A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Al qur’an secara harfiah berarti “bacaan sempurna”
meruppakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada suatu
bacaanpun sejak mengenal tulisan bacaan 5000 tahun yang lalu yang dapat
menandingi al Qur’an Al karim, bacaan sempurna lagi mulia itu. Tiada bacaan
semacam Al Qur’an yang dibaca oleh ratusan juta orang yang tidak mengerti
artinya atau tidak dapat menulis dengan aksaranya. Bahkan dihafal huruf demi
huruf oelh orang dewasa, remaja dan anak-anak.
Tiada bacaan seperti Al Qur’an yang di atur tatacara
membacanya mana yang dipendekkan, panjangkan, di pertebal atau di perhalus
ucapannya. Dimana tempat yang terlarang atau boleh, atau harus memulai dan
terhenti bahkan diataur lagu dan iramanya,
sampai etika membacanya.
Tiada bacaan sebanyak kosakata Al Qur’an yang berjumlah
77.439 kata dengan jumlah huruf 32.309 huruf yang katanya baik antara kata
padanya maupun kata dengan lawan kata dan dampaknya.
Al Qur’an mempunyai beberapa nama di antaranya kitab
Allah al Furqan artinya pembeda antara yang benar dan yang batil (Q.S. Al
Furqan: 1). Azzikir artinya peringatan (Q.S. Al Hijr: 9). Dan antanzil artinya
di turunkan (Q.S Al As Syura’:192). Dan sebagiannya akan di jelaskan dalam
pembahasan berikutnya.
Salah satu tujuan Al Qur’an memilih sistematika
demikian adalah untuk mengingatkan manusia khususnya kaum muslimin bahwa
ajaran-ajaran al qur’an adalah satu kesatuan terpadu yang tidak dapat
dipisahkan.
Insyaallah pemakalah akan membahas tentang
pengertian al qur’an, tujuan , fungsi, manfaat membaca al qur’an dan nama-nama
lain dari al qur’an.
2. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Al Qur’an?
2.
Apa tujuan Al Qur’an?
3.
Apa Fungsi Al Qur’an?
4.
Apa Manfaat Membaca Al Qur’an?
5.
Apasaja Nama-nama lain dari Al Qur’an?
3. Tujuan Pembahasan
1. untuk memahami pengertian Al Qur’an itu sendiri
2. untuk
mengetahui tujuan Al Qur’an di turunkan.
3. Untuk
mengetahui fungsi Al Qur’an diturunkan.
4. Untuk
mengetahui apa manfaat membaca Al
Qur’an
5. Untuk
mengetahui apasaja nama-nama lain dari Al
Qur’an
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Al Qur’an
[1]Al Qur’an merupakan sumber hukum Islam pertama, menjadi pegangan dan rjukan umat
Islam di dalam menjalani kehidpan sehari-hari. Allah swt. menamai kitab
suci-Nya yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dengan nama al Qur’an.
Dikalangan ulama, terdapat beberapa pendapat tentang asal kata Al-Qr’an,
diantaranya adalah sebagai berikut.
a.
Asy-Syafi’I berpendapat bahwa kata Al-Qr’an itu
ditulis dan dibaca tanpa hamzah (Al Quran bukan Al Qur’an) serta tidak diambil
dari kata lain. Ia adalah nama khusus untuk kitab suci yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw. Sebagaimana nama Injil dan Taurat yang masing-masing
diberikan kepada Nabi Isa a.s dan Musa a.s.
b.
[2]Al-lihyani berpendapat bahwa Al-Qur’an itu menggunakan
huruf hamzah (أ) yaitu bentuk masdar dari kata قَرَأَ yang berarti membaca. Hanya saja, lafal Al
Qur’an ini menurut al-Lihyani adalah masdar bin ma ‘na ism al-maf‘ul. Jadi,
arti Qur’an sama dengan arti maqru’, yaitu yang dibaca.
c.
Dr. shubhi ash-Shalih dalam kitabnya, mengemukakan
bahwa pendapat yang paling kuat adalah lafal Al-Qr’an itu masdar dan sinonim
dengan lafal qira’ah.
[3]Sebagian
ulamak menegaskan bahwa kata qur’an itu bentuk masdar (kata kerja yang
dibendakan) yang di artikan isim maf’ul, yakni makru’, artinya sesuatu yang
dibaca. Jadi Al Qur’an adalah bacaan yang dibaca.
[4]Menurut
pendapat populer, dari segi bahasa Al Qur’an berarti “Bacaan” atau yang
dibaca”. ( المقرؤ). pengertian ini sesuai dengan firman
Allah SWT. (Q.S. Al-Qiyamah: 17-18)
Artinya:
Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu
pandai) membacanya. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah
bacaannya itu.
Dari
segi istilah, para ulama telah banyak yang memberikan definisi yang
berbeda-beda dan saling melengkapi, yaitu;
Muhammad Abd. Azim Azzarqani
mendefinisikan:
اَلْقُرْاَنُ هُوَ الْكِتَبُ الْمُعْجِزُ
الْمُنَزَّلُ عَلَى النَّبِىِّ صَلْعَمْ اَلْمَكْتُوْبُ فِى الْمَصَاحِفِ اْلمَنْقُوْلُ
عَلَيْهِ بِالتَّوَاتُرِ الْمُتَعَبَّدُ بِتِلَا وَتِهِ.
Syeikh
Muhammad Khudari Beik merumusakan:
اَلْقُرْانُ هُوَ الَّلفْظُ الْعَرَ
بِيُّ الْمُنَزَّلُ عَلَى مُحَمَّدٌ صلى الله عليه وسلم لِلتَّدَ بُّرِوَالتَّذَكُّرِ
مُتَوَاتِرًا وَهُوَمَابَيْنَ دَفَّتَيْنِ الْمَبْدُوْءِ بِسُوْرَةِ الْفَاتِحَةِ
الْمَخْتُوْمُ بِسُوْرَةِ النَّاسِ.
Artinya:
Al Qur’an ialah firman Allah yang berbahasa Arab diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. untuk difahami isinya dan diingat selain disampaikan kepada kita
secara mutawatir, ditulis dalam mushaf dimulai surah Fatihah diakhiri surah
nas.
Syekh
Muhammad Abduh mendefinisikan:
اَلْكِتَبُ هُوَ الْقُرْاَنُ
الْمَكْتُوْبُ فِى الْمَصَاحِفِ الْمَحْفُوْظِ فِى صُدُوْرِ مَنْ عَنَى بِحِفْظِهِ
مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ.
Artinya:
Alkitab yakni Al-Qur’an ialah bacaan yang telah tertulis dalam mushaf yang
terjaga dalam hafalan-hafalan umat islam.
Pada
prinsipnya sama, bahwa Al Qur’an adalah kalam Allah yang disampaikan dalam
bahasa Arab, diturunkan secara berangsur-angsur melalui Jibril AS, kepada Nabi
Muhammad SAW. sebagai mukjizat disampaikan kepada kita penganutnya secara
mutawatir, yang telah tertulis di mushaf Ustmani dan telah dihafalkan secara
baik oleh umat Islam sejak masa Nabi Muhammad SAW. hidup sampai akhir zaman. Di
mulai surat fatihah diakhiri surat Nas, murupakan ibadah bagi yang membacanya
dan kafir bagi yang mengingkarinya.
[5]Al
Qur’an ialah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT Tuhan Seru
Sekalian Alam kepada junjungan kita Nabi Besar dan Rasul terakhir Muhammad saw
melalui malaikat jibril, untuk diteruskan penyampaiannya kepada seluruh umat
manusia di muka bumi ini sampai akhir zaman nanti. Al Qur’an adalah kitab suci
terakhir bagi umat manusia dan sesudahnya tidak akn ada lagi kitab suci yang
akan diturunkan oleh Allah SWT, oleh karenanya Al Qur’an adalah petunjuk paling
lengkap bagi umat manusia sejak turunnya al qur’an 15 abad yang lalu dan akan
tetap sesuai dengan perkembangan zaman pada saat ini maupun untuk masa yang
akan datang sampai dengan datangnya hari kiamat nanti.
Tidak
ada satu kitab pun di dunia ini yang lengkap dan sempurna seperti halnya kitab
Al Qur’an. Umat Islam wajib bangga dengan kitab suci Al Qur’an, karena Al
Qur’an adalah bacaan yang maha sempurna dan maha mulia sehingga disebut juga
dengan Al Qur’an Al Karim.
[6]Dari beberapa pengertian yang di kemukakan di atas,
dapat disebutkan unsur-unsur makna yang terkandung dalam definisi Al-Qur’an.
unsure-unsur
tersebut adalah sebagai berikut.
a.
Al Qur’an adalah wahyu atau kalam Allah swt.
b.
Al Qur’an diturunkan Allah swt. kepada Nabi Mhammad
saw. dengan perantara malaikat Jibril.
c.
Al Qur’an mempunyai daya i‘jaz, yaitu sebagai
mkjizat bagi Nabi Muhammad saw.
d.
Penyampaian Al Qur’an berlangsng secara mtawatir.
e.
Al Qur’an merupakan bacaan mulia dan membacanya
mepakan ibadah.
f.
Al Qur’an tertulis dalam musfah-mshaf, dimulai dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah
an-Nas.
g.
Lafal Al Qur’an berbahasa Arab.
h.
Al Qur’an senantiasa terpelihara dan terjaga dari
berbagai bentuk kesalahan dan pemalsuan.
2. Tujuan Al Qur’an
[7]Allah swt. menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad
saw. Dengan membawa beberapa fungsi dan tujuan.
[8]Yang
paling penting tujuan Al Qur’an diturunkan adalah supaya manusia tidak tersesat,
Al Qur’an menjadi petunjuk bagi umat manusia.[i]
Agar dalam pelajaran hidupnya, manusia
dapat menempuh kebahagiaan dunia dan akhirat, maka Allah SWT telah menurunkan
Al Qur’an yang diantaranya berfungsi sebagai petunjuk atau pembimbing. Dan
pembimbing itupun hanya akan berguna bagi orang-orang yang terlebih dahulu mau
bertaqwa. Diantaranya ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang fungsi Al
Qur’an sebagai pembimbing adalah surat [9]Al
Baqarah: 2 dan 185 yang berbunyi;
Artinya: Kitab (Al Quran) Ini tidak ada
keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (Q.S. Al Baqarah: 2).
Artinya: (beberapa hari yang ditentukan itu ialah)
bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (Q.S. Al Baqarah: 185).
[10]Menurut M. Quraish Shihab, tujuan pokok Al Qura’an
adalah
1.
Sebagai petunjuk aqidah dan kepercayaan yang harus
dianut oleh manusia yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan, dan
kepercayaan akan kepastian adanya hari pembalasan.
2.
Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan
menerangkan norma-norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia
dalam kehidpannya secara individual atau kolektif.
3.
Petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hokum yang
harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya. Dengan
kata lain, yang lebih singkat, “Al quran adalah petunjuk bagi seluruh manusia
ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan hidup didunia dan akhirat”.
[11]Al-Qur’an
bertujuan untuk :
1.
Membersihkan
akal dan menyucikan jiwa dari segala bentuk syirik serta memantapkan keyakinan
tentang keesaan yang sempurna bagi Tuhan seru sekalian alam,keyakinan yang
tidak semata-mata sebagai suatu konsep teologis,tetapi falsafah hidup dan
kehidupan umat manusia.
2.
Untuk
mengajarkkan kemanusiaan yang adil dan
beradab, yakni bahwa umat manusia merupakan suatu yang seharusnya dapat bekerja sama dalam
pengabdian kepada Allah dan pelaksanaan tugas kekhalifahan.
3.
Untuk
menciptakan persatuan dan kesatuan, bukan saja antar suku atau bangsa , tetapi
kesatuan alam semesta, kesatuan kehidupan dunia dan akherat,natural dan
supranatural, kesatuan ilmu, iman dan rasiao,kesatuan kebenaran, kesatuan
keperibadian manusia,kesatuan kemerdekaan dan determinisme, social, politik dan ekonomi,dan semuanya
berada dibawah satu keesaan,yaitu
keesaan Allah Swt.
4.
Untuk mengajak
manusia berpikir dan bekerja sama dalam bidang kehidupan dan beregara melalui musyawarah dan mufakat
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan.
5.
Untuk membasmi
kemiskinan material dan spiritual, kebodohan, penyakit, dan pendereritaan
hidup,serta pemerasan manusia,dalam bidang social, ekonomi, dan juga agama.
6.
Untuk memadukan
kebenaran dan keadilan dengan rahmat dan kasih sayang, dengan menjadikan
keadilan social sebagai landasan pokok kehidupan masyarakat manusia.
7.
Untuk member
jalan tengah antara falsafah monopoli kapitalisme dengan fasafah kolektif
komunisme,menciptakan ummatan wasathan yang menyeru kepada kebaikan dan
mencegah kemunkaran.
8.
Untuk menekankan
peranan ilmu dan teknologi,guna menciptakan satu peradaban yang sejalan dengan
jati diri manusia,dengan panduan Nur IIlahi.
3. Fungsi Al Qur’an
[12]Agar
manusia dapat menjadi khalifah yang baik di muka bumi ini, diperlukan suatu
pedoman atau petunjuk yang menjamin manusia menuju ke arah kebaikan di dunia
maupun di akhirat nanti. Selama manusia mempercayai dan mau menggunakan pedoman
atau petunjuk tersebut insya’ Allah tujuan untuk menjadi khalifah yang baik
akan tercapai.
Hal ini dimungkinkan
apabila petunjuk atau pedoman yang dimaksudkan datangnya dari Allah SWT yang
menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya. Petunjuk atau pedoman
tersebut tidak lain adalah Al Qur’an Al
Karim, kitab suci umat Islam yang memang merupakan “hudal lin naas” atau
petunjuk bagi seluruh umat manusia tanpa memandang bangsa, suku atau golongan
manusia Al Qur’an sebagai “hudal lin naas” adalah fungsi paling utama dari
kitab suci Al Qur’an. Lihatlah beberapa ayat-ayat berikut ini yang mengandung
pernyataan tersebut. Allah berfirman;
Artinya: [13]Kitab
(Al Quran ini) diturunkan oleh Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S.
Az Zumar:1).
Artinya: [14]Telah
sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil.
tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan dia lah yang Maha
Mendenyar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al An’aam: 115).
Artinya: [15]dan
Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi Keputusan di antara manusia tentang perkara
yang mereka perselisihkan. (Q.S. Al Baqarah: 213).
artinya:
[16]Sesungguhnya
Al Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi
khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi
mereka ada pahala yang besar. (Q.S. Al Israa’: 9).
Fungsi
Al qur’an yang merupakan “hudal lin naas” atau menjadi petunjuk bagi umat
manusia. Karena Al Qur’an menjadi pembeda antara yang benar dan yang salah, Al
Qur’an juga merupakan peringatan bagi umat manusia agar selalu ingat kepada
sang pencipta, Al Qur’an banyak mengandung nasehat dan pelajaran yang berguna
bagi kehidupan di dunia dan di akhirat, Al Qur’an selalu mengajak kepada
kebaikan dan menjauhi kejelekan, Al Qur’an memuat berbagai macam keterangan
tentang ciptaan Allah yang ada di langit dan di bumi agar menjadi peringatan
bagi manusia yang mau berfikir.
[17]Sebagai
kitab suci umat Islam. Al Qur’an mempunyai banyak fungsi, diantaranya yang
paling pokok adalah;
a. Sumber
Pokok Ajaran Islam
Ada beberapa landasan dalam penggalian
hukum Islam, seperti Al Qur’an, Al Hadits, Ijma’ dan Qiyas. Dan dalam hal ini
Al Qur’an sebagai sumber pokok ajaran islam di antaranya pada surat An-Nisa’ :
105 yang berbunyi;
Artinya: [18]Sesungguhnya
kami Telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu
mengadili antara manusia dengan apa yang Telah Allah wahyukan kepadamu, dan
janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), Karena (membela)
orang-orang yang khianat. (Q.S. An-Nisa’ : 105).
b. Peringatan
dan pelajaran bagi Manusia
Al Qur’an diturunkan
mengandung fungsi yang amat positif diantaranya ialah sebagai pemberi
peringatan dan pelajaran bagi manusia. Kita sadari bahwa manusia mempunai sifat
pelupa dan salah, disamping adanya fitrah untuk berlaku jujur dan sebagai
makhluk yang cerdas atau suka berfikir
Dalam memberikan
bimbingan kepada manusia. Al Qur’an seringkali menjelaskan melalui fakta
sejarah, baik yang positif maupun negatif yang pernah dialami oleh orang-orang
terdahulu dengan maksud agar manusia masa sekarang dapat mengambil pelajarannya
atau sebagai peringatan baginya. Ayat-ayat menjelaskan fungsi Al Qur’an sebagai
peringatan dan pelajaran bagi manusa antara lain surat Asy-Syura 7 dan An-Nahl:
112.
Artinya:
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya kami tumbuhkan
di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (Q.S. Asy Syura’: 7).
Artinya:
Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya
aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap
tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah
merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang
selalu mereka perbuat.
4. Manfaat Membaca Al Qur’an
1.
Dapat menentramkan hati
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS. Ar Ra’d/13: 28)
2.
Dapat menyembuhkan penyakit
“Hendaklah kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan Alqur’an”(HR. Ibnu Majah dan Ibnu Mas’ud)
3.
Pembaca al-Qur’an dikurniakan
hatinya dengan cahaya oleh Allah Subhanahu wa Ta‘ala dan dipeliharaNya dari
kegelapan. Diriwayatkan daripada Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu yang maksudnya
:
“Bahawa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesiapa yang mendengar satu
ayat daripada Kitab Allah Ta‘ala (al-Qur’an) ditulis baginya satu kebaikan yang
berlipat ganda. Sesiapa yang membacanya pula, baginya cahaya di hari qiamat.”
4.
Pembaca
al-Qur’an memperolehi kemuliaan dan diberi rahmat kepada ibu bapaknya. Sabda
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang maksudnya :
“Sesiapa
yang membaca al-Qur’an dan beramal dengan isi kandungannya, dianugerahkan kedua
ibubapanya mahkota di hari qiamat. Cahayanya (mahkota) lebih baik daripada
cahaya matahari di rumah-rumah dunia. Kalaulah yang demikian itu matahari
berada di rumah kamu (dipenuhi dengan sinarannya), maka apa sangkaan kamu
terhadap yang beramal dengan ini (al-Qur’an).”(Hadis
riwayat Abu Daud)
5.
Pembaca
al-Qur’an memperolehi kedudukan yang tinggi dalam syurga. Bersabda Rasulullah
Shallallahu
‘alaihi wasallam yang maksudnya :
Dikatakan
kepada pembaca al-Qur’an: “Bacalah(al-Qur’an), naiklah (pada darjat-darjat
syurga) dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya dengan tartil
di dunia. Sesungguhnya kedudukan darjatmu sehingga kadar akhir ayat yang engkau
baca.” (Hadis riwayat Ahmad)
6.
Membaca satu huruf Al Qur’an akan
memperoleh sepuluh kebaikan
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang
siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu
kebaikan dengan huruf itu, dan satu kebaikan akan dilipatgandakan menjadi
sepuluh. Aku tidaklah mengatakan Alif Laam Miim itu satu huruf, tetapi alif
satu huruf, lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
7.
Orang
yang membaca Al Qur’an secara terang-terangan seperti bersedekah secara terang-terangan.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Orang yang
membaca Al Qur’an terang-terangan seperti orang yang bersedekah
terang-terangan, dan orang yang membaca Al Qur’an secara tersembunyi seperti
orang yang bersedekah secara sembunyi.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i,
lihat Shahihul Jaami’: 3105)
5. Nama-nama lain Al Qur’an
[19]Abul Ma’ali ‘Uzaizi bin Abdul Malik yang terkenal
dengan sebutan “Syaidzalah” berkata dalam kitabnya Al-Burhan: ketahuilah! Sesungguhnya Allah swt memberi nama Al Qur’an-Nya
dengan lima puluh lima nama, di antaranya adalah:
1.
Kitab Mubin,seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Haa
miim, Demi Kitab (Al Quran) yang menjelaskan.(Q.S. Ad-Duhkan: 1-2).
2.
Qur’an Karim, seperti dalam firman-Nya:
Artinya:
Sesungguhnya Al-Quran Ini adalah bacaan yang sangat mulia. (Q.S. Al Waqi’ah:
77).
3.
Kalam, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Dan
jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu,
Maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, Kemudian
antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. (Q.S. At Taubah: 6)
4.
Nuur, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: dan Telah kami turunkan kepadamu cahaya yang
terang benderang (Al Quran). (Q.S. An Nisa’: 174).
5.
Huda dan Rahmah, seperti dalam
firman-Nya:
Artinya: dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Q.S. Yunus: 57)
6.
Furqan, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Maha Suci Allah yang Telah menurunkan Al
Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada
seluruh alam. (Q.S. Al Furqan: 1)
7.
Syifa’, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang
menjadi penawar. (Q.S. Al Isra’: 82)
8.
Mau’idzah, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang
kepadamu pelajaran dari Tuhanmu. (Q.S. Yunus: 57)
9.
Dzikir dan Mubarak, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Dan Al Quran Ini adalah suatu Kitab
(peringatan) yang mempunyai berkah yang Telah kami turunkan. Maka mengapakah
kamu mengingkarinya?. (Q.S. Al Anbiya’: 50).
10. Aliy, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Dan Sesungguhnya Al Quran itu dalam Induk Al
Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi kami, adalah benar-benar Tinggi (nilainya) dan
amat banyak mengandung hikmah. (Q.S. Az Zukhruf: 4)
11. Hikmah, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Itulah suatu hikmah yang Sempurna Maka
peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka). (Q.S. Al Qomar: 5).
12. Hakim, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Alif laam raa, inilah ayat-ayat Al Quran yang
mengandung hikmah. (Q.S. Yunus: 1).
13. Muhaimin, seperti dalam firman-Nya:
Artinya:
Membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya)
dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. (Q.S. Al Maidah: 48).
14. Habl, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai. (Q.S. Ali Imran: 103).
15. Shirat Mustaqim, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah
jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia. (Q.S.Al An’am: 153).
16. Qayyim, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Sebagai bimbingan yang lurus, untuk
memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah. (Q.S. Al Kaahfi: 2).
17. Qaul dan fashl, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar firman
yang memisahkan antara yang hak dan yang bathil. (Q.S. Ath Thariq: 13)
18. Naba’ Adhim, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Tentang apakah mereka saling
bertanya-tanya? Tentang berita yang
besar, yang dimaksud dengan berita yang besar. (Q.S. An Naba’: 1-2).
19. Ahsanul Hadits, Matsani dan Mutasyabih, seperti
dalam firman-Nya:
Artinya: Allah Telah menurunkan perkataan yang paling
baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang ,
gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, Kemudian
menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk
Allah, dengan Kitab itu dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan
barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.
(Q.S. Az Zumar:23).
20. Tanzil, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Dan Sesungguhnya Al Quran Ini benar-benar
diturunkan oleh Tuhan semesta Alam. (Q.S. Asy Syu’ara’: 192).
21. Ruuh, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Dan Demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu
(Al Quran) dengan perintah kami. sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al
Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi kami
menjadikan Al Quran itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang kami
kehendaki di antara hamba-hamba kami. dan Sesungguhnya kamu benar- benar
memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (Q.S. Asy Syuraa: 52).
22. Wahyu, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Katakanlah (hai Muhammad): "Sesungguhnya
Aku Hanya memberi peringatan kepada kamu sekalian dengan wahyu dan tiadalah
orang-orang yang tuli mendengar seruan, apabila mereka diberi peringatan".
(Q.S. Al Anbbiya’: 45).
23. Arabiy, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al
Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (Q.S. Yusuf: 2).
24. Bashair, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Dan
apabila kamu tidak membawa suatu ayat Al Quran kepada mereka, mereka berkata:
"Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat itu?" Katakanlah:
"Sesungguhnya Aku Hanya mengikut apa yang diwahyukan dari Tuhanku
kepadaku. Al Quran Ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Q.S. Al A’raf: 203).
25. Bayan, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: (Al Quran) Ini adalah penerangan bagi seluruh
manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Ali
Imran: 138).
26. Ilmu, seperti dalam firman-Nya:
Artinya:
Sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu,
Sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim.
(Q.S. Al Baqarah: 145).
27. Haq, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Sesungguhnya Ini adalah kisah yang benar.
(Q.S. Ali Imran: 62).
28. Hady, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Sesungguhnya Al Quran Ini memberikan
petunjuk. (Q.S. Al Isra’: 9).
29. ‘Ajaba, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Katakanlah (hai Muhammad): "Telah
diwahyukan kepadamu bahwasanya: Telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al
Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami Telah mendengarkan Al Quran yang
menakjubkan, (Q.S. Al Jin: 1).
30. Taszkirah, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Dan Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar
suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (Q.S. Al Haqqah: 48).
31. Al-‘Urwatul Wutsqo, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Maka
Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak
akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al Baqarah:
256).
32. Shidq, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Dan orang yang membawa
kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang
bertakwa. (Q.S. Az Zumar: 33).
33. ‘Adl, seperti dalam firman-Nya:
Artinya:Telah
sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Quran) sebagai kalimat yang benar dan adil.
tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan dia lah yang Maha
Mendenyar lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al An’am: 115).
34. Amr, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya
kepada kamu, (Q.S. Ath Thalaq: 5).
35. Munadi, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Ya
Tuhan kami, Sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman,
(Q.S. Ali Imran: 193).
36. Busyro, seperti dalam firman-Nya:
37. Majid, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al
Quran yang mulia, (Q.S. Al Buruj: 21).
38. Zabur, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Dan sungguh Telah kami tulis didalam
Zabur[973] sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi Ini
dipusakai hamba-hambaKu yang saleh. (Q.S. Al Anbiya’: 105).
39. Basyir dan Nadzir, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni
bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui, Yang membawa berita
gembira dan yang membawa peringatan, (Q.S. Fushilat: 3-4).
40. ‘Aziz, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: Sesungguhnya Al Quran itu adalah Kitab yang
mulia. (Q.S. Fushshilat: 41).
41. Balagh, seperti dalam firman-Nya:
Artinya: (Al Quran) Ini adalah penjelasan yang
Sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengan-Nya, (Q.S.
Ibrahim: 3)
42. Qishosh, seperti dalam firman-Nya:
3. Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling
baik dengan mewahyukan Al Quran Ini kepadamu, (Q.S. Yusuf: 3).
43. Juga menamainya dengan empat nama dalam ayat dibawah
ini, yaitu:
Artinya: Di dalam kitab-kitab yang
dimuliakan, Yang ditinggikan lagi disucikan. (Q.S. ‘Abasa: 13-14)
C. ANALISIS
Al Qur’an merupakan sumber hukum Islam pertama, menjadi pegangan dan rujukan umat Islam di dalam menjalani kehidpan
sehari-hari. Karena Al Qur’an menjadi penerang bagi siapa saja
yang ingin menjadikan pegangan hidup seseorang.
Dari beberapa
pengertian para ulama’ maupun para ahli dapat di simpulkan bahwa, Al Qur’an
adalah firman allah yang berbahasa arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw, melalui malaikat jibril, disampaikan secara mutawatir, di tulis dalam
mushaf di mulai dari Al Fatihah dan di akhiri Annas, yang membacanya termasuk
Ibadah, yang terjaga dalam Hafalan-hafalan.
Dari kata yang terjaga
dalam hafalan-hafalan tersebut Allah swt berfirman yang berbunyi;
Artinya: Sesungguhnya atas tanggungan kamilah
mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya.
Dari
firman di atas, dapat di pahami bahwa Allah sendiri yang akan menjaga kemurnian
Al Qur’an dan memelihara di dalam dada manusia. Dan dalam kalimat “yang
membacanya termasuk ibadah” disini masih umum, karena kebanyakan orang pada
zaman ini tidak mengetahui tajwid tapi berani membaca Al Qur’an.
Dalam hal ini Imam Ibnu al-jazari menyatakan
dalam buku Pintu cahaya Al Qur’an, bahwa apabila membaca al-qur’an tanpa
memperhatikan tempat keluarnya huruf (makhrah) yang ditentukan,yang sudah
menjadi bagian dari ilmu tajwid, sekalipun bacaannyaindah, maka bacaan itu
tidak diridoi oleh Allah dan Rasul-Nya. Dengan demikian hukumnya haram dan
orang yang membacanya adalah berdosa. Sebagaiman dalam sebuah syairnya:
“Melaksanakan tajwid adalah suatu keharusan dan kemestian, barang siapa membaca
alqur’an tanpa tajwid berdosa hukumnya. Demikian al-qur’an itu datang dari
Allah buat kita (selaku makhluknya).
Dalam
kaitan dengan bahasa ilmu tajwid, para ahli qurra’ menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan tajwid itu adalah sebagai berikut, “mengucapkan huruuf menurut
haknya satu persatu (tertibnya), dan masing-masing huruf itu diucapkan pada
makhraj aslinya, kemudian mengucapkannya secara sempurna sesuai dengan tata
caranya tanpa dipaksakan dan tidak berlebihan serta tidak dibuat-buat.
Dari
penjelasan di atas dapat dipahami bahwa membaca Al-Qur’an yang tidak sesuai
dengan makhraj sebagaimana mahal-nya atau tempatnya merupakan suatu kesalahan
yang besar dan sangat berdosa di hadapan Allah, karena akan bisa merubah makna
yang sangat mendasar.
Dari
pembahasan di atas mengenai tujuan dan fungsi al qur’an di turunkan yang paling
penting adalah sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Karena semua tata
cara hidup, bergaul, larangan, perintah, berintraksi, semuanya telah tertulis
di dalam al qur’an. Allah befirman yang berbunyi;
Artinya:
(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di
dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil). (Q.S. Al Baqarah: 185).
Dari
firman allah di atas sangat jelas di katakan sebagi petunjuk dan pembeda. Jadi
barang siapa yang ingin jalannya lurus atau mendapatkan hidayah dari allah maka
berpegang teguhlah bersama al qur’an, apabila seseorang tidak berpegang teguh
kepada al qur’an maka hidupnya akan tidak terarah di dunia terlebih-lebih
sengsara di akhirat kelak.
Fungsi yang paling
utama dari kitab suci Al Qur’an. Lihatlah beberapa ayat-ayat berikut ini yang
mengandung pernyataan tersebut. Allah berfirman yang berbunyi;
artinya:
Sesungguhnya Al Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus
dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal
saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar. (Q.S. Al Israa’: 9).
Saya
sependapat dengan yang dikatakan M. Quraish Shihab, tujuan pokok Al Qura’an di
turunkan, saya menyimpulkan bahwa tujuan al qur’an di turunkan adalah
1.
Sebagai petunjuk aqidah dan kepercayaan terhadap
Allah.
2.
Petunjuk mengenai akhlak yang murni
3.
Petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya
dengan Tuhan dan sesamanya.
Apabila saya menjelaskannya dengan
perinci tentang tujuan al qur’an di turunkan di atas tidak akan pernah selesai
dengan waktu yang diberikan. Karena kita akan membahas tauhid, fiqih dan lain
sebagainya.
Dari penjelasan di atas bahwa tujuan dan
fungis al qur’an tidak jauh beda, karena di antara yang dua ini saling
berkaitan erat. jadi fungsi al qur’an di turunkan menurut penjelasan diatas dapat
saya simpulkan, bahawa semua ajaran islam sudah ada di dalam al qur’an baik
berupa peringatan, pelajaran, kisah maupun yanglainya.
Mengenai penjelasan manfaat membaca al
qur’an di atas saya menyimpulkan karena dengan membaca al qur’an dapat menentramkan
hati, dapat menyembuhkan penyakit, dikaruniakan cahaya dalam hatinya, diberikan
kemuliaan dan rahmat oleh allah, mendapatkan kedudukan yang tinggi di syurga,
dan orang yang membaca terang-terangan sama dengan bersedekah terang terangan.
Allah berfirman yang berbunyi;
28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Q.S. Ar R’ad: 28).
Dan dalam hadit rasulullah menerangkan;
“Sesiapa yang membaca al-Qur’an dan
beramal dengan isi kandungannya, dianugerahkan kedua ibubapanya mahkota di hari
qiamat. Cahayanya (mahkota) lebih baik daripada cahaya matahari di rumah-rumah
dunia. Kalaulah yang demikian itu matahari berada di rumah kamu (dipenuhi
dengan sinarannya), maka apa sangkaan kamu terhadap yang beramal dengan ini
(al-Qur’an).”(Hadis riwayat Abu
Daud).
Bahwa dari firman maupun hadits di atas sudah sangat jelas,bahwa
membaca al qur’an itu sangatlah bagus.karena itu mari kita membaca al qur’an
ketika kita mempunyai waktu luang, karena banyak orang tidak bisa memanfaatkan
waktu luangnya.
Menurut imam Jalaluddin As Suyuti dalam
karangannya, Sedangkan sebab dinamakan al qur’an dengan al kitab, karena ia mencakup banyak
hal di dalamnya. Ada berbagai macam ilmu cerita-cerita yang ditampilkna dalam
wajah yang sangat baik.
Dalam hal ini banyak sekali nama-nama al
qur’an yang di jelaskan di atas, menurut Al Mudzoffary dalam kitabnya, dalam
kitab imam Jalaluddin As Suyuti menjelaskan: ketika Abu Bakar ra mengumpulkan
al wur’an, ia berkata; berilah sebuah nama untuk kitab ini. Maka sebagian
sahabat berkata; kita beri nama dengan injil saja, tapi banyak para sahabat
yang tidak setuju dengannya, yang lain berkata; berinama dengan Sifr saja.
Banyak para sahabat yang tidak setuju karena ini adalah nama kitab orang-orang
yahudi. Kemudian berkatalah Abdullah bin Mas’ud ra; dulu saya pernah melihat di
habasyah sebuah kitab yang bernama mushaf, maka mereka pun sepakat untuk
menaminya dengan Al Mushaf.
As sayuti berkata; dikemukakan oleh Ibnu
Asytah...., dari Ibnu Syihab berkata; ketika para sahabat mengumpulkan al
qur’an dan menulisnya di kertas, berkatalah Abu bakar ra; carikan nama buat
kitab suci ini. maka sahabat ada yang memberinya denga Sifr yang lain dengan mushaf. Karena orang-orang Habasyah
menamainya dengan Al Mushaf.
Dari al kisah di atas bahwa banyak sekali
pendapat-pendapat sahabat yang memberikan nama terhadap al qur’an dan berbagai
nama yang berkaitan dengan kitab-kitab terdahulu.
D. KESIMPULAN
Al Qur’an
merupakan sumber hukum Islam pertama, menjadi pegangan dan rjukan umat
Islam di dalam menjalani kehidpan sehari-hari. Allah swt. menamai kitab
suci-Nya yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Artinya:
Al Qur’an ialah firman Allah yang berbahasa Arab diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. untuk difahami isinya dan diingat selain disampaikan kepada kita
secara mutawatir, ditulis dalam mushaf dimulai surah Fatihah diakhiri surah
nas.
Tujuan dan
fungsi pokok al qur’an
1. Sumber
Pokok Ajaran Islam
2. Peringatan
dan pelajaran bagi Manusia
Manfaat
membaca Al qur’an
1.
dapat
menentramkan hati.
2.
dapat menyembuhkan penyakit.
3.
dikaruniakan cahaya dalam hatinya.
4.
diberikan kemuliaan dan rahmat oleh allah.
5.
mendapatkan kedudukan yang tinggi di syurga.
6.
dan orang yang membaca terang-terangan sama
dengan bersedekah terang terangan.
Nama-nama lain al qur’an
1.
Kitab Mubin
2.
Qur’an Karim
3.
Kalam
4.
Nuur
5.
Huda dan rahmah
6.
Furqan
7.
Syifa’
8.
Mau’idzah
9.
Dzikr dan
Mubarak
10. Aliy
11. Dan
lain sebagainya.
E.
DAFTAR
RUJUKAN
Al Qur’an Al Karim
Imam Jalaluddin As Suyuti, ulumul qur’an (Al Itqan
Fi Ulumil Qur’an, surabaya; PT Bina Ilmu.
Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, Bandung,
Pustaka Setia, 2012.
L. Ahmad, Basyairi, Ulumul Al qur’an,
Mataram, Pusat Bahasa dan Buidaya, 2007.
Ahmad Izzan, Ulumul Qur’an, Bandung;
Tafakur, 2009.
Ahmad
Musthofa Hadna, Qur’an-Hadits, semarang; Wicaksana, 2005.
M.
Quraish Shihab, Wawasan Al Qur’an, Bandung, Mizan,1998.
Wisnu
Arya Whardana, Al Qur’an dan Energi Nuklir, Cet. 1,Yogyakarta; Pustaka Pelajar,
2004
Lilis Fauziya,
Andi Setiawan, Kebenaran Al Qur’an dan hadis, Malang, Tiga Serangkai P. Mandiri,
2009.
Ade
Mustari, Andi Rosyadi Sastra, Al Qur’an Hadis,
Jakarta; Arya Duta. 2007
[1] Lilis Fauziya,
Andi Setiawan, Kebenaran Al Qur’an dan hadis, Malang, Tiga Serangkai P.
Mandiri, hlm 3
[2] Prof. DR.
Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, Bandung, Pustaka Setia, 2012, hlm. 31. 2. Lihat
pula L. Ahmad, Basyairi, Ulumul Al qur’an, Mataram, Pusat Bahasa dan Buidaya,
2007, hlm. 5.
[3] Drs. Ahmad
Izzan, Ulumul Qur’an, Bandung, Tafakur, 2009, hlm. 28.
[4] DRS. Ahmad
Musthofa Hadna, Qur’an-Hadits, semarang, wicaksana, 2005,hlm. 2-3.
[5] Wisnu Arya
Whardana, Al Qur’an dan Energi Nuklir, Cet. 1,Yogyakarta, Pustaka Pelajar,
2004, hlm. 46-47
[6] Lilis Fauziya,
Andi Setiawan, Kebenaran Al Qur’an dan hadis,...., hlm 4. 2. Lihat pula Ade
Mustari, Andi Rosyadi Sastra, Al Qur’an Hadis,......, hlm. 2
[7] DRS. Ahmad
Musthofa Hadna, Qur’an-Hadits, .......,hlm. 24-25
[8] Lilis Fauziya,
Andi Setiawan, Kebenaran Al Qur’an dan hadis, ...., hlm 34-35
[9] Al Baqarah: 2
& 185.
[10] M. Quraish Shihab di dalam buku Ade Mustari, Andi Rosyadi
Sastra, Al Qur’an Hadis,.... hlm. 39.
[11] M. Quraish
Shihab, Wawasan Al Qur’an, Bandung, Mizan,1998. hlm. 12-13.
[12] Wisnu Arya
Whardana, Al Qur’an dan Energi Nuklir, Cet. 1....., hlm. 50-52
[13] Az Zumar :1
[14] Al An’am : 15
[15] Al Baqarah: 213
[16] Al Isra’ : 9
[17] DRS. Ahmad
Musthofa Hadna, Qur’an-Hadits, .....,hlm 22-14
[18] An Nisa’: 105.
[19] Imam Jalaluddin
As-Syuyuthi, Samudera Ulumul Qur’an, Surabaya, Bina Ilmu Jilid, 1. Hlm.
265-273.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar