guru tidak hanya melibatkan komponen indrawinya saja, tapi melibatkan pula mata hati dan perasaannya dalam memahami berbagai perihal yang ada pada peserta didiknya.
3.  Audible
Audible berarti “dapat didengarkan” atau bisa dimengerti dengan baik.  Sebuah pesan harus dapat disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh si penerima pesan.  Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang sopan, atau cara menunjuk, termasuk ke dalam komunikasi audible.
4.  Jelas maknanya
Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak menimbulkan banyak pemahaman, selain harus terbuka dan transparan.  Ketika berkomunikasi dengan peserta didik, seorang guru harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas maknanya.  Salah satu caranya adalah berbicara sesuai bahasa yang mereka pahami (melihat tingkatan usia).
5.  Rendah hati
Sikap rendah hati mengandung makna saling menghargai, tidak memandang rendah, lemah lembut, sopan dan penuh pengendalian diri.
  1.  KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN
Komunikasi dikatakan efektif dalam pembelajaran apabila terdapat aliran informasi dua arah antara pendidik dengan peserta didik dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif (Abdul Majid, 2013), yaitu :
a. Kejelasan    
Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
b. Ketepatan   
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran informasi yang disampaikan.
c. Konteks
Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
d. Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap.
e. Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya orang yang diajak berkomunikasi karena para peserta didik juga terlahir dari budaya yang berbeda, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi.
Menurut Santoso Sastropoetro (Riyono Pratikno : 1987) berkomunkasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan, atau sering disebut dengan “the communication is in tune”. Agar komunikasi dapat berjalan secara efektif, harus dipenuhi beberapa syarat :
a. menciptakan suasana komunikasi yang menguntungkan
b. menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
c. pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat bagi pihak komunikan
d. pesan dapat menggugah kepentingan komunikan yang dapat menguntungkan
e. pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan bagi pihak komunikan.
Terkait dengan proses pembelajaran, komunikasi dikatakan efektif jika pesan yang dalam hal ini adalah materi pelajaran dapat diterima dan dipahami, serta menimbulkan umpan balik yang positif bagi siswa. Komunikasi efektif dalam pembelajaran harus didukung dengan keterampilan komunikasi antar pribadi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung secara informal antara dua orang individu. Komunikasi ini berlangsung dari hati ke hati, karena diantara kedua belah pihak terdapat hubungan saling mempercayai. Komunikasi antar pribadi akan berlangsung efektif apabila pihak yang berkomunikasi menguasai keterampilan komunikasi antar pribadi.
Dalam kegiatan pembelajaran, komunikasi antar pribadi merupakan suatu keharusan, agar terjadi hubungan yang harmonis antara pengajar dengan peserta belajar. Keefektifan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran ini sangat tergantung dari kedua belah pihak. Akan tetapi karena pengajar yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi dalam kelas yang sehat dan efektif terletak pada tangan pengajar. Keberhasilan pengajar dalam mengemban tanggung jawab tersebut dipengaruhi oleh keterampilannya dalam melakukan komunikasi ini.
Agar dapat merefleksikan ungkapan perasaan peserta didik secara efektif, pendidik perlu mengingat hal-hal berikut :
a.       Hindari prasangka terhadap pembicara atau topik yang dibicarakan.
b.       Perhatikan dengan cermat semua pesan verbal maupun nonoverbal dari pembicara.
c.        Lihat, dengarkan, dan rekam dalam hati, kata-kata/perilaku khas yang diperhatikan pembicara.
d.      Bedakan/simpulkan kata-kata/pesan yang bersifat emosional.
e.       Beri  tanggapan dengan cara menggambarkan perilaku khusus yang diperlihatkan, dan tanggapan mengenai kedua hal tersebut.
f.       Jaga nada suara, jangan sampai berteriak, menghakimi, atau seperti memusuhi.
g.       Meminta klarifikasi terhadap pertanyaan atau pernyataan yang disampaikan.
h.      Mendorong siswa untuk Memilih Perilaku Alternatif.

Untuk keperluan ini, seorng pendidik/pengajar harus memiliki kemampuan :
a.       Mencari/mengembangkan berbagai perilaku alternatif yang sesuai.
b.      Melatih perilaku alternatif serta merasakan apa yang dihayati siswa dengan perilaku tersebut.
c.       Menerima balikan dari orang lain tentang keefektifan setiap perilaku alternatif.
d.       Meramalkan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang dari setiap perilaku alternatif.
e.        Memilih perilaku alternatif yang paling sesuai dengan kebutuhan pribadi siswa.
Komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran sangat berdampak terhadap keberhasilan pencapaian tujuan. Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. Jika dalam pembelajaran terjadi komunikasi yang efektif antara pengajar dengan mahasiswa, maka dapat dipastikan bahwa pembelajaran tersebut berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, maka para pengajar, pendidik, atau instruktur pada lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Kemampuan komunikasi yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami dan mendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media, serta kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran.




















BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Pembelajaran sebagai subset dari proses pendidikan harus mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pendidikan, yang pada ujungnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Agar pembelajaran dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan, maka dalam proses pembelajaran harus terjadi komunikasi yang efektif, yang mampu memberikan kefahaman mendalam kepada peserta didik atas pesan atau materi belajar.
Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Pendidik adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga guru sebagai pendidik dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.
  1. SARAN
1.      Agar pembelajaran dapat mendukung peningkatan mutu pendidikan, maka dalam proses pembelajaran harus terjadi komunikasi yang efektif, yang mampu memberikan kefahaman mendalam kepada peserta didik atas pesan atau materi belajar.
2.       Untuk membangun komunikasi efektif seseorang harus memiliki karakter yang kokoh yang dibangun dari integritas pribadi yang kuat, karena seorang pendidik menjadi factor yang terus disorot oleh siswa, oleh karena itu apabila Anda seorang pendidik diharapkan bisa menjadi teladan yang baik bagi siswa dalam setiap perilakunya


DAFTAR PUSTAKA
Fathurrohman, Pupuh & M. Sobry Sutikno (2011). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penamaan Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/032007/03/99forumguru.html.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar