Kamis, 04 Juni 2015

MAKALAH HAKIKAT BELAJAR



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Melalui berbagai strategi pembelajaran dan pengembangan potensi diri, peserta didik memperoleh bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan menyesuaikan diri terhadap fenomena dan perubahan-perubahan di lingkungan sekitar dirinya, disamping memenuhi keperluan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
 dan pengembangan potensi ini merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi informasi pada era globalisasi.
Pembelajaran, baik dalam konteks pendidikan di sekolah maupun pendidikan luar sekolah, pada jenjang dan dengan menggunakan pendekatan, strategi serta model apa pun harus benar-benar efektif. Pembelajaran yang efektif dicirikan antara lain oleh tingginya kemampuan pembelajaran tersebut dalam menyajikan secara optimal tiga dimensi pembelajaran sebagai proses, produk dan sikap. Dimensi proses pembelajaran menuntut guru untuk melibatkan peserta didik secara aktif kedalam kegiatan-kegiatan dalam upaya memperoleh hasil belajar.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah pengertian dan hakikat belajar ?
2.      Bagaimanakah prinsip-prinsip, ciri-ciri, bentuk atau jenis-jenis,aktivitas, dan gaya belajar ?

C.    TUJUAN
1.      Menjelaskan pengertian dan hakikat belajar.
2.      Menguraikan prinsip-prinsip, cirri-ciri, bentuk atau jenis-jenis, aktivitas, dan gaya belajar.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN BELAJAR
1.      Pengertian Belajar Menurut Para Ahli
Ø  James O. Whittaker, merumuskan belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau  pengalaman.
Ø  Crinbach berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Ø  Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar adadalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melaui praktek atau latihan. Sedangkan Geoch merumuskan belajar learning is change is performance as a result of practice.
Ø  Drs. Slameto merumuskan belajar sebagai suatu prose usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasilpengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
2.      Pengertian  Belajar Secara  Umum
Berdasarkan pengertian-pengerian yang diberikan oleh para ahli di tas maka dapat di simpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperolah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

B.     HAKIKAT BELAJAR
Dari sejumlah pengertian belajar yang telah diuraikan, ada kata yang sangat penting untuk dibahas yaitu kata “perubahan” atau “Change”.
Ketika kata “perubahan” dibicarakan dan dipermasalahkan, maka pembicaraan sudah menyangkut permasalah mendasar dari maslah belajar. Apapun formasi kata dan kalimat yang dirangkai oleh para ahli untuk memberikan pengertia belajar, maka intinya tidak lain adalah masalah “perubahan” yang terjadi dalam diri individu yang belajar. Perubahan yang dimaksudkan tentu saja perubahan yang sesuai dengan perubahan yang diinginkan atau dikehendaki oleh pengertian belajar dimaksud.
Oleh karena itu, seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan di akhir aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya degan pemilikan pengalaman baru,  maka individu itu telah dikatan belajar. Tetapi perlu diingatkan, bahwa perubahan yang terjadi akibat belajar adalah perubahan yang bersentuhan dengan asfek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku. Sedangkan perubahan tingkah akibat mabuk karena meminum minuman keras, akibat gila, akibat tabrakan, dan sebagainya, bukan kata gori belajar dimaksud.
Akhirnya, dapat disimpulkan bahwa hakekat belajar adalah “perubahan” dan tidak setiap perubahan adalah sebagai hasil belajar.
C.    PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Berdasarkan pendekatan tertentu maka prinsip-prinsip belajar dapat dikelompokkan menjadi dua , yaitu prinsip-prinsip belajar yang bersifat psikologos dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat linguistic (materi dan metodk).
Prinsip-prinsip belajar yang bersifat psikologis yaitu:
1.      Motivasi, lazim diartikan sebagai hal yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. Jadi, sesorang yang belajar akan mengalami kemajuan yang pesat dengan adanya motivasi tersebut.
2.      Pengalaman sendiri, atau apa yang dialami sendiri akan lebih menarik dan berkesan daripada mengetahui dari orang  lain.
3.      Keingintahuan, merupakan kodrat manusia yang menyebabkan manusia itu menjadi maju.
4.      Pemecahan masalah, seorang  yang belajar tidak dapat dipisahkan dengan berbagai macam masalah. Jadi diperlukan kekeritisan seseorang tersebut dalam menhadapi maslah itu dalam mengembangkan pengetahuan, pengalaman dan sikap.
5.      Berpikir analitis-sintesis, berpikir secara analitis adalah berusaha menegenal sesuatu dengan cara mengenali cirri-ciri atau unsure-unsur yang ada pada sesuatu itu. Sedangkan, berpikir sintesis adalah proses berpikir untuk menemukan hubungan cirri-ciri yang disebutkan dalam jawaban-jawaban yang diperoleh dari berpikir analitis.
6.      Perbedaan individual, sudah menjadi kodratnya bahwa anak didik yang kita hadapi tidak mempunyai kematangan berpikir, kemampuan berbahasa, dan tingkat integensi yang sama.
Sedangkan prinsip-prinsip belajar yang bersifat lingistik, seperti yang telah dirumuskan Abdul Chaer dan Leonie Austina (2004: 206), sebagai berikut:
a.       Mudah menuju sukar, maksudnya pemberian materi harus dimulai dari yang mudah kemudian diikuti yang sukar atau yang lebih sukar. Jadi asas ini mengajarkan bahwa pemberian materi harus diberikan secara bertahap menurut tingkat kesukarannya.
b.      Sederhana menuju kompleks, maksudnya bahan pelajaran harus dimulai dari yang sederhana, baru kemudian diikuti oleh materi yang kompeks.
c.       Dekat menuju jauh, maksudnya pemberian materi pelajaran harus dimulai dari yang ada didekat peserta didik, baru kemudian secara berangsur-angsur menuju yang agak jauh atau yang jauh.
d.      Pola menuju unsur, maksudnya materi pelajaran yang diberikan mula-mula harus yang berupa satu kebulatan, sesudah itu baru diberikan unsure-unsur dari kebulatan itu.
e.       Penggunaan menuju pengetahuan, maksudnya materi pelajaran yang mula-mula harus diberikan adalah penggunaan atau satuan-satuan materi tersebut. Asas penggunaan ini dapat diberikan dalam bentuk latihan-latihan yang berulang-ulang dan terus-menerus sehingga para peserta didik menjadi terampil menggunakannya.
f.       Masalah bukan kebiasaan, maksudnya adalah para peserta didik harus dibiasaka untuk mengimplementasikan materi pelajaran yang sudah diajarkan dalam kehidupan sehari-hari.
g.      Kenyataan bukan buatan, kenyataan menunjukkan bahwa materi pelajaran mempunyai variasi. Kenyataan ini tidaak dapat diabaikan dalam pengajaran terhadap para peserta didik.

D.    CIRI-CIRI BELAJAR
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan kedalam cirri-ciri belajar:
1.      Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurng-kurangnya individu merasakan telah terjadi perubahan dalam  dirinya.
2.      Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung secara terus menerus dan tidak statis.
3.      Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubaha-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.
4.      Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap dan permanen, ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
5.      Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi Karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah aku yang benar-benar disadari.
6.      Perubahan mencakup seluruh asfek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui peroses belajar meliputi perubahan seluruh tingkah laku.

E.     JENIS-JENIS BELAJAR
Walaupun belajar dikatakan berubah, namun untuk mendapatkan perubahan itu bermacam-macam caranya. Setiap perbuatan belajar mempunyai cirri-ciri masing-masing. Para ahli dengan melihat ciri-ciri yang ada di dalamnya, mencoba membagi jenis-jenis belajar antara lain :
1.      Belajar arti kata-kata
Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.
2.      Belajar Kognitif
Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental. Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang yang merupakan sesuatu bersifat mental.
3.      Belajar Menghafal
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan {diingat} kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar.
4.      Belajar Teoritis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat difahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah. maka, diciptakan konsep-konsef, relasi-relasi di antara konsep-konsep dan struktur-struktur hubungan.
5.       Belajar Konsep
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapinya, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu.
6.      Belajar Kaidah
Belajar kaidah {rule} termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual (intellectual skill), yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang mereprensikan suatu keteraturan.
7.      Belajar Berpikir
Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan.masalah harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja tertentu.
8.      Belajar Keterampilan Motorik (Motor Skill)
Orang yang memiliki suatau keterampilan motorik, mampu melakukan gerak gerik jasmani dalam urutan tertentu dengan mengadakan koordinasi antara gerak gerikberbagai anggota badan secara terpadu.
9.      Belajar Estetis
Bentuk belajar ini bertujuan membentukkemampuan menciptakan dan menghayati keindahan dalam berbagai bidang kesenian.

F.     AKTIVITAS BELAJAR
1.      Mendengarkan
Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Ketika seorang guru atau dosen menggunakan meode ceramah, maka setiap siswa atau mahasiswa diharuskan untuk mendengarkan materi yang sedang disampaikan.
2.      Memandang
Memandang adalah mengarahkan pengelihatan ke suatu objek. Dalam pendidikan, aktivitas memandang termasuk dalam katagori aktivitas belajar baik memandang materi pelajaran yang sedang disajikan dalam bentuk catan maupun memandang gerak-gerik pengajar yang sedang menyampaikan materi.
3.      Meraba, Membau, dan Mencicipi/Mengecap
Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar.
4.      Menulis atau Mencatat
Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar yang dilakukan karena orang menyadari kebutuhan dan tujuannya, serta menggunakan seperangkat tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi pencapain tujuan belajar.
5.      Membaca
Membaca disisi tidak mesti membaca buku belaka, tetapi juga membaca majalah, koran, tabloid, jurnal-jurnal hasil penelitian, catatan-catatan kuliyah, dan lain sebagainya yang berhubungan denga kebutuhan belajar.
6.      Membuat Ikhtisar atau ringkasan dan Menggarisbawahi
Ini adalah salah satu cara untuk mempermudah untuk memahami dan mengulangi materi pelajaran yang sudah didapatkan sebelumnya.
7.      Mengamati Tabel-tabel, Diagram-diagram, dan Bagan-bagan
Dalam buku atau dalam lingkungan lain sering dijumpai tabel, diagram, ataupun bagan-bagan. Materi non-verbal semacam ini sangat berguna bagi seorang dalam mempelajari materi yang relevan
8.      Menyusun Paper atau Kertas Kerja
Dalam menyusun paper tidak sembarangan, tetapi harus metodoligis dan sistematis. Metodlogis artinya menggunakan metode tertentu dalam penggarapannya. Sistematis artinya menggunakan kerangka berpikir yang logis dan kronologi.
9.      Mengingat
Ingat itu sendiri adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali (rembering) hal-hal yang telah dilakukan atau dipelajari.
10.  Berpikir
Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu.
11.  Latihan atau Praktek
Dengan banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih fungsional, dengan demikian aktivitas latihan dapat mendukung belajar yang optimal.

G.    GAYA BELAJAR
Kolb mengklasifikasikan Gaya Belajar Siswa ke dalam empat  kecenderungan utama yaitu:
1.      Concrete Experience (CE). Siswa  belajar melalui perasaan (feeling), dengan menekankan segi-segi pengalaman kongkret,  lebih mementingkan relasi dengan sesama dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain.  Siswa melibatkan diri sepenuhnya melalui pengalaman baru,  siswa  cenderung lebih terbuka dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang dihadapinya.
2.      Abstract Conceptualization (AC). Siswa belajar melalui pemikiran (thinking) dan lebih terfokus pada analisis logis dari ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang dihadapi. Siswa menciptakan konsep-konsep yang mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang sehat, dengan mengandalkan pada perencanaan yang sistematis.
3.      Reflective Observation (RO). Siswa belajar melalui pengamatan (watching), penekanannya mengamati sebelum menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna dari hal-hal yang diamati. Siswa akan menggunakan pikiran dan perasaannya untuk membentuk opini/pendapat, siswa mengobservasi dan  merefleksi pengalamannya dari berbagai segi.
4.      Active Experimentation (AE). Siswa belajar melalui tindakan (doing), cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya. Siswa akan menghargai keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan, pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya. Siswa menggunakan teori untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan .



















BAB III
PENUTUP
A.    SIMPULAN
Melalui pemaparan makalah yang telah disampaikan dimuka, maka dapat ditarik suatu kesimpulan, antara lain :
1.         Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang relative permanen karena adanya pengalaman
2.         Perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor, beserta tingkatan aspek-aspeknya
B.     SARAN
Penulis menyadari makalah ini mungkin masih jauh dengan kata sempurna. Akan tetapi bukan berarti makalah ini tidak berguna. Besar harapan yang terpendam dalam hati semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsi pada suatu saat terhadap makalah tema yang sama. Dan dapat menjadi referensi bagi pembaca serta menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua selaku pelajar.











DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin.2003. psikologi belajar. Jakarta: PT.RajaGrafindo pesada.
Musari dan Fakhri, Muhammad. 2009. Bahan ajar psikologi belajar. Mataram:Fak. Tarbiyah. 










3 komentar: