Paket ….
GANGGANG DAN JAMUR
Pendahuluan
Setelah
mempelajari virus dan bakteri mahasiswa akan belajar tentang ganggang dan
jamur. Dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa telah mengenal berbagai jenis
ganggang dan jamur. Pengalaman mahasiswa tentang hal tersebut dapat digunakan
sebagai awal pembelajaran tentang ganggang dan jamur. Dalam perkuliahan ini
mahasiswa akan mengidentifikasi ciri-ciri ganggang dan jamur. Pemahaman tentang
ganggang akan bermanfaat untuk mengenal peran ganggang. Pemahaman tentang jamur akan bermanfaat untuk
mengenal peran jamur sebagai makanan maupun sebagai penyebab penyakit.
Rencana
Pelaksanaan Perkuliahan
Kompetensi Dasar
Mendiskripsikan
ciri-ciri ganggang dan jamur serta perannya dalam kehidupan.
Indikator
1.
Mengidentifikasi
ciri-ciri ganggang
2.
Mengidentifikasi
ciri-ciri jamur
3.
Menjelaskan
peran ganggang dalam kehidupan
4.
Mendeskripsikan
berbagai penyakit yang disebabkan oleh
jamur
5.
Mendeskripsikan
jenis-jenis jamur yang bermanfaat bagi manusia
Waktu
2x50 menit
Materi Pokok
1.
Ganggang: ciri-ciri, struktur, peranan
2.
Jamur: ciri-ciri, struktur, peranan
Kelengkapan Bahan Perkuliahan
1.
Slide
Power Point (terlampir) 3.1
2.
Handout Mahasiswa
3.
Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM) 3.1
4.
Lembar Uraian Materi
5.
Alat : LCD dan komputer
Langkah-langkah Perkuliahan
Waktu
|
Langkah Perkuliahan
|
Metode
|
Bahan
|
10’
|
Kegiatan Awal
Dosen meminta mahasiswa untuk menceritakan pengalamannya
tentang ganggang dan jamur.
|
Brainstorming
|
|
40
20
10
|
Kegiatan inti.
Mahasiswa dibagi dalam dua kelompok besar (A dan B).
Kelompok A mendiksuikan tentang ganggang, mulai dari
ciri-ciri, struktur, dan peranannya.
Kelompok B mendiskusikan tentang ciri-ciri, struktur,
dan peranan jamur.
Sebelum berdiskusi, selama 10’ mahasiswa ditugaskan
membaca uraian materi.
|
Diskusi Kelompok
|
Uraian Materi
|
Presentasi hasil diskusi.
Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusinya serta
membuat rangkuman hasil.
|
Presentasi mahasiswa
|
Hasil diskusi
|
|
Dosen memberi penguatan tentang ganggang dan jamur
|
Ceramah
|
Presentasi power point
|
|
20
|
Kegiatan Penutup
|
Tugas mandiri
|
|
Lembar Kerja Mahasiswa …
Ciri-Ciri
Ganggang dan Jamur
Petunjuk
1.
Mahasiswa bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 3 orang
2.
Mahasiswa membaca uraian
materi tentang Ganggang dan Jamur
Tugas
Buatlah
rangkuman tentang ganggang dan jamur, dalam hal sebagai berikut.
1.
Ciri-ciri
2.
Struktur
tubuh
3.
Reproduksi
4.
Peranan
dalam kehidupan manusia
Lembar Kerja
Mahasiswa 3.1
Diskusi
Kelompok
Tujuan:
·
mengamati ciri-ciri ganggang hijau dan
ganggang keemasan
·
mengamati perbedaan ciri ganggang
euglena, ganggang hijau dan keemasan
·
menidentifikasi jenis-jenis ganggang
euglena, ganggang hijau dan keemasan yang ada di lingkungan
Alat dan Bahan :
1.
Air yang tampak berwarna kehijauan atau
kekuningan
2.
Botol bekas (bekas botol obat, minuman
mineral, dan sebagainya)
3.
Mikroskop
4.
Gelas benda, gelas penutup
5.
Air bersih
6.
Pipet
7.
Kertas isap
Langkah
Kerja :
1.
Pergilah ke got, sawah, atau tanah
lembap. Temukan permukaan tanah yang berwarna hijau, atau air tergenang yang
berwarna hijau, atau ada bentukan seperti rambut melayang di air berwarna
hijau; kemungkinan di tempat yang demikian terdapat ganggang hijau.
2.
Ambillah air sawah berwarna hijau
tersebut. Jangan lupa, korek bebatuan atau ambil juga benang-benang berwarna
hijau yang melayang di air. Masukkan ke dalam botol bekas/gelas Aqua. Biarkan
terbuka, botol jangan ditutup.
3.
Ambillah selapis permukaan tanah basah
di sawah yang berwarna pirang atau kecoklatan, masukkan ke dalam botol
tersendiri. Beri sedikit air agar tidak mengering. Ada kemungkinan di tempat
yang demikian terdapat ganggang pirang (Chrysophyta).
4.
Jika tidak segera diamati, botol
hendaknya disimpan di tempat yang terang (dekat jendela). Usahakan jangan
mengering agar ganaggang tidak mati.
5.
Sediakan gelas benda dan gelas penutup.
Ambil setetes air dari dalam botol berisi ganggang hijau dengan pipet. Teteskan
di atas gelas benda, kemudian tutup dengan gelas penutup. Jika air terlalu
banyak (meluber), isap dengan kertas pengisap.
6.
Amati di bawah mikroskop.
7.
Temukan ganggang: Euglena, Spirogyra, Chlorella, Chlamydomonas, Oedogonium, dan
sebagainya. Biasanya ganggang itu tidak selalu ada, karena munculnya
musiman. Jika belum menemukannya,
ulangi beberapa kali pengamatan kalian.
8.
Ulangi langkah kerja nomor 5-7 untuk
mengamati ganggang pirang. Temukan berbagai bentuk Diatomae yang bentuknya
mirip perahu.
9.
Gambar dan beri keterangan
bagian-bagiannya.
10. Isilah
tabel di bawah ini:
No.
|
Nama
Ganggang
|
Bentuk
Kloroplas
|
Bergerak
atau tidak?
|
Keterangan
|
1
|
Euglena
|
|
|
|
2
|
Spirogyra
|
|
|
|
3
|
Chlamydomonas
|
|
|
|
4
|
..................
|
|
|
|
5
|
...................
|
|
|
|
11.
Jawablah pertanyaan berikut:
a)
Ganggang manakah yang populasinya terbesar
dari contoh air yang kalian ambil?
b)
Apakah semua ganggang dapat kalian amati
bentuk kloroplasnya? Mengapa?
c)
Diantara ganggang tersebut, manakah yang
bergerak?
d)
Apakah Diatomae yang kalian amati beraneka
ragam bentuknya?
Catatan: Nama spesies dari berbagai
ragam Diatomae itu juga bermacam-macam. Kalian tidak perlu risau harus tahu
semua namanya. Apabila kalian memiliki buku tentang Ganggang yang bergambar,
cocokkan dengan buku yang kalian punyai itu untuk melihat nama-namanya. Jika
kalian tidak memiliki buku tersebut, tanyakan kepada gurumu.
Lembar Kerja
Mahasiswa 3.1
Diskusi
Kelompok
Judul
Kegiatan:
struktur Jamur Tempe (Rhizopus sp)
Tujuan :
mendeskripsikan struktur jamur tempe (Rhizopus sp).
Alat
dan bahan:
mikroskop, kaca benda, kaca penutup, tempe, tusuk gigi
Langkah
kerja:
1.
Sediakan sekerat tempe yang telah
“jadi” yakni yang diseliputi oleh miselium jamur seperti serabut kapas. Juga sediakan tempe yang jamurnya sudah
berwarna kehitaman.
2.
Ambil hifa jamur dengan ujung tusuk
gigi, kemudian letakkan di atas kaca benda.
Beri setetes air dan tutuplah dengan gelas penutup. Usahakan jangan ada
gelembung udara terperangkap di dalam gelas penutup;
3.
Amati di mikroskop. Gunakan pembesaran 100X, untuk mengamati
strutur yang rinci gunakan pembesaran 450X.
4.
Tentukan mana bagian-bagian berikut:
a. rhizoid; b.
hifa c.
sporangiofor d miselium e. spora
f.
stolon; g. sporangium
5.
Bagaimanakah warna sporanya?
6.
Apakah hifa jamur ini bersekat? Coba
perhatikan.
Lembar Kerja
Mahasiswa 3.1
Diskusi
Kelompok
Tujuan : mendeskripsikan struktur jamur Basidiomycota
Alat/
bahan : mikroskop, gelas benda, gelas penutup;
-Jamur kuping (Auricularia polytricha);
-Jamur merang (Volvariela volvacae);
Langkah
kerja:
1.
Ambil satu jamur merang, gambar dan
amati bagian-bagiannya. tunjukkan yang mana: tudung, tangkai, annulus, dan
lamela
2.
Ambil satu lembaran (lamela) jamur merang. Buatlah irisan melintang dengan silet yang
tajam setipis mungkin.
3.
Letakkan irisan itu di atas kaca benda
yang telah diberi setets air, kemudian tutup dengan kaca penutup;
4.
Amati di mikroskop; Kemudian tunjukkan
yang mana:
a. basidium? bagaimana bentuknya?
b. spora? Bagaimana bentuknya?
Bagaimana warnanya?
c.
Bagaimana hifanya?
5.
Lanjutkan kegiatan 1-4 untuk mengamati
jamur kuping
6.
Amati adakah perbedaan antara basidium
jamur kuping dan jamur merang?
Uraian Materi
GANGGANG
DAN JAMUR
A. Ganggang
Dalam
buku-buku lama yang masih menggunakan klasifikasi dengan dua, tiga atau empat
kingdom, ganggang dimasukkan sebagai bagian dalam kingdom Plantae. Dengan
klasifikasi sistem 5 kingdom, ganggang bukan nama takson dan tidak masuk dalam
kingdom Plantae. Ganggang masuk dalam kingdom Protista, karena ciri-cirinya:
tubuh tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi yang banyak sel ini
sel-selnya tidak berdiferensiasi membentuk jaringan khusus. Ganggang
atau sering pula disebut alga dapat ditemukan di air tawar, air laut, menempel
pada tempat-tempat yang basah atau lembap. Kalau kalian menemukan air di
akuarium atau kolam berwarna hijau, warna itu disebabkan oleh warna dari
ganggang. Seringkali ganggang juga mengakibatkan lantai kamar mandi berwarna
hijau dan air di sawah berwarna hijau atau kuning. Kadang-kadang lantai yang
ditumbuhi ganggang terasa licin, karena koloni ganggang menghasilkan lendir.
Seringkali kita salah kaprah menyebut ganggang dengan nama “lumut”, padahal yang
kita maksud sebenarnya adalah ganggang. Tumbuhan lumut banyak dijumpai di atas
batubata berwarna hijau seperti beludru. Lumut tidak digolongkan ke dalam
kingdom protista tetapi pada kingdom Plantae (tumbuhan).
Bentuk tubuh ganggang ada yang bersel
tunggal (uniseluler) dan ada yang tubuhnya tersusun atas banyak sel
(multiseluler). Ukuran tubuhnya ada yang mikroskopis, misalnya pada ganggang
hijau dan ganggang keemasan, tetapi ada pula yang dapat dilihat dengan mata
telanjang, misalnya ganggang coklat dan ganggang merah. Ganggang yang multiseluler
ada yang berbentuk seperti benang, lembaran, dan koloni sel-sel. Sel-sel ganggang dikelilingi oleh dinding sel
sehingga memiliki bentuk yang tetap. Inti sel (nukleus) merupakan jenis
eukarion, artinya nukleusnya diselubungi oleh membran nukleus.
Di dalam sel ganggang terdapat berbagai
plastida, yaitu organela sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastida yang
terdapat pada ganggang terutama adalah kloroplas. Kloroplas mengandung pigmen
klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Oleh sebab itu,
ganggang bersifat autotrof artinya
dapat menyusun makanan sendiri yang berupa zat organik dari zat-zat anorganik.
Di lingkungan perairan di sekitar kita
terdapat banyak sekali ganggang. Perairan yang berwarna hijau seringkali banyak
ditumbuhi ganggang hijau. Perairan yang berwarna kekuning-kuningan banyak
ditumbuhi ganggang keemasan. Lakukan kegiatan berikut untuk mengenal dan
mengidentifikasi ganggang apa saja yang ada di perairan di lingkungan kalian. Ganggang hijau dan ganggang kekemasan
banyak terdapat disekitar kita. Sedangkan ganggang api, ganggang coklat dan
ganggang merah lebih banyak ditemukan di air laut. Oleh sebab itu jika kalian
ingin mengamati bagaimana bentuk, rupa, struktur dan ciri-ciri ganggang
ganggang api, ganggang coklat dan ganggang merah, kalian perlu pergi ke laut.
Ajaklah gurumu ke laut untuk mengamati ganggang yang ada di laut.
Berdasarkan
pigmen yang dikandungnya ganggang dibedakan menjadi beberapa Ganggang hijau,
ganggang coklat, ganggang keemasan, dan ganggang merah.
1. Ganggang Hijau (Chlorophyta)
Sebagian
besar (90%) Ganggang hijau hidup di air tawar dan hanya 10% yang hidup di air
laut. Ganggang hijau merupakan bagian dari plankton air tawar dan laut.
Plankton adalah organisme kecil yang hidup melayang-layang dalam air, yang
merupakan makanan hewan-hewan air dan ikan. Selain itu, Ganggang hijau ada yang
hidup melekat pada tanah yang basah, tembok yang lembap, pada batang tumbuhan
lain bahkan juga ada yang hidup melekat pada tubuh hewan.
Coba amatilah kolam atau tanah lembap di
sekitar kalian. Niscaya kalian akan mendapati Ganggang hijau yang dalam jumlah
banyak mengakibatkan air berwarna hijau, atau ada yang berbentuk benang
melayang di air. Jika terkena cahaya matahari, kumpulan ganggang ini akan mengeluarkan
gas. Mengapa mengeluarkan gas? Gas apakah yang dikeluarkan itu? Coba diskusikan
dengan teman kalian.
Sel-sel ganggang hijau dikelilingi oleh
dinding sel, sehingga memiliki bentuk yang tetap. Di dalam sel terdapat
kloroplas yang bentuknya bermacam-macam, ada yang berbentuk spiral, mangkuk,
lembaran, bola, dan bintang.
Kloroplasnya mengandung klorofil, sehingga ganggang hijau berwarna
hijau. Jenis klorofil yang terkandung adalah klorofil a dan b juga karoten dan
xantofil.
Di dekat kloroplas terdapat pirenoid,
berbentuk bulat, dan berwarna terang. Pirenoid adalah rongga yang berfungsi
sebagai tempat penyimpan cadangan makanan
berupa amilum.
Reproduksi Ganggang Hijau (Ganggang hijau)
Ganggang hijau berreproduksi
secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Reproduksi vegetatif
dilakukan tanpa melalui persatuan sel kelamin (gamet); sedang reproduksi
generatif dilakukan dengan melalui persatuan sel gamet, yakni sel gamet jantan
dan betina.
1. Reproduksi
Secara Vegetatif
Reproduksi secara vegetatif
dilakukan dengan pembelahan biner, membentuk zoospora, dan fragmentasi.
a) Pembelahan
biner; dilakukan oleh ganggang hijau bersel satu.
b) Fragmentasi;
dilakukan oleh ganggang berbentuk benang atau ganggang berkoloni. Fragmentasi adalah
pemotongan benang atau koloni kemudian terlepas dari induknya dan tiap potongan
akan tumbuh menjadi individu baru.
c) Pembentukan
Zoospora; Ganggang hijau dapat menghasilkan zoospora. Zoospora adalah spora yang dapat bergerak dengan
berenang, menggunakan flagela. Zoospora sering juga disebut sebagai spora
kembara, karena dapat mengembara kian kemari di dalam air.
2. Reproduksi
Secara Generatif
Reproduksi secara generatif pada
ganggang hijau dilakukan dengan konjugasi. Konjugasi dilakukan sebagai berikut:
mula-mula dua benang ganggang saling bertempelan. Dua sel yang berdekatan
saling membentuk tonjolan. Apabila tonjolan itu saling melebur akan terbentuk
saluran konjugasi. Melalui saluran konjugasi ini isi sel dari yang satu
mengalir ke yang lain. Isi sel itu berupa inti dan sitoplasma. Kedua isi sel
itu melebur membentuk zigot. Selanjutnya zigot tumbuh membentuk benang baru
atau membentuk zigospora.
Beberapa ganggang hijau ada yang
dapat menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatozoid dan gamet betina yang
disebut ovum. Pertemuan sperma dan ovum menghasilkan zigot yang dapat tumbuh
menjadi ganggang baru. Lihat Gambar 3.4.
Contoh-contoh Ganggang hijau
Berikut ini adalah contoh beberapa
jenis ganggang hijau yang sering dijumpai dari kolam di sekitarmu.
a) Chlorella
Organisme ini banyak
ditemukan sebagai plankton air tawar. Kalian dapat menangkapnya dengan
menggunakan jala plankton (plankton net). Ukuran tubuhnya mikroskopis. Bentuk
selnya bulat dan memiliki sebuah kloroplas berbentuk mangkuk. Perkembangbiakan
vegetatif dilakukan dengan pembelahan sel, tiap sel menghasilkan 4 sel anak.
Chlorella digunakan dalam penyelidikan metabolisme di laboratorium.
Saat ini Chlorella banyak ditanam di
kolam-kolam (misal di Pasuruan) digunakan sebagai bahan untuk obat-obatan,
bahan kosmetik dan bahan makanan. Serbuk Chlorella itu dimasukkan ke dalam
kapsul untuk dijual. Pernahkan kalian melihat atau memakan Chlorella dalam bentuk kapsul?
b)
Chlorococcum
Ganggang bersel satu ini
juga banyak ditemukan di air tawar dan juga di tanah yang basah. Tubuhnya
bersel satu dan ukurannya mikroskopis. Selnya berbentuk bulat telur. Setiap sel
memiliki satu kloroplas berbentuk mangkuk dengan sebuah pirenoid.
Reproduksi aseksual dengan
membentuk zoospora. Dalam satu sel dapat dibentuk 8 atau 16 sel zoospora.
Zoosporanya bergerak dengan dua flagela.
c)
Chlamydomonas
Bentuk sel Chlamydomonas bulat telur dan memiliki 2
flagela yang berfungsi sebagai alat gerak. Di dalam sel terdapat satu vakuola,
satu nukleus, dan kloroplas. Pada kloroplas terdapat stigma (bintik mata) dan
pirenoid sebagai tempat pembentukan zat tepung.
Reproduksi aseksual dengan
membentuk zoospora dan reproduksi seksual dengan konjugasi. Perhatikan bentuk
sel dan daur hidupnya pada Gambar 3.5 di halaman
d) Euglena
Bentuk sel Euglena lonjong, memiliki satu alat
gerak yakni flagela, dan memiliki bintik mata. Inti selnya tunggal dan memiliki
kloroplas. Euglena yang berwarna hijau itu biasanya nampak bergerak aktif di
dalam air karena memiliki flagela. Keistimewaan ganggang ini adalah memiliki
bintik mata atau stigma. Para ahli zoologi menganggap Euglena adalah binatang
dan memasukkannya dalam filum Protozoa, karena dapat bergerak dan berbintik
mata. Para ahli botani menganggap Euglena adalah tumbuhan dan memasukkannya
dalam divisi Clorophyta, karena memiliki klorofil. Coba lihat Bab Protozoa.
Lihat Gambar 3.6.
e)
Volvox
Volvox dapat ditemukan di air tawar, koloninya berbentuk bola
dengan jumlah sel antara 500–50.000 buah. Meskipun demikian, ukurannya
mikroskopis, hanya dapat diamati dengan mikroskop. Tiap sel memiliki 2 flagela
dan sebuah bintik mata. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan seksual
dengan konjugasi sel-sel gamet. Lihat Gambar 3.8.
f)
Spirogyra
Ganggang ini mudah
didapatkan di perairan sekitar kita. Tubuhnya tersusun atas sel-sel yang
membentuk untaian memanjang seperti benang. Dalam tiap sel terdapat kloroplas
berbentuk pita spiral dan sebuah inti.
Reproduksi vegetatif dengan
fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi. Adapun langkah-langkah konjugasi adalah
sebagai berikut. Dua benang saling berdekatan; sel-sel yang berdekatan saling
membentuk tonjolan. Ujung kedua tonjolan yang bersentuhan saling melebur
membentuk saluran. Lewat saluran itu terjadilah aliran protoplasma (sitoplasma
dan inti sel) dari satu sel ke sel yang lain. Kedua plasma melebur disebut plasmogami. Segera diikuti
oleh peleburan inti yang disebut kariogami. Hasil peleburan membentuk zigospora
diploid. Zigospora mengalami meiosis dan di tempat yang sesuai berkembang
menjadi benang Spirogyra baru yang
haploid (n).
3. Ganggang Keemasan (Chrysophyta)
Anggota
ganggang keemasan ada yang hidup di air tawar dan ada yang hidup di air laut.
Tubuhnya ada yang bersel tunggal dan ada yang bersel banyak. Ganggang ini
memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning). Karena itu
warnanya hijau kekuningan. Contohnya Vaucheria
dan Diatom.
Tubuh Vaucheria tersusun atas banyak sel yang
berbentuk benang (filamen) yang bercabang tetapi tidak bersekat. Filamen
tersebut memiliki banyak inti dan disebut
senosit. Filamen ini juga
memiliki alat kelamin jantan atau anteridium dan alat kelamin betina atau
oogonium. Anteridium menghasilkan spermatozoid
dan oogonium menghasilkan ovum. Hasil fertilisasi berupa zigot.
Selanjutnya zigot tumbuh membentuk filamen baru. Reproduksi vegetatif dengan
membentuk zoospora. Zoospora terlepas dari induknya, mengembara dan apabila
jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi filamen baru.
Diatom banyak dijumpai di atas permukaan tanah
basah misalnya di sawah, got, atau parit. Tanah yang banyak mengandung diatom
berwarna kuning keemasan. Kalian dapat
mengambil lapisan tanah tadi untuk diamati di bawah mikroskop. Tubuhnya
uniseluler dan ada pula yang berkoloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan
yaitu kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Jadi seperti kotak tempat pensil.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara membelah diri.
Contoh: Navicula, Pinnularia, dan Cyclotella.
4. Ganggang api (Pyrrhophyta)
Kebanyakan anggota Pyrrhophyta
disebut Dinoflagellata. Anggota Pyrrhophyta adalah organisme yang tubuhnya
tersusun atas satu sel, dapat bergerak aktif, selnya berdinding. Ciri utamnya
adalah di sebelah luar sel terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung
satu flagel. Dinding sel berupa lempengan selulosa berbentuk poligonal yang
bersambungan sangat rapat. Di dalam sel terdapat plastida yag mengandung
klorofil dan pigmen coklat kekuning-kuningan.
Pyrrhophyta berkembang biak dengan
membelah diri. Dinoflagellata kebanyakan hidup di laut, sebagian kecil hidup di
air tawar. Contoh Pyrrhophyta adalah Peridinium.
Purrhophyta yang hidup di laut bersifat fosforesensi, yaitu memiliki fosfor
yang memendarkan cahaya.
5. Ganggang Coklat (Phaeophyta)
Ganggang coklat bentuk tubuhnya
menyerupai tumbuhan tinggi, dengan panjang sampai beberapa meter. Dikatakan
menyerupai tumbuhan tinggi karena memiliki alat yang bentuknya mirip akar,
batang dan daun. Sebagian besar hidup di air laut. Seringkali terdampar di
pantai. Tubuhnya melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar),
sedangkan talusnya terapung di air laut. Ganggang ini berwarna kecoklatan
karena memiliki pigmen fikosantin di samping
klorofil. Contohnya adalah Sargassum yang banyak tumbuh di laut
Sargasso. Contoh yang lain adalah Macrocystis,
Ectocarpus, dan Fucus.
Meskipun
melekat di dasar, tetapi talus Fucus banyak
mengandung gelembung udara sebagai alat
pengapung. Selain itu, gelembung udara juga mengandung cadangan udara
untuk respirasi. Kalian yang sering rekreasi ke pantai paasti pernah
menemukan ganggang coklat ini. Warnanya coklat, mempunyai gelembung-gelembung
udara mirip “buah”. Ganggang ini sering terdampar di pantai. Lihat Gambar 3.13.
Reproduksi
vegetatif dengan fragmentasi. Reproduksi generatif dengan cara membentuk alat
kelamin yang disebut sebagai konseptakel jantan dan konseptakel betina. Di
dalam konseptakel jantan terdapat anteridium yang menghasilkan spermatozoid.
Dan di dalam konseptakel betina terdapat arkegonium yang menghasilkan ovum.
Spermatozoid membuahi ovum membentuk zigot.
6. Ganggang Merah
(Rhodophyta)
Rhodophyta hidup di laut. Bentuk tubuhnya
seperti rumput, sehingga sering disebut sebagai rumput laut (seaweed). Tubuhnya
bersel banyak dan berbentuk seperti lembaran. Warna tubuhnya merah karena di
samping mengandung pigmen klorofil juga mengandung pigmen fikoeritrin.
Reproduksi
seksual dengan peleburan antara spermatozoid dan ovum menghasilkan zigot. Zigot
tumbuh menjadi ganggang merah yang diploid. Contohnya adalah Eucheuma spinosum dan Gelidium,
Kallimenia, dan Scinata. Eucheuma spinosum merupakan penghasil agar-agar di Indonesia
sedangkan Gellidium merupakan
penghasil agar-agar di daerah dingin.
Lihat Gambar ........
Manfaat
Ganggang Bagi Kehidupan Manusia
Ganggang merupakan fitoplankton
(plankton tumbuhan) yang berfungsi sebagai makanan ikan. Daerah yang kaya
plankton merupakan daerah perairan yang kaya akan ikan. daerah yang kaya plankton biasanya adalah
daerah perairan laut dangkal dan banyak cahaya matahari.
Ganggang renik yang hidup di
perairan tergolong fitoplankton. Dalam ekosistem perairan ganggang merupakan
produser primer, yaitu sebagai penyedia bahan organik dan oksigen bagi
hewan-hewan air seperti ikan, udang, dan serangga air. Keberadaan produser
mengundang kehadiran konsumer, predator dan organisme lain yang membentuk
ekosistem perairan. Pada ekosistem perairan yang kaya akan unsur hara banyak
hidup plankton di dalamnya dan karenanya banyak hewan air seperti ikan dan
udang yang hidup di peraairan tersebut. Di kolam atau tambak, para petani sering memberi pupuk
agar populasi plankton meningkat. Planton ini dijadikan makanan bagi ikan yang
dipelihara. Hutan bakau di pantai yang
banyak dikunjungi burung memiliki ekosistem perairan yang kaya ikan. Kotoran
burung yang jatuh menyuburkan air laut, sehingga populasi plankton meningkat
dan selanjutnya plankton-plankton tersebut menjadi makanan ikan.
Dinding sel diatom banyak
mengandung silikat. Sisa-sisa dinding sel diatom yang hidup jutaan tahun yang
lalu membentuk lapisan tanah yang dikenal sebagai tanah diatom. Tanah diatom
dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok, isolasi, bahan dasar industri kaca,
dan penyaring (karena berpori).
Sebagaimana diuraikan sebelumnya,
terdapat ganggang yang menghasilkan protein atau bahan makanan lain. Spirillum
misalnya merupakan ganaggang yang menghasilkan protein. Ganggang demikian sedang dikembangkan untuk produksi bahan
pangan di masa yang akan datang.
Demikian pula agar-agar yang saat ini telah banyak dikonsumsi
masyarakat. Selain itu ganggang ada yang berpotensi untuk kosmetik,
obat-obatan.
Tabel.
Beberapa ciri penting pada beberapa
filum ganggang
Ganggang
|
Warna
yang dominan (pigmen untuk fotosintesis
|
Jumlah
dan letak flagel
|
Komponen
dinding sel
|
Habitat
|
Ganggang
hijau
|
Hijau
(Klorofil a dan b, karoten)
|
2
atau lebih, terletak diujung
|
Selulosa
|
Sebagian
besar air tawar dan sedikit di laut
|
Ganggang
Keemasan
|
Keemasan
(Klorofil a dan c, karoten, xantofil)
|
1
atau 2 di ujung
|
Senyawa
pektin dengan silika
|
Sebagian
besar di air tawar
|
Ganggang
Coklat
|
Coklat
|
1 di
tengah, 1 di ujung
|
selulosa
|
di
laut dan air tawar
|
Ganggang
Api
|
Coklat
(Klorofil a dan c, karoten, xantofil)
|
2
ditengah hanya pada sperma
|
Selulosa
dan beberapa polisakarida
|
Air
laut
|
Ganggang
Merah
|
Merah
kehitaman (Klorofil a, karoten, fikobilin, dan beberapa mengan-dung klorofil
d)
|
Tidak
ada
|
Selulosa
dan beberapa polisakarida
|
Sebagian
besar di laut
|
Rangkuman
1. Ganggang
hijau hidup di air, tanah basah, tempat lembap.
2. Ganggang
ada yang uniseluler, bentuk benang, berkoloni, lembaran, ada pula yang seperti
tumbuhan tinggi.
3. Ganggang
hijau hidup di air tawar; memiliki klorofil a dan b, serta pigmen lain.
4. Bentuk
kloroplas bermacam-macam: berbentuk spiral, seperti mangkuk, bola, bintang;
mengandung klorofil untuk fotosintesis.
5. Reproduksi
vegetatif: pembelahan, fragmentasi, zoospora.
6. Reproduksi
generatif: konjugasi; peleburan sperma, dan ovum.
7. Ganggang
keemasan: hidup di air tawar dan laut. Ada yang di tanah basah. Mempunyai
pigmen hijau dan xantofil (kuning); Diatom banyak hidup di tanah basah.
8. Ganggang
api: hidup di air tawar dan air laut, dinding sel memiliki celah dan alur yang
masing-masing memiliki flagel, memiliki klorofil dan pigmen coklat kekuningan,
fosforesensi
9. Ganggang
coklat: hidup di laut. Melekat pada bebatuan laut; memiliki gelembung untuk
mengapung dan cadangan oksigen.
10. Ganggang
merah: memiliki pigmen klorofil dan fikoeritrin (merah). Hidup di laut sebagai
rumput laut. Ada yang dapat digunakan untuk membuat agar-agar.
B.
Jamur
Kalian tentu tidak asing lagi dengan
jamur. Jamur ada yang dapat dimakan misalnya jamur merang, jamur kuping, Jamur
juga merupakan organisme pembusuk yang penting dalam menghancurkan sisa-sisa
tumbuhan dan hewan. Juga banyak jamur yang merugikan kita karena menyebabkan
penyakit pada manusia, misalnya penyakit panu, kadas, dan keputihan. Jamur juga
banyak yang menjadi musuh petani karena menyebabkan kebusukan pada akar,
batang, daun dan buah tanaman.
Apakah jamur itu? Jamur atau kulat (bahasa
Madura, Melayu) atau fungi merupakan organisme bersel tunggal atau ada pula
yang bersel banyak. Jamur bersifat eukariotik, dan tidak berklorofil. Sel jamur
memiliki dinding yang tersusun atas khitin. Karena sifat-sifatnya itu, yaitu
mengandung kitin, eukariotik dan tidak berklorofil, jamur dikelompokkan dalam
Kingdom tersendiri yaitu Kingdom Fungi. Hal ini disebabkan karena jamur tidak
dapat dikelompokkan ke dunia hewan maupun tumbuhan.
Karena
tidak berklorofil, jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan harus
hidup secara heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan
organik yang ada di lingkungannya; misalnya hidup secara saprofit, artinya
hidup dari penguraian sampah-sampah organik misalnya bangkai, sisa tumbuhan,
makanan, kayu lapuk, menjadi bahan-bahan anorganik.
Jamur
uniseluler misalnya ragi atau Saccharomyces
dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi gula, dan gula dicerna menjadi
alkohol. Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur tempe dapat menguraikan
protein kedelai menjadi protein sederhana dan asam amino. Bagaimana cara
sel-selnya menguraikan bahan makanan itu? Jamur tidak memasukkan
molekul-molekul besar ke dalam sel-selnya. Makanan itu dicerna di luar sel
sehingga disebut pencernaan ekstraseluler, seperti pada bakteri. Caranya,
sel-sel jamur mengeluarkan enzim pencernaan. Enzim-enzim itulah yang bekerja
menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul sederhana. Jika
sudah tercerna, zat makanan itu masuk ke dalam selnya secara osmosis. Osmosis
adalah berpindahanya zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah melalui
membran.
Karena
kemampuannya menguraikan bahan organik itulah maka jamur tergolong pengurai.
Demikian pula bakteri. Tanpa adanya pengurai, niscaya lingkungan kita dipenuhi
oleh sampah, bangkai, dan bahan-bahan organik lainnya yang tak teruraikan.
Jamur
multiseluler terbentuk dari rangkaian sel membentuk benang seperti kapas, yang
disebut benang hifa. Dilihat dengan
mikroskop, hifa ada yang bersekat-sekat melintang. Tiap-tiap sekat merupakan
satu sel, dengan satu atau beberapa inti sel. Ada pula hifa yang tidak bersekat
melintang, yang mengandung banyak inti dan disebut senositik. Ada tidaknya
sekat melintang ini dijadikan salah satu dasar dalam penggolongan jamur.
Kumpulan hifa membentuk jaringan benang yang dikenal sebagai miselium. Miselium inilah yang tumbuh
menyebar di atas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari
lingkungannya. Selain itu, hifa ada yang berfungsi sebagai pembentuk alat
reproduksi. Misalnya, hifa yang tumbuh menjulang ke atas menjadi sporangiofor
yang artinya pembawa sporangium. sporangium
artinya kotak spora. Di dalam sporangium terisi spora. Ada pula hifa yang
tumbuh menjadi konidiofor yang artinya pembawa konidia, yang dapat menghasilkan
konidium. Pengertian konidium akan dijelaskan kemudian.
Jamur
diklasifikasikan berdasarkan cara reproduksi dan struktur tubuhya. Dalam
pustaka lama yang menggunakan sistem dua kingdom, fungi dimasukkan dalam
kingdom plantae. Dalam sistem 4 kingdom, fungi merupakan kingdom tersendiri
dengan lima filum/divisi. Tetapi dalam sistem lima kingdom, seperti yang
digunakan dalam buku ini, jamur lendir
dan jamur air tidak dimasukkan sebagai jamur, tetapi merupakan protista. Karena
itu filum yang masuk dalam kingdom fungi adalah filum/divisi Phycomycota,
Ascomycota, Basidiomycota dan Deuteromycota.
1. Phycomycota
Sebelum
mempelajari jamur Phycomycota, lakukan kegiatan pengamatan strktur jamur tempe,
sebagai contoh jamur anggota Phycomycota. Jamur yang tumbuh di tempe adalah Rhizopus sp. Di permukaan tempe kita
dapati bentukan seperti kapas berwarna putih, itulah miselium Rhizopus. Jamur tempe merupakan salah
satu contoh filum Phycomycota. Tubuh Phycomycota terdiri dari benang-benang
hifa yang bersekat melintang, ada pula yang tidak bersekat melintang. Hifa
bercabang-cabang banyak, dan dinding selnya mengandung kitin.
Selain
yang hidup saprofit di tempe, Phycomycota ada yang hidup saprofit pada roti,
nasi, dan bahan makanan yang lain. Ada pula yang hidup parasit misalnya penyebab
penyakit busuk pada ubi jalar dan murbei.
2. Ascomycota
Ciri
khusus dari jamur Ascomycota adalah dapat menghasilkan spora askus (askospora),
yaitu spora hasil reproduksi seksual, berjumlah 8 spora yang tersimpan di dalam
askus. Untuk mengetahui bentuk dan struktur askus dibutuhkan pengamatan yang
teliti. Ukuran tubuh Ascomycota yang mikroskopis (satu sel), ada pula yang
makroskopik (dapat dilihat dengan mata). Golongan jamur ini ada yang hidup
saprofit, ada pula yang parasit dan ada pula yang bersimbiosis.
Ascomycota saprofit banyak yang
dimanfaatkan untuk pembuatan tape, kecap, oncom, roti, dan ada pula yang
diambil produknya karena menghasilkan antibiotika misalnya penisilin, dan
streptomisin. Di sekitar kita sering kita jumpai jamur ini tumbuh pada biji
kacang, roti, atau makanan lain. Di bekas bonggol jagung bakar atau di bekas
kayu terbakar sering kita dapati jamur berwarna oranye yang menarik. Contoh
Ascomycota saprofit adalah Penicillium
sp, penghasil penisilin, Saccharomyces
atau ragi. Contoh ragi yang terkenal adalah Saccharomyces
cerevisae yang digunakan untuk mengembangkan roti. Ragi ini dapat mengubah
gula menjadi alkohol dan karbon dioksida. Karbon dioksida yang terbentuk itulah
yang dapat mengakibatkan terjadinya pengembangan pada adonan kue. Jika kalian menyimpan air tapai di dalam
botol tertutup dan dibiarkan terus hingga seminggu, maka botol akan meledak
karena tekanan dari karbon dioksida yang dihasilkannya. Air nira juga banyak
mengandung Saccharomyces.
Gelembung-gelembung udara yang keluar dari nira adalah gas karbon dioksida.
Jika dibiarkan berminggu-minggu, air nira yang mula-mula berbau alkohol akan
berubah menjadi asam cuka, yang masam rasanya. Ini disebabkan karena alkohol
yang terbentuk diubah menjadi asam cuka oleh bakteri asam cuka. Berikut
disajikan reaksi penguraian glukosa menjadi alkohol oleh Saccharomyces:
C6H12O6 -------> 2C2H5OH
+ 2CO2 + tenaga
(gula/glukosa) (alkohol) (karbon
dioksida)
Jamur Penicillium hidup secara
saprofit. Kadang-kadang dijumpai pada roti, kentang, kacang, atau makanan
busuk lainnya. Konidianya berwarna hijau kebiruan. P. notatum dan P. chrysogenum
menghasilkan zat mematikan yakni antibiotika yang disebut penisilin. Antibiotik
artinya anti hidup. Untuk mendapatkan penisilin, orang mengkultur jamur
tersebut pada substrat yang cocok. Lihat Gambar 4.15.
Antibiotika penisilin banyak digunakan
untuk memberantas penyakit akibat infeksi oleh mikroba pada manusia. Hanya
saja obat ini dapat menimbulkan kekebalan pada bibit penyakit jika digunakan
kurang dari dosis anjuran dokter.
Penicillium
berkembangbiak secara vegetatif dengan membentuk konidia. Konidia dibentuk
pada ujung hifa. Hifa pembawa konidia disebut konidiofor. Setiap konidium dapat
tumbuh membentuk jamur baru
Ascomycota parasit dapat menimbulkan
penyakit baik pada manusia, tumbuhan maupun binatang. Contoh yang dapat
mengakibatkan penyakit pada manusia adalah Saccharomyces
yang mengakibatkan epitel mulut
putih pada anak-anak yang disebut saccharomycosis,
3.
Basidiomycota
Selain dua kelompok jamur yang
telah kalian pelajari, masih ada jamur yang ada di lingkungan kalian yang
strukturnya berbeda dengan dua kelompok jamur tadi. Ambilah jamur merah dan
jamur kuping, bawa ke laboratorium dan lakukan kegiatan sebagai berikut. Jamur
Basidiomycota umumnya merupakan jamur makroskopik, dapat dilihat karena
ukurannya besar. Pada musim penghujan dapat kita temukan pada pohon, misalnya
jamur kuping, jamur pohon, atau di tanah yang banyak mengandung bahan organik,
misalnya jamur barat.
Basidiomycota
ada yang dibudidayakan misalnya jamur merang dan jamur kuping. Jamur merang
merupakan makanan yang bergizi tinggi.
Selain
mengandung gizi, ada pula jamur yang mengandung racun dan mematikan. Jamur Amanita merupakan contoh jamur beracun
yang mematikan itu. Hati-hati jika kalian mendapatkan jamur liar di hutan untuk
dimakan. Guna memastikan apakah jamur itu beracun atau tidak, coba berikan
terlebih dahulu ke binatang, misalnya ke ayam.
Jika ayam itu mati berarti jamur itu beracun.
Contoh-contoh jamur Basidiomycota:
1)
Volvariela
volvacae (jamur merang) dan Agaricus
sp, banyak dibudidayakan orang untuk masakan. Jamur ini ditanam pada media
yang banyak mengandung selulosa, serta memerlukan kelembapan yang tinggi.
2)
Auricularia
polytricha (jamur kuping), hidup saprofit pada kayu yang lapuk. Warnanya
coklat kehitaman, sering digunakan untuk sup. Saat ini juga telah banyak
dibudidayakan.
3)
Pleurotes
(jamur kayu). Juga dapat dimakan. Di alam, jamur ini tumbuh di kayu lapuk.
Untuk menanamnya diperlukan media dari serbuk gergaji.
4)
Amanita
phalloides (jamur beracun). Hidup di tanah, berwarna putih atau merah.
5) Exobasidium
vexans, hidup parasit pada tanaman teh.
6)
Corticium
salmonella (jamur upas), hidup parasit pada batang pohon buah-buahan, dan
karet.
C.
Lumut Kerak
Pernahkah kalian melihat lumut kerak atau Lichenes (ada yang menyebutnya Liken) yang berwarna perak, menempel
pada pohon seperti kerak? Lichen bukan satu spesies lumut, jadi kalian jangan
rancu dengan lumut yang nanti di bahas dalam bab berikutnya. Liken sebenarnya terdiri dari dua jenis
organisme, yaitu jamur dan ganggang yang hidup bersimbiosis. Begitu kompaknya
mereka bersimbiosis membentuk talus sehingga seakan-akan menyatu menjadi satu
organisme. Liken merupakan simbiosis antara jamur dari golongan Ascomycota atau Basidiomycota
dengan Ganggang hijau atau Cyanobancteria satu sel.
Talus
liken yang hidup menempel pada batang pohon biasanya berbentuk lembaran tipis,
seperti kerak. Talus ini tersusun atas miselium yang kompak di sebelah
luar, dan hifa yang tidak kompak di sebelah dalam. Di antara hifa tersebut
terdapat sel-sel ganggang.
Sebagaimana
kita ketahui, jamur hidup secara heterotrof, sedangkan ganggang hidup secara
autotrof. Jamur memperoleh makanan dari hasil fotosintesis ganggang.
Cyanobacteria dalam liken juga berfungsi sebagai pengikat Nitrogen. Sedangkan
jamur menyediakan lingkungan yang baik bagi ganggang. Lingkungan yang baik
adalah menyediakan air, mineral pertukaran gas dan perlindungan terhadap ganggang.
Liken menyerap mineral yang dibutuhkannya dari udara, debu atau air. Seandainya
terpisah, ganggang ataukah jamur yang dapat hidup mandiri? Jawabannya pasti
ganggang bukan? Coba cari alasannya dengan berdiskusi dengan teman-temanmu!
Jamur tidak dapat hidup sendiri karena tergantung kepada keberadaan ganggang.
Akan tetapi kenyataannya, keduanya saling tergantung dan tidak dapat hidup
sendiri-sendiri.
Reproduksi
seksual liken dilakukan sendiri-sendiri. Artinya, baik jamur maupun ganggang
melakukan reproduksinya sendiri. Jamur membentuk ascokarp atau basidiokarp,
yang di dalamnya ada spora. Jika spora masak akan terlepas, terbawa angin ke
mana-mana. Jika jatuh di tempat yang cocok dan bertemu dengan ganggang, maka
akan membentuk Liken baru.
Reproduksi
aseksual liken dilakukan dengan cara fragmentasi. Fragmen (potongan) liken
induk terlepas, jika jatuh ditempat yang cocok akan tumbuh menjadi individu
baru. Reproduksi aseksual juga dilakukan dengan membuat struktur khusus yang
disebut soredia, yakni beberapa sel
ganggang yang terbungkus oleh hifa yang terdapat pada permukaan talus Liken.
Itulah sebabnya mengapa di permukaan talus liken terdapat bentukan seperti
serbuk memutih seperti tepung. Itulah soredia. Sel-sel ganggang ini dapat
terlepas dan jika jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi liken baru.
Kalian
pasti telah melihat liken di daerahmu masing-masing. Liken yang talusnya tipis
seperti kerak itu tergolong dari jenis Parmelia.
Selain itu ada pula Liken yang tergantung di dahan pohon, seperti jenggot,
memanjang, ukurannya lebih besar, Liken ini dari jenis Usnea.
Media
Jenis Media
1.
Slide Power Point (terlampir)
2.
Handout Mahasiswa
3.
Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM …)
Petunjuk Penggunaan Media
Penilaian
Penilaian yang dilaksanakan dalam Paket Ganggang
dan Jamur ini ada dua macam yaitu tes tulis dan penilaian produk.
Penilaian Tes
1.
Sebutkan ciri-ciri ganggang!
2.
Jelaskan alasan mengapa ganggang tidak
dapat digolongkan sebagai sel!
3.
Jelaskan alasan mengapa ganggang
digolongkan benda hidup? Mengapa pula digolongkan ke dalam benda tak hidup?
4.
Berilah contoh-contoh penyakit yang
disebabkan oleh ganggang pada manusia, hewan dan tumbuhan!
5.
Apa perbedaan antara sel prokariotik
dan sel eukariotik?
6.
Dapatkah kamu mengamati koloni jamur
dengan mata biasa? Seperti apakah koloni jamur itu?
7.
Ada dua cara reproduksi jamur.
Jelaskan!
8.
Jamur yang tidak berklorofil hidup
secara heterotrof. Jelaskan!
9.
Apa perbedaan jamur saprofit dan
parasit?
10.
Apa perbedaan antara jamur fotoautotrof
dan kemoautotrof?
11.
Apakah jamur aerobik itu? Jelaskan!
12.
Jika kaki terluka dan luka itu ditutup,
jika tidak diobati ada kemungkinan kita dapat terserang penyakit tetanus.
Jelaskan!
13.
Sebutkan 5 contoh jamur yang
menguntungkan dan 5 contoh jamur yang merugikan!
14.
Makanan kaleng yang terbuka akan dapat
membusuk. Mengapa? Jelaskan!
15.
Sebutkan cara-cara mengawetkan makanan!
Penilaian Kinerja
Penilaian Kinerja (Performance) terhadap
produk mahasiswa yang berupa esai mengenai peran ganggang dan jamur adalah
sebagai berikut.
No.
|
Komponen Penilaian
|
Nilai Akhir
|
|||
Sangat Baik (20)
|
Baik (15)
|
Cukup (12)
|
Kurang (8)
|
||
1
|
Kemampuan mendeskripsikan ciri-ciri ganggang dan jamur
|
|
|
|
|
2
|
Tata cara
penulisan
|
|
|
|
|
3
|
Kemampuan
membuat tulisan yang menarik, member
inspirasi
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar