Selasa, 24 Juni 2014

SETRATEGI DAN WAWANCARA P. IPS MI



HASIL OBSERVASI
A.     GAMBARAN UMUM MADRASAH
1.      Visi dan Misi Madrasah
Adapun visi dan misi yang ingin dicapai oleh MI NW Dasan Agung Mataram, yaitu:
Visi: 
a.       Mewujudkan generasi yang sholeh dan sholehah.
b.      Berahlaqul karimah, taqwa kepada Allah SWT.
c.       Terampil dan mandiri, sehat Jasmani dan Rohani.
d.      Serta bertanggung jawab kepadea Agama, Nusa dan Bangsa.

Misi:
a.       Menerapkan pendidikan Agama Islam dengan baik.
b.      Meningkatkan kemampuan dan kualitas Anak didik secara optimal dan berbudi Luhur.
c.       Melaksanakan kegiatan yang benuansa Religius.
d.      Menumbuhkan kedisiplinan peserta didik agar menjadi terampil dan mandiri.
e.       Menciptakan lingkungan Sekolah yang aman, nyaman, rapi, bersih dan menyenangkan.

2.      Sejarah Berdirinya Madrasah
Menurut Hj. Sakmah, S.Pdi, pada tanggal 10 November 1963 MI NW Dasan Agung berdiri secara resmi. Pada awalnya MI NW Dasan Agung sudah menyelenggarakan sistem pendidikan sederhana  dalam  bentuk  diniyah  yang   berlangsung     penyelenggaraannya di  Masjid   Al - Mujahidin Dasan Agung Bawaq Bagek sejak tahun 1956.   
Karena perkembangan diniyah itu sangat pesat dan mendapat dukungan   dari segenap lapisan masyarakat yang ada di Dasan Agung umumnya dan lingkungan Bawaq Bagek khususnya, maka salah seorang Hamba Allah yang taat dan dermawan ( H. Ramli alm) dengan ikhlas mewakafkan sebidang tanahnya seluas 9,75 are.
Dengan tersebarnya berita bahwa seorang Hamba Allah telah mewakafkan tanahnya untuk mendirikan   Madrasah maka animo masyarakat semakin berapi-api untuk membangun gedung madrasah dengan system swadaya (bergotong-royong) maka dalam waktu yang tidak terlalu lama pembangunan gedung sebanyak 6 lokal ruang belajar dan 1 lokal ruang kepala madrasah dapat dirampungkan. Pada tahun pertama pembangunan gedung tersebut rampung jumlah siswanya sebanyak 252 orang yang dititipkan di Masjid dan rumah warga masyarakat yang bernama I. Ompo.
Sejak awal pendirian madrasah, atas kesepakatan dan permintaan warga setempat madrasah yang baru saja selesai dibangun diserahkan kepada organisasi Nahdlatul Wathan (NW) sesuai dengan mayoritas organisasi masyarakat yang ada di lingkungan Bawaq Bagek Dasan Agung Mataram.
Peresmian Madrasah dihadiri oleh Ketua Umum Dewan Mustasyar PB NW (Maulana Syeikh TG.KH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid) Pancor. Sejak diresmikan keyakinan masyarakat semakin termotivasi untuk membangun dan mengurus madrasah yang ada di lingkungannya. Dampak dari peresmian tersebut semangat beramal masyarakat semakin hari semakin terpacu sehingga kerap kali MI NW Dasan Agung diminta dinegerikan oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten Lombok Barat, namun masyarakat melalui pengurus Yayasan dengan lantang mengajukan penolakan baik secara lisan maupun secara tertulis.
Pada tanggal 31 Desember 1993 MI NW Dasan Agung sudah berubah status dari terdaftar menjadi  status diakui. Selanjutnya mengikuti dinamisasi perkembangan dan kemajuan setahap demi setahap diperoleh, maka pada tanggal 21 Agustus 2001 MI NW Dasan Agung telah mengikuti akreditasi untuk menaikkan statusnya dari status diakui menjadi status disamakan dengan MI Negeri/SD.
Setelah berjalan proses pembelajaran dari mulai berdirinya hingga sekarang (2011), MI NW Dasan Agung telah mengalami tiga (3) kali pergantian kepala madrasah yaitu sejak berdirinya:
a. Hj. Alidah  (th. 1963-th. 1971)
b. Hj. Rochani (th. 1971-th. 1995)
c. Hj. Sakmah, S.Pd.I (th. 1995-sekarang)


3.      Letak Geografis
Letak geografis dari MI NW Dasan Agung ini terletak disebuah perkampungan ditengah kota Mataram bernama Dasan Agung, yang berlokasi disebelah utara Masjid Islamic Center yang sedang dibangun. Untuk menuju MI ini kita bisa melewati jalur Selatan, dan Timur.
Dari selatan masuk dari Jebaq Beleq, kemudian lurus ada dua perempatan, perempatan pertama lurus sebelum perempatan kedua ada masjid di bawah penurunan dan rumah warga kemudian belok kanan dan lurus sekitar 50 meter di samping kiri dan kanan terdapat rumah warga dan toko, kemudian belok kiri sekitar 20 meter di samping kiri dan kanan terdapat perumahan warga dan sampailah di lokasi yang berada di sebelah kanan jalan.
Kemudian dari timur kita dari jalan Udayana kemudian belok ke arah kanan yang menuju Pasar Dasan Agung Mataram di samping ada Pasar Banyak toko-toko dan perumahan kemudian belok ke kanan sekitar 20 meter di samping kiri dan kanan terdapat perumahan warga dan sampailah di lokasi tempat Observasi yang berada di sebelah kanan jalan. Karena letaknya itu berada di tengah-tengah pemukiman penduduk. MI NW Dasan Agung Mataram berusaha menjadi yang terbaik di antara kerasnya kompetisi antar sekolah-sekolah umum lainnya.
















LAPORAN
Nama Madrasah                       : MI NW DASAN AGUNG MATARAM
Mata Pealajaran                       : Ilmu Pendidikan Sosial (IPS)
Kelas/Semester                        : V/2
Hari/Tanggal                             : Jum’at, 30 Mei 2014

Pada mata pelajaran pembelajaran ips saya sebagai mahasiswa dituntut untuk mengadakan observasi dan praktik mandiri untuk memenuhi tugas akhir semester. Saya mewawancarai guru  kelas V dalam mata pelajaran Peringantan Proklamasi Republik Indonesia. Sekaligus sebagai bahan praktik yang akan saya lakukan di kelas dengan materi di atas.
Adapun aspek-aspek yang akan saya amati adalah aspek media, metode, model pemebelajaran atau strategi pemebalajaran, sumber belajar dan evaluasi. Adapun hasil observasi yang telah saya lakukan terhadap aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:
A.     Strategi Pembelajaran
Pada dasarnya terdapat dua kategori strategi pembelajaran. Pertama, strategi yang terpusat pada aktivitas guru. Atau dengan kata lain guru cenderung lebih aktif dan sebaliknya siswa cenderung pasif disebut ekspositori. Kedua ialah strategi yang tepusat pada aktivitas siswa. Dalam strategi ini siswa lebih aktif dalam pembelajaran, sementara guru sekedar memberi sitimulus yang nantinya dapat direspon siswa disebut heuristik.[1]
Berdasarkan hasil observasi/praktik yang saya lakukan di kelas 5 MI NW Dasan Agung Mataram, ada beberapa strategi yang digunakan dalam pembelajaran IPS tergantunga pada materi yang akan disampaikan. Salah satu straregi yang saya gunakan adalah strategi pembelajaran berbasis CTL. Dalam strategi kegiatan belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja tidak terbatas di sekolah saja. Salah satu contoh penerapan CTL dengan pendekatan inquiry adalah dalam materi tentang Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia.
Siswa di ajak belajar di luar kelas untuk mempraktikan secara langsung bagaimana cara pembacaan proklamasi dan proses yang dilakukan sebelum proklamasi dibacakan. Dan dalam pembelajaran ini anak di uji kenyaliannya apakah peserta malu atau tidak terhadap teman-temannya. Dalam hal ini beliau mengatakan bahwa guru di sini hanya berfungsi sebagai pengontrol dan fasilitator. Namun dalam penerapan pembelajaran seperti ini, guru harus melakukan pengawasan yang ekstra mengingat pembelajaran dilakukan di luar kelas.
B.     Media
Ada beberapa media yang sering digunakan dalam pembelajaran IPS. Diantara media-media tersebut adalah:
1.      LCD, untuk menampilkan materi yang akan disampaikan.
2.      Gambar-gambar pahlawan dalam materi-materi sejarah kemerdekaan bangsa dan lain-lain.
Dalam  penggunaan media terutama LCD dapat membangkitkan semangat dan minat siswa atau peserta didik dalam mengikuti kegitan pembelajaran. Agar peserta didik tidak terlalu jenuh di dalam kelas.
C.     Metode
Menurut bahasa, istilah metode sering diartikan cara. Dalam bahasa arab metode ini dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis mempersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan menurut istilah metode pembelajaran adalah cara-cara untuk menyampaikan materi pembelajaran secara efektif dan efisien, untuk mencapai tujuan yang ditentukan.[2]
Berdasarkan hasil wawancara ada beberapa macam metode yang sering digunakan oleh pak Rahman, metode-metode tersebut ialah:
1.      Metode Ceramah.
Metode ceramah ialah, penerangan dan penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap kelas. Dengan kata lain dapat pula dimaksudkan, bahwa metode ceramah atau lecturing itu adalah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap peserta didiknya.[3]
Beliau mengatakan bahwa metode ini sering digunakan dalam membuka dan menutup kegiatan pembelajaran. Dan menjelaskan pengertian dari materi yang diajarkan dan langkah-langkah dalam praktik yang akan dilakukan
2.      Metode Diskusi
Metode diskusi dalam pendidikan adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan pelajaran, dimana pendidikan memberikan kesempatan kepada para peserta didik/ kelompok-kelompok peserta didik untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah.[4]
Dalam diskusi ini peserta didik dituntut untuk mengetahu tokoh dan peranan apa saja yang dilakukan oleh para pahlawan sebelum merdeka.
3.      Metode Tanya Jawab
Dalam tanya jawab siswa atau peserta didik melakukan atau mengajukan pertanyaan terhadap kelompok lain agar apa yang sudah didiskusikan atau yang sudah di pelajari oleh peserta didik akan selalu di ingat.
4.      Metode Pemberian Tugas.
Metode pemberian tugas adalah suatu cara dalam kegiatan belajar-mengajar bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dengan cara demikian diharapakan agar murid belajar secara bebas tapi bertanggung jawab dan murid-murid akan berpengalaman mengetahui berbagai kesulitan kemudian berusaha untuk ikut mengatasi kesulitan-kesulitan itu.[5]
Dalam hal metode pembelajaran, mahasiswa dituntut untuk tidak menggunakan metode ceramah semata. Karena peserta didik akan merasa bosan dan akhirnya menyebabkan mereka tidak terlalu berminat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
D.     Sumber Belajar
Bahwa sumber belajar siswa ada tiga. Sumber belajar tersebut adalah:
1.      Guru
Guru merupakan sumber belajar siswa yang paling utama.
2.      Buku Paket.
Mengenai buku paket bapak Rahman menggunakan BES yang diberikan oleh pemerintah yang kemudian ditampilakan dengan LCD saat kegiatan pembelajaran. Untuk belajar peserta didik dirumah masing-masing peserta didik memiliki buku LKS yang sudah diberan dari dana BOS. Beliau mengatakan dengan cara tersebut peserta didik akan lebih fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Karena pandangannya tertuju pada materi yang ditampilkan di depan kelas menggunakan LCD. Jika masing-masing peserta didik memiliki buku maka mereka akan lebih banyak membaca dan lebih fokus terhadap apa yang sedang dipelajari.
E.      Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu hal terpenting dalam pembelajaran. Karena dengan evaluasi kita dapat mengetahui seberapa tingkat penyerapan dan kepahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan. Oleh krena itu alangkah baiknya jika setiap akhir pertemuan diadakan evaluasi. Bentuk-bentuk evaluasi sangat lah beragam. Karna itu gunakan evaluasi yang siswa atau peserta didik mudah mengerti dan ada kalanya lebih sulit untuk mengetahui bagaimana peserta didik mencermati atau kejelian yang dilakukan peserta didik



[1] TIM Dosen PGMI, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Mataram : IAIN Matara, 2014), hlm 99-100.
[2] Heri Gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran PAI, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm 167.
[3] Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, cet.4, 2005), hlm 299.
[4] Ibid, hlm 321
[5] Zakiah Daradjat,dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : PT Bumi Aksara,cet.5, 2011), hlm 296.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar