Jumat, 30 Mei 2014

IMAM MALIKI


 
Di sepanjang sejarahnya, Islam dipenuhi tokoh-tokoh besar. Dalam bidang fiqih kita mengenal imam-imam terkemuka. Di sini, akan kita telusuri sedikit dari tapak perjuangan salah satu imam madzab yang sangat terkenal sebagaimana imam yang lain, yaitu imam Abu Abdillah Malik bin Anas Imam Darul Hijroh.
Beliau lahir disebuah tempat di kota Madinah Al Munawwarah, pada tahun 93 hijriah bertepatan dengan tahun 712 masehi, dari seorang ibu yang bernama Al 'Aliyah binti Syuraik bin Abdurrahman bin Syuraik Al Azadiyah dan seorang ayah bernama Anas bin Malik bin Abi Amir Al Ashbahy. Kelahiran beliau bertepatan dengan berkuasanya Sulaiman bin Abdul Malik dari Bani Umayyah VII.

Kota Madinah ketika itu masih di penuhi ulama-ulama dari Shahabat dan tabi'in. Malik bin Anas kecil, tumbuh sebagai anak yang pandai dan cerdas, hafalannya begitu kuat, daya fikirnya hebat, maka tak ayal dalam usia belum menginjak dewasa ia sudah mampu menghafal Al Qur'an di luar kepala.
Perkembangan keilmuan Malik bin Anas sangat menakjubkan, dengan penuh semangat ia belajar dari banyak ulama' seperti Rabi'ah Ar Ra'yi, Imam Nafi' Maula Ibnu Umar, Imam Syaibah Az Zuhri dan banyak lagi ulama yang lain.
Ilmu yang begitu banyak ternyata tidak membuat Imam Malik menjadi takabur dan congkak. Tubuh beliau yang tinggi besar, berkulit merah kekuning-kuningan berjanggut panjang semakin menambah kharismanya.

Luasnya pengetahuan tentang hukum-hukum diakui oleh banyak ulama. Imam Abu Hanifah mengatakan bahwa beliau belum belum pernah menjumpai ulama pun yang lebih 'alim dari imam Maliki, Imam Al Laits bin Sa'ad berkata " Pengetahuan imam Malik adalah pengetahuan orang bertaqwa kepada Allah, pengetahuan imam malik boleh di percaya bagi orang-orang yang benar-benar ingin mengambil pengetahuan. Imam Yahya bin Syu'bah berkata " Tidak ada pada masa itu seorangpun yang dapat menduduki kursi mufti di masjid Nabawi selain imam Malik.

Dalam ilmu hadits, beliau adalah ulama yang sangat terpercaya. Perhatiannya begitu besar terhadap hadits Rasulullah SAW. Sehingga setiap menyampaiakan hadits, beliau selalu mandi, bersuci, memakai wangi-wangian dan berpakaian bersih. Beliau tidak akan mengajarkan hadits kecuali dengan duduk tenang tanpa terburu-buru. Setiap perkataan lain selain hadits rasulullah Saw yang terdengar lebih keras dari hadits yang beliau sampaikan akan ditegurnya, karena tidaklah layak seorang manusia mengeraskan suara ketika hadits rasulullah dibacakan.

Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi'i pernah berkata : "Apabila datang hadits kepadamu dari imam Malik, maka pegang teguhlah olehmu dengan kedua tanganmu, karena ia menjadi alasan/hujjah bagi kamu. Apabila di sebut-sebut ulama ahli hadits maka beliaulah bintangnya, dan tidak seorangpun yang lebih aku percaya tentang hadits melainkan imam Malik dan imam Ibn Uyainah, keduanya berkawan erat pada satu masa, jika tidak ada kedua imam ini, niscaya musnahlah ilmu hadits.

Berkata pula Imam Sufyan bin Uyainah, 'Imam Malik adalah orang yang tidak suka menyampaikan hadits, melainkan yang pasti dan terang datangnya dari rasulullah SAW, beliau tidak suka meriwayatkan hadits, melainkan dari orang-orang yang sungguh dipercaya, semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada imam Malik karena keras dan telitiannya memeriksa orang-orang yang meriwayatkan hadits".

Ketelitian beliau dalam menilai Rawi hadits ini pernah dinyatakan oleh imam Ahmad bin Shalih, "Aku belum pernah melihat seorang yang lebih teliti mencari kebersihan orang yang meriwayatkan hadits dan ulama-ulamanya selain Imam Malik.

Imam Yahya bin Mu'in berkata "Imam malik adalah seorang raja bagi orang-orang beriman tentang ilmu hadits, Tidak ada di muka bumi ini seorangpun pada masa itu yang lebih aku percayai tentang hadits Rasulullah SAW selain imam Malik. Sekali-kali saya belum pernah melihat seorangpun yang lebih pandai tentang hadits selain Imam Malik, Sufyan Ats Tsauri adalah imam dalam bidang hadits dan imam Al Auza'iy adalah imam dalam sunnah dan imam malik adalah imam kedua bidang itu."

Imam Malik menyusun kitab hadits yang begitu monumental dengan nama AL MUWATTHA', dalam kitab itu beliau hanya memasukkan hadits-hadits yang dipandang shahih sepanjang penelitian dan penyelidikan beliau. Imam Syafi'i mengatakan : "tidak ada kitab ilmu di bumi yang paling banyak benarnya dari pada kitab Muwatha' Imam Malik."

Sekalipun beliau memiliki ilmu yang begitu luas, beliau sangat berhati-hati dalam memberikan fatwa. Pernah beliau ditanya empat puluh masalah di Irak, tetapi hanya lima masalah saja yang dapat beliau jawab, selebihnya beliau katakan "Aku belum tahu". Kehati-hatian beliau dalam memberikan fatwa terhadap persoalan yang sampai kepadanya tercermin dalam perkataannya "Aku tidak mengatakan baik" atau "Aku tidak memandang baik". Pernah beliau berkata "Aku tidak akan berfatwa sehingga ada 70 saksi yang mempersaksikan bahwa aku ahli (mengetahui) masalah tersebut."
Dalam memutuskan sesuatu, beliau kembali kepada Al Qur'an dan As Sunnah. Tapi ketika tidak dijumpai dari kedua sumber itu beliau merujuk pada Ijma' para shahabat, jika tidak beliau dapatkan pula beliau putuskan dengan jalan Mashalihul Mursalah dan Istishlah yaitu memelihara tujuan agama dengan cara atau jalan menolak kebinasaan atau mencari kebaikan.

Perbuatan yang dibenci beliau.

Begitu kuatnya beliau memegang teguh agama ini memerikan atsar pada diri beliau dan orang lain. Beliau sangat membenci perbuatan yang baru dalam agama. Perbuatan bid'ah sangat beliau benci. Beliau berkata " Barangsiapa mengada-ada suatu perbuatan baru dalam agama, dan ia menganggap perbuatan itu baik, maka sesungguhnya ia telah menuduh nabi Muhammad SAW telah menyembunyikan risalahnya. "Sebaik-baik urusan agama itu adalah mengikuti sunnah nabi SAW dan sejelek-jelek urusan agama adalah yang diperbuat dengan tidak ada contoh dari nabi SAW, dan tidak pula dikerjakan oleh beliau SAW.
Perbuatan lain yang beliau benci adalah taqlid buta, beliau tidak pernah menganjurkan kepada orang lain untuk mengikuti setiap yang dikatakannya, beliau pernah berkata " Aku ini tidak lain melainkan manusia biasa, bisa salah dan benar, maka lihat dan fikirklah baik-baik pendapat saya. Tiap-tiap yang sesuai dengan Al Qur'an dan As sunnah ambilah, dan setiap yang tidak sesuai dengan keduanya maka tinggalkanlah.

Dalam aqidah beliau sangatlah ketat, ketika ada seseorang yang begitu berani menanyakan tentang bagaimana Allah beristiwa' (bersemayam) beliau mengatakan "Allah ada di langit dan mengetahui setiap tempat, Istiwa (bersemayam) itu ma'lum (diketahui) Kaifiyah (bagaimana bersemayamnya Allah) itu majhul (tidak di ketahui). Beriman (bahwa Allah bersemayam) adalah wajib dan Bertanya bagaimana Allah bersemayam hukumnya bid'ah.
Selain dikenal sebagai orang yang alim beliau di kenal dengan ahli ibadah, tidak pernah lepas dari waktunya selain melakukan shalat, dzikir, tilawah Al Qur'an, tadris, beliau tidak pernah lalai berjamaah di masjid. Kezuhudan beliau terhadap dunia begitu besar, beliau mengatakan "Zuhud itu bukan tiada harta, tetapi mengosongkan hari dari padanya."

Layaknya sebuah kebun yang indah, dihiasai beraneka ragam bunga, menebar aroma wewangi ke setiap penjuru. Majlis tempat beliau mengajarkan Al Qur'an, Al Hadits dan Fiqih dan ilmu-ilmu agama yang lain dibanjiri oleh banyak manusia.
Mereka berdesakan, saling mendahului, masing-masing memilih duduk paling depan. Apalagi setelah meninggalnya imam Nafi Maula Ibn Umar, majlis beliau di gantikan oleh Imam Ahmad, maka ramailah manusia mengambil ilmu dari beliau. Diantara murid-murid beliau yang terkenal seperti Ibnul Mubarak, al Qothon, Ibnu Mahdi, Ibnu wahb, Ibnu Qosim, al Qo'nabi, Abdullah bin Yusuf, Said bin Manshur, Yahya bin Yahya, an Naisaburi, Yahya bin Yahya al Andalusi, Yahya bin Bakir, Qutaibah abu Mus'ab, az Aubairi dan Abu Hudzafah as Sahmi.

Pada akhirnya dunia berduka setelah beliau menghembuskan nafas terakhir pada tanggal 10 rabiul awal tahun 177 H. Tapi pengaruh pendapat-pendapat beliau tersebar luas diberbagai belahan negri Islam seperti di Hijaz, Mesir, Afrika, Maroko, Irak, Palestina, Lybia, Tunisia, Tripoli dll. Semoga amal ibadah beliau dibalas dengan balasan terbaik dari Allah SWT.

Amin. Diambil dari berbagai sumber.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar