BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Melalui berbagai strategi pembelajaran dan pengembangan
potensi diri, peserta didik memperoleh bekal pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang diperlukan untuk memahami dan menyesuaikan diri terhadap fenomena
dan perubahan-perubahan di lingkungan sekitar dirinya, disamping memenuhi
keperluan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
dan pengembangan
potensi ini merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kompetensi
sumber daya manusia dalam memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi
informasi pada era globalisasi.
Pembelajaran, baik dalam konteks pendidikan di sekolah
maupun pendidikan luar sekolah, pada jenjang dan dengan menggunakan pendekatan,
strategi serta model apa pun harus benar-benar efektif. Pembelajaran yang
efektif dicirikan antara lain oleh tingginya kemampuan pembelajaran tersebut
dalam menyajikan secara optimal tiga dimensi pembelajaran sebagai proses,
produk dan sikap. Dimensi proses pembelajaran menuntut guru untuk melibatkan
peserta didik secara aktif kedalam kegiatan-kegiatan dalam upaya memperoleh
hasil belajar.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian
dan hakikat belajar
?
2. Bagaimanakah
prinsip-prinsip, ciri-ciri, bentuk
atau jenis-jenis,aktivitas, dan gaya belajar ?
C.
TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian dan hakikat belajar.
2. Menguraikan
prinsip-prinsip, cirri-ciri, bentuk atau jenis-jenis, aktivitas,
dan gaya belajar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN BELAJAR
1.
Pengertian Belajar Menurut Para Ahli
Ø James O.
Whittaker, merumuskan belajar sebagai
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Ø Crinbach berpendapat bahwa learning
is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai
aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman.
Ø Howard L.
Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by which behavior
(in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar
adadalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah
melaui praktek atau latihan. Sedangkan Geoch merumuskan belajar learning is change is performance as a
result of practice.
Ø Drs.
Slameto merumuskan belajar sebagai
suatu prose usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasilpengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
2. Pengertian Belajar Secara Umum
Berdasarkan pengertian-pengerian
yang diberikan oleh para ahli di tas maka dapat di simpulkan bahwa belajar
adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperolah suatu perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari pengalalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
B. HAKIKAT
BELAJAR
Dari sejumlah pengertian
belajar yang telah diuraikan, ada kata yang sangat penting untuk dibahas yaitu
kata “perubahan” atau “Change”.
Ketika kata “perubahan”
dibicarakan dan dipermasalahkan, maka pembicaraan sudah menyangkut permasalah
mendasar dari maslah belajar. Apapun formasi kata dan kalimat yang dirangkai
oleh para ahli untuk memberikan pengertia belajar, maka intinya tidak lain adalah
masalah “perubahan” yang terjadi dalam diri individu yang belajar. Perubahan
yang dimaksudkan tentu saja perubahan yang sesuai dengan perubahan yang
diinginkan atau dikehendaki oleh pengertian belajar dimaksud.
Oleh karena itu, seseorang
yang melakukan aktivitas belajar dan di akhir aktivitasnya itu telah memperoleh
perubahan dalam dirinya degan pemilikan pengalaman baru, maka individu itu telah dikatan belajar.
Tetapi perlu diingatkan, bahwa perubahan yang terjadi akibat belajar adalah
perubahan yang bersentuhan dengan asfek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku.
Sedangkan perubahan tingkah akibat mabuk karena meminum minuman keras, akibat
gila, akibat tabrakan, dan sebagainya, bukan kata gori belajar dimaksud.
Akhirnya, dapat disimpulkan
bahwa hakekat belajar adalah “perubahan” dan tidak setiap perubahan adalah
sebagai hasil belajar.
C. PRINSIP-PRINSIP
BELAJAR
Berdasarkan pendekatan
tertentu maka prinsip-prinsip belajar dapat dikelompokkan menjadi dua , yaitu
prinsip-prinsip belajar yang bersifat psikologos
dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat linguistic (materi dan metodk).
Prinsip-prinsip belajar yang
bersifat psikologis yaitu:
1.
Motivasi,
lazim diartikan sebagai hal yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu.
Jadi, sesorang yang belajar akan mengalami kemajuan yang pesat dengan adanya
motivasi tersebut.
2.
Pengalaman sendiri, atau apa yang dialami sendiri akan lebih menarik dan berkesan daripada
mengetahui dari orang lain.
3.
Keingintahuan,
merupakan kodrat manusia yang menyebabkan manusia itu menjadi maju.
4.
Pemecahan masalah, seorang yang belajar tidak
dapat dipisahkan dengan berbagai macam masalah. Jadi diperlukan kekeritisan
seseorang tersebut dalam menhadapi maslah itu dalam mengembangkan pengetahuan,
pengalaman dan sikap.
5.
Berpikir analitis-sintesis, berpikir secara analitis adalah berusaha menegenal
sesuatu dengan cara mengenali cirri-ciri atau unsure-unsur yang ada pada
sesuatu itu. Sedangkan, berpikir sintesis adalah proses berpikir untuk
menemukan hubungan cirri-ciri yang disebutkan dalam jawaban-jawaban yang
diperoleh dari berpikir analitis.
6.
Perbedaan individual, sudah menjadi kodratnya bahwa anak didik yang kita hadapi tidak
mempunyai kematangan berpikir, kemampuan berbahasa, dan tingkat integensi yang
sama.
Sedangkan prinsip-prinsip
belajar yang bersifat lingistik, seperti yang telah dirumuskan Abdul Chaer dan
Leonie Austina (2004: 206), sebagai berikut:
a.
Mudah menuju sukar, maksudnya pemberian materi harus dimulai dari yang mudah kemudian
diikuti yang sukar atau yang lebih sukar. Jadi asas ini mengajarkan bahwa
pemberian materi harus diberikan secara bertahap menurut tingkat kesukarannya.
b.
Sederhana menuju kompleks, maksudnya bahan pelajaran harus dimulai dari yang
sederhana, baru kemudian diikuti oleh materi yang kompeks.
c.
Dekat menuju jauh, maksudnya pemberian materi pelajaran harus dimulai dari yang ada
didekat peserta didik, baru kemudian secara berangsur-angsur menuju yang agak
jauh atau yang jauh.
d.
Pola menuju unsur, maksudnya materi pelajaran yang diberikan mula-mula harus yang berupa
satu kebulatan, sesudah itu baru diberikan unsure-unsur dari kebulatan itu.
e.
Penggunaan menuju pengetahuan, maksudnya materi pelajaran yang mula-mula harus
diberikan adalah penggunaan atau satuan-satuan materi tersebut. Asas penggunaan
ini dapat diberikan dalam bentuk latihan-latihan yang berulang-ulang dan
terus-menerus sehingga para peserta didik menjadi terampil menggunakannya.
f.
Masalah bukan kebiasaan, maksudnya adalah para peserta didik harus dibiasaka
untuk mengimplementasikan materi pelajaran yang sudah diajarkan dalam kehidupan
sehari-hari.
g.
Kenyataan bukan buatan, kenyataan menunjukkan bahwa materi pelajaran
mempunyai variasi. Kenyataan ini tidaak dapat diabaikan dalam pengajaran terhadap
para peserta didik.
D. CIRI-CIRI
BELAJAR
Jika hakikat belajar adalah
perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan
kedalam cirri-ciri belajar:
1. Perubahan
yang terjadi secara sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan itu atau sekurng-kurangnya individu merasakan telah
terjadi perubahan dalam dirinya.
2. Perubahan
dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam
diri individu berlangsung secara terus menerus dan tidak statis.
3. Perubahan
dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubaha-perubahan itu selalu
bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya.
4. Perubahan
dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat
menetap dan permanen, ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah
belajar akan bersifat menetap.
5. Perubahan
dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi
Karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan
tingkah aku yang benar-benar disadari.
6. Perubahan
mencakup seluruh asfek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui
peroses belajar meliputi perubahan seluruh tingkah laku.
E.
JENIS-JENIS BELAJAR
Walaupun belajar dikatakan berubah, namun untuk
mendapatkan perubahan itu bermacam-macam caranya. Setiap perbuatan belajar
mempunyai cirri-ciri masing-masing. Para ahli dengan melihat ciri-ciri yang ada
di dalamnya, mencoba membagi jenis-jenis belajar antara lain :
1. Belajar arti
kata-kata
Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai
menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.
2. Belajar
Kognitif
Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan
dengan masalah mental. Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang
melalui tanggapan, gagasan, atau lambang yang merupakan sesuatu bersifat
mental.
3. Belajar
Menghafal
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi
verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan {diingat} kembali
secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan yang
nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar.
4. Belajar
Teoritis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data
dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat
difahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam
bidang-bidang studi ilmiah. maka, diciptakan konsep-konsef, relasi-relasi di antara
konsep-konsep dan struktur-struktur hubungan.
5.
Belajar Konsep
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili
sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep
mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapinya, sehingga
objek ditempatkan dalam golongan tertentu.
6.
Belajar Kaidah
Belajar kaidah {rule} termasuk dari jenis belajar
kemahiran intelektual (intellectual skill), yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih
dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang mereprensikan suatu
keteraturan.
7. Belajar
Berpikir
Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah
yang harus dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam
pengamatan.masalah harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya
menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja tertentu.
8. Belajar Keterampilan Motorik (Motor
Skill)
Orang yang memiliki suatau keterampilan motorik, mampu
melakukan gerak gerik jasmani dalam urutan tertentu dengan mengadakan
koordinasi antara gerak gerikberbagai anggota badan secara terpadu.
9. Belajar Estetis
Bentuk belajar ini bertujuan
membentukkemampuan menciptakan dan menghayati keindahan dalam berbagai bidang
kesenian.
F.
AKTIVITAS
BELAJAR
1. Mendengarkan
Mendengarkan
adalah salah satu aktivitas belajar. Ketika seorang guru atau dosen menggunakan
meode ceramah, maka setiap siswa atau mahasiswa diharuskan untuk mendengarkan
materi yang sedang disampaikan.
2. Memandang
Memandang
adalah mengarahkan pengelihatan ke suatu objek. Dalam pendidikan, aktivitas
memandang termasuk dalam katagori aktivitas belajar baik memandang materi pelajaran
yang sedang disajikan dalam bentuk catan maupun memandang gerak-gerik pengajar
yang sedang menyampaikan materi.
3. Meraba, Membau, dan Mencicipi/Mengecap
Aktivitas
meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia yang dapat dijadikan sebagai
alat untuk kepentingan belajar.
4. Menulis atau Mencatat
Menulis atau
mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar yang
dilakukan karena orang menyadari kebutuhan dan tujuannya, serta menggunakan
seperangkat tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi pencapain tujuan
belajar.
5. Membaca
Membaca disisi
tidak mesti membaca buku belaka, tetapi juga membaca majalah, koran, tabloid, jurnal-jurnal
hasil penelitian, catatan-catatan kuliyah, dan lain sebagainya yang berhubungan
denga kebutuhan belajar.
6. Membuat Ikhtisar atau ringkasan dan
Menggarisbawahi
Ini adalah
salah satu cara untuk mempermudah untuk memahami dan mengulangi materi
pelajaran yang sudah didapatkan sebelumnya.
7. Mengamati Tabel-tabel, Diagram-diagram,
dan Bagan-bagan
Dalam buku atau
dalam lingkungan lain sering dijumpai tabel, diagram, ataupun bagan-bagan.
Materi non-verbal semacam ini sangat berguna bagi seorang dalam mempelajari
materi yang relevan
8. Menyusun Paper atau Kertas Kerja
Dalam menyusun
paper tidak sembarangan, tetapi harus metodoligis dan sistematis. Metodlogis
artinya menggunakan metode tertentu dalam penggarapannya. Sistematis artinya
menggunakan kerangka berpikir yang logis dan kronologi.
9. Mengingat
Ingat itu
sendiri adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan (learning), menyimpan
(retention) dan menimbulkan kembali (rembering) hal-hal yang telah dilakukan
atau dipelajari.
10. Berpikir
Dengan berpikir
orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang
hubungan antara sesuatu.
11. Latihan atau Praktek
Dengan banyak
latihan kesan-kesan yang diterima lebih fungsional, dengan demikian aktivitas
latihan dapat mendukung belajar yang optimal.
G. GAYA
BELAJAR
Kolb mengklasifikasikan
Gaya Belajar Siswa ke dalam empat kecenderungan utama yaitu:
1.
Concrete
Experience (CE). Siswa
belajar melalui perasaan (feeling), dengan menekankan segi-segi
pengalaman kongkret, lebih mementingkan relasi dengan sesama dan
sensitivitas terhadap perasaan orang lain. Siswa melibatkan diri
sepenuhnya melalui pengalaman baru, siswa cenderung lebih terbuka
dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang dihadapinya.
2.
Abstract
Conceptualization (AC). Siswa
belajar melalui pemikiran (thinking) dan lebih terfokus pada analisis
logis dari ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari
situasi atau perkara yang dihadapi. Siswa menciptakan konsep-konsep yang
mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang sehat, dengan mengandalkan
pada perencanaan yang sistematis.
3.
Reflective
Observation (RO). Siswa
belajar melalui pengamatan (watching), penekanannya mengamati sebelum
menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak
makna dari hal-hal yang diamati. Siswa akan menggunakan pikiran dan perasaannya
untuk membentuk opini/pendapat, siswa mengobservasi dan merefleksi
pengalamannya dari berbagai segi.
4.
Active
Experimentation (AE). Siswa
belajar melalui tindakan (doing), cenderung kuat dalam segi kemampuan
melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat
perbuatannya. Siswa akan menghargai keberhasilannya dalam menyelesaikan
pekerjaan, pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya. Siswa menggunakan
teori untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan .
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Melalui pemaparan makalah yang telah disampaikan dimuka,
maka dapat ditarik suatu kesimpulan, antara lain :
1.
Belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang relative permanen karena adanya
pengalaman
2.
Perubahan perilaku yang terjadi sebagai
hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan
psikomotor, beserta tingkatan aspek-aspeknya
B.
SARAN
Penulis
menyadari makalah ini mungkin masih jauh dengan kata sempurna. Akan tetapi
bukan berarti makalah ini tidak berguna. Besar harapan yang terpendam dalam
hati semoga makalah ini dapat memberikan sumbangsi pada suatu saat terhadap
makalah tema yang sama. Dan dapat menjadi referensi bagi pembaca serta menambah
ilmu pengetahuan bagi kita semua selaku pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
Syah,
Muhibbin.2003. psikologi belajar.
Jakarta: PT.RajaGrafindo pesada.
Musari dan Fakhri, Muhammad. 2009. Bahan ajar psikologi belajar.
Mataram:Fak. Tarbiyah.
mohon ijin ngopi. . . .moga sukses. terima kasih
BalasHapusTERIMAKASIH. SAYA IJIN COPY MATERI ANDA KARENA SANGAT BAGUSSS
BalasHapusIzin coppy ya kaa.
BalasHapus