HASIL OBSERVASI
A.
GAMBARAN UMUM MADRASAH
1.
Visi dan Misi Madrasah
Adapun visi dan misi
yang ingin dicapai oleh MI NW Dasan Agung Mataram, yaitu:
Visi:
a. Mewujudkan generasi
yang sholeh dan sholehah.
b. Berahlaqul karimah,
taqwa kepada Allah SWT.
c. Terampil dan mandiri,
sehat Jasmani dan Rohani.
d. Serta bertanggung
jawab kepadea Agama, Nusa dan Bangsa.
Misi:
a. Menerapkan
pendidikan Agama Islam dengan baik.
b. Meningkatkan
kemampuan dan kualitas Anak didik secara optimal dan berbudi Luhur.
c. Melaksanakan
kegiatan yang benuansa Religius.
d. Menumbuhkan
kedisiplinan peserta didik agar menjadi terampil dan mandiri.
e. Menciptakan
lingkungan Sekolah yang aman, nyaman, rapi, bersih dan menyenangkan.
2.
Sejarah Berdirinya Madrasah
Menurut Hj. Sakmah,
S.Pdi, pada tanggal 10 November 1963 MI NW Dasan Agung berdiri secara resmi. Pada
awalnya MI NW Dasan Agung sudah menyelenggarakan sistem pendidikan
sederhana dalam bentuk
diniyah yang berlangsung penyelenggaraannya di Masjid
Al - Mujahidin Dasan Agung Bawaq Bagek sejak tahun 1956.
Karena perkembangan
diniyah itu sangat pesat dan mendapat dukungan
dari segenap lapisan masyarakat yang ada di Dasan Agung umumnya dan
lingkungan Bawaq Bagek khususnya, maka salah seorang Hamba Allah yang taat dan dermawan
( H. Ramli alm) dengan ikhlas mewakafkan sebidang tanahnya seluas 9,75 are.
Dengan tersebarnya
berita bahwa seorang Hamba Allah telah mewakafkan tanahnya untuk
mendirikan Madrasah maka animo
masyarakat semakin berapi-api untuk membangun gedung madrasah dengan system
swadaya (bergotong-royong) maka dalam waktu yang tidak terlalu lama pembangunan
gedung sebanyak 6 lokal ruang belajar dan 1 lokal ruang kepala madrasah dapat
dirampungkan. Pada tahun pertama pembangunan gedung tersebut rampung jumlah
siswanya sebanyak 252 orang yang dititipkan di Masjid dan rumah warga
masyarakat yang bernama I. Ompo.
Sejak awal pendirian
madrasah, atas kesepakatan dan permintaan warga setempat madrasah yang baru
saja selesai dibangun diserahkan kepada organisasi Nahdlatul Wathan (NW) sesuai
dengan mayoritas organisasi masyarakat yang ada di lingkungan Bawaq Bagek Dasan
Agung Mataram.
Peresmian Madrasah
dihadiri oleh Ketua Umum Dewan Mustasyar PB NW (Maulana Syeikh TG.KH. Muhammad
Zainuddin Abdul Majid) Pancor. Sejak diresmikan keyakinan masyarakat semakin
termotivasi untuk membangun dan mengurus madrasah yang ada di lingkungannya.
Dampak dari peresmian tersebut semangat beramal masyarakat semakin hari semakin
terpacu sehingga kerap kali MI NW Dasan Agung diminta dinegerikan oleh Kantor
Departemen Agama Kabupaten Lombok Barat, namun masyarakat melalui pengurus
Yayasan dengan lantang mengajukan penolakan baik secara lisan maupun secara
tertulis.
Pada tanggal 31
Desember 1993 MI NW Dasan Agung sudah berubah status dari terdaftar
menjadi status diakui. Selanjutnya
mengikuti dinamisasi perkembangan dan kemajuan setahap demi setahap diperoleh,
maka pada tanggal 21 Agustus 2001 MI NW Dasan Agung telah mengikuti akreditasi
untuk menaikkan statusnya dari status diakui menjadi status disamakan dengan MI
Negeri/SD.
Setelah berjalan
proses pembelajaran dari mulai berdirinya hingga sekarang (2011), MI NW Dasan
Agung telah mengalami tiga (3) kali pergantian kepala madrasah yaitu sejak
berdirinya:
a. Hj. Alidah (th. 1963-th. 1971)
b. Hj. Rochani (th. 1971-th. 1995)
c. Hj. Sakmah, S.Pd.I (th. 1995-sekarang)
3.
Letak Geografis
Letak geografis dari MI NW Dasan Agung
ini terletak disebuah perkampungan ditengah kota Mataram bernama Dasan Agung,
yang berlokasi disebelah utara Masjid Islamic Center yang sedang dibangun.
Untuk menuju MI ini kita bisa melewati jalur Selatan, dan Timur.
Dari selatan masuk dari Jebaq Beleq,
kemudian lurus ada dua perempatan, perempatan pertama lurus sebelum perempatan
kedua ada masjid di bawah penurunan dan rumah warga kemudian belok kanan dan
lurus sekitar 50 meter di samping kiri dan kanan terdapat rumah warga dan toko,
kemudian belok kiri sekitar 20 meter di samping kiri dan kanan terdapat
perumahan warga dan sampailah di lokasi yang berada di sebelah kanan jalan.
Kemudian dari timur kita dari jalan
Udayana kemudian belok ke arah kanan yang menuju Pasar Dasan Agung Mataram di
samping ada Pasar Banyak toko-toko dan perumahan kemudian belok ke kanan
sekitar 20 meter di samping kiri dan kanan terdapat perumahan warga dan
sampailah di lokasi tempat Observasi yang berada di sebelah kanan jalan. Karena
letaknya itu berada di tengah-tengah pemukiman penduduk. MI NW Dasan Agung
Mataram berusaha menjadi yang terbaik di antara kerasnya kompetisi antar
sekolah-sekolah umum lainnya.
LAPORAN
Nama Madrasah :
MI NW DASAN AGUNG MATARAM
Mata Pealajaran :
Ilmu Pendidikan Sosial (IPS)
Kelas/Semester :
V/2
Hari/Tanggal :
Jum’at, 30 Mei 2014
Pada
mata pelajaran pembelajaran ips saya sebagai mahasiswa dituntut untuk
mengadakan observasi dan praktik mandiri untuk memenuhi tugas akhir semester.
Saya mewawancarai guru kelas V dalam
mata pelajaran Peringantan Proklamasi Republik Indonesia. Sekaligus sebagai
bahan praktik yang akan saya lakukan di kelas dengan materi di atas.
Adapun
aspek-aspek yang akan saya amati adalah aspek media, metode, model
pemebelajaran atau strategi pemebalajaran, sumber belajar dan evaluasi. Adapun
hasil observasi yang telah saya lakukan terhadap aspek-aspek tersebut adalah
sebagai berikut:
A.
Strategi
Pembelajaran
Pada dasarnya terdapat
dua kategori strategi pembelajaran. Pertama, strategi yang terpusat pada
aktivitas guru. Atau dengan kata lain guru cenderung lebih aktif dan sebaliknya
siswa cenderung pasif disebut ekspositori. Kedua ialah strategi yang tepusat
pada aktivitas siswa. Dalam strategi ini siswa lebih aktif dalam pembelajaran,
sementara guru sekedar memberi sitimulus yang nantinya dapat direspon siswa
disebut heuristik.[1]
Berdasarkan hasil observasi/praktik
yang saya lakukan di kelas 5 MI NW Dasan Agung Mataram, ada beberapa strategi
yang digunakan dalam pembelajaran IPS tergantunga pada materi yang akan
disampaikan. Salah satu straregi yang saya gunakan adalah strategi pembelajaran
berbasis CTL. Dalam strategi kegiatan belajar dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja tidak terbatas di sekolah saja. Salah satu contoh penerapan CTL
dengan pendekatan inquiry adalah dalam materi tentang Peringatan Kemerdekaan
Republik Indonesia.
Siswa di ajak belajar
di luar kelas untuk mempraktikan secara langsung bagaimana cara pembacaan
proklamasi dan proses yang dilakukan sebelum proklamasi dibacakan. Dan dalam
pembelajaran ini anak di uji kenyaliannya apakah peserta malu atau tidak
terhadap teman-temannya. Dalam hal ini beliau mengatakan bahwa guru di sini
hanya berfungsi sebagai pengontrol dan fasilitator. Namun dalam penerapan
pembelajaran seperti ini, guru harus melakukan pengawasan yang ekstra mengingat
pembelajaran dilakukan di luar kelas.
B.
Media
Ada beberapa media yang
sering digunakan dalam pembelajaran IPS. Diantara media-media tersebut adalah:
1.
LCD,
untuk menampilkan materi yang akan disampaikan.
2.
Gambar-gambar
pahlawan dalam materi-materi sejarah kemerdekaan bangsa dan lain-lain.
Dalam penggunaan media terutama LCD dapat
membangkitkan semangat dan minat siswa atau peserta didik dalam mengikuti
kegitan pembelajaran. Agar peserta didik tidak terlalu jenuh di dalam kelas.
C.
Metode
Menurut bahasa, istilah metode sering
diartikan cara. Dalam bahasa arab metode ini dikenal dengan istilah thariqah
yang berarti langkah-langkah strategis mempersiapkan untuk melakukan suatu
pekerjaan. Sedangkan menurut istilah metode pembelajaran adalah cara-cara untuk
menyampaikan materi pembelajaran secara efektif dan efisien, untuk mencapai
tujuan yang ditentukan.[2]
Berdasarkan hasil wawancara ada beberapa
macam metode yang sering digunakan oleh pak Rahman, metode-metode tersebut
ialah:
1. Metode
Ceramah.
Metode ceramah ialah, penerangan dan
penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap kelas. Dengan kata lain dapat
pula dimaksudkan, bahwa metode ceramah atau lecturing
itu adalah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui
penerangan dan penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap peserta didiknya.[3]
Beliau mengatakan bahwa metode ini
sering digunakan dalam membuka dan menutup kegiatan pembelajaran. Dan
menjelaskan pengertian dari materi yang diajarkan dan langkah-langkah dalam
praktik yang akan dilakukan
2.
Metode Diskusi
Metode diskusi dalam pendidikan adalah
suatu cara penyajian/ penyampaian bahan pelajaran, dimana pendidikan memberikan
kesempatan kepada para peserta didik/ kelompok-kelompok peserta didik untuk
mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan
atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah.[4]
Dalam diskusi ini peserta didik
dituntut untuk mengetahu tokoh dan peranan apa saja yang dilakukan oleh para
pahlawan sebelum merdeka.
3. Metode Tanya Jawab
Dalam
tanya jawab siswa atau peserta didik melakukan atau mengajukan pertanyaan
terhadap kelompok lain agar apa yang sudah didiskusikan atau yang sudah di
pelajari oleh peserta didik akan selalu di ingat.
4. Metode
Pemberian Tugas.
Metode
pemberian tugas adalah suatu cara dalam kegiatan belajar-mengajar bilamana guru
memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut
dipertanggung jawabkan kepada guru. Dengan cara demikian diharapakan agar murid
belajar secara bebas tapi bertanggung jawab dan murid-murid akan berpengalaman
mengetahui berbagai kesulitan kemudian berusaha untuk ikut mengatasi
kesulitan-kesulitan itu.[5]
Dalam
hal metode pembelajaran, mahasiswa dituntut untuk tidak menggunakan metode
ceramah semata. Karena peserta didik akan merasa bosan dan akhirnya menyebabkan
mereka tidak terlalu berminat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
D.
Sumber
Belajar
Bahwa sumber belajar
siswa ada tiga. Sumber belajar tersebut adalah:
1.
Guru
Guru merupakan sumber
belajar siswa yang paling utama.
2.
Buku
Paket.
Mengenai buku paket bapak
Rahman menggunakan BES yang diberikan oleh pemerintah yang kemudian
ditampilakan dengan LCD saat kegiatan pembelajaran. Untuk belajar peserta didik
dirumah masing-masing peserta didik memiliki buku LKS yang sudah diberan dari
dana BOS. Beliau mengatakan dengan cara tersebut peserta didik akan lebih fokus
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Karena pandangannya tertuju pada materi
yang ditampilkan di depan kelas menggunakan LCD. Jika masing-masing peserta
didik memiliki buku maka mereka akan lebih banyak membaca dan lebih fokus
terhadap apa yang sedang dipelajari.
E.
Evaluasi
Evaluasi merupakan
salah satu hal terpenting dalam pembelajaran. Karena dengan evaluasi kita dapat
mengetahui seberapa tingkat penyerapan dan kepahaman peserta didik terhadap
materi yang disampaikan. Oleh krena itu alangkah baiknya jika setiap akhir
pertemuan diadakan evaluasi. Bentuk-bentuk evaluasi sangat lah beragam. Karna
itu gunakan evaluasi yang siswa atau peserta didik mudah mengerti dan ada
kalanya lebih sulit untuk mengetahui bagaimana peserta didik mencermati atau
kejelian yang dilakukan peserta didik
[1] TIM Dosen PGMI, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(Mataram : IAIN Matara, 2014), hlm 99-100.
[2] Heri Gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran PAI, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm 167.
[3] Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, cet.4,
2005), hlm 299.
[4] Ibid, hlm 321
[5] Zakiah Daradjat,dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,
(Jakarta : PT Bumi Aksara,cet.5, 2011), hlm 296.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar