Sabtu, 06 Juni 2015

KEHIDUPAN SOSIAL



KEHIDUPAN SOSIAL

Pengertian Sistem Sosial

Apakah sistem dan apakah sosial itu?

Secara etimologis, sistem berasal dari bahasa Yunani systema yang artinya sehimpunan dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain secara teratur merupakan suatu keseluruhan.

Menurut Sunaryati Hartono, Guru Besar UNPAD, sistem adalah sesuatu yang terdiri dari sejumlah unsur atau komponen yang selalu pengaruh mempengaruhi dan terkait satu sama lain oleh satu atau beberapa asas. Sementara itu, menurut Talcot Parson, sistem adalah interdependensi antara bagian-bagian, komponen-komponen, dan proses-proses yang mengatur hubungan tersebut. (Interdependensi adalah bila tanpa 1 bagian/komponen maka akan mengalami guncangan. Dalam suatu sistem akan terintegrasi ke

suatu equilibrium).
Secara sosiologis, kehidupan sosial berlangsung dalam suatu wadah yang disebut masyarakat. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan (Sumarjan), contohnya masyarakat desa (lihat gambar 1), masyarakat kota, masyarakat Indone-sia, satuan masyarakat keluarga, sekolah, organisasi dan sebagainya. Masyarakat sebagai suatu sistem secara fungsional terintegrasi ke dalam suatu bentuk equilibrium. Jadi,

kehidupan sosial (masyarakat) sebagai sistem sosial harus dilihat sebagai suatu keseluruhan atau totalitas dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan, saling tergantung, dan berada dalam satu kesatuan.

Sistem sosial sifatnya tidak empiris (abstrak) sehingga komponennya tidak dapat dilihat tetapi hanya dapat dibayangkan dengan suatu konstruksi berfikir. Dalam masyarakat ada Nurjannah, Fathurrohman, Cecep, dan lain sebagainya yang berperan sebagai mahasiswa. Jadi komponennya berupa peran sosial, peran sebagai mahasiswa, sedangkan manusianya (Nurjannah,



Paket 1 Kehidupan Sosial                                                                                      1 - 10




Fathurrohman, Cecep) hanyalah pengisi peran atau pelaksana fungsi dari peran sosial yang dapat berganti dari waktu ke waktu.

Teori Sibenertika Talcott Parson: sistem sosial merupakan suatu sinergi antara berbagai sub sistem sosial yang mengalami ketergantungan dan keterkaitan.

Interaksi Sosial

Hubungan antarmanusia, ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari masyarakatnya. Hubungan antarmanusia atau relasi-relasi sosial ini didasarkan pada komunikasi. Karenanya komunikasi merupakan dasar dari eksistensi suatu masyarakat. Hubungan antarmanusia atau relasi-relasi sosial, hubungan satu dengan yang lain warga-warga suatu masyarakat, baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan kelompok-kelompok dan antarkelompok manusia sendiri, mewujudkan segi dinamikanya perubahan dan perkembangan masyarakat.

Menurut konsep sosial, manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk sosial dan makhluk yang berketuhanan. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, manusia membutuhkan kehadiran orang lain dan manusia harus berinteraksi dengan orang lain. Sebuah contoh, seorang bayi yang baru lahir, tidak dapat melakukan apapun yang dia inginkan, bahkan hanya bisa menangis saja kecuali dibantu oleh orang lain yaitu orangtuanya. Dia ingin netek, makan minum pasti membutuhkan bantuan dari seorang ibu. Begitu pula bagi seorang pemimpin sebuah perusahaan, dia tidak pernah bisa melakukan seluruh pekerjaan yang ada dalam perusahaan tersebut hanya dengan seorang diri melainkan dia membutuhkan bantuan dari para karyawan yang sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing.

Interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial. Tanpa interaksi sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi sosial merupakan syarat terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.

Gillin dan Gillin mengajukan dua syarat yang harus dipenuhi agar suatu interaksi sosial itu mungkin terjadi. Syarat tersebut adalah adanya kontak sosial dan komunikasi.



Gb.2.2: Salah Satu
Bentuk Komunikasi
Ilmu Pengetahuan Sosial 2

Dengan demikian kontak sosial merupakan tahap pertama terjadinya suatu interaksi sosial. Untuk terjadinya suatu kontak tidak harus secara badaniah tetapi dapat dilakukan dengan berkomunikasi. Komunikasi sosial atau “face to face communication”, adalah komunikasi baik antarindividu, maupun komunikasi melalui media.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak yang lain dalam rangka mencapai tujuan bersama (lihat gambar 2).

Sebagai sebuah ilustrasi yang sangat sederhana, kita bisa memberikan contoh, pada diri masing-masing. Baju sebagai kebutuhan dasar yang kita pakai setiap saat itu merupakan hasil karya orang lain dan itu

sangat bermanfaat bagi kita. Begitu pula bagi si produsen baju sangat merasa diuntungkan karena ada konsumen yang membeli bajunya. Bapak petani dan contoh lain merupakan bentuk-bentuk kegiatan manusia yang senantiasa membutuhkan peran dan bantuan orang lain. Untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, kita perlu melakukan interaksi sosial.

Nah, di sini Anda diperkenalkan konsep baru yaitu interaksi sosial. Dengan demikian, apakah yang dimaksud dengan interaksi sosial? Bandingkan jawaban Anda dengan pengertian interaksi sosial di bawah ini.
Interaksi sosial adalah suatu proses hubungan timbal balik orang-orang yang menjalin kontak dan komunikasi saling mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Interaksi terjadi antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok.

Berikut ini merupakan beberapa faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial.

         Imitasi, yaitu tindakan meniru tindakan orang lain.

         Sugesti. Sugesti ini berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika si penerima sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat berfikir rasional.

         Identifikasi, yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan)

         Simpati, yaitu merupakan suatu proses, dimana seseorang merasa tertarik kepada pihak lain. Melalui proses simpati orang merasa seolah-olah dirinya berada dalam keadaan orang lain.

         Empati yaitu merupakan simpati yang mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan fisik seseorang.



Paket 1 Kehidupan Sosial                                                                                      1 - 12




Status dan Peran sosial

Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembedaan-pembedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan wali kota dan jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di RT atau RW kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin.

Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan yang lain. Beragamnya orang yang ada di suatu lingkungan akan memunculkan stratifikasi sosial (pengkelas-kelasan) atau diferensiasi sosial (pembeda-bedaan).

Pengertian Status Sosial

Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.

Macam-macam status sosial

        Ascribed status, tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.

        Achieved status, yaitu status sosial yang didapat seseorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya; Contoh: harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain.

        Assigned status, status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir, tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya: seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.

Struktur Sosial

Menurut Douglas (1973), mikrososiologi mempelajari situasi sedangkan makrososiologi mempelajari struktur. George C. Homans yang mempelajari mikrososiologi mengaitkan struktur dengan perilaku sosial elementer dalam hubungan sosial sehari-hari, sedangkan Gerhard Lenski lebih menekankan pada struktur masyarakat yang diarahkan oleh kecenderungan jangka panjang yang menandai sejarah. Talcott Parsons yang bekerja pada ranah




makrososiologi menilai struktur sebagai kesalingterkaitan antarmanusia dalam suatu sistem sosial. Coleman melihat struktur sebagai pola hubungan antarmanusia dan antarkelompok manusia atau masyarakat. Kornblum (1988) menyatakan struktur merupakan pola perilaku berulang yang menciptakan hubungan antarindividu dan antarkelompok dalam masyarakat.

Mengacu pada pengertian struktur sosial menurut Kornblum yang menekankan pada pola perilaku yang berulang, maka konsep dasar dalam pembahasan struktur adalah adanya perilaku individu atau kelompok. Perilaku sendiri merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungannya yang di dalamnya terdapat proses komunikasi ide dan negosiasi.

Pembahasan mengenai struktur sosial oleh Ralph Linton dikenal adanya dua konsep yaitu status dan peran. Status merupakan suatu kumpulan hak dan kewajiban, sedangkan peran adalah aspek dinamis dari sebuah status. Menurut Linton (1967), seseorang menjalankan peran ketika ia menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan statusnya. Tipologi lain yang dikenalkan oleh Linton adalah pembagian status menjadi status yang diperoleh (ascribed status) dan status yang diraih (achieved status).

Social inequality merupakan konsep dasar yang menyusun pembagian suatu struktur sosial menjadi beberapa bagian atau lapisan yang saling berkait. Konsep ini memberikan gambaran bahwa dalam suatu struktur sosial ada ketidaksamaan posisi sosial antarindividu di dalamnya. Terdapat tiga dimensi dimana suatu masyarakat terbagi dalam suatu susunan atau stratifikasi, yaitu kelas, status dan kekuasaan. Konsep kelas, status dan kekuasaan merupakan pandangan yang disampaikan oleh Max Weber (Beteille, 1970).

Sosialisasi

Sosialisasi adalah suatu proses belajar yang memungkinkan seseorang menghayati (internalisasi) norma-norma sosial tempat ia hidup sehingga menjadi individu yang baik. Proses sosialisasi tanpa sengaja terjadi jika seorang individu yang disosialisasi menyaksikan apa-apa yang dilakukan oleh orang-orang di lingkungan sekitarnya di dalam interaksi antarmereka, kemudian dengan menyaksikan tingkah laku mereka, individu melakukan internalisasi pola-pola tingkah laku dan pola-pola interaksi tersebut beserta norma-norma sosial yang mendasarinya ke dalam mentalnya.

Proses sosialisasi yang dengan sengaja, terjadi apabila seorang individu (yang bersosialisasi) mengikuti pengajaran dan pendidikan yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik-pendidik yang mewakili masyarakat dengan tujuan agar norma-norma sosial bisa dipahami individu yang bersosialisasi tersebut sehingga bisa tertanam baik dalam batinnya.




Syarat Terjadinya Sosialisasi

Pada dasarnya, sosialisasi memberikan dua kontribusi fundamental bagi kehidupan kita. Pertama: memberikan dasar atau fondasi kepada individu bagi terciptanya partisipasi yang efektif dalam masyarakat; dan kedua: memungkinkan lestarinya suatu masyarakat; karena tanpa sosialisasi akan hanya ada satu generasi saja, sehingga kelestarian masyarakat terganggu. Contoh: masyarakat Sunda, Jawa, Batak, dan sebagainya akan lenyap bila satu generasi tidak menyosialisasikan kepada generasi berikutnya.

Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua, yakni sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk sekolah; Sedangkan sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosilisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosilaisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru; Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami pencabutan identitas yang lama.


Tipe Sosialisasi

Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda. Standar yang dimaksud di sini adalah nilai baik atau buruk seseorang. Perbedaan standar dan nilai ini juga dibedakan dalam tipe sosialisasi. Tipe formal, yaitu sosialisasi yang terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer. Sedangkan tipe informal, adalah sosialisasi yang terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan. Perbedaan standar atau tata nilai dari kedua tipe tersebut adalah sebagai berikut.

        Seseorang disebut baik, apabila nilai ulangannya di atas tujuh, atau tidak pernah datang terlambat. (tipe formal)

        Seseorang disebut baik, bila ia solider dengan teman, atau saling membantu (tipe informal).

Perubahan Sosial

Gerak sosial adalah pergeseran, peningkatan maupun penurunan status dan peran anggotanya. Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu lembaga beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha kaya raya yang ingin mengikuti jejak orang tuanya menjadi pengusaha. Namun, karena kurang bagus pengelolaannya sehingga ia merugi dan jatuh miskin. Jadi proses keberhasilan atau kegagalan setiap orang dalam melakukan gerak sosial seperti inilah yang disebut perubahan sosial.




Menurut Paul B. Horton, perubahan sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari satu strata ke strata yang lainnya. Sedangkan menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, perubahan sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Wilbert Moore, memandang bahwa pola prilaku, dan interaksi sosial,” setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau perubahan dalam organisasi sosial.



Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang paling cocok bagi diri mereka. Perubahan sosial ini lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata; Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contoh: masyarakat feodal atau masyarakat yang menganut sistem kasta; bila seseorang lahir dari kasta rendah, betapapun pandainya dia, atau tinnginya jabatannya tetapi kastanya tidak akan pernah berubah, karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan.

Cara Melakukan Perubahan Sosial

Secara umum, cara orang melakukan perubahan sosial adalah sebagai berikut.

        Perubahan standar hidup. Kenaikan penghasilan tidak menaikkan status secara otomatis, melainkan akan merefleksikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status. Misalnya seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi manajer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di mata masyarakat tidak akan ikut naik, bila orang tersebut mengikuti pola hidup sederhana seperti ketika masih menjadi pegawai rendahan.

        Perkawinan. Untuk meningkatkan status sosial dapat dilakukan melalui perkawinan. Contoh: seorang wanita yang berasal dari keluarga miskin, menikah dengan laki-laki yang kaya raya. Perkawinan ini dapat meningkatkan status sosialnya.

        Perubahan tempat tinggal. Untuk meningkatkan status sosialnya, seseorang dapat berpindah ke tempat tinggal yang baru yang lebih elit; atau dengan merekonstruksi rumahnya menjadi lebih megah.

        Perubahan tingkah laku. Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai





kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Orang tersebut merasa dituntut untuk mengaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya.

Perubahan nama. Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi.

Faktor Penghambat Perubahan Sosial

Beberapa faktor penting yang justru menghambat perubahan sosial adalah: (1) perbedaan kelas rasial, (2) agama (yang menggunakan sistem kasta), (3) diskriminasi kelas, (4) kemiskinan, dan (4) perbedaan jenis kelamin.

Beberapa Bentuk Perubahan Sosial

        Horizontal: peralihan individu atau objek-objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam perubahan ini.

        Vertikal: perubahan individu atau objek sosial dari satu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Ada vertikal ke atas dan vertikal ke bawah. Vertikal ke atas: masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi dan atau membentuk kelompok baru. Vertikal ke bawah: turunnya kedudukan dan atau turunnya derajat kelompok.

Rangkuman

        Kehidupan sosial harus dipandang sebagai suatu sistem (sistem sosial), yaitu suatu keseluruhan bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam sutu kesatuan. Inilah yang dapat dipetik dari konsepsi-konsepsi yang di paparkan para ahli sosiologi (sosiolog). Sudah tentu yang dimaksud dengan bagian-bagian atau unsur-unsur itu adalah bagian atau unsur dari kehidupan masyarakat (sosial) yang disebut sebagai unsur-unsur sosial.

        Hubungan antarmanusia, ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari masyarakatnya dan didasarkan pada komunikasi. Hubungan tersebut, baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan kelompok-kelompok dan antar kelompok manusia itu sendiri,
mewujudkan segi dinamikanya perubahan dan perkembangan masyarakat.

Perubahan sosial ini dapat dilakukan melalui: perubahan standar hidup, perkawinan, perubahan tempat tinggal, perubahan tingkah laku, perubahan nama





Daftar Pustaka




Al-Makassary,Ridwan. 2000. Kematian Manusia Modern. Yogyakarta: UII

Press Yogyakarta.

Andrey Korotayev, Artemy Malkov, and Daria Khaltourina. 2006. Introduction to sosial Macrodynamics, Moscow: URSS.

Hasan, Abu. 2000. Pendidikan di Indonesia. 2000. Jakarta: Komunitas Filsafat Kebudayaan

Hasan, Abu. 2000. Pembangunan Nasional dan Demokrasi di Indonesia.

Jakarta: Komunitas Filsafat Kebudayaan

(apa judul artikel/tulisannya?) http://id.wikipedia.org 22 Januari 2009

(apa judul artikel/tulisannya?) http://www.gumilarcenter.com 22 Januari 2009

Kleden, Ignas. 2000. Perkembangan Ilmu Sosial di Indonesia, Tindakan dan Refleksi Perspektif, Asia Tenggara. Jakarta: apa nama penerbitnya?

Mukhlis, M. Natsir dan Robinson, Kathryn May. 1985., Panorama Kehidupan Sosial, Makasar: Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin.
Purba, Joni., 2002. Pengelolaan Lingkungan Sosial. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.


Namun hanya pada struktur masyarakat yang terbuka saja yang mudah atau dapat mengalami perubahan sosial; Sebaliknya masyarakat yang tertutup (masyarakat feudal atau masyarakat yang mengenal kasta) akan sulit berubah, sebab mereka di kelas-kelas kan berdasarkan stratifikasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar