Sabtu, 14 Juni 2014

KONSEP DAN TEORI PEMBELAJARAN AQIDAH



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Dengan melihat kehidupan, situasi dan kondisi dunia sekarang kapasitas dan kualitas yang dimiliki oleh pendidik dalam melakukan pembelajaran atau dalam membelajarkan peserta didik masih kurang terlihat, karena seorang pendidik hanya membelajarkan peserta didiknya hanya sekedar belajar, tidak mengenal tata cara belajar yang baik dan benar sehingga apa yang menjadi tujuan utamanya tidaklah tercapai dan banyak sekali seorang pendidik tidak mengetahui konsep dan teori dalam pembelajaran terutama dalam pembelajaran Aqidah Akhlak.
Karena dalam melakukan pembelajaran Aqidah Akhlak Di Mi konsep itu sangat penting sekali dalam proses pembelajaran, karena dengan seorang pendidik mengenal dan mengetahui suatu konsep maka dalam proses belajar mengajar tentunya akan berjalan dengan baik serta pastinya apa yang menjadi tujuan utama dalam pembelajaran akan tercapai dengan baik pula.

B.  RUMUSAN MASALAH
a.  Apa pengertian akqidah dan akhlaq ?
b.  Apa itu pembelajaran?
b.  Konsep pembelajaran?
c.  Teori pembelajaran?

C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui apa itu aqidah akhlaq
b. Untuk mengetahui apa itu pembelajaran
c. Untuk memahami konsep-konsep dalam pembelajaran
d. Untuk memahami teori-teori dalam pembelajaran




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Aqidah dan akhlaq
1.      Pengertian aqidah 
Secara bahasa kata aqidah berasal dari kata “aqadah” yang berarti pengikat . menurut terminology aqidah merupakan semacam benang emas yang mengikat hati  hamba. Dalam Buku, Suplemen Ensiklopedi Islam ( 2002 : 24),  kata Aqidah berakar dari kata ‘ aqada-ya’qidu, yang berarti menyimpulkan atau mengikatkan tali dan mengadakan perjanjian. Dari kata ini muncul bentuk lain, seperti I’tiqada-ya’taqidu dan I’tiqad, yang berarti mempercayai, menyakini, dan keyakinan.
2.      Pengertian akhlaq
Dalam Buku Ensiklopedi Islam (2002:102) Al-akhlaq adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang dari padanya lahir perbuatan- perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal dan syara’ (hukum Islam), maka disebut akhlaq yang baik, Jika perbuatan-perbuatan yang timbul itu tidak baik, dinamakan akhlaq yang buruk. Kata akhlak merupakan bentuk jama’ dari kata Al-khuluq yang secara etimologis berarti : tabiat, budi pekerti dan kebiasaan.[1] 
Makna Aqidah dan Akhlak adalah kepercayaan dasar, keyakinan pokok yang diyakini kebenarannya oleh hati sesuai dengan ajaran Islam yang berpedoman pada Al-Quran dan Hadits. Dan dari aqidah yang kuat akan memancarkan tabiat, budi pekerti, watak, perangai atau tingkah laku yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian Akhlak menurut istilah, di bawah ini terdapat beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahi sebagai berikut :
a.       Ibnu Maskawih dalam Kitabnya Tanzib Al-Akhlak Wa Tathirul A’raq,  mendefinisikan akhlak sebagai berikut: “Sikap jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan (terlebih dahulu).”
b.      menurut Ahmad Amin, dalam bukunya Al-Akhlak, mendefinisikan Akhlak sebagai berikut: “Bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu disebut akhlak”
c.       Menurut Imam Al-Gazali dalam kitabnya, Ihya ‘Ulumudin, memberikan definisi Akhlak sebagai berikut: “Segala sifat yang tertanam dalam hati, yang menimbulkan kegiatan-kegiatan dengan ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran sebagai pertimbangan[2]
Apabila Akhlaq yang baik diajarkan pada anak sejak dini maka akhlaq itu akan terus biasa dilakukan sampai dewasa akan tetapi apabila anak sudah dewasa dan terbiasa dengan akhlaq yang buruk maka sulit seakali untuk mendidik dan memperbaikinya, kadang kala hal itu tidak mungkin terujud sama sekali.
Sebagaimana kata penyair :
 kadangkala adab itu bermamfaat bagi anak-anak pada waktu kecil tetapi sesudah itu tidak lagi bermamfaat adab baginya. Sesungguhnya ranting yang lunak akan lurus jika engkau meluruskannya dan tidaklah kayu menjadi lunak walaupun engkau meluruskannya ”[3]

B.     Konsep dan Teori  pembelajaran
1.      Pengertian pembelajaran
 Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah  dengan mengajar dilakukan oleh guru dan pelajar dilakukan oleh siswa atau peserta didik. Dalam buku lain menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan perpaduan antara dua activitas yaitu belajar dan mengajar, activitas belajar lebih cenderung pada siswa dan activitas mengajar dilakukan oleh guru atau lebih cenderung ke pendidik (Guru), jadi dengan hal tersebut istilah pembelajaran ringkasan dari kata belajar dan mengajar (BM), proses belajar mengajar (PBM), atau kegiatan belajar mengajar (KBM). Dilihat dari aspek kegunaannya.
1.      Definsi  belajar
Belajar merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk meraih suatu perubahan pada dirinya, baik perubahan sikap, mental, tingkah laku, berfikir dll. Adapun Definisi belajar menurut pandangan beberapa ahli yaitu :
a.       Menurut Skiner mengartikan belajar sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku  yang berlangsung secara progresif.
b.      Menurut Hilgard & Bower dalam bukunya “theories of learning 1975” mengemukakan bahwa belajar merupakan belajar itu berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang ulang dalam situasi tertentu, dimana prubahan tingkah laku tidak dapat dijelaskan atau atas dasar kecendrungan respon pembawaan.
c.       Menurut M. Sobry Sutikno dalam bukunya menuju pendidikan bermutu 2004 mengartikan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu prubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
d.      Menurut C.T. Morgan dalam introduction to psychology 1962, merumuskan bahwa belajar sebagai suatu perubahan yang relative dalam menetapkan tingkah laku sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang lalu.
e.       Thursan Hakim dalam bukunya belajar secara efectif 2002, mengartikan bahwa belajar adalah suatu proses prubahan di dalam keperibadian manusia, dan prubahan tersebut dinampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecerdasan, kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir dan kemampuan lainnya.

Dari bebrapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya belajar itu adalah “perubahan” yang terjadi pada diri seseorang setelah melakukan activitas tertentu. Walaaupun pada hakekatnya tidak semua perubahan termasuk dalam kategori belajar. Misalnya perubahan fisik, mabuk, gila dll.
2.      Definisi mengajar
Pengertian mengajar dapat dipandang dari dua aspek yaitu mengajar secara tradisional dan modern. Pertama pengertian mengajar secara trdisional yaitu membelajarkan siswa atau murid disekolah. Yang mengandung makna atau tujuan yaitu:
a.       Pengajaran dilakukan sebagai persiapan hidup
b.      Penguasaan penyampaian adalah tujuan utama
c.       Guru paling berperan atau aktif
d.      Siswa selalu sebagai penerimaa atau fasip
e.       Pengajaran hanya diruang kelas
Sedangkan pengajaran secara modern yaitu mengajar diartikan  yaitu menurut Howard (2003) yang menyatakan bahwa pengajaran merupakan suatu activitas membimbing atau membantu, menolong seseorang untuk mendapatkan perubahan, mengembangkan keterampilan, sikap (attitude), cita-cita (ideals), pengetahuan (knowledge), dan penghargaan (apreciation).   Dari definisi mengajar secara modern ini, dapat pemahaman bahwa :
a.       Pengajaran bertujuan untuk mengembangkan atau mengubah perilaku siswa
b.      Pengajaran itu dalam rangkan mengorganisasikan lingkungan
c.       Siswa dipandang sebagai orang yang hidup dalam arti siswa memiliki potensi-potensi yang siap untuk dikembangkan [4]
           Mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Tidak hanya menyampaikan informasi dari guru kepada siswa, akan tetapi bagaimana seorang pengajar atau guru memberikan contoh yang baik kepada siswa baik dari segi perkataan, sifat dan tingkah laku. Adapun beberapa pendapat para ahli mengenai definisi mengajar yaitu :
a.       Menurut William H. Burton Mengajar merupakan upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.
b.      Menurut bohar Suharto mengajar merupakan suatu activitas mengorganisasi atau mengatur, mengelola lingkungan sehingga tercipta suasana yang sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar yang menyenangkan.
c.       Menurut 0emar Hamalik, mendefinisikan bahwa mengajar itu sebagai proses menyampaikan pengetahuan dan kecakapan kepada siswa. Dengan pengertian lain menyatakan bahwa mengajar merupakan sebuah activitas professional yang memerlukan keterampilan tingkat tinggi.
d.      Menurut Hasibuan mengajar merupakan suatu proses yang dalam perkembangannya masih dianggap sebagai suatu kegiatan penyampaian atau penyerahan pengetahuan. Pandangan semacam ini masih umum digunakan dikalangan pengajar
e.       Menurut Mutakhir mengajar merupakan penciptaan system lingkungan yang memungkinkan terjadinya belajar.
Sedangkan pembelajaran aqidah akhlak merupakan pembelajaran Agama  yang dibelajarkan kepada siswa  atau peserta didik tentang bagaimana kita Berakhlak dan beradab . konsep mengajar yaitu : “mendidik bukan hanya dengan nasehat saja, sebab yang menjadi sukses adalah memberikan contoh dengan perbuatan yang baik sesuai dengan apa yang dikatakannya. Jangan lain di kata lain di perbuatan”
2.      Hakikat pembelajaran
Dalam keseluruha proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran merupaka kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara professional.  Setiap kegiatan pembelajaran selalu melibatkan guru dan siswa. Perpaduan antara unsure manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif dngan memamfaatkan bahan ajar sebagai mediumnya. Pada kegiatan pembelajarananatar guru dan siswa saling mempengaruhi dan saling member masukan, karena itulah kegiatan pembelajaran  merupakan activitas yang hidup, serat nilai dan senantiasa memilki tujuan. Pendekatan baru melihat bahwa belajar mengajar atau pembelajaran merupakan milik guru dan murid dalam kedudukan yang setara, namun dari segi fungsi berbeda, anak merupakan obyek pembelajaran dan menjadi inti dari setiap kegiatan pendidkikan. Pada proses belajar mengajar atau pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses atau proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan belajr. Pada tahap berikutnya adalah proses pemberian, bimbingan daan bantuan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar. Dari uraian diatas dapat diberi kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian activitas yang disepakati dan dilaukakan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal.
3.      Cirri-ciri pembelajaran
Adapun beberapa Ciri-ciri pembelajaran yaitu :
a.       Memiliki tujuan yaitu untuk membentuk anak dalam suatu perkembangan tertentu.
b.      Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode, dan tehnik yang direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c.       Materi jelas, terarah dan terencana dengan baik.
d.      Adanya activitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya pembelajaran.
e.       Actor guru yang cermat dan tepat.
f.       Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan anak didik dalam proporsi masing-masing.
g.      Adanya waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
h.      Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk.[5]

4.      Konsep pembelajaran
Sering dikatakan bahwa mengajar merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan sebenarnya peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberikan fasilitas belajar (directing and facilitating the learning ) agar proses belajar lebih memadai. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan  atau nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta Guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimilki oleh siswa yang meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang social Ekonominya dan lain sebagainya. Kesiapan Guru untuk mengenaal karakteristik siswa dalam pembelajaran aqidah akhlak merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indicator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Menurut Corey (1986: 195) konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seorang secara disengaja dikelola atau diikuti untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu. Jadi bisa dikatakan bahwa konsep dalam pembelajaran aqidah Akhlak adalah suatu proses dimana seorang Guru dengan sengaja masuk kedalam dunia anak didiknya untuk bisa melakukan pembelajaran aqidah akhlak dengan mudah dan dalam melaksanakan pembelajaran aqidah akhlak akan berlangsung dengan baik dan bisa menghasilkan suatu tujuan yang menentu. [6]
5.      Teori pembelajaran
Menurut Bruner mengemukakan bahwa teori pembelajaran itu ada dua yaitu preskriptif dan deskriptif. Dikatakan teori preskriptif karena tujuan utama dalam pembelajaran adalah menetapkan strategi dan metode pembelajaran yang optimal dalam melakukan pembelajaran aqidah  dan dikatakan deskriptif karena tujuan utama teori ini  adalah bagaimana menetukan hasil belajar atau memeriksa proses belajar yang akan meraih suatu perubahan pada peserta didik. Teori deskriptif menaruh perhatian pada hubungan  bagaimana menentukan hasil belajar (perubahan) atau sebagaimana seseorang belajar untuk menggapai suatu  perubahan tersebut. Teori preskriptif yaitu menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar terjadi hal belajar. Teori preskriptif adalah suatu teori yang disebut goal oriented yang berarti untuk mencapai tujuan, sedangkan teori deskriptif adalah suatu teori yang disebut goal free yang berarti untuk memberikan atau menentukan hasil.[7]



















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahsan diatas mengenai konsep dan teori pembelajaran aqidah akhlaq dapat disimpulkan bahwa : aqidah merupakan sebuah benang emas yang mengikat pada seorang hamba dan mealkukan perjanjian dan akhlah merupakan tingkah laku atau kebiasaan yang dilakukan dengan tanpa berfikir panjang. Konsep merupakan suatu ide atau gagasan yang masih dalam angan-angan atau masih dalam benak yang belum ter-ekspus atau belum dilakukan serta masih dalam pemikiran. Sedangkan pembelajaran merupakan Pembelajaran ialah membelajarkan siswa atau peserta didik dengan konsep maupun dengan toeri belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan dalam pendidikan. Menurut Corey (1986: 195) konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seorang secara disengaja dikelola atau diikuti untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu. Ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut:
a.      Memiliki tujuan yaitu untuk membentuk anak dalam suatu perkembangan tertentu.
b.      Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode, dan tehnik yang direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c.       Materi jelas, terarah dan terencana dengan baik.
d.      Adanya activitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya pembelajaran.
e.       Actor guru yang cermat dan tepat.
f.       Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan anak didik dalam proporsi masing-masing.
g.      Adanya waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran
h.      Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Sabiq sayid. 1996. Aqidah islam. Surabaya : al-ikhlas
Maegiono. 2007. Aqidah dan akhlaq. Bogor : yudistira IKAPI.
Baradja umar. 1992. Bimbingan akhlaq. Jakarta : pustaka amani.
Susanto ahmad. 2013. Tori belajar dan pembelajaran. Jakarta : kencana
 fathurrahman pupu & sutikno sobry.2007.strategi belajar mengajar. Bandung : aditama
Sagala syaiful, 2012. Konsep dan makna pembelajaran. Bandung : alfabeta.





[1] Sabiq sayid. 1996. Aqidah islam. Surabaya : al-ikhlas. Hal 32
[2] Maegiono. 2007. Aqidah dan akhlaq. Bogor : yudistira IKAPI. Hal. 45
[3] Baradja umar. 1992. Bimbingan akhlaq. Jakarta : pustaka amani. Hal 11
[4] Susanto ahmad. 2013. Tori belajar dan pembelajaran. Jakarta : kencana hal 18
[5] Pupuh fathurrahman & m. sobry sutikno.2007.strategi belajar mengajar. Bandung : aditama hal : 7-11
[6] Sagala syaiful, 2012. Konsep dan makna pembelajaran. Bandung : alfabeta. Hal 62

Tidak ada komentar:

Posting Komentar