Psikologi Pendidikan.
Makalah Konsep Dasar
Belajar dan Pembelajaran
BAB I
PENDAHULUAN
Belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang tak dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses pendidikan. Jika ada proses belajar, maka disitu ada pembelajaran. Dan jika ada pembelajaran berarti disitu ada proses belajar. Begitu seterusnya, saling terkait, tak dapat berdiri sendiri- sendiri.
Perbedaan belajar dan pembelajaran terletak pada penekanannya. Pembahasan masalah belajar lebih menekankan pada siswa dan proses yang menyertai dalam rangkan perubahan tingkah lakunya. Ada pun pembelajaran lebih menekankan pada guru dalam upayanya untuk membuat siswa dapat belajar.
BAB II
KONSEP DASAR BELAJAR
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Santrock dan Yussen mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relative permanen karena adanya pengalaman. Sedangkan Reber mendefinisikan belajar dalam dua pengertian, yaitu :
• Belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan
• Belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.
Dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relative permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
B. Ciri-ciri Perilaku Belajar
Tingkah laku yang dikategorikan sebagai aktivitas belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar
Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku menyadari terjadinya perubahan tersebut atau merasakan adanya perubahan dalam dirinya.
2. Perubahan bersifat kontinyu dan fungsional
Perubahan yang erjadi berlangsung secara berkesinambungandan tidak statis. Satu perubahan menyababkan perubahan selanjutnya yang akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.
3. Perubahan bersifat positif dan aktif
Dikatakan positif apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan bersifat aktif berarti bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena karena usaha pelaku sendiri.
4. Perubahan bersifat permanen
Apa yang didapat tidak akan hilang begitu saja, melainkan akan terus dimiliki bahkan semakin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang akan dicapai oleh pelaku belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar
Ada dua faktor yang memepengaruhi belajar, yaitu :
1. Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang berada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi :
• Faktor Jasmaniah
Antara lain : kesehatan dan cacat tubuh
• Faktor Psikologis
Antara lain : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan.
2. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal adalah faktor yang berada di luar individu yang sedang belajar. Faktor eksternal meliputi :
• Faktor Keluarga
Antara lain : cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.
• Faktor Sekolah
Antara lain : metode mengajar, kurikulum, relasi antara guru dan siswa, relasi antarsiswa, disiplin sekolah, pelajaran, waktu, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
• Faktor Masyarakat
Antara lain : kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat, media massa.
Menurut Muhibbinsyah, faktor yang mempengaruhi belajar ada tiga macam, yaitu:
1. Faktor Internal
Meliputi keadaan jasmani dan rohani siswa.
2. Faktor Eksternal
Meliputi kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3. Faktor Pendekatan Belajar
Merupakan jenis upaya yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Menurut hasil penelitian Biggs, ada tiga bentuk dasar pendekatan belajar siswa :
• Pendekatan surface (permukaan, bersifat lahiriah)
Kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan dari luar.
• Pendekatan deep (mendalam)
Kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan dari dalam.
• Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi)
Kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan untuk mewujudkan ego enhancement yaitu ambisi pribadi yang besar dalam meningkatakan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih prestasi setingg-tingginya.
D. Motivasi Belajar
Biggs dan Telfer menyatakan bahwa ada empat golongan motivasi belajar siswa, antara lain :
1. Motivasi instrumental
Siswa belajar karena didorong oleh adanya hadiah atau menghindari hukuman.
2. Motivasi social
Siswa belajar untuk penyelenggaraan ugas, dlam hal ini keterlibatan siswa pada tugas menonjol.
3. Motivasi berprestasi
Siswa belajar untuk meraih prestasi atau keberhasilan yang telah ditetapkannya.
4. Motivasi instrinsik
Siswa belajar karena keinginannya sendiri.
Motivasi yang tinggi dapat menggiatkan aktivitas belajar siswa. Motivasi yang tinggi tersebut dapat ditemukan dalam sifat dan perilaku siswa, antara lain:
• Adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar yang sangat tinggi.
• Adanya perasaan dan keterlibatan afektif siswa yang tinggi dalam belajar.
• Adanya upaya siswa untuk senantiasa memelihara atau menjaga agar senantiasa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Keller menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar yang disebut sebagai model ARCS. Model ARCS ini merupakan empat kategori kondisi yang harus diperhatikan guru agar proses pembelajaran yang dilakukannya menarik, bermakna, dan memberi tantangan pada siswa. Keempat kondisi tersebut adalah :
• Attention (perhatian)
Pehatian muncul karena didorong adanya rasa ingin tahu. Oleh karena itu rasa ingin tahu perlu mendapat rangsangan sehingga siswa selalalu memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan.
• Relevance (relevansi)
Relevansi menunjukkan adanya hubungan antar meteri pelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa.
• Confidence (kepercayaan diri)
Percaya diri merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Bandura mengembagkan konsep ini menjadi konsep self efficacy. Konsep tersebut berhubungan dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan.
• Satisfaction (kepuasan)
Keberhasilan dalam mencapai tujuan akan menghasilkan kepuasan, dan siswa akan semakin termotivasi untuk encapai tujuan yang serupa.
BAB III
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
A. Pengertian Pembelajaran
Pengertian Pembelajaran menurut beberapa ahli :
Menurut Sudjana, pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidikyang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Menurut Gulo, pembelajaran adalah usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar.
Menurut Nasution, pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar. Yang dimakasud denagan lingkinagna disini adalah runga belajar, guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar siswa.
Biggs membagi konsep pembelajaran dalam tiga pengertian, yaitu :
1. Pengertian Kuantitatif
Penularan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut untuk menguasai ilmu yang disampaikan kepada siswa, sehingga memberikan hasil yang optimal.
2. Pengertian Institusional
Penataan segala kemampuan mengajar sehingga berjalan effisien. Guru harus selalu siap mengadaptasika berbagai teknik mengajar.
3. Pengertian Kualitatif
Upaya guru untuk memudahkan belajar siswa. Peran guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang effektif dan efisien.
Kesimpulannya, pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja olah pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan effisien serta dengan hasil optimal.
B. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan pendidik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain :
1. Metode Ceramah
Penyampaian materi dari guru kepada siswa dengan melalui bahasa lisan baik verbal maupun nonverbal.
2. Metode Latihan
Penyampaian materi melalui upaya menanaman terhadap kebiasaa-kebiasaan tertentu, sehingga diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal.
3. Metode Tanya Jawab
Penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh anak didik. Bertujuan memotivasi anak mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran atau guru mengajukan pertanyaan dan anak didik menjawab.
4. Metode Karyawisata
Metode penyampaian meteri denagn cara membawa langsung anak didik ke objek di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara langsung.
5. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses atau suatu benda yang berkaitan dengan bahan pelajaran.
6. Metode Sosiodrama
Metode pembelajaran yang meberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan sosial.
7. Metode Bermain Peran
Pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anak didik dengan cara anak didik memerankan suatu tokoh, baik okoh hidup maupun mati. Meyode ini mengambangkan penghayatan, tanggung jawab, dan terampil dalam memaknai materi yang dipelajari.
8. Metode Diskusi
Metode pembelajaran melaui pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta memecahkan masalah secara kelompok.
9. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
Metode pemberian tugas dan resitasi merupakan metode pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa. Resitasi merupakan metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk melaporkan pelaksanaan tugas yang telah diberikan guru.
10. Metode Eksperimen
Pemberian kepada siswa untuk melakukan percobaan.
11. Metode Proyek
Membahas materi pelajaran ditinjau dari sudut pandang pelajaran lain.
Adapun prinsip dalam pemilihan mettode pembelajaran adalah disesuaikan dengan tujuan, tidak terikat pada suatu alternative, dan penggunaannya bersifat kombinasi. Faktor yang menentukan dipilihnya suatu metode dalam pembelajaran antara lain :
• Tujuan pembelajaran
• Tingkat kematangan anak didik
• Situasi dan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran
C. Peran Guru dalam Aktivitas Pembelajaran
Peran guru dalam aktivitas pembelajaran tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, tetapi juga memainkan berbagai peran yang bertujuan mengembangkan potensi anak didik secara optimal. Djamarah merumuskan peran guru sebagai berikut:
1. Korektor
Guru menilai dan mengoreksi semua hasil belajar, sikap, tingkah, dan perbuatan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah.
2. Inspirator
Guru memberikan inspirasi kepada siswa mengenai cara belajar yang baik.
3. Informator
Guru memberikan informasi yang baik dan efektif mengenai materi yang telah diprogramkan serta informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Organisator
Guru berperan mengelola berbagai kegiatan akademik baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler sehingga tercapai efektivitas dan efisiensi anak didik.
5. Motivator
Guru dituntut untuk dapat mendorong anak didiknya agar senantiasa memiliki motivasi tinggi dan aktif belajar.
6. Inisiator
Guru menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.
7. Fasilitator
Guru hendaknya dapat hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinan anak didik dapat belajar secara optimal.
8. Pembimbing
Guru memberikan bimbingan kepada anak didiknya dalam menghadapi tantangan maupun kesulitan belajar.
9. Demonstrator
Guru dituntut untuk dapat memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis, sehingga anak didik dapat memahami pelajaran secara optimal.
10. Pengelola Kelas
Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun guru dan siswa.
11. Mediator
Guru dapat berperan sebagai penyedia media dan penengah dalam proses pembelajaran anak didik.
12. Supervisor
Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis proses pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat optimal.
13. Evaluator
Guru dituntut untuk mampu menilai produk pembelajaran serta proses pembelajaran.
D. Kompetensi Profesionalisme Guru
Barlow berpendapat bahwa kompetensi professional guru adalah kemampuan dan kewewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Guru yang profesional adalah guru yang mamapu melaksanakan tugas keguruannya dengan kemmpuan tinggi sebagai profesi atau sumber kehidupan.
Dalam menjalankan kemampuan profesionalnya, guru dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi yang bersifat psikologi, meliputi :
1. Kompetensi Kognitif Guru
Guru hendaknya memiliki kapasitas kognitif tinggi yang menunjang kegiatan pembelajaran yang dilakukannya.Yang dituntun dari kemapuan kognitif adalah fleksibilitas kognitif, yang ditandai dengan adanya keterbukaan guru dalam berpikir dan beradaptasi. Bekal pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk menunjang profesinya secara kognitif menurut Muhibbinsyah, meliputi dua hal :
• Ilmu Pengetahuan Kependidikan
Yang dikategorikan ilmu pengetahuan kependidikan antara lain : ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, meode pendidikan, metode pembelajaran, teknik evaluasi, dan lain-lain.
• Ilmu Pengetahuan Materi Bidang Studi
Yaitu meliputi semua bidang studi yang akan menjadi keahlian atau pelajaran yang akan diajarkan oleh guru.
2. Kompetensi Afektif Guru
Guru hendaknya memiliki sikap/perasaan yang menunjang proses pembelajaran yang dilakukannya, baik terhadap diri sendiri atau anak didik. Dengan adanya sikap yang baik terhadap anak didik, maka anak didik akan merasa diharagai dan diakui keberadaannya, sehingga memberikan hasil yang optimal. Begitupun dengan adanya keyakinan yang tinggi tentang kemampuan mengajarnya jua]ga mengahasilkan siswa yang memiliki prestasi tinggi.
3. Kompetensi Psikomotor Guru
Kompetensi psikomotor guru merupakan keterampilan yang bersifat jasmaniah yang dibutuhkan oleh guru untuk menunjang kegiatan profesionalnya sebagai guru. Kompetensi ini dibedakan menjadi dua yaitu :
• Keterampilan umum
Meliputi :duduk, berdiri, berjalan, jabat dengan.
• Keterampilan khusus
Secara khusus direfleksikan dalam bentuk keterampilan untuk mengekspresikan diri secara verbal maupun nonverbal.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
ü Istilah belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang saling terkait dan tak dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses pendidikan.
ü Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relative permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
ü Tingkah laku yang dikategorikan sebagai aktivitas belajar memiliki ciri-ciri : terjadi secara sadar, kontinyu dan fungsional, positif dan aktif, permanent, bertujuan atau terarah, mencakup seluruh aspek tingkah laku
ü Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi belajar ada dua macam, yaitu faktor internal (jasmani dan rohani) dan faktor eksternal (keluarga, sekolah, masyarakat)
ü Ada empat golongan motivasi belajar siswa, antara lain : instrumental, social, berprestasi, instrinsik.
ü Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja olah pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan effisien serta dengan hasil optimal.
ü Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal, antara lain : metode ceramah, latihan, tanya jawab, karyawisata demonstrasi, sosiodrama, bermain peran, diskusi, pemberian tugas dan resitasi, eksperimen, proyek
ü Peran guru antara lain : korektor, inspirator, informator, organisator,motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstrator, pengelola kelas, mediator, supervisor, dan evaluator.
ü Kompetensi professional guru adalah kemampuan dan kewewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya, meliputi : kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik.
PENDAHULUAN
Belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang tak dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses pendidikan. Jika ada proses belajar, maka disitu ada pembelajaran. Dan jika ada pembelajaran berarti disitu ada proses belajar. Begitu seterusnya, saling terkait, tak dapat berdiri sendiri- sendiri.
Perbedaan belajar dan pembelajaran terletak pada penekanannya. Pembahasan masalah belajar lebih menekankan pada siswa dan proses yang menyertai dalam rangkan perubahan tingkah lakunya. Ada pun pembelajaran lebih menekankan pada guru dalam upayanya untuk membuat siswa dapat belajar.
BAB II
KONSEP DASAR BELAJAR
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Santrock dan Yussen mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relative permanen karena adanya pengalaman. Sedangkan Reber mendefinisikan belajar dalam dua pengertian, yaitu :
• Belajar merupakan proses memperoleh pengetahuan
• Belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.
Dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relative permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
B. Ciri-ciri Perilaku Belajar
Tingkah laku yang dikategorikan sebagai aktivitas belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar
Suatu perilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku menyadari terjadinya perubahan tersebut atau merasakan adanya perubahan dalam dirinya.
2. Perubahan bersifat kontinyu dan fungsional
Perubahan yang erjadi berlangsung secara berkesinambungandan tidak statis. Satu perubahan menyababkan perubahan selanjutnya yang akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.
3. Perubahan bersifat positif dan aktif
Dikatakan positif apabila perilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan bersifat aktif berarti bahwa perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena karena usaha pelaku sendiri.
4. Perubahan bersifat permanen
Apa yang didapat tidak akan hilang begitu saja, melainkan akan terus dimiliki bahkan semakin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang akan dicapai oleh pelaku belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar
Ada dua faktor yang memepengaruhi belajar, yaitu :
1. Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang berada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi :
• Faktor Jasmaniah
Antara lain : kesehatan dan cacat tubuh
• Faktor Psikologis
Antara lain : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan.
2. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal adalah faktor yang berada di luar individu yang sedang belajar. Faktor eksternal meliputi :
• Faktor Keluarga
Antara lain : cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.
• Faktor Sekolah
Antara lain : metode mengajar, kurikulum, relasi antara guru dan siswa, relasi antarsiswa, disiplin sekolah, pelajaran, waktu, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
• Faktor Masyarakat
Antara lain : kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat, media massa.
Menurut Muhibbinsyah, faktor yang mempengaruhi belajar ada tiga macam, yaitu:
1. Faktor Internal
Meliputi keadaan jasmani dan rohani siswa.
2. Faktor Eksternal
Meliputi kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3. Faktor Pendekatan Belajar
Merupakan jenis upaya yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Menurut hasil penelitian Biggs, ada tiga bentuk dasar pendekatan belajar siswa :
• Pendekatan surface (permukaan, bersifat lahiriah)
Kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan dari luar.
• Pendekatan deep (mendalam)
Kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan dari dalam.
• Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi)
Kecenderungan belajar siswa karena adanya dorongan untuk mewujudkan ego enhancement yaitu ambisi pribadi yang besar dalam meningkatakan prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih prestasi setingg-tingginya.
D. Motivasi Belajar
Biggs dan Telfer menyatakan bahwa ada empat golongan motivasi belajar siswa, antara lain :
1. Motivasi instrumental
Siswa belajar karena didorong oleh adanya hadiah atau menghindari hukuman.
2. Motivasi social
Siswa belajar untuk penyelenggaraan ugas, dlam hal ini keterlibatan siswa pada tugas menonjol.
3. Motivasi berprestasi
Siswa belajar untuk meraih prestasi atau keberhasilan yang telah ditetapkannya.
4. Motivasi instrinsik
Siswa belajar karena keinginannya sendiri.
Motivasi yang tinggi dapat menggiatkan aktivitas belajar siswa. Motivasi yang tinggi tersebut dapat ditemukan dalam sifat dan perilaku siswa, antara lain:
• Adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar yang sangat tinggi.
• Adanya perasaan dan keterlibatan afektif siswa yang tinggi dalam belajar.
• Adanya upaya siswa untuk senantiasa memelihara atau menjaga agar senantiasa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Keller menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar yang disebut sebagai model ARCS. Model ARCS ini merupakan empat kategori kondisi yang harus diperhatikan guru agar proses pembelajaran yang dilakukannya menarik, bermakna, dan memberi tantangan pada siswa. Keempat kondisi tersebut adalah :
• Attention (perhatian)
Pehatian muncul karena didorong adanya rasa ingin tahu. Oleh karena itu rasa ingin tahu perlu mendapat rangsangan sehingga siswa selalalu memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan.
• Relevance (relevansi)
Relevansi menunjukkan adanya hubungan antar meteri pelajaran dengan kebutuhan dan kondisi siswa.
• Confidence (kepercayaan diri)
Percaya diri merupakan potensi untuk dapat berinteraksi secara positif dengan lingkungan. Bandura mengembagkan konsep ini menjadi konsep self efficacy. Konsep tersebut berhubungan dengan keyakinan pribadi bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas yang menjadi syarat keberhasilan.
• Satisfaction (kepuasan)
Keberhasilan dalam mencapai tujuan akan menghasilkan kepuasan, dan siswa akan semakin termotivasi untuk encapai tujuan yang serupa.
BAB III
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
A. Pengertian Pembelajaran
Pengertian Pembelajaran menurut beberapa ahli :
Menurut Sudjana, pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidikyang dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Menurut Gulo, pembelajaran adalah usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar.
Menurut Nasution, pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar. Yang dimakasud denagan lingkinagna disini adalah runga belajar, guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar siswa.
Biggs membagi konsep pembelajaran dalam tiga pengertian, yaitu :
1. Pengertian Kuantitatif
Penularan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut untuk menguasai ilmu yang disampaikan kepada siswa, sehingga memberikan hasil yang optimal.
2. Pengertian Institusional
Penataan segala kemampuan mengajar sehingga berjalan effisien. Guru harus selalu siap mengadaptasika berbagai teknik mengajar.
3. Pengertian Kualitatif
Upaya guru untuk memudahkan belajar siswa. Peran guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang effektif dan efisien.
Kesimpulannya, pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja olah pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan effisien serta dengan hasil optimal.
B. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan pendidik dalam kegiatan pembelajaran, antara lain :
1. Metode Ceramah
Penyampaian materi dari guru kepada siswa dengan melalui bahasa lisan baik verbal maupun nonverbal.
2. Metode Latihan
Penyampaian materi melalui upaya menanaman terhadap kebiasaa-kebiasaan tertentu, sehingga diharapkan siswa dapat menyerap materi secara optimal.
3. Metode Tanya Jawab
Penyajian materi pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh anak didik. Bertujuan memotivasi anak mengajukan pertanyaan selama proses pembelajaran atau guru mengajukan pertanyaan dan anak didik menjawab.
4. Metode Karyawisata
Metode penyampaian meteri denagn cara membawa langsung anak didik ke objek di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara langsung.
5. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran dengan cara memperlihatkan suatu proses atau suatu benda yang berkaitan dengan bahan pelajaran.
6. Metode Sosiodrama
Metode pembelajaran yang meberikan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan sosial.
7. Metode Bermain Peran
Pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan anak didik dengan cara anak didik memerankan suatu tokoh, baik okoh hidup maupun mati. Meyode ini mengambangkan penghayatan, tanggung jawab, dan terampil dalam memaknai materi yang dipelajari.
8. Metode Diskusi
Metode pembelajaran melaui pemberian masalah kepada siswa dan siswa diminta memecahkan masalah secara kelompok.
9. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
Metode pemberian tugas dan resitasi merupakan metode pembelajaran melalui pemberian tugas kepada siswa. Resitasi merupakan metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk melaporkan pelaksanaan tugas yang telah diberikan guru.
10. Metode Eksperimen
Pemberian kepada siswa untuk melakukan percobaan.
11. Metode Proyek
Membahas materi pelajaran ditinjau dari sudut pandang pelajaran lain.
Adapun prinsip dalam pemilihan mettode pembelajaran adalah disesuaikan dengan tujuan, tidak terikat pada suatu alternative, dan penggunaannya bersifat kombinasi. Faktor yang menentukan dipilihnya suatu metode dalam pembelajaran antara lain :
• Tujuan pembelajaran
• Tingkat kematangan anak didik
• Situasi dan kondisi yang ada dalam proses pembelajaran
C. Peran Guru dalam Aktivitas Pembelajaran
Peran guru dalam aktivitas pembelajaran tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, tetapi juga memainkan berbagai peran yang bertujuan mengembangkan potensi anak didik secara optimal. Djamarah merumuskan peran guru sebagai berikut:
1. Korektor
Guru menilai dan mengoreksi semua hasil belajar, sikap, tingkah, dan perbuatan siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah.
2. Inspirator
Guru memberikan inspirasi kepada siswa mengenai cara belajar yang baik.
3. Informator
Guru memberikan informasi yang baik dan efektif mengenai materi yang telah diprogramkan serta informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Organisator
Guru berperan mengelola berbagai kegiatan akademik baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler sehingga tercapai efektivitas dan efisiensi anak didik.
5. Motivator
Guru dituntut untuk dapat mendorong anak didiknya agar senantiasa memiliki motivasi tinggi dan aktif belajar.
6. Inisiator
Guru menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.
7. Fasilitator
Guru hendaknya dapat hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinan anak didik dapat belajar secara optimal.
8. Pembimbing
Guru memberikan bimbingan kepada anak didiknya dalam menghadapi tantangan maupun kesulitan belajar.
9. Demonstrator
Guru dituntut untuk dapat memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis, sehingga anak didik dapat memahami pelajaran secara optimal.
10. Pengelola Kelas
Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun guru dan siswa.
11. Mediator
Guru dapat berperan sebagai penyedia media dan penengah dalam proses pembelajaran anak didik.
12. Supervisor
Guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis proses pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat optimal.
13. Evaluator
Guru dituntut untuk mampu menilai produk pembelajaran serta proses pembelajaran.
D. Kompetensi Profesionalisme Guru
Barlow berpendapat bahwa kompetensi professional guru adalah kemampuan dan kewewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Guru yang profesional adalah guru yang mamapu melaksanakan tugas keguruannya dengan kemmpuan tinggi sebagai profesi atau sumber kehidupan.
Dalam menjalankan kemampuan profesionalnya, guru dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi yang bersifat psikologi, meliputi :
1. Kompetensi Kognitif Guru
Guru hendaknya memiliki kapasitas kognitif tinggi yang menunjang kegiatan pembelajaran yang dilakukannya.Yang dituntun dari kemapuan kognitif adalah fleksibilitas kognitif, yang ditandai dengan adanya keterbukaan guru dalam berpikir dan beradaptasi. Bekal pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk menunjang profesinya secara kognitif menurut Muhibbinsyah, meliputi dua hal :
• Ilmu Pengetahuan Kependidikan
Yang dikategorikan ilmu pengetahuan kependidikan antara lain : ilmu pendidikan, psikologi pendidikan, meode pendidikan, metode pembelajaran, teknik evaluasi, dan lain-lain.
• Ilmu Pengetahuan Materi Bidang Studi
Yaitu meliputi semua bidang studi yang akan menjadi keahlian atau pelajaran yang akan diajarkan oleh guru.
2. Kompetensi Afektif Guru
Guru hendaknya memiliki sikap/perasaan yang menunjang proses pembelajaran yang dilakukannya, baik terhadap diri sendiri atau anak didik. Dengan adanya sikap yang baik terhadap anak didik, maka anak didik akan merasa diharagai dan diakui keberadaannya, sehingga memberikan hasil yang optimal. Begitupun dengan adanya keyakinan yang tinggi tentang kemampuan mengajarnya jua]ga mengahasilkan siswa yang memiliki prestasi tinggi.
3. Kompetensi Psikomotor Guru
Kompetensi psikomotor guru merupakan keterampilan yang bersifat jasmaniah yang dibutuhkan oleh guru untuk menunjang kegiatan profesionalnya sebagai guru. Kompetensi ini dibedakan menjadi dua yaitu :
• Keterampilan umum
Meliputi :duduk, berdiri, berjalan, jabat dengan.
• Keterampilan khusus
Secara khusus direfleksikan dalam bentuk keterampilan untuk mengekspresikan diri secara verbal maupun nonverbal.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
ü Istilah belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang saling terkait dan tak dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses pendidikan.
ü Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relative permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
ü Tingkah laku yang dikategorikan sebagai aktivitas belajar memiliki ciri-ciri : terjadi secara sadar, kontinyu dan fungsional, positif dan aktif, permanent, bertujuan atau terarah, mencakup seluruh aspek tingkah laku
ü Pada dasarnya faktor yang mempengaruhi belajar ada dua macam, yaitu faktor internal (jasmani dan rohani) dan faktor eksternal (keluarga, sekolah, masyarakat)
ü Ada empat golongan motivasi belajar siswa, antara lain : instrumental, social, berprestasi, instrinsik.
ü Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja olah pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan effisien serta dengan hasil optimal.
ü Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam proses pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang optimal, antara lain : metode ceramah, latihan, tanya jawab, karyawisata demonstrasi, sosiodrama, bermain peran, diskusi, pemberian tugas dan resitasi, eksperimen, proyek
ü Peran guru antara lain : korektor, inspirator, informator, organisator,motivator, inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstrator, pengelola kelas, mediator, supervisor, dan evaluator.
ü Kompetensi professional guru adalah kemampuan dan kewewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya, meliputi : kompetensi kognitif, afektif dan psikomotorik.
DAFTAR PUSTAKA
Sugihartono, dkk. Psikologi Pendidikan. 2007. Yogyakarta : UNY Press
Sugihartono, dkk. Psikologi Pendidikan. 2007. Yogyakarta : UNY Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar