BAB
II
PEMBHASAN
A.
Pengertian
Quantum Teaching (QT)
Quantum Teacing
adalah ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian
dan fasilitas super camp yang di ciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan
seperti Eccelerated Learning (luzanov), Mutiple Intellegence
(Gardner), Neuro-Linguistic Programming (Ginder Dan Bandler), Experiental Learning (Hahn), Socratic Inquiry,
Cooperative Learning (Johnson And Jonson), Dan Elemen Of Effective
Intruction (Hunter).
Selain itu, Quantum Teaching juga dapat di artikan
sebagai pendekatan pengajaran untuk membimbing peserta didik agar mau belajar.[1] Quantum
Teaching yang di bangun berdasarkan dari teori tersebut mencakup tujuh
spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang
kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar. Quantum Teacing
bersandar pada konsep “bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan
dunia kita ke dunia mereka”.[2]
Melalui Quantum Teaching ini, seorang guru yang akan
mengaruhi kehidupan mereka. Anda memahami sekali, bahwa setiap murid anda
memiliki karkter masing-masing sebagai
mana alat musik seperti seruling dan gitar, memiliki suara yang berbeda.[3]
B.
Prinsip
– prinsip dalam Quantum Teaching
Quantum Teaching juga memiliki lima atau kebenaran tetap. Serupa
dengan asas utama, sebagaimana di sebutkan diatas, prinsip-prinsip ini
memengaruhi seluruh aspek Quantum Teching. Prinsip tersebut ada
lima yaitu: 1.) segalanya berbicara, 2.)segalanya bertujuan, 3.) pengalaman
sebelum pemberian nama, 4.) akui setiap usaha, 5.) jika layak di pelajari, maka
layak pula di rayakan.[4]
Dalam pelaksanaannya, Quantum
Teaching melakuan langkah-langkah pengajaran dengan 6 langkah yang
tercermin dalam istilah tandur yag merupakan singkatan dari tumbuhkan, alami, namai,
demontrasikan, ulangi dan rayakan. yang di maksud dengan Tumbuhkan adalah tumbuhkan minat dengan memuaskan, yakni apakah manfaat pelajara tersebut bagi guru
dan murid.sedangkan yang di maksud dengan Alami adalah ciptakan
dan datangkan pengalaman umum yang dapat di mengerti semua
pelajaran. Kemudian yang di maksud dengan Namai maksudnya harus di sediakan kata kunci, konsep,
model, rumus, dan strategi yang kemudian menjadi sebuah masukan bagi si anak. sedangkan
yang di maksud dengan Demontrasikan adalah hendaknya di sediakan
kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan bahwa mereka itu tahu. Kemudian yang
di maksud dengan Ulangi adalah runjukkan pada para pelajar tentang
cara-cara mengulangi materi dan menegaskan : bahwa aku tahu bahwa aku memang
tahu ini. Selanjutnya yang di maksud
dengan rayakan adalah pemberian pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan perolehan
dan dan perolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.
Dari kerangka konseptual tentang
langkah-langkah pengajaran dalam teaching tersebut terdapat empat ciri sebagai
berikut,1.) adanya unsur demokrasi dalam
pengajaran.dalam Quantum Teaching hal ini terihat bahwa
dalam Quantum Teaching terdapat unsur kesempatan yang luas kepada
seluruh para siswa untuk terlibat aktif dan partisipasi dalam tahapan-tahapan
kajian terhadap suatu mata pelajaran.2.) sebagai akibat dari ciri yang pertama
maka memungkinkan tergali dan terepresikannya seluruh potensi dan bakat yang
terdapat pada diri anak. 3.) adanya kepuasan pada diri si anak.hal ini terihat
dari adanya pengkuan terhadap penemuan dan kemampuan yang di tunjukkan oleh si
anak secara proposional.4.) adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau
suatu keterampilan yang di ajarakan.hal ini terlihat dari adanya pengakuan
terhadap sesuatu yang sudah di kuasai anak. 5.) adanya unsur kemampuan pada seorang
guru dalam merumuskan temuan yang di hasilkan si anak, dalam bentuk konsep, teori,
model dan sebagainya.
Dengan di terapkannya
prinsip-prinsip dan langkah-langkah yang terdapat di Quantum Teaching,
maka suasana belajar akan terlihat dinamis, demokratis, menggairahkan dan
menyenangkan anak didik, sehingga mereka dapat bertahan berlama-lama dalam
ruangan tanpa mengenal lelah atau bosan. Selain itu, Quantum Teaching tidak
hanya bertujuan memberikan pengetahuan atau nilai-nilai kepada anak
didik,melainkan juga memberikan pengalaman,keterampilan proses dan metodologi
dalam mencapai tujuan tersebut.
Metode pengajara dalam bentuk Quantum
Teaching tampak lebih konprehensip di bandingkan dengan berbagi metode
pengajaran yang telah ada sebelumnya.dengan kata lain bahwa dalam Quantum
Teaching terkandung beberapa macam metode pengajaran yang di olah
menjadi satu, seperti metode ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi, penugasan,
studi banding, pemecahan masalah, simulasi, eksperimen, proyek dan lain
sebagainya. berbagai metode pengajaran ini satu dan lainnya saling berhubungan
dan membentuk Quantum Teaching.
Selain itu, Quantum Teaching
juga dekat dengan pengajaran siswa aktif atau pengajaran CBSA yang telah
diuraikan sebelumnya pada bab terdahulu. Dengan CBSA, para siswa diharapkan
tiadak hanya mampu dan trampil dalam memahami dan mempraktikkan teori,
melainkan juga diharapkan memiliki keterampilan proses dan metode dalam
menemukan dan memecahakan masalah. Dengan demikian, pengajaran tidak hanya
ditunjukkan semata-mata dalam penguasaan materi atau (subject materorientasi
) melainkan juga memiliki penguasaan terhadap metedologi belajar yang kreatif dan
inofativ. Dengan kata lain, bahwa seorang peserta didik diharapkan tidak hanya
memeperoleh sesuatu yang siap untuk di cerna, melainkan memiliki cara untuk mendapatkan
sesuatu itu, sehingga pada saat kehilangan sesuatu dapat kembali menemukannya.
Hal sejalan dengan pendapat Ali syari’ati yang mengatakan bahwa seorang boleh
saja kehilangan atau lupa terhadap sesuatu, namun ia tidak boleh kehilangan
atau lupa cara, atau metode untuk mendapatkan sesuatu itu.[5]
Melalui pengajaran CBSA sebagaimana
tersebut di atas,seorang siswa di harapkan dapat berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran, kreatif, inovatif, dan kritis. cara pengajaran seperti ini
di tawarkan untuk menggantikan metode pengajaran yang sebelumnya yang cendrung
terpusat pada guru ( teacher centris) dan kurang berpusat pada
murid (student centris) atau yang lebih di kenal dengan istilah
DDCH (Datang, Dengan, Catat, dan Hapal). Metode DDCH ini di pandang kurang mampu menggali
potensi anak didik dan menyebabkan anak didik kurang kreatif.dengan pendekatan
CBSA ini tampak sudah tercakup dalam metode pengajaran yang menggunakan
pendekatan Quantum Teching.
Sehubngan dengan hal tersebut di atas, maka seorang guru yang menggunakan metode
dengan pendekatan Quantum Teaching,
selain menguasai materi pelajaran yang akan di sampaikannya dengan baik juga
harus menguasai berbagai metode pengajaran lainnya sebagaimana tersebut di
atas. Seorang guru yang menggunakan metode Quantum Teaching
adalah seorang guru selain telah menguasai berbagai macam teori, teknik dan
metode pengajaran, juga adalah seorang yang telah berpengalaman. Untuk itu,
seorang guru yang akan menggunakan metode Quantum Teaching harus terlebih
dahulu melakukan latihan yang memadai di bawah bimbingan seorang tenaga ahli di
badang strategi pembelajaran. Ia tidak bisa menggunakan Quantum Teaching
dalam taraf coba-coba, karena akan mengecewakan peserta didik.
Peggunaan Quantum Teaching
sebagaimana tersebut di atas, sesungguhnya amat sejalan dengan ajaran yang
terdapat di dalam Al Qur’an. Sebagaimana telah disebutkan dia atas,bahwa di
dalam Quantum Teaching terdapat 5 (lima) prinsip, yaitu 1) segala
berbicara ; 2) segala bertujuan; 3) pemberian pengalaman sebelum memberi nama;
4) akui setiap usaha; 5) rayakan jika layak dirayakan. Kelima prinsip yang
terdapat di Quantum Teaching juga terdapat di dalam pandangan
islam. Menurut islam, bahwa segala sesuatu memiliki jiwa atau personalitas, air,
udara, tanah, gunung, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dan lain sebagainya
memiliki jiwa dan personalitas. [6]
Berdasarkan pandangan seperti itu,
maka semua ciptaan Tuhan itu harus di perlakukan secara baik dan diberikan hak
hidupnya.seluruh ciptaan Tuhan itu harus di rawat, di sayang, di bimbing, dibina,
di jaga dan seterusnya, sehingga semuanya itu bersahabat dan memberi manfaat
kepada manusia. Semua ciptaan itu selain memberi manfaat bagi kelangsungan
hidup manusia, juga merupakan objek penelitian yang dapat menghasilkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. lihat misalnya, Allah berfirman dalam (QS.Al Baqaroh
:29) yang berbunyi:
uqèd Ï%©!$# Yn=y{ Nä3s9 $¨B Îû ÇÚöF{$# $YèÏJy_ §NèO #uqtGó$# n<Î) Ïä!$yJ¡¡9$# £`ßg1§q|¡sù yìö7y ;Nºuq»yJy 4
uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« ×LìÎ=tæ ÇËÒÈ
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk
kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.
dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu”. (QS.Al
Baqaroh :29)
Dan Allah berfirman juga (QS.Yunus : 6) yang berbunyi,
¨bÎ) Îû É#»n=ÏG÷z$# È@ø©9$# Í$pk¨]9$#ur $tBur t,n=yz ª!$# Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 cqà)Gt ÇÏÈ
“Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa
yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan-Nya) bagi orang- orang yang bertakwa”. (QS.Yunus : 6).
Allah berfirman dalam (QS
Ali imran : 19) yang berbunyi:
¨bÎ) úïÏe$!$# yYÏã «!$# ÞO»n=óM}$# 3
$tBur y#n=tF÷z$# úïÏ%©!$# (#qè?ré& |=»tGÅ3ø9$# wÎ) .`ÏB Ï÷èt/ $tB ãNèduä!%y` ÞOù=Ïèø9$# $Jøót/ óOßgoY÷t/ 3
`tBur öàÿõ3t ÏM»t$t«Î/ «!$# cÎ*sù ©!$# ßìÎ| É>$|¡Ïtø:$# ÇÊÒÈ
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.
tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.
Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat
cepat hisab-Nya.[7]
Dengan mengemukakan tiga ayat yang
di atas, terlihat beberapa hal sebagai berikut. Pertama bahwa pada
seluruh ciptaan Allah seperti tumbuh-tumbuhan, benda-benda cair, binatang
ternak,sawah, ladang, dan lainnya, serta yang ada di langit berupa matahari,
bulan, bintang, dan benda-benda luar angkasa lainnya terdapat hikmah,pelajaran
dan nilai pendidikan yng berharga, seperti dalam hal penyediaan bahan makanan
dan minuman, bahan pembuatan rumah, bahan pembuatan berbagai peralatan
kerja,bahan bakar, bahan obat-obatan, dan lain sebagainya,bahan untuk
menentukan bilangan waktu, tanggal, bulan, tahun, dan sebagainya. Kedua,
bahwa berbagai ciptaan Tuhan yng ada di langit dan di bumi itu akan bermanfaat
jika manusia dapat mendayakan potensi jasmani, intelektual, dan rohaniyahnya,
yang dibina melalui pemberian pengetahuan, keterampilan, penanaman sikap dan sebagainya
melalui kegiatan pendidikan. Ketiga, bahwa berbagai temuan berupa
hikmah, ajaran, dan nilai-nilai yang di dapat melalui kajian berbagai hal
tersebut dalam islam bukanlah merupakan tujuan, melainkan sebagai alat untu
melakukan pendekatan diri kepada Allah SWT.
Seorang yang meneliti gunung akan
menghasilkan ilmu geologi, yang meneliti bintang-bintang akan menghasilkan ilmu
astronomi, yang meneliti hujan dan cuaca, akan menghasilkan ilmu meteorologi
dan geofisika, yang meneliti tumbuh-tumbuhan akan menghasilkan ilmu pertanian,
yang meneliti binatang dan makhluk hidup lainnya yang akan menghasilkan ilmu
biologi, yang meneliti keadaan kandungan bumi akan menghasilkan ilmu
pertambangan, orang yang meneliti khasiat tumbuh-tumbuhan dan segala sesuatu
akan menghasilkan ilmu obat-obatan dan sebagainya.8 dengan berbagai pengetahuan yang di hasilkan
melalui penelitian tersebut, maka akan membawa seseorang akan meyakini
kekuasaan Tuhan, karna segala sesuatu itu pada hakikatnya adalah ciptaaan
Tuhan. Semua itu dapat mempertinggi derajat manusia, baik secara biologis,
material, intelektual, kebudayaan, ilmu pengtahuan, dan teknologi juga akan
membawa kepada semakin dekat dengan Allah SWT.
Berkenaan dengan hal tersebut, di
dalam Al Qur’an di jumpai ayat berbunyi
$¯RÎ) $oYôÊttã sptR$tBF{$# n?tã ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ÉA$t6Éfø9$#ur ú÷üt/r'sù br& $pks]ù=ÏJøts z`ø)xÿô©r&ur $pk÷]ÏB $ygn=uHxqur ß`»|¡RM}$# (
¼çm¯RÎ) tb%x. $YBqè=sß Zwqßgy_ ÇÐËÈ
“sesungguhnya kami telah memberikan amanat
kepada langit, bumi dan gunung-gunung, namun semuanya enggan memikul amanat
tersebut dan khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat tersebut oleh
manusia. Sesungguhya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. (QS.al-Ahzab :72).
Ayat tersebut selain menunjukkan
adanya pengakuan terhadap eksistensi dan manfat makhluk lain selain manusia,
juga menunjukkan bahwa manusia lebih memiliki kemampuan di bandingan dengan
makhluk lainnya. Dan atas dasar pula, manusia menjadi khalifah dan pemegang
amanat atas segala makhluk lainnya itu sesuai dengan petunjuk Allah SWT.
Kedua, bahwa prinsip yang ada dalam Quantum Teaching,
yaitu bahwa segalanya bertujuan adalah juga ada dalam ajaran islam. Di dalam Al
Qur’an terdapat ayat yang berbunyi:
t$uZ/u $tB |Mø)n=yz #x»yd WxÏÜ»t/ y7oY»ysö6ß $oYÉ)sù z>#xtã Í$¨Z9$# ÇÊÒÊÈ
“ya Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan
ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.
(QS.Ali Imran, 3 : 191).
Ayat tersebut di atas, berkaitan
dengan ayat-ayat sebelumnya yang berbicara tentang sikap orang-orang yang
berakal, yaitu orang yang mampu meneliti segala ciptaan Tuhan yang ada di
langit dan di bumi serta dalam pergantian waktu siang dan malam. Dengan
berpegang pada prinsip ini, maka seorang yang berakal akan selalu meneliti
rahasia, manfaat, dan hikmah yang terkandung dalam semua ciptaan Tuhan. Dengan
cara demikian, maka orang tersebut selain akan menemukan berbagai teori
dibidang ilmu pengetahuan (sains), juga semakin membawa dirinya dekat dengan
Tuhan. Atas dasar ini, maka seluruh ciptaan Tuhan, harus di gunakan dangan
tujuan sebagai media untuk meningkatkan pengetahuan.
Ketiga, bahwa prinsip memberikan pengalaman sebelum pemberian nama
sebagaimana terdapat dalam Quantum teaching, juga sejalan dengan
pinsip yang ada dalam ajaran islam. Dalam ajaran islam seseorang terlebih dahulu
di suruh percaya kepada Allah, mengucapkan dua kaliamat syahadat, melaksanakan
shalat, membaca Al Qur’an dan mempraktikkan ajaran islam lainnya.laksanakanlah
terlebih dahulu semua ajaran tersebut,baru kemudian bertanya mengapa semuanya
itu harus dilakukan. Dalam contoh Nabi Muhammad SAW. Langsung di suruh membaca
ayat-ayat yang di bawa oleh malaikat Jibril as.,atas perintah Allah SWT.,yaitu
perintah membaca ayat 1-5 surat al - Alaq. setelah itu, Barulah Nabi memahami
ayat-ayat tersebut.
Dalam kaitan ini, maka metode
mengajar membaca Al Qur’an, hendaknya di mulai langsung dengan membacanya ayat
demi ayat, mengulangi bacaan yang di berikan oleh guru secara tepat, yait
dengan bacaan yang baik dan benar. Setelah itu, barulah di berikan penjelasan
tentang bacaan tersebut melalui ilmu tajwid. Memberikan penjelasan terhadap
sesuatu yang sudah di kuasai oleh si anak itu lebih mantap dalam
mengajaran,dari pada lebih dahulu mengemukakan berbagai teori yang sulit-sulit.
Dengan kata lain, mulailah dari praktik membaca, dilanjutkan dengan
menjelaskan, dan memberikan nama (teori) tentang yang di baca dan praktikkan
tersebut.
Keempat, bahwa prinsip yang terdapat dalam Quantum Teaching yang
mengajui setiap usaha yang dilakukan, juga selain dangan prinsip yang terdapat
dalam ajaran islam. Di dalam ajaran islam, terdapat predikat yang diberikan
kepada seorang yang didasarkan pada usahanya. Misalnya, bagi orang yang
mempercayai rukun iman dan hal-hal yang berkaitan dengannya di sebut mukmin.
Bagi mereka yang melaksanakan ajaran islam di sebut muslim. Selanjutnya,untuk
orang yang melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya di
sebut Muttaqi. Demikian pula bagi orang yang berbuat baik di sebut Muhsinin,
dan seterusnya. Berbagai predikat tersebut menunjukkan adanya apresiasi atau
pengakuan terhadap sesuatu yang telah berhasil dilakukan oleh seseorang. Dengan
cara demikian, maka pengakuan terhadap eksistensi dan usaha yang dilakukan oleh
seserang, akan memberikan dampak kepuasan psikologis bagi yang bersangkutan.
Keadaan ini pada gilirannya akan menimbulkan etos kerja yang makin meningkat.
Kelima, bahwa prinsip dirayakan jika layak di rayakan sebagaimana yang
terdapat dalam Quantum Teaching juga terdapat dalam ajaran islam.
Prinsip ini sejalan dengan adanya berbagai upacara tradisi dalam islam, seperti
tradisi pemberian nama yang baik kepada anak, menyembelih hewan akikah,
menikahkannya apabila sudah dewasa, adalah upaya perayaan yang di dalamnya
mengandung unsur pengakuan tehadap keberadaan seseorang di tengah-tengah
masyarakat.
Selanjutnya, langkah-langkah dalam Qantum
Teching yang mampu menggairahkan suasana belajar yang terdapat dalam
istilah Tandur sebagaiman yang telah dijelaskan di atas, juga selain
dengan ajaran islam. Langkah pertama, yaitu tumbuhkan minat. Hal ini
sejalan dengan adanya niat dan tujuan yang harus ditanamkan sebelum melakukan
pekerjaan, yaitu niat yang ikhlas semata-mata karna Allah. (QS. Al – Bayyinat,
98: 5) yang berbunyi:
!$tBur (#ÿrâÉDé& wÎ) (#rßç6÷èuÏ9 ©!$# tûüÅÁÎ=øèC ã&s! tûïÏe$!$# uä!$xÿuZãm (#qßJÉ)ãur no4qn=¢Á9$# (#qè?÷sãur no4qx.¨9$# 4
y7Ï9ºsur ß`Ï ÏpyJÍhs)ø9$# ÇÎÈ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian Itulah agama yang lurus”.
Langkah yang kedua, alami,
yaitu memberikan pengalaman kepada seseorang untuk melakukan pekerjaan. Hal ini
sejalan dengan pendidikan akhlak dan sopan santun yang harus dilakukan dengan
membiasakan, seperti membiasakan berkata baik, menghormati kedua orang tua,
mengerjakan shalat, menolong orang lain dan sebagainya. Langkah ketiga, namai,
yaitu berkan identitas atau nama bagi sesuatu yang ditemukan. Hal ini sejalan
dengan apa yang di ajarkan Tuhan kepada Nabi Adam mengenai nama-nama yang ada
di alam jagat raya ini, setelah Nabi Adam mengalaminya sendiri. (QS.Al-Baqaroh,2
: 31 ).
zN¯=tæur tPy#uä uä!$oÿôF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÊÈ
“dan
Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya
kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
Langkah yang keempat,
demonstrasikan,yaitu menunjukkan apa yang telah dihasilkannya. Hal ini
sejalan dengan apa yang dilakukan Nabi Adam di hadapan para malaikat, ketika ia
di minta oleh Tuhan untuk mendemonstrasikan hasil didikan-Nya di hadapan para
malakat. (QS.Al-Baqaroh,2 : 32) yang berbunyi:
(#qä9$s% y7oY»ysö6ß w zNù=Ïæ !$uZs9 wÎ) $tB !$oYtFôJ¯=tã ( y7¨RÎ) |MRr& ãLìÎ=yèø9$# ÞOÅ3ptø:$# ÇÌËÈ
“ mereka menjawab: "Maha suci Engkau,
tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada
kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana."
Langkah yang kelima, ulangi, yakni
tunjukkan apa yang telah di ajarkan oleh guru, agar benar-benar terlihat
hasilnya dan lebih mantap. Hal ini sejalan dengan ayat-ayat Al Qur’an yang berbicara
tentang sesuatu yang di ulang-ulangi dalam berbagai tempat dengan tujuan agar
lebih mantap. Langkah yang keenam, rayakan, yakni berikan
pengakuan. Hal ini sejalan dengan prinsip pemberian predikat kepada orang-orang
sesuai dengan usaha dan prestasi yang di hasilkan.[8]
[1] S. Nasution. Didaktid asas-asas mengajarkan,
jajarta: bumi asara, 1995, hllm. 35;
[2] Auges nggermanto, quantum questient, bandung; nuansa, 2005 cet 6 hlm 22
[3] Abuddin nata, manajemen pendidikan ;
mengtasi kelemahan pendidikan islam. Jakarta: Prenada Media Group. 2004 cet 1
hlm 148 dan dalam buku Persepektif Islam tentang Strategi Pemelajaran. Jakarta:
Kncana Prenada Media Group. 2009. hlm. 231-232.
[4] Dobbi
Deporter dkk. 2007. Quantum Teaching mempraktikan Quantum Learning di
Ruang-ruang Kelas. Surabaya; KAIFA. Hlm. 7-8.
[5] Ali Syari’ati, sosiologi islam, ( bandung ;
Mian, 1988), cet. I, hlm. 34
[6] Ibid.
7-8
[7] Al
Qur’anul Karim Terjemah.
[8]
Abudin Nata. 2009. Perspektif Islam tentang
Strategi Pembelajaran. Jakarta: KENCANA PERNADA MEDIA GROUP. Hlm.
233-242
Tidak ada komentar:
Posting Komentar