Di sepanjang sejarahnya, Islam dipenuhi
tokoh-tokoh besar. Dalam bidang fiqih kita mengenal imam-imam terkemuka. Di
sini, akan kita telusuri sedikit dari tapak perjuangan salah satu imam madzab
yang sangat terkenal sebagaimana imam yang lain, yaitu imam Abu Abdillah Malik
bin Anas Imam Darul Hijroh.
Beliau lahir disebuah tempat di kota Madinah Al
Munawwarah, pada tahun 93 hijriah bertepatan dengan tahun 712 masehi, dari
seorang ibu yang bernama Al 'Aliyah binti Syuraik bin Abdurrahman bin Syuraik
Al Azadiyah dan seorang ayah bernama Anas bin Malik bin Abi Amir Al Ashbahy.
Kelahiran beliau bertepatan dengan berkuasanya Sulaiman bin Abdul Malik dari
Bani Umayyah VII.
Kota Madinah ketika itu masih di penuhi
ulama-ulama dari Shahabat dan tabi'in. Malik bin Anas kecil, tumbuh sebagai
anak yang pandai dan cerdas, hafalannya begitu kuat, daya fikirnya hebat, maka
tak ayal dalam usia belum menginjak dewasa ia sudah mampu menghafal Al Qur'an
di luar kepala.
Perkembangan keilmuan Malik bin Anas sangat
menakjubkan, dengan penuh semangat ia belajar dari banyak ulama' seperti
Rabi'ah Ar Ra'yi, Imam Nafi' Maula Ibnu Umar, Imam Syaibah Az Zuhri dan banyak
lagi ulama yang lain.
Ilmu yang begitu banyak ternyata tidak membuat
Imam Malik menjadi takabur dan congkak. Tubuh beliau yang tinggi besar,
berkulit merah kekuning-kuningan berjanggut panjang semakin menambah
kharismanya.
Luasnya pengetahuan tentang hukum-hukum diakui
oleh banyak ulama. Imam Abu Hanifah mengatakan bahwa beliau belum belum pernah
menjumpai ulama pun yang lebih 'alim dari imam Maliki, Imam Al Laits bin Sa'ad
berkata " Pengetahuan imam Malik adalah pengetahuan orang bertaqwa kepada
Allah, pengetahuan imam malik boleh di percaya bagi orang-orang yang
benar-benar ingin mengambil pengetahuan. Imam Yahya bin Syu'bah berkata "
Tidak ada pada masa itu seorangpun yang dapat menduduki kursi mufti di masjid
Nabawi selain imam Malik.
Dalam ilmu hadits, beliau adalah ulama yang
sangat terpercaya. Perhatiannya begitu besar terhadap hadits Rasulullah SAW.
Sehingga setiap menyampaiakan hadits, beliau selalu mandi, bersuci, memakai
wangi-wangian dan berpakaian bersih. Beliau tidak akan mengajarkan hadits
kecuali dengan duduk tenang tanpa terburu-buru. Setiap perkataan lain selain hadits
rasulullah Saw yang terdengar lebih keras dari hadits yang beliau sampaikan
akan ditegurnya, karena tidaklah layak seorang manusia mengeraskan suara ketika
hadits rasulullah dibacakan.
Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi'i pernah
berkata : "Apabila datang hadits kepadamu dari imam Malik, maka pegang
teguhlah olehmu dengan kedua tanganmu, karena ia menjadi alasan/hujjah bagi
kamu. Apabila di sebut-sebut ulama ahli hadits maka beliaulah bintangnya, dan
tidak seorangpun yang lebih aku percaya tentang hadits melainkan imam Malik dan
imam Ibn Uyainah, keduanya berkawan erat pada satu masa, jika tidak ada kedua
imam ini, niscaya musnahlah ilmu hadits.
Berkata pula Imam Sufyan bin Uyainah, 'Imam
Malik adalah orang yang tidak suka menyampaikan hadits, melainkan yang pasti
dan terang datangnya dari rasulullah SAW, beliau tidak suka meriwayatkan
hadits, melainkan dari orang-orang yang sungguh dipercaya, semoga Allah
melimpahkan rahmat-Nya kepada imam Malik karena keras dan telitiannya memeriksa
orang-orang yang meriwayatkan hadits".
Ketelitian beliau dalam menilai Rawi hadits ini
pernah dinyatakan oleh imam Ahmad bin Shalih, "Aku belum pernah melihat
seorang yang lebih teliti mencari kebersihan orang yang meriwayatkan hadits dan
ulama-ulamanya selain Imam Malik.
Imam Yahya bin Mu'in berkata "Imam malik
adalah seorang raja bagi orang-orang beriman tentang ilmu hadits, Tidak ada di
muka bumi ini seorangpun pada masa itu yang lebih aku percayai tentang hadits
Rasulullah SAW selain imam Malik. Sekali-kali saya belum pernah melihat
seorangpun yang lebih pandai tentang hadits selain Imam Malik, Sufyan Ats
Tsauri adalah imam dalam bidang hadits dan imam Al Auza'iy adalah imam dalam
sunnah dan imam malik adalah imam kedua bidang itu."
Imam Malik menyusun kitab hadits yang begitu
monumental dengan nama AL MUWATTHA', dalam kitab itu beliau hanya memasukkan
hadits-hadits yang dipandang shahih sepanjang penelitian dan penyelidikan
beliau. Imam Syafi'i mengatakan : "tidak ada kitab ilmu di bumi yang
paling banyak benarnya dari pada kitab Muwatha' Imam Malik."
Sekalipun beliau memiliki ilmu yang begitu
luas, beliau sangat berhati-hati dalam memberikan fatwa. Pernah beliau ditanya
empat puluh masalah di Irak, tetapi hanya lima masalah saja yang dapat beliau
jawab, selebihnya beliau katakan "Aku belum tahu". Kehati-hatian
beliau dalam memberikan fatwa terhadap persoalan yang sampai kepadanya
tercermin dalam perkataannya "Aku tidak mengatakan baik" atau
"Aku tidak memandang baik". Pernah beliau berkata "Aku tidak
akan berfatwa sehingga ada 70 saksi yang mempersaksikan bahwa aku ahli
(mengetahui) masalah tersebut."
Dalam memutuskan sesuatu, beliau kembali kepada
Al Qur'an dan As Sunnah. Tapi ketika tidak dijumpai dari kedua sumber itu
beliau merujuk pada Ijma' para shahabat, jika tidak beliau dapatkan pula beliau
putuskan dengan jalan Mashalihul Mursalah dan Istishlah yaitu memelihara tujuan
agama dengan cara atau jalan menolak kebinasaan atau mencari kebaikan.
Perbuatan yang dibenci beliau.
Begitu kuatnya beliau memegang teguh agama ini
memerikan atsar pada diri beliau dan orang lain. Beliau sangat membenci
perbuatan yang baru dalam agama. Perbuatan bid'ah sangat beliau benci. Beliau
berkata " Barangsiapa mengada-ada suatu perbuatan baru dalam agama, dan ia
menganggap perbuatan itu baik, maka sesungguhnya ia telah menuduh nabi Muhammad
SAW telah menyembunyikan risalahnya. "Sebaik-baik urusan agama itu adalah
mengikuti sunnah nabi SAW dan sejelek-jelek urusan agama adalah yang diperbuat
dengan tidak ada contoh dari nabi SAW, dan tidak pula dikerjakan oleh beliau
SAW.
Perbuatan lain yang beliau benci adalah taqlid
buta, beliau tidak pernah menganjurkan kepada orang lain untuk mengikuti setiap
yang dikatakannya, beliau pernah berkata " Aku ini tidak lain melainkan
manusia biasa, bisa salah dan benar, maka lihat dan fikirklah baik-baik
pendapat saya. Tiap-tiap yang sesuai dengan Al Qur'an dan As sunnah ambilah,
dan setiap yang tidak sesuai dengan keduanya maka tinggalkanlah.
Dalam aqidah beliau sangatlah ketat, ketika ada
seseorang yang begitu berani menanyakan tentang bagaimana Allah beristiwa'
(bersemayam) beliau mengatakan "Allah ada di langit dan mengetahui setiap
tempat, Istiwa (bersemayam) itu ma'lum (diketahui) Kaifiyah (bagaimana
bersemayamnya Allah) itu majhul (tidak di ketahui). Beriman (bahwa Allah
bersemayam) adalah wajib dan Bertanya bagaimana Allah bersemayam hukumnya
bid'ah.
Selain dikenal sebagai orang yang alim beliau
di kenal dengan ahli ibadah, tidak pernah lepas dari waktunya selain melakukan
shalat, dzikir, tilawah Al Qur'an, tadris, beliau tidak pernah lalai berjamaah
di masjid. Kezuhudan beliau terhadap dunia begitu besar, beliau mengatakan
"Zuhud itu bukan tiada harta, tetapi mengosongkan hari dari padanya."
Layaknya sebuah kebun yang indah, dihiasai
beraneka ragam bunga, menebar aroma wewangi ke setiap penjuru. Majlis tempat
beliau mengajarkan Al Qur'an, Al Hadits dan Fiqih dan ilmu-ilmu agama yang lain
dibanjiri oleh banyak manusia.
Mereka berdesakan, saling mendahului,
masing-masing memilih duduk paling depan. Apalagi setelah meninggalnya imam
Nafi Maula Ibn Umar, majlis beliau di gantikan oleh Imam Ahmad, maka ramailah
manusia mengambil ilmu dari beliau. Diantara murid-murid beliau yang terkenal
seperti Ibnul Mubarak, al Qothon, Ibnu Mahdi, Ibnu wahb, Ibnu Qosim, al
Qo'nabi, Abdullah bin Yusuf, Said bin Manshur, Yahya bin Yahya, an Naisaburi,
Yahya bin Yahya al Andalusi, Yahya bin Bakir, Qutaibah abu Mus'ab, az Aubairi
dan Abu Hudzafah as Sahmi.
Pada akhirnya dunia berduka setelah beliau
menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 10 rabiul awal tahun 177 H. Tapi
pengaruh pendapat-pendapat beliau tersebar luas diberbagai belahan negri Islam
seperti di Hijaz, Mesir, Afrika, Maroko, Irak, Palestina, Lybia, Tunisia,
Tripoli dll. Semoga amal ibadah beliau dibalas dengan balasan terbaik dari
Allah SWT.
Amin. Diambil dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar