KEHIDUPAN SOSIAL
Pengertian Sistem
Sosial
Apakah sistem dan
apakah sosial itu?
Secara etimologis,
sistem berasal dari bahasa Yunani systema yang artinya sehimpunan dari
bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain
secara teratur merupakan suatu keseluruhan.
Menurut Sunaryati
Hartono, Guru Besar UNPAD, sistem adalah sesuatu yang terdiri dari sejumlah
unsur atau komponen yang selalu pengaruh mempengaruhi dan terkait satu sama
lain oleh satu atau beberapa asas. Sementara itu, menurut Talcot Parson, sistem
adalah interdependensi antara bagian-bagian, komponen-komponen, dan
proses-proses yang mengatur hubungan tersebut. (Interdependensi adalah bila
tanpa 1 bagian/komponen maka akan mengalami guncangan. Dalam suatu sistem akan
terintegrasi ke
suatu equilibrium).
Secara
sosiologis, kehidupan sosial berlangsung dalam suatu wadah yang disebut
masyarakat. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan
kebudayaan (Sumarjan), contohnya masyarakat desa (lihat gambar 1), masyarakat
kota, masyarakat Indone-sia, satuan masyarakat keluarga, sekolah, organisasi
dan sebagainya. Masyarakat sebagai suatu sistem secara fungsional terintegrasi
ke dalam suatu bentuk equilibrium. Jadi,
kehidupan
sosial (masyarakat) sebagai sistem sosial harus dilihat sebagai suatu
keseluruhan atau totalitas dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling
berhubungan, saling tergantung, dan berada dalam satu kesatuan.
Sistem sosial sifatnya
tidak empiris (abstrak) sehingga komponennya tidak dapat dilihat tetapi hanya
dapat dibayangkan dengan suatu konstruksi berfikir. Dalam masyarakat ada
Nurjannah, Fathurrohman, Cecep, dan lain sebagainya yang berperan sebagai
mahasiswa. Jadi komponennya berupa peran sosial, peran sebagai mahasiswa,
sedangkan manusianya (Nurjannah,
Paket
1 Kehidupan Sosial 1 - 10
Fathurrohman, Cecep)
hanyalah pengisi peran atau pelaksana fungsi dari peran sosial yang dapat
berganti dari waktu ke waktu.
Teori Sibenertika
Talcott Parson: sistem sosial merupakan suatu sinergi antara berbagai sub
sistem sosial yang mengalami ketergantungan dan keterkaitan.
Interaksi Sosial
Hubungan antarmanusia,
ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari masyarakatnya. Hubungan
antarmanusia atau relasi-relasi sosial ini didasarkan pada komunikasi.
Karenanya komunikasi merupakan dasar dari eksistensi suatu masyarakat. Hubungan
antarmanusia atau relasi-relasi sosial, hubungan satu dengan yang lain
warga-warga suatu masyarakat, baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun
dengan kelompok-kelompok dan antarkelompok manusia sendiri, mewujudkan segi
dinamikanya perubahan dan perkembangan masyarakat.
Menurut
konsep sosial, manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk
sosial dan makhluk yang berketuhanan. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak
bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari,
manusia membutuhkan kehadiran orang lain dan manusia harus berinteraksi dengan
orang lain. Sebuah contoh, seorang bayi yang baru lahir, tidak dapat melakukan
apapun yang dia inginkan, bahkan hanya bisa menangis saja kecuali dibantu oleh
orang lain yaitu orangtuanya. Dia ingin netek, makan minum pasti
membutuhkan bantuan dari seorang ibu. Begitu pula bagi seorang pemimpin sebuah
perusahaan, dia tidak pernah bisa melakukan seluruh pekerjaan yang ada dalam
perusahaan tersebut hanya dengan seorang diri melainkan dia membutuhkan bantuan
dari para karyawan yang sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing.
Interaksi sosial adalah
kunci semua kehidupan sosial. Tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada
kehidupan bersama. Interaksi sosial merupakan syarat terjadinya
aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan yang dinamis,
yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok
manusia.
Gillin dan Gillin
mengajukan dua syarat yang harus dipenuhi agar suatu interaksi sosial itu
mungkin terjadi. Syarat tersebut adalah adanya kontak sosial dan komunikasi.
Gb.2.2:
Salah Satu
|
Bentuk
Komunikasi
|
Ilmu Pengetahuan Sosial 2
Dengan demikian kontak
sosial merupakan tahap pertama terjadinya suatu interaksi sosial. Untuk
terjadinya suatu kontak tidak harus secara badaniah tetapi dapat dilakukan
dengan berkomunikasi. Komunikasi sosial atau “face to face
communication”, adalah komunikasi baik antarindividu, maupun komunikasi
melalui media.
Komunikasi adalah suatu
proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak yang lain dalam rangka
mencapai tujuan bersama (lihat gambar 2).
Sebagai
sebuah ilustrasi yang sangat sederhana, kita bisa memberikan contoh, pada diri
masing-masing. Baju sebagai kebutuhan dasar yang kita pakai setiap saat itu
merupakan hasil karya orang lain dan itu
sangat
bermanfaat bagi kita. Begitu pula bagi si produsen baju sangat merasa
diuntungkan karena ada konsumen yang membeli bajunya. Bapak petani dan contoh
lain merupakan bentuk-bentuk kegiatan manusia yang senantiasa membutuhkan peran
dan bantuan orang lain. Untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, kita
perlu melakukan interaksi sosial.
Nah, di sini Anda
diperkenalkan konsep baru yaitu interaksi sosial. Dengan demikian, apakah yang
dimaksud dengan interaksi sosial? Bandingkan jawaban Anda dengan pengertian
interaksi sosial di bawah ini.
Interaksi sosial adalah
suatu proses hubungan timbal balik orang-orang yang menjalin kontak dan
komunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Interaksi terjadi
antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok dan antara
kelompok dengan kelompok.
Berikut ini merupakan beberapa
faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial.
•
Imitasi,
yaitu tindakan meniru tindakan orang lain.
•
Sugesti.
Sugesti ini berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau sikap yang
dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika si
penerima sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat berfikir
rasional.
•
Identifikasi, yaitu merupakan
kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain
(meniru secara keseluruhan)
•
Simpati,
yaitu merupakan suatu proses, dimana seseorang merasa tertarik kepada pihak
lain. Melalui proses simpati orang merasa seolah-olah dirinya berada dalam
keadaan orang lain.
•
Empati
yaitu merupakan simpati yang mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan
fisik seseorang.
Paket
1 Kehidupan Sosial 1 - 12
Status dan Peran sosial
Dalam
lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembedaan-pembedaan yang berlaku
dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang
menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan wali kota dan jabatan rendah
seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di
RT atau RW kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin.
Perbedaan itu tidak
hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga terjadi
akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku,
agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan,
cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan yang
lain. Beragamnya orang yang ada di suatu lingkungan akan memunculkan
stratifikasi sosial (pengkelas-kelasan) atau diferensiasi sosial
(pembeda-bedaan).
Pengertian Status Sosial
Status sosial adalah
sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (Ralph
Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih
tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status
sosialnya rendah.
Macam-macam status sosial
•
Ascribed
status,
tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta,
golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
•
Achieved
status, yaitu status sosial yang didapat seseorang karena kerja keras dan usaha
yang dilakukannya; Contoh: harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan
lain-lain.
•
Assigned
status,
status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat
yang bukan didapat sejak lahir, tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan
masyarakat. Contohnya: seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat,
sesepuh, dan sebagainya.
Struktur Sosial
Menurut Douglas (1973),
mikrososiologi mempelajari situasi sedangkan makrososiologi mempelajari
struktur. George C. Homans yang mempelajari mikrososiologi mengaitkan struktur
dengan perilaku sosial elementer dalam hubungan sosial sehari-hari, sedangkan
Gerhard Lenski lebih menekankan pada struktur masyarakat yang diarahkan oleh
kecenderungan jangka panjang yang menandai sejarah. Talcott Parsons yang
bekerja pada ranah
makrososiologi
menilai struktur sebagai kesalingterkaitan antarmanusia dalam suatu sistem
sosial. Coleman melihat struktur sebagai pola hubungan antarmanusia dan
antarkelompok manusia atau masyarakat. Kornblum (1988) menyatakan struktur
merupakan pola perilaku berulang yang menciptakan hubungan antarindividu dan
antarkelompok dalam masyarakat.
Mengacu
pada pengertian struktur sosial menurut Kornblum yang menekankan pada pola
perilaku yang berulang, maka konsep dasar dalam pembahasan struktur adalah
adanya perilaku individu atau kelompok. Perilaku sendiri merupakan hasil
interaksi individu dengan lingkungannya yang di dalamnya terdapat proses
komunikasi ide dan negosiasi.
Pembahasan mengenai
struktur sosial oleh Ralph Linton dikenal adanya dua konsep yaitu status dan
peran. Status merupakan suatu kumpulan hak dan kewajiban, sedangkan peran
adalah aspek dinamis dari sebuah status. Menurut Linton (1967), seseorang
menjalankan peran ketika ia menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan
statusnya. Tipologi lain yang dikenalkan oleh Linton adalah pembagian status
menjadi status yang diperoleh (ascribed status) dan status yang
diraih (achieved status).
Social inequality merupakan konsep dasar
yang menyusun pembagian suatu struktur sosial menjadi beberapa bagian atau
lapisan yang saling berkait. Konsep ini memberikan gambaran bahwa dalam suatu
struktur sosial ada ketidaksamaan posisi sosial antarindividu di dalamnya.
Terdapat tiga dimensi dimana suatu masyarakat terbagi dalam suatu susunan atau
stratifikasi, yaitu kelas, status dan kekuasaan. Konsep kelas, status dan
kekuasaan merupakan pandangan yang disampaikan oleh Max Weber (Beteille, 1970).
Sosialisasi
Sosialisasi adalah
suatu proses belajar yang memungkinkan seseorang menghayati (internalisasi)
norma-norma sosial tempat ia hidup sehingga menjadi individu yang baik. Proses
sosialisasi tanpa sengaja terjadi jika seorang individu yang disosialisasi
menyaksikan apa-apa yang dilakukan oleh orang-orang di lingkungan sekitarnya di
dalam interaksi antarmereka, kemudian dengan menyaksikan tingkah laku mereka,
individu melakukan internalisasi pola-pola tingkah laku dan pola-pola interaksi
tersebut beserta norma-norma sosial yang mendasarinya ke dalam mentalnya.
Proses sosialisasi yang
dengan sengaja, terjadi apabila seorang individu (yang bersosialisasi)
mengikuti pengajaran dan pendidikan yang dilakukan dengan sengaja oleh
pendidik-pendidik yang mewakili masyarakat dengan tujuan agar norma-norma
sosial bisa dipahami individu yang bersosialisasi tersebut sehingga bisa
tertanam baik dalam batinnya.
Syarat Terjadinya Sosialisasi
Pada dasarnya,
sosialisasi memberikan dua kontribusi fundamental bagi kehidupan kita. Pertama:
memberikan dasar atau fondasi kepada individu bagi terciptanya partisipasi yang
efektif dalam masyarakat; dan kedua: memungkinkan lestarinya suatu masyarakat;
karena tanpa sosialisasi akan hanya ada satu generasi saja, sehingga
kelestarian masyarakat terganggu. Contoh: masyarakat Sunda, Jawa, Batak, dan
sebagainya akan lenyap bila satu generasi tidak menyosialisasikan kepada
generasi berikutnya.
Berdasarkan jenisnya,
sosialisasi dibagi menjadi dua, yakni sosialisasi primer (dalam keluarga) dan
sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Sosialisasi primer berlangsung saat
anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk sekolah; Sedangkan sosialisasi
sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer
yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah
satu bentuknya adalah resosilisasi dan desosialisasi. Dalam proses
resosilaisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru; Sedangkan dalam
proses desosialisasi, seseorang mengalami pencabutan identitas yang lama.
Tipe Sosialisasi
Setiap
kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda. Standar yang
dimaksud di sini adalah nilai baik atau buruk seseorang. Perbedaan standar dan
nilai ini juga dibedakan dalam tipe sosialisasi. Tipe formal, yaitu sosialisasi
yang terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang
berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
Sedangkan tipe informal, adalah sosialisasi yang terdapat di masyarakat atau
dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan. Perbedaan standar atau tata nilai
dari kedua tipe tersebut adalah sebagai berikut.
•
Seseorang
disebut baik, apabila nilai ulangannya di atas tujuh, atau tidak pernah datang
terlambat. (tipe formal)
•
Seseorang
disebut baik, bila ia solider dengan teman, atau saling membantu (tipe
informal).
Perubahan Sosial
Gerak sosial adalah
pergeseran, peningkatan maupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya,
seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu lembaga beralih pekerjaan menjadi
seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha
kaya raya yang ingin mengikuti jejak orang tuanya menjadi pengusaha. Namun,
karena kurang bagus pengelolaannya sehingga ia merugi dan jatuh miskin. Jadi
proses keberhasilan atau kegagalan setiap orang dalam melakukan gerak sosial
seperti inilah yang disebut perubahan sosial.
Menurut Paul B. Horton,
perubahan sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas
sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari satu strata ke strata
yang lainnya. Sedangkan menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack,
perubahan sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola
tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Wilbert Moore,
memandang bahwa pola prilaku, dan interaksi sosial,” setiap perubahan yang
terjadi dalam struktur masyarakat atau perubahan dalam organisasi sosial.
Dalam dunia modern,
banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal
tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka
melakukan jenis pekerjaan yang paling cocok bagi diri mereka. Perubahan sosial
ini lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk
berpindah strata; Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup
kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contoh: masyarakat feodal atau
masyarakat yang menganut sistem kasta; bila seseorang lahir dari kasta rendah,
betapapun pandainya dia, atau tinnginya jabatannya tetapi kastanya tidak akan
pernah berubah, karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan.
Cara Melakukan Perubahan Sosial
Secara umum, cara orang
melakukan perubahan sosial adalah sebagai berikut.
•
Perubahan
standar hidup. Kenaikan penghasilan tidak menaikkan status secara otomatis,
melainkan akan merefleksikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan
mempengaruhi peningkatan status. Misalnya seorang pegawai rendahan, karena
keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi manajer,
sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di mata masyarakat tidak
akan ikut naik, bila orang tersebut mengikuti pola hidup sederhana seperti
ketika masih menjadi pegawai rendahan.
•
Perkawinan.
Untuk meningkatkan status sosial dapat dilakukan melalui perkawinan. Contoh:
seorang wanita yang berasal dari keluarga miskin, menikah dengan laki-laki yang
kaya raya. Perkawinan ini dapat meningkatkan status sosialnya.
•
Perubahan
tempat tinggal. Untuk meningkatkan status sosialnya, seseorang dapat berpindah
ke tempat tinggal yang baru yang lebih elit; atau dengan merekonstruksi
rumahnya menjadi lebih megah.
•
Perubahan
tingkah laku. Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha
menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas
yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai
kelasnya.
Bukan hanya tingkah laku, tapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya.
Orang tersebut merasa dituntut untuk mengaitkan diri dengan kelas yang
diinginkannya.
Perubahan nama. Dalam
suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu.
Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi
sosial yang lebih tinggi.
Faktor Penghambat Perubahan Sosial
Beberapa faktor penting
yang justru menghambat perubahan sosial adalah: (1) perbedaan kelas rasial, (2)
agama (yang menggunakan sistem kasta), (3) diskriminasi kelas, (4) kemiskinan,
dan (4) perbedaan jenis kelamin.
Beberapa Bentuk Perubahan Sosial
•
Horizontal:
peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial
ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam
derajat kedudukan seseorang dalam perubahan ini.
•
Vertikal:
perubahan individu atau objek sosial dari satu kedudukan sosial ke kedudukan
sosial lainnya yang tidak sederajat. Ada vertikal ke atas dan vertikal ke
bawah. Vertikal ke atas: masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi dan atau
membentuk kelompok baru. Vertikal ke bawah: turunnya kedudukan dan atau
turunnya derajat kelompok.
Rangkuman
•
Kehidupan
sosial harus dipandang sebagai suatu sistem (sistem sosial), yaitu suatu
keseluruhan bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam sutu
kesatuan. Inilah yang dapat dipetik dari konsepsi-konsepsi yang di paparkan
para ahli sosiologi (sosiolog). Sudah tentu yang dimaksud dengan bagian-bagian
atau unsur-unsur itu adalah bagian atau unsur dari kehidupan masyarakat
(sosial) yang disebut sebagai unsur-unsur sosial.
•
Hubungan
antarmanusia, ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari
masyarakatnya dan didasarkan pada komunikasi. Hubungan tersebut, baik dalam
bentuk individu atau perorangan maupun dengan kelompok-kelompok dan antar
kelompok manusia itu sendiri,
mewujudkan segi
dinamikanya perubahan dan perkembangan masyarakat.
Perubahan sosial ini
dapat dilakukan melalui: perubahan standar hidup, perkawinan, perubahan tempat
tinggal, perubahan tingkah laku, perubahan nama
Daftar Pustaka
Al-Makassary,Ridwan.
2000. Kematian Manusia Modern. Yogyakarta: UII
Press Yogyakarta.
Andrey Korotayev, Artemy Malkov, and Daria Khaltourina. 2006. Introduction
to sosial Macrodynamics, Moscow: URSS.
Hasan, Abu. 2000. Pendidikan di Indonesia. 2000.
Jakarta: Komunitas Filsafat Kebudayaan
Hasan,
Abu. 2000. Pembangunan Nasional dan Demokrasi di Indonesia.
Jakarta: Komunitas Filsafat Kebudayaan
(apa
judul artikel/tulisannya?) http://id.wikipedia.org 22 Januari 2009
(apa
judul artikel/tulisannya?) http://www.gumilarcenter.com 22 Januari 2009
Kleden, Ignas. 2000. Perkembangan Ilmu Sosial di Indonesia,
Tindakan dan Refleksi Perspektif, Asia Tenggara. Jakarta: apa nama
penerbitnya?
Mukhlis, M. Natsir dan Robinson, Kathryn May. 1985., Panorama
Kehidupan Sosial, Makasar: Lembaga Penerbitan Universitas
Hasanuddin.
Purba,
Joni., 2002. Pengelolaan Lingkungan Sosial. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Namun hanya pada struktur masyarakat yang terbuka saja yang mudah atau dapat
mengalami perubahan sosial; Sebaliknya masyarakat yang tertutup (masyarakat
feudal atau masyarakat yang mengenal kasta) akan sulit berubah, sebab mereka di
kelas-kelas kan berdasarkan stratifikasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar