Kamis, 04 Juni 2015

GANGGANG DAN JAMUR



Paket ….
GANGGANG DAN JAMUR

Pendahuluan

Setelah mempelajari virus dan bakteri mahasiswa akan belajar tentang ganggang dan jamur. Dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa telah mengenal berbagai jenis ganggang dan jamur. Pengalaman mahasiswa tentang hal tersebut dapat digunakan sebagai awal pembelajaran tentang ganggang dan jamur. Dalam perkuliahan ini mahasiswa akan mengidentifikasi ciri-ciri ganggang dan jamur. Pemahaman tentang ganggang akan bermanfaat untuk mengenal peran ganggang.  Pemahaman tentang jamur akan bermanfaat untuk mengenal peran jamur sebagai makanan maupun sebagai penyebab penyakit. 


Rencana Pelaksanaan Perkuliahan

Kompetensi Dasar
Mendiskripsikan ciri-ciri ganggang dan jamur serta perannya dalam kehidupan.

Indikator    
1.      Mengidentifikasi ciri-ciri ganggang
2.      Mengidentifikasi ciri-ciri jamur
3.      Menjelaskan peran ganggang dalam kehidupan
4.      Mendeskripsikan berbagai  penyakit yang disebabkan oleh jamur
5.      Mendeskripsikan jenis-jenis jamur yang bermanfaat bagi manusia

Waktu
2x50 menit

Materi Pokok
1.      Ganggang: ciri-ciri, struktur, peranan
2.      Jamur: ciri-ciri, struktur, peranan


Kelengkapan Bahan Perkuliahan
1.      Slide Power Point (terlampir) 3.1
2.      Handout Mahasiswa
3.      Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM) 3.1
4.      Lembar Uraian Materi
5.      Alat : LCD dan komputer

Langkah-langkah Perkuliahan

Waktu
Langkah Perkuliahan
Metode
Bahan
10’
Kegiatan Awal
Dosen meminta mahasiswa untuk menceritakan pengalamannya tentang ganggang dan jamur.
Brainstorming

40












20



10
Kegiatan inti.
Mahasiswa dibagi dalam dua kelompok besar (A dan B).
Kelompok A mendiksuikan tentang ganggang, mulai dari ciri-ciri, struktur, dan peranannya.
Kelompok B mendiskusikan tentang ciri-ciri, struktur, dan peranan jamur.
Sebelum berdiskusi, selama 10’ mahasiswa ditugaskan membaca uraian materi.
Diskusi Kelompok
Uraian Materi
Presentasi hasil diskusi.
Mahasiswa mempresentasikan hasil diskusinya serta membuat rangkuman hasil.
Presentasi mahasiswa
Hasil diskusi
Dosen memberi penguatan tentang ganggang dan jamur
Ceramah
Presentasi power point
20
Kegiatan Penutup


Tugas mandiri



   Lembar Kerja Mahasiswa
  Ciri-Ciri Ganggang dan Jamur
Petunjuk
1.      Mahasiswa bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 3 orang
2.      Mahasiswa membaca uraian materi tentang Ganggang dan Jamur

Tugas
Buatlah rangkuman tentang ganggang dan jamur, dalam hal sebagai berikut.
1.      Ciri-ciri
2.      Struktur tubuh
3.      Reproduksi
4.      Peranan dalam kehidupan manusia



Lembar Kerja Mahasiswa 3.1
Diskusi Kelompok

Tujuan:
·         mengamati ciri-ciri ganggang hijau dan ganggang keemasan
·         mengamati perbedaan ciri ganggang euglena, ganggang hijau dan keemasan
·         menidentifikasi jenis-jenis ganggang euglena, ganggang hijau dan keemasan yang ada di lingkungan

Alat dan Bahan    :
1.    Air yang tampak berwarna kehijauan atau kekuningan
2.    Botol bekas (bekas botol obat, minuman mineral, dan sebagainya)
3.    Mikroskop
4.    Gelas benda, gelas penutup
5.    Air bersih
6.    Pipet
7.    Kertas isap

Langkah Kerja :
1.    Pergilah ke got, sawah, atau tanah lembap. Temukan permukaan tanah yang berwarna hijau, atau air tergenang yang berwarna hijau, atau ada bentukan seperti rambut melayang di air berwarna hijau; kemungkinan di tempat yang demikian terdapat ganggang hijau.
2.    Ambillah air sawah berwarna hijau tersebut. Jangan lupa, korek bebatuan atau ambil juga benang-benang berwarna hijau yang melayang di air. Masukkan ke dalam botol bekas/gelas Aqua. Biarkan terbuka, botol jangan ditutup.
3.    Ambillah selapis permukaan tanah basah di sawah yang berwarna pirang atau kecoklatan, masukkan ke dalam botol tersendiri. Beri sedikit air agar tidak mengering. Ada kemungkinan di tempat yang demikian terdapat ganggang pirang (Chrysophyta).
4.    Jika tidak segera diamati, botol hendaknya disimpan di tempat yang terang (dekat jendela). Usahakan jangan mengering agar ganaggang tidak mati.
5.    Sediakan gelas benda dan gelas penutup. Ambil setetes air dari dalam botol berisi ganggang hijau dengan pipet. Teteskan di atas gelas benda, kemudian tutup dengan gelas penutup. Jika air terlalu banyak (meluber), isap dengan kertas pengisap.
6.    Amati di bawah mikroskop.
7.    Temukan ganggang: Euglena, Spirogyra, Chlorella, Chlamydomonas, Oedogonium, dan sebagainya. Biasanya ganggang itu tidak selalu ada, karena munculnya musiman.  Jika belum menemukannya, ulangi  beberapa kali pengamatan kalian.
8.    Ulangi langkah kerja nomor 5-7 untuk mengamati ganggang pirang. Temukan berbagai bentuk Diatomae yang bentuknya mirip perahu.                     
9.    Gambar dan beri keterangan bagian-bagiannya.
10. Isilah tabel di bawah ini:

No.
Nama Ganggang
Bentuk Kloroplas
Bergerak atau tidak?
Keterangan
1
Euglena



2
Spirogyra



3
Chlamydomonas



4
..................



5
...................




11. Jawablah pertanyaan berikut:
a)       Ganggang manakah yang populasinya terbesar dari contoh air yang kalian ambil?
b)       Apakah semua ganggang dapat kalian amati bentuk kloroplasnya? Mengapa?
c)       Diantara ganggang tersebut, manakah yang bergerak?
d)       Apakah Diatomae yang kalian amati beraneka ragam bentuknya?

Catatan: Nama spesies dari berbagai ragam Diatomae itu juga bermacam-macam. Kalian tidak perlu risau harus tahu semua namanya. Apabila kalian memiliki buku tentang Ganggang yang bergambar, cocokkan dengan buku yang kalian punyai itu untuk melihat nama-namanya. Jika kalian tidak memiliki buku tersebut, tanyakan kepada gurumu.


 


Lembar Kerja Mahasiswa 3.1
Diskusi Kelompok

Judul Kegiatan: struktur Jamur Tempe (Rhizopus sp)
Tujuan                : mendeskripsikan struktur jamur tempe (Rhizopus sp).

Alat dan bahan: mikroskop, kaca benda, kaca penutup, tempe, tusuk gigi

Langkah kerja:
1.    Sediakan sekerat tempe yang telah “jadi” yakni yang diseliputi oleh miselium jamur seperti serabut kapas.  Juga sediakan tempe yang jamurnya sudah berwarna kehitaman.
2.    Ambil hifa jamur dengan ujung tusuk gigi, kemudian letakkan di atas kaca benda.  Beri setetes air dan tutuplah dengan gelas penutup. Usahakan jangan ada gelembung udara terperangkap di dalam gelas penutup;
3.    Amati di mikroskop.  Gunakan pembesaran 100X, untuk mengamati strutur yang rinci gunakan pembesaran 450X.
4.    Tentukan mana bagian-bagian berikut:
a.  rhizoid;            b. hifa            c. sporangiofor         d miselium     e. spora
f. stolon;               g. sporangium                                 
5.    Bagaimanakah warna sporanya?
6.    Apakah hifa jamur ini bersekat? Coba perhatikan.


 


Lembar Kerja Mahasiswa 3.1
Diskusi Kelompok

Tujuan          :    mendeskripsikan struktur jamur Basidiomycota
Alat/ bahan  :    mikroskop, gelas benda, gelas penutup;
                            -Jamur kuping (Auricularia polytricha);
                            -Jamur merang (Volvariela volvacae);


Langkah kerja:
1.    Ambil satu jamur merang, gambar dan amati bagian-bagiannya. tunjukkan yang mana: tudung, tangkai, annulus, dan lamela
2.    Ambil satu lembaran (lamela) jamur  merang.  Buatlah irisan melintang dengan silet yang tajam setipis mungkin.
3.    Letakkan irisan itu di atas kaca benda yang telah diberi setets air, kemudian tutup dengan kaca penutup;
4.    Amati di mikroskop; Kemudian tunjukkan yang mana:
a. basidium? bagaimana bentuknya?
b. spora? Bagaimana bentuknya? Bagaimana warnanya?
c.  Bagaimana hifanya?
5.    Lanjutkan kegiatan 1-4 untuk mengamati jamur kuping
6.    Amati adakah perbedaan antara basidium jamur kuping dan jamur merang? 




 

Uraian Materi
GANGGANG DAN JAMUR
A. Ganggang
             Dalam buku-buku lama yang masih menggunakan klasifikasi dengan dua, tiga atau empat kingdom, ganggang dimasukkan sebagai bagian dalam kingdom Plantae. Dengan klasifikasi sistem 5 kingdom, ganggang bukan nama takson dan tidak masuk dalam kingdom Plantae. Ganggang masuk dalam kingdom Protista, karena ciri-cirinya: tubuh tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi yang banyak sel ini sel-selnya tidak berdiferensiasi membentuk jaringan khusus.                                                 Ganggang atau sering pula disebut alga dapat ditemukan di air tawar, air laut, menempel pada tempat-tempat yang basah atau lembap. Kalau kalian menemukan air di akuarium atau kolam berwarna hijau, warna itu disebabkan oleh warna dari ganggang. Seringkali ganggang juga mengakibatkan lantai kamar mandi berwarna hijau dan air di sawah berwarna hijau atau kuning. Kadang-kadang lantai yang ditumbuhi ganggang terasa licin, karena koloni ganggang menghasilkan lendir.
              Seringkali kita salah kaprah menyebut ganggang dengan nama “lumut”, padahal yang kita maksud sebenarnya adalah ganggang. Tumbuhan lumut banyak dijumpai di atas batubata berwarna hijau seperti beludru. Lumut tidak digolongkan ke dalam kingdom protista tetapi pada kingdom Plantae (tumbuhan).
              Bentuk tubuh ganggang ada yang bersel tunggal (uniseluler) dan ada yang tubuhnya tersusun atas banyak sel (multiseluler). Ukuran tubuhnya ada yang mikroskopis, misalnya pada ganggang hijau dan ganggang keemasan, tetapi ada pula yang dapat dilihat dengan mata telanjang, misalnya ganggang coklat dan ganggang merah. Ganggang yang multiseluler ada yang berbentuk seperti benang, lembaran, dan koloni sel-sel.  Sel-sel ganggang dikelilingi oleh dinding sel sehingga memiliki bentuk yang tetap. Inti sel (nukleus) merupakan jenis eukarion, artinya nukleusnya diselubungi oleh membran nukleus.
              Di dalam sel ganggang terdapat berbagai plastida, yaitu organela sel yang mengandung zat warna (pigmen). Plastida yang terdapat pada ganggang terutama adalah kloroplas. Kloroplas mengandung pigmen klorofil yang berperan penting dalam proses fotosintesis. Oleh sebab itu, ganggang bersifat autotrof artinya dapat menyusun makanan sendiri yang berupa zat organik dari zat-zat anorganik.
              Di lingkungan perairan di sekitar kita terdapat banyak sekali ganggang. Perairan yang berwarna hijau seringkali banyak ditumbuhi ganggang hijau. Perairan yang berwarna kekuning-kuningan banyak ditumbuhi ganggang keemasan. Lakukan kegiatan berikut untuk mengenal dan mengidentifikasi ganggang apa saja yang ada di perairan di lingkungan kalian.         Ganggang hijau dan ganggang kekemasan banyak terdapat disekitar kita. Sedangkan ganggang api, ganggang coklat dan ganggang merah lebih banyak ditemukan di air laut. Oleh sebab itu jika kalian ingin mengamati bagaimana bentuk, rupa, struktur dan ciri-ciri ganggang ganggang api, ganggang coklat dan ganggang merah, kalian perlu pergi ke laut. Ajaklah gurumu ke laut untuk mengamati ganggang yang ada di laut.
              Berdasarkan pigmen yang dikandungnya ganggang dibedakan menjadi beberapa Ganggang hijau, ganggang coklat, ganggang keemasan, dan ganggang merah.

1.  Ganggang Hijau (Chlorophyta)
              Sebagian besar (90%) Ganggang hijau hidup di air tawar dan hanya 10% yang hidup di air laut. Ganggang hijau merupakan bagian dari plankton air tawar dan laut. Plankton adalah organisme kecil yang hidup melayang-layang dalam air, yang merupakan makanan hewan-hewan air dan ikan. Selain itu, Ganggang hijau ada yang hidup melekat pada tanah yang basah, tembok yang lembap, pada batang tumbuhan lain bahkan juga ada yang hidup melekat pada tubuh hewan.
              Coba amatilah kolam atau tanah lembap di sekitar kalian. Niscaya kalian akan mendapati Ganggang hijau yang dalam jumlah banyak mengakibatkan air berwarna hijau, atau ada yang berbentuk benang melayang di air. Jika terkena cahaya matahari, kumpulan ganggang ini akan mengeluarkan gas. Mengapa mengeluarkan gas? Gas apakah yang dikeluarkan itu? Coba diskusikan dengan teman kalian.
              Sel-sel ganggang hijau dikelilingi oleh dinding sel, sehingga memiliki bentuk yang tetap. Di dalam sel terdapat kloroplas yang bentuknya bermacam-macam, ada yang berbentuk spiral, mangkuk, lembaran,  bola, dan  bintang.  Kloroplasnya mengandung klorofil, sehingga ganggang hijau berwarna hijau. Jenis klorofil yang terkandung adalah klorofil a dan b juga karoten dan xantofil. 
              Di dekat kloroplas terdapat pirenoid, berbentuk bulat, dan berwarna terang. Pirenoid adalah rongga yang berfungsi sebagai tempat penyimpan cadangan makanan  berupa  amilum.

Reproduksi Ganggang Hijau (Ganggang hijau)
              Ganggang hijau berreproduksi secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Reproduksi vegetatif dilakukan tanpa melalui persatuan sel kelamin (gamet); sedang reproduksi generatif dilakukan dengan melalui persatuan sel gamet, yakni sel gamet jantan dan betina.
1.  Reproduksi Secara Vegetatif
             Reproduksi secara vegetatif dilakukan dengan pembelahan biner, membentuk zoospora, dan fragmentasi.
       a)    Pembelahan biner; dilakukan oleh ganggang hijau bersel satu.      
       b)    Fragmentasi; dilakukan oleh ganggang berbentuk benang atau ganggang berkoloni. Fragmentasi adalah pemotongan benang atau koloni kemudian terlepas dari induknya dan tiap potongan akan tumbuh menjadi individu baru.
       c)    Pembentukan Zoospora; Ganggang hijau dapat menghasilkan zoospora. Zoospora adalah spora yang dapat bergerak dengan berenang, menggunakan flagela. Zoospora sering juga disebut sebagai spora kembara, karena dapat mengembara kian kemari di dalam air. 
2.  Reproduksi Secara Generatif
             Reproduksi secara generatif pada ganggang hijau dilakukan dengan konjugasi. Konjugasi dilakukan sebagai berikut: mula-mula dua benang ganggang saling bertempelan. Dua sel yang berdekatan saling membentuk tonjolan. Apabila tonjolan itu saling melebur akan terbentuk saluran konjugasi. Melalui saluran konjugasi ini isi sel dari yang satu mengalir ke yang lain. Isi sel itu berupa inti dan sitoplasma. Kedua isi sel itu melebur membentuk zigot. Selanjutnya zigot tumbuh membentuk benang baru atau membentuk zigospora.
             Beberapa ganggang hijau ada yang dapat menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatozoid dan gamet betina yang disebut ovum. Pertemuan sperma dan ovum menghasilkan zigot yang dapat tumbuh menjadi ganggang baru. Lihat Gambar 3.4.

Contoh-contoh Ganggang hijau
             Berikut ini adalah contoh beberapa jenis ganggang hijau yang sering dijumpai dari kolam di sekitarmu.
       a)    Chlorella
                    Organisme ini banyak ditemukan sebagai plankton air tawar. Kalian dapat menangkapnya dengan menggunakan jala plankton (plankton net). Ukuran tubuhnya mikroskopis. Bentuk selnya bulat dan memiliki sebuah kloroplas berbentuk mangkuk. Per­kembangbiakan vegetatif dilakukan dengan pembelahan sel, tiap sel menghasilkan 4 sel anak.
                    Chlorella digunakan dalam penyelidikan metabolisme di laboratorium. Saat ini Chlorella banyak ditanam di kolam-kolam (misal di Pasuruan) digunakan sebagai bahan untuk obat-obatan, bahan kosmetik dan bahan makanan. Serbuk Chlorella itu dimasukkan ke dalam kapsul untuk dijual. Pernahkan kalian melihat atau memakan Chlorella dalam bentuk kapsul?

       b)    Chlorococcum
                    Ganggang bersel satu ini juga banyak ditemukan di air tawar dan juga di tanah yang basah. Tubuhnya bersel satu dan ukurannya mikroskopis. Selnya berbentuk bulat telur. Setiap sel memiliki satu kloroplas berbentuk mangkuk dengan sebuah pirenoid.
                    Reproduksi aseksual dengan membentuk zoospora. Dalam satu sel dapat dibentuk 8 atau 16 sel zoospora. Zoosporanya bergerak dengan dua flagela.

       c)    Chlamydomonas
                    Bentuk sel Chlamydomonas bulat telur dan memiliki 2 flagela yang berfungsi sebagai alat gerak. Di dalam sel terdapat satu vakuola, satu nukleus, dan kloroplas. Pada kloroplas terdapat stigma (bintik mata) dan pirenoid sebagai tempat pembentukan zat tepung. 
                    Reproduksi aseksual dengan membentuk zoospora dan reproduksi seksual dengan konjugasi. Perhatikan bentuk sel dan daur hidupnya pada Gambar 3.5 di halaman
       d)    Euglena
                    Bentuk sel Euglena lonjong, memiliki satu alat gerak yakni flagela, dan memiliki bintik mata. Inti selnya tunggal dan memiliki kloroplas. Euglena yang berwarna hijau itu biasanya nampak bergerak aktif di dalam air karena memiliki flagela. Keistimewaan ganggang ini adalah memiliki bintik mata atau stigma. Para ahli zoologi menganggap Euglena adalah binatang dan memasukkannya dalam filum Protozoa, karena dapat bergerak dan berbintik mata. Para ahli botani menganggap Euglena adalah tumbuhan dan memasukkannya dalam divisi Clorophyta, karena memiliki klorofil. Coba lihat Bab Protozoa. Lihat Gambar 3.6.
       e) Volvox
                    Volvox dapat ditemukan di air tawar, koloninya berbentuk bola dengan jumlah sel antara 500–50.000 buah. Meskipun demikian, ukurannya mikroskopis, hanya dapat diamati dengan mikroskop. Tiap sel memiliki 2 flagela dan sebuah bintik mata. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan seksual dengan konjugasi sel-sel gamet. Lihat Gambar 3.8.
       f) Spirogyra
                    Ganggang ini mudah didapatkan di perairan sekitar kita. Tubuhnya tersusun atas sel-sel yang membentuk untaian memanjang seperti benang. Dalam tiap sel terdapat kloroplas berbentuk pita spiral dan sebuah inti.
                    Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual dengan konjugasi.   Adapun langkah-langkah konjugasi adalah sebagai berikut. Dua benang saling berdekatan; sel-sel yang berdekatan saling membentuk tonjolan. Ujung kedua tonjolan yang bersentuhan saling melebur membentuk saluran. Lewat saluran itu terjadilah aliran protoplasma (sitoplasma dan inti sel) dari satu sel ke sel yang lain. Kedua plasma  melebur disebut plasmogami. Segera diikuti oleh peleburan inti yang disebut kariogami. Hasil peleburan membentuk zigospora diploid. Zigospora mengalami meiosis dan di tempat yang sesuai berkembang menjadi benang Spirogyra baru yang haploid (n).

3. Ganggang Keemasan (Chrysophyta)
              Anggota ganggang keemasan ada yang hidup di air tawar dan ada yang hidup di air laut. Tubuhnya ada yang bersel tunggal dan ada yang bersel banyak. Ganggang ini memiliki klorofil (pigmen hijau) dan xantofil (pigmen kuning). Karena itu warnanya hijau kekuningan. Contohnya Vaucheria dan Diatom.
Tubuh Vaucheria tersusun atas banyak sel yang berbentuk benang (filamen) yang bercabang tetapi tidak bersekat. Filamen tersebut memiliki banyak inti dan disebut  senosit. Filamen ini juga memiliki alat kelamin jantan atau anteridium dan alat kelamin betina atau oogonium. Anteridium  menghasilkan  spermatozoid  dan oogonium menghasilkan ovum. Hasil fertilisasi berupa zigot. Selanjutnya zigot tumbuh membentuk filamen baru. Reproduksi vegetatif dengan mem­bentuk zoospora. Zoospora terlepas dari induknya, mengembara dan apabila jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi filamen baru.
Diatom banyak dijumpai di atas permukaan tanah basah misalnya di sawah, got, atau parit. Tanah yang banyak mengandung diatom berwarna kuning keemasan.  Kalian dapat mengambil lapisan tanah tadi untuk diamati di bawah mikroskop. Tubuhnya uniseluler dan ada pula yang berkoloni. Dinding sel tersusun atas dua belahan yaitu kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Jadi seperti kotak tempat pensil. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara membelah  diri.  Contoh:  Navicula, Pinnularia, dan Cyclotella.

4. Ganggang api (Pyrrhophyta)
             Kebanyakan anggota Pyrrhophyta disebut Dinoflagellata. Anggota Pyrrhophyta adalah organisme yang tubuhnya tersusun atas satu sel, dapat bergerak aktif, selnya berdinding. Ciri utamnya adalah di sebelah luar sel terdapat celah dan alur, masing-masing mengandung satu flagel. Dinding sel berupa lempengan selulosa berbentuk poligonal yang bersambungan sangat rapat. Di dalam sel terdapat plastida yag mengandung klorofil dan pigmen coklat kekuning-kuningan.
             Pyrrhophyta berkembang biak dengan membelah diri. Dinoflagellata kebanyakan hidup di laut, sebagian kecil hidup di air tawar. Contoh Pyrrhophyta adalah Peridinium. Purrhophyta yang hidup di laut bersifat fosforesensi, yaitu memiliki fosfor yang memendarkan cahaya.


5. Ganggang Coklat (Phaeophyta)
       Ganggang coklat bentuk tubuhnya menyerupai tumbuhan tinggi, dengan panjang sampai beberapa meter. Dikatakan menyerupai tumbuhan tinggi karena memiliki alat yang bentuknya mirip akar, batang dan daun. Sebagian besar hidup di air laut. Seringkali terdampar di pantai. Tubuhnya melekat pada batu-batuan dengan alat pelekat (semacam akar), sedangkan talusnya terapung di air laut. Ganggang ini berwarna kecoklatan karena memiliki pigmen fikosantin di samping  klorofil. Contohnya  adalah Sargassum yang banyak tumbuh di laut Sargasso. Contoh yang lain adalah Macrocystis, Ectocarpus, dan Fucus.
       Meskipun melekat di dasar, tetapi talus Fucus banyak mengandung gelembung udara sebagai  alat pengapung. Selain itu, gelembung udara juga mengandung cadangan  udara  untuk respirasi. Kalian yang sering rekreasi ke pantai paasti pernah menemukan ganggang coklat ini. Warnanya coklat, mempunyai gelembung-gelembung udara mirip “buah”. Ganggang ini sering terdampar di pantai. Lihat Gambar 3.13.
       Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi. Reproduksi generatif dengan cara membentuk alat kelamin yang disebut sebagai konseptakel jantan dan konseptakel betina. Di dalam konseptakel jantan terdapat anteridium yang menghasilkan spermatozoid. Dan di dalam konseptakel betina terdapat arkegonium yang menghasilkan ovum. Spermatozoid membuahi ovum membentuk zigot.


6. Ganggang Merah (Rhodophyta)
       Rhodophyta hidup di laut. Bentuk tubuhnya seperti rumput, sehingga sering disebut sebagai rumput laut (seaweed). Tubuhnya bersel banyak dan berbentuk seperti lembaran. Warna tubuhnya merah karena di sam­ping mengandung pigmen klorofil juga mengandung pigmen fikoeritrin.
       Reproduksi seksual dengan peleburan antara spermatozoid dan ovum menghasilkan zigot. Zigot tumbuh menjadi ganggang merah yang diploid.  Contohnya adalah Eucheuma spinosum dan Gelidium, Kallimenia, dan Scinata. Eucheuma spinosum  merupakan penghasil agar-agar di Indonesia sedangkan Gellidium merupakan penghasil agar-agar di daerah dingin.  Lihat Gambar ........


Manfaat Ganggang Bagi Kehidupan Manusia

              Ganggang merupakan fitoplankton (plankton tumbuhan) yang  berfungsi  sebagai makanan ikan. Daerah yang kaya plankton merupakan daerah perairan yang kaya akan ikan.  daerah yang kaya plankton biasanya adalah daerah perairan laut dangkal dan banyak cahaya matahari.
              Ganggang renik yang hidup di perairan tergolong fitoplankton. Dalam ekosistem perairan ganggang merupakan produser primer, yaitu sebagai penyedia bahan organik dan oksigen bagi hewan-hewan air seperti ikan, udang, dan serangga air. Keberadaan produser mengundang kehadiran konsumer, predator dan organisme lain yang membentuk ekosistem perairan. Pada ekosistem perairan yang kaya akan unsur hara banyak hidup plankton di dalamnya dan karenanya banyak hewan air seperti ikan dan udang yang hidup di peraairan tersebut. Di kolam  atau tambak, para petani sering memberi pupuk agar populasi plankton meningkat. Planton ini dijadikan makanan bagi ikan yang dipelihara.  Hutan bakau di pantai yang banyak dikunjungi burung memiliki ekosistem perairan yang kaya ikan. Kotoran burung yang jatuh menyuburkan air laut, sehingga populasi plankton meningkat dan selanjutnya plankton-plankton tersebut menjadi makanan ikan.   
              Dinding sel diatom banyak mengandung silikat. Sisa-sisa dinding sel diatom yang hidup jutaan tahun yang lalu membentuk lapisan tanah yang dikenal sebagai tanah diatom. Tanah diatom dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok, isolasi, bahan dasar industri kaca, dan penyaring (karena berpori).
              Sebagaimana diuraikan sebelumnya, terdapat ganggang yang menghasilkan protein atau bahan makanan lain. Spirillum misalnya merupakan ganaggang yang menghasilkan protein. Ganggang demikian  sedang dikembangkan untuk produksi bahan pangan di masa yang akan datang.  Demikian pula agar-agar yang saat ini telah banyak dikonsumsi masyarakat. Selain itu ganggang ada yang berpotensi untuk kosmetik, obat-obatan.

Tabel. Beberapa ciri    penting pada beberapa filum ganggang

Ganggang
Warna yang dominan (pigmen untuk fotosintesis

Jumlah dan letak flagel
Komponen dinding sel
Habitat
Ganggang hijau
Hijau (Klorofil a dan b, karoten)
2 atau lebih, terletak diujung
Selulosa
Sebagian besar air tawar dan sedikit di laut
Ganggang Keemasan
Keemasan (Klorofil a dan c, karoten, xantofil)
1 atau 2 di ujung
Senyawa pektin dengan silika
Sebagian besar di air tawar
Ganggang Coklat
Coklat
1 di tengah, 1 di ujung
selulosa
di laut dan air tawar
Ganggang Api
Coklat (Klorofil a dan c, karoten, xantofil)
2 ditengah hanya pada sperma
Selulosa dan beberapa polisakarida
Air laut
Ganggang Merah
Merah kehitaman (Klorofil a, karoten, fikobilin, dan beberapa mengan-dung klorofil d)
Tidak ada
Selulosa dan beberapa polisakarida
Sebagian besar di laut

Rangkuman
1.      Ganggang hijau hidup di air, tanah basah, tempat lembap.
2.      Ganggang ada yang uniseluler, bentuk benang, berkoloni, lembaran, ada pula yang seperti tumbuhan tinggi.
3.      Ganggang hijau hidup di air tawar; memiliki klorofil a dan b, serta pigmen lain.
4.      Bentuk kloroplas bermacam-macam: berbentuk spiral, seperti mangkuk, bola, bintang; mengandung klorofil untuk fotosintesis.
5.      Reproduksi vegetatif: pembelahan, fragmentasi, zoospora.
6.      Reproduksi generatif: konjugasi; peleburan sperma, dan ovum.
7.      Ganggang keemasan: hidup di air tawar dan laut. Ada yang di tanah basah. Mempunyai pigmen hijau dan xantofil (kuning); Diatom banyak hidup di tanah basah.
8.      Ganggang api: hidup di air tawar dan air laut, dinding sel memiliki celah dan alur yang masing-masing memiliki flagel, memiliki klorofil dan pigmen coklat kekuningan, fosforesensi
9.      Ganggang coklat: hidup di laut. Melekat pada bebatuan laut; memiliki gelembung untuk mengapung dan cadangan oksigen.
10.  Ganggang merah: memiliki pigmen klorofil dan fikoeritrin (merah). Hidup di laut sebagai rumput laut. Ada yang dapat digunakan untuk membuat agar-agar.

B. Jamur
       Kalian tentu tidak asing lagi dengan jamur. Jamur ada yang dapat dimakan misalnya jamur merang, jamur kuping, Jamur juga merupakan organisme pembusuk yang penting dalam menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Juga banyak jamur yang merugikan kita karena menyebabkan penyakit pada manusia, misalnya penyakit panu, kadas, dan keputihan. Jamur juga banyak yang menjadi musuh petani karena menyebabkan kebusukan pada akar, batang, daun dan buah tanaman.
       Apakah jamur itu? Jamur atau kulat (bahasa Madura, Melayu) atau fungi merupakan organisme bersel tunggal atau ada pula yang bersel banyak. Jamur bersifat eukariotik, dan tidak berklorofil. Sel jamur memiliki dinding yang tersusun atas khitin. Karena sifat-sifatnya itu, yaitu mengandung kitin, eukariotik dan tidak berklorofil, jamur dikelompokkan dalam Kingdom tersendiri yaitu Kingdom Fungi. Hal ini disebabkan karena jamur tidak dapat dikelompokkan ke dunia hewan maupun tumbuhan.
       Karena tidak berklorofil, jamur tidak dapat hidup secara autotrof, melainkan harus hidup secara heterotrof. Jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik yang ada di lingkungannya; misalnya hidup secara saprofit, artinya hidup dari penguraian sampah-sampah organik misalnya bangkai, sisa tumbuhan, makanan, kayu lapuk, menjadi bahan-bahan anorganik.
       Jamur uniseluler misalnya ragi atau Saccharomyces dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi gula, dan gula dicerna menjadi alkohol. Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur tempe dapat menguraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan asam amino. Bagaimana cara sel-selnya menguraikan bahan makanan itu? Jamur tidak memasukkan molekul-molekul besar ke dalam sel-selnya. Makanan itu dicerna di luar sel sehingga disebut pencernaan ekstraseluler, seperti pada bakteri. Caranya, sel-sel jamur mengeluarkan enzim pencernaan. Enzim-enzim itulah yang bekerja menguraikan molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul sederhana. Jika sudah tercerna, zat makanan itu masuk ke dalam selnya secara osmosis. Osmosis adalah berpindahanya zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah melalui membran.
       Karena kemampuannya menguraikan bahan organik itulah maka jamur tergolong pengurai. Demikian pula bakteri. Tanpa adanya pengurai, niscaya lingkungan kita dipenuhi oleh sampah, bangkai, dan bahan-bahan organik lainnya yang tak teruraikan.
       Jamur multiseluler terbentuk dari rangkaian sel membentuk benang seperti kapas, yang disebut benang hifa. Dilihat dengan mikroskop, hifa ada yang bersekat-sekat melintang. Tiap-tiap sekat merupakan satu sel, dengan satu atau beberapa inti sel. Ada pula hifa yang tidak bersekat melintang, yang mengandung banyak inti dan disebut senositik. Ada tidaknya sekat melintang ini dijadikan salah satu dasar dalam penggolongan jamur. Kumpulan hifa membentuk jaringan benang yang dikenal sebagai miselium. Miselium inilah yang tumbuh menyebar di atas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan dari lingkungannya. Selain itu, hifa ada yang berfungsi sebagai pembentuk alat reproduksi. Misalnya, hifa yang tumbuh menjulang ke atas menjadi sporangiofor yang artinya pembawa sporangium. sporangium artinya kotak spora. Di dalam sporangium terisi spora. Ada pula hifa yang tumbuh menjadi konidiofor yang artinya pembawa konidia, yang dapat menghasilkan konidium. Pengertian konidium akan dijelaskan kemudian.
       Jamur diklasifikasikan berdasarkan cara reproduksi dan struktur tubuhya. Dalam pustaka lama yang menggunakan sistem dua kingdom, fungi dimasukkan dalam kingdom plantae. Dalam sistem 4 kingdom, fungi merupakan kingdom tersendiri dengan lima filum/divisi. Tetapi dalam sistem lima kingdom, seperti yang digunakan dalam buku ini,  jamur lendir dan jamur air tidak dimasukkan sebagai jamur, tetapi merupakan protista. Karena itu filum yang masuk dalam kingdom fungi adalah filum/divisi Phycomycota, Ascomycota, Basidiomycota dan Deuteromycota.

1. Phycomycota
             Sebelum mempelajari jamur Phycomycota, lakukan kegiatan pengamatan strktur jamur tempe, sebagai contoh jamur anggota Phycomycota. Jamur yang tumbuh di tempe adalah Rhizopus sp. Di permukaan tempe kita dapati bentukan seperti kapas berwarna putih, itulah miselium Rhizopus. Jamur tempe merupakan salah satu contoh filum Phycomycota. Tubuh Phycomycota terdiri dari benang-benang hifa yang bersekat melintang, ada pula yang tidak bersekat melintang. Hifa bercabang-cabang banyak, dan dinding selnya mengandung kitin.
       Selain yang hidup saprofit di tempe, Phycomycota ada yang hidup saprofit pada roti, nasi, dan bahan makanan yang lain. Ada pula yang hidup parasit misalnya penyebab penyakit busuk pada ubi jalar dan murbei.
      
2. Ascomycota
       Ciri khusus dari jamur Ascomycota adalah dapat menghasilkan spora askus (askospora), yaitu spora hasil reproduksi seksual, berjumlah 8 spora yang tersimpan di dalam askus. Untuk mengetahui bentuk dan struktur askus dibutuhkan pengamatan yang teliti. Ukuran tubuh Ascomycota yang mikroskopis (satu sel), ada pula yang makroskopik (dapat dilihat dengan mata). Golongan jamur ini ada yang hidup saprofit, ada pula yang parasit dan ada pula yang bersimbiosis.
       Ascomycota saprofit banyak yang dimanfaatkan untuk pembuatan tape, kecap, oncom, roti, dan ada pula yang diambil produknya karena menghasilkan antibiotika misalnya penisilin, dan streptomisin. Di sekitar kita sering kita jumpai jamur ini tumbuh pada biji kacang, roti, atau makanan lain. Di bekas bonggol jagung bakar atau di bekas kayu terbakar sering kita dapati jamur berwarna oranye yang menarik. Contoh Ascomycota saprofit adalah Penicillium sp, penghasil penisilin, Saccharomyces atau ragi. Contoh ragi yang terkenal adalah Saccharomyces cerevisae yang digunakan untuk mengembangkan roti. Ragi ini dapat mengubah gula menjadi alkohol dan karbon dioksida. Karbon dioksida yang terbentuk itulah yang dapat mengakibatkan terjadinya pengembangan pada adonan kue.      Jika kalian menyimpan air tapai di dalam botol tertutup dan dibiarkan terus hingga seminggu, maka botol akan meledak karena tekanan dari karbon dioksida yang dihasilkannya. Air nira juga banyak mengandung Saccharomyces. Gelembung-gelembung udara yang keluar dari nira adalah gas karbon dioksida. Jika dibiarkan berminggu-minggu, air nira yang mula-mula berbau alkohol akan berubah menjadi asam cuka, yang masam rasanya. Ini disebabkan karena alkohol yang terbentuk diubah menjadi asam cuka oleh bakteri asam cuka. Berikut disajikan reaksi penguraian glukosa menjadi alkohol oleh Saccharomyces:
                    C6H12O6 -------> 2C2H5OH  + 2CO2  + tenaga
                 (gula/glukosa)           (alkohol)    (karbon dioksida)

       Jamur Penicillium hidup secara saprofit. Kadang-kadang di­jum­pai pada roti, kentang, kacang, atau makanan busuk lainnya. Konidianya berwarna hijau kebiruan. P. notatum dan P. chrysogenum menghasilkan zat mematikan yakni antibiotika yang disebut penisilin. Antibiotik artinya anti hidup. Untuk mendapatkan penisilin, orang mengkultur jamur tersebut pada substrat yang cocok. Lihat Gambar 4.15.
       Antibiotika penisilin ba­nyak digunakan untuk mem­berantas penyakit akibat infeksi oleh mikroba pada manusia. Hanya saja obat ini dapat menimbulkan kekebalan pada bibit penyakit jika digunakan kurang dari dosis anjuran dokter. 
       Penicillium berkembangbiak secara vegetatif dengan membentuk konidia. Konidia dibentuk pada ujung hifa. Hifa pembawa konidia disebut konidiofor. Setiap konidium dapat tumbuh membentuk jamur baru
       Ascomycota parasit dapat menimbulkan penyakit baik pada manusia, tumbuhan maupun binatang. Contoh yang dapat mengakibatkan penyakit pada manusia adalah Saccharomyces yang mengakibatkan epitel mulut putih pada anak-anak yang disebut saccharomycosis,

3. Basidiomycota
                  Selain dua kelompok jamur yang telah kalian pelajari, masih ada jamur yang ada di lingkungan kalian yang strukturnya berbeda dengan dua kelompok jamur tadi. Ambilah jamur merah dan jamur kuping, bawa ke laboratorium dan lakukan kegiatan sebagai berikut. Jamur Basidiomycota umumnya merupakan jamur makroskopik, dapat dilihat karena ukurannya besar. Pada musim penghujan dapat kita temukan pada pohon, misalnya jamur kuping, jamur pohon, atau di tanah yang banyak mengandung bahan organik, misalnya jamur barat.
       Basidiomycota ada yang dibudidayakan misalnya jamur merang dan jamur kuping. Jamur merang merupakan makanan yang bergizi tinggi.
       Selain mengandung gizi, ada pula jamur yang mengandung racun dan mematikan. Jamur Amanita merupakan contoh jamur beracun yang mematikan itu. Hati-hati jika kalian mendapatkan jamur liar di hutan untuk dimakan. Guna memastikan apakah jamur itu beracun atau tidak, coba berikan terlebih dahulu ke binatang, misalnya ke ayam.  Jika ayam itu mati berarti jamur itu beracun.

Contoh-contoh jamur Basidiomycota:
1)   Volvariela volvacae (jamur merang) dan Agaricus sp, banyak dibudi­dayakan orang untuk masakan. Jamur ini ditanam pada media yang banyak mengandung selulosa, serta memerlukan kelembapan yang tinggi.
2)   Auricularia polytricha (jamur kuping), hidup saprofit pada kayu yang lapuk. Warnanya coklat kehitaman, sering digunakan untuk sup. Saat ini juga telah banyak dibudidayakan.
3)   Pleurotes (jamur kayu). Juga dapat dimakan. Di alam, jamur ini tumbuh di kayu lapuk. Untuk menanamnya diperlukan media dari serbuk gergaji.
4)   Amanita phalloides (jamur beracun). Hidup di tanah, berwarna putih atau merah.
5)   Exobasidium vexans, hidup parasit pada tanaman teh.
6)   Corticium salmonella (jamur upas), hidup parasit pada batang pohon buah-buahan, dan karet.

C. Lumut Kerak
       Pernahkah kalian melihat lumut kerak atau Lichenes (ada yang menyebutnya Liken) yang berwarna perak, menempel pada pohon seperti kerak? Lichen bukan satu spesies lumut, jadi kalian jangan rancu dengan lumut yang nanti di bahas dalam bab berikutnya.  Liken sebenarnya terdiri dari dua jenis organisme, yaitu jamur dan ganggang yang hidup bersimbiosis. Begitu kompaknya mereka bersimbiosis membentuk talus sehingga seakan-akan menyatu menjadi satu organisme. Liken merupakan simbiosis antara jamur  dari golongan Ascomycota atau Basidiomycota dengan Ganggang hijau atau Cyanobancteria satu sel.
       Talus liken yang hidup menempel pada batang pohon biasanya ber­bentuk lembaran tipis, seperti kerak. Talus ini tersusun atas miselium yang kompak di sebelah luar, dan hifa yang tidak kompak di sebelah da­­lam. Di antara hifa tersebut terdapat sel-sel ganggang.
       Sebagaimana kita ketahui, jamur hidup secara heterotrof, sedangkan ganggang hidup secara autotrof. Jamur memperoleh makanan dari hasil fotosintesis ganggang. Cyanobacteria dalam liken juga berfungsi sebagai pengikat Nitrogen. Sedangkan jamur menyediakan lingkungan yang baik bagi ganggang. Lingkungan yang baik adalah menyediakan air, mineral pertukaran gas dan perlindungan terhadap ganggang. Liken menyerap mineral yang dibutuhkannya dari udara, debu atau air. Seandainya terpisah, ganggang ataukah jamur yang dapat hidup mandiri? Jawabannya pasti ganggang bukan? Coba cari alasannya dengan berdiskusi dengan teman-temanmu! Jamur tidak dapat hidup sendiri karena tergantung kepada keberadaan ganggang. Akan tetapi kenyataannya, keduanya saling tergantung dan tidak dapat hidup sendiri-sendiri.
       Reproduksi seksual liken dilakukan sendiri-sendiri. Artinya, baik jamur maupun ganggang melakukan reproduksinya sendiri. Jamur membentuk ascokarp atau basidiokarp, yang di dalamnya ada spora. Jika spora masak akan terlepas, terbawa angin ke mana-mana. Jika jatuh di tempat yang cocok dan bertemu dengan ganggang, maka akan membentuk Liken baru.
       Reproduksi aseksual liken dilakukan dengan cara fragmentasi. Fragmen (potongan) liken induk terlepas, jika jatuh ditempat yang cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Reproduksi aseksual juga dilakukan dengan membuat struktur khusus yang disebut soredia, yakni beberapa sel ganggang yang terbungkus oleh hifa yang terdapat pada permukaan talus Liken. Itulah sebabnya mengapa di permukaan talus liken terdapat bentukan seperti serbuk memutih seperti tepung. Itulah soredia. Sel-sel ganggang ini dapat terlepas dan jika jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi liken baru.
       Kalian pasti telah melihat liken di daerahmu masing-masing. Liken yang talusnya tipis seperti kerak itu tergolong dari jenis Parmelia. Selain itu ada pula Liken yang tergantung di dahan pohon, seperti jenggot, memanjang, ukurannya lebih besar, Liken ini dari jenis Usnea.



Media

Jenis Media
1.      Slide Power Point (terlampir)
2.      Handout Mahasiswa
3.      Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM )


Petunjuk Penggunaan Media

Penilaian


Penilaian yang dilaksanakan dalam Paket Ganggang dan Jamur ini ada dua macam yaitu tes tulis dan penilaian produk.

Penilaian Tes
1.        Sebutkan ciri-ciri ganggang!
2.        Jelaskan alasan mengapa ganggang tidak dapat digolongkan sebagai sel!
3.        Jelaskan alasan mengapa ganggang digolongkan benda hidup? Mengapa pula digolongkan ke dalam benda tak hidup?
4.        Berilah contoh-contoh penyakit yang disebabkan oleh ganggang pada manusia, hewan dan tumbuhan!
5.        Apa perbedaan antara sel prokariotik dan sel eukariotik?
6.        Dapatkah kamu mengamati koloni jamur dengan mata biasa? Seperti apakah koloni jamur itu?
7.        Ada dua cara reproduksi jamur. Jelaskan!
8.        Jamur yang tidak berklorofil hidup secara heterotrof. Jelaskan!
9.        Apa perbedaan jamur saprofit dan parasit?
10.     Apa perbedaan antara jamur fotoautotrof dan kemo­autotrof?
11.     Apakah jamur aerobik itu? Jelaskan!
12.     Jika kaki terluka dan luka itu ditutup, jika tidak diobati ada kemungkinan kita dapat terserang penyakit tetanus. Jelaskan!
13.     Sebutkan 5 contoh jamur yang menguntungkan dan 5 contoh jamur yang merugikan!
14.     Makanan kaleng yang terbuka akan dapat membusuk. Mengapa? Jelaskan!
15.     Sebutkan cara-cara mengawetkan makanan!

Penilaian Kinerja
Penilaian Kinerja (Performance) terhadap produk mahasiswa yang berupa esai mengenai peran ganggang dan jamur adalah sebagai berikut.
                                   
No.

Komponen Penilaian
Nilai Akhir
Sangat Baik (20)
Baik (15)
Cukup (12)
Kurang (8)
1
Kemampuan mendeskripsikan ciri-ciri ganggang dan jamur




2
Tata cara penulisan




3
Kemampuan membuat tulisan yang  menarik, member inspirasi








Tidak ada komentar:

Posting Komentar