BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai saat ini, para penggiat pendidikan selalu berusaha untuk
mengembangkan metode-metode dan model-model pembelajaran yang baik dan efektif
untuk dapat membantu guru daam menyampaikan ilmu-imunya kepada siswanya. Pengebangan
ini telah dilakukan sejak dulu hingga sekarang secara kontinyu dan terus
menerus, mengikuti perkembangan teknologi dan juga permasalahan-permasalahan
yang timbul dalam dunia pendidikan.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dianggap bagus dan layak
untuk diterapkan dalam proses pembelajaran adalah AIKEMI, singkatan dari
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan dan Islami. Di era
kontemporer ini, AIKEMI sangat dianjurkan mengingat semakin kompleksnya
permasalahan di dunia pendidikan dan juga besarnya tuntutan yang dibebankan
kepada guru dalam menyukseskan pembelajaran di sekolah ataupun para dosen
di universitas.
Tidak terlepas lagi dari ajaran Agama islam bahwa pendidikan mempunyai
kedudukan yang sangat tinggi. Ini
dibuktikan dengan wahyu pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw, yang menyuruh
bagainda membaca dalam keadaan beliau yang ummi.
Ahli
falsafah Yunani
yang terkenal, Plato
mengatakan pendidikan bererti memberi keindahan dan kesempurnaan yang mungkin
diberikan kepada jasmani dan rohani.
Dilihat
dari takrif yang diberikan Srajana Barat, difahamkan bahawa pendidikan itu
hanya sebagai proses melatih akal, jasmanu dan moral supaya dibentuk menjadi
manusia dan warganegara yang baik. Manakala menurut perspektif Islam,
pendidikan mempunyai pengertian dan konsept yang lebih luar atau syumul.
Prof.
Hassan Langgulung (1987)
menegaskan pendidikan sebagai merubah dan memindahkan nilai-nilai kebudayaan
kepada setiap individu masyarakat melalui pelbagai proses. Proses pemindahan
tersebut ialah pengajaran, latihan dan indoktrinasi. Pemindahan nilai-nilai
melalui pengajaran ialah memindahkan pengetahuan dari individu kepada individu
yang lain; dan latihan ialah membiasakan diri melakukan sesuatu bagi memperoleh
kemahiran, sementara indoktrinasi pula menjadikan seseorang dapat meniru apa
yang dilakukan oleh orang lain. Ketiga-tiga proses ini berjalan serentak dalam
masyarakat primitif dan moden.
Pelatihan-pelatihan tentang AIKEMI-pun juga telah banyak diadakan dalam
rangka meningkatkan kualitas guru/dosen. AIKEMI kini telah menjadi salah satu
bagian dari usaha sebuah unit pendidikan dalam meningkatakan kualitas
pembelajarannya. Selain itu, yang paling mendasar tujuan penerapan AIKEMI
adalah agar siswa-siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran, lebih enjoy dalam belajar dan tentu saja menjadi lebih
bisa menyerap materi pembelajaran yang diberikan. Dapat dikatakan, intinya
penerapan AIKEMI merupakan hal yang sangat penting dan harus dipahami dengan
baik oleh semua guru serta harus dapat diterapkan secara benar.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang dapat kita ambil dari
latar belakang di atas adalah :
1. Karakteristik Tujuan Pembelajarn IPS MI
bernuansa AIKEMI?
2. Penyusunan Tujuan Pembelajaran IPS MI
bernuansa AIKEMI?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Karakteristik Tujuan
Pembelajarn IPS MI bernuansa AIKEMI.
2. Untuk mengetahui Penyusunan Tujuan
Pembelajaran IPS MI bernuansa AIKEMI.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik Tujuan Pembelajaran IPS MI
Bernuansa AIKEMI
Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang dituju dalam
setiap kegiatan pembelajaran. Secara hieraki tujuan itu bermula dari yang
rendah hingga yang tinggi, yakni: tujuan instruksional atau tujuan
pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan kurikulum, tujuan institusional, dan
tujuan pendidikan nasional. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan intermedier
(antara yang paling langsung dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas atau
di sekolah.
Secara umum tujuan pembelajaran ips atau tujuan
instruksional ips yang dilaksanakan selama ini sekurang-kurangnya sebagai
berikut:
1. Membekali peserta didik dengan pengetahuan
sosial yang berguna dalam kehidupan masyarakat.
2. Membekali peserta didik dengan kemampuan
mengidentifikasi, menganalisa, dan menysusun alternatif pemecahan masalah
sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
3. Membekali peserta didik dengan kemampuan
berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang
keilmuan serta berbagai keahlian.
4. Membekali peserta didik dengan kesadaran,
sikap mental yang positif, dan ketrampilan terhadap lingkungan hidup yang
menjadi bagian dari kehidupannya yang tidak terpisahkan.
5. Membekali peserta didik dengan kemampuan
mengembangkan pengetahuan dan keilmuan ips sesuai dengan perkembangan
kehidupan, perkembangan masyarakat, perkembangan ilmu, dan teknologi.
Tujuan
pembelajaran ips mi bernuansa aikemi sebagaiman pada tujuan pembelajaran
lainnya merupakan pengembangan dari tujuan pembelajaran yang
sebelumnya.pengembangan ini dilakukan sebagai konsekuensi dari perkembangan dan
kemajuan kehidupan masyarakat itu sendiri.oleh karna itu tujuan pembelajaran
ips mi ini harus merespon permasalahan-permasalah an social yang muncul dan
sekaligus mempersiapkan dan membekali peserta didik untuk mampu hidup pada masa
depannya.
Tujuan
pembelajaran AIKEMI merupakan tujuan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
menyertakan suasana yang mendorong untuk
aktif, kreatif, inovatif, efektif, menyenangkan dan islami. Adapun
karakteristik tujuan pembelajaran IPS MI yang bernuansa AIKEMI ini adalah :
a.
Aktif
Pembelajaran
aktif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
aktif membangun sendiri konsep dan makna melalui berbagai macam kegiatan.
Peserta didik hanya mendengar saja tetapi menulis , membaca, berdiskusi, dan
merefleksi materi, gagasan, isu, dan sebagainya.
b.
Inovatif
Pembelajaran
inovatif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk melakukan hal-hal baru dalam mengembangkan konsep dan makna melalui
berbagai macam kegiatan.
c.
Kreatif
Pembelajaran
kreatif adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik
untukmengembangkan kreatifitas. Adanya ruang untuk menghasilkan karya dan
menuangkan kreatifitas ini diperlukan dalam rangka membentuk pribadi-pribadi
kreatif dan membuat terobosandalam memecahkan berbagai masalah kehidupan.
d.
Efektif
Pembelajaran
efektif adalah pembelajaran yang memperhatikan masalah efesiensi waktu,
mengakomodasi gaya belajar peserta didik, memberikan tugas dengan panduan yang
jelas, memampaatkan sumber belajar dan media pembelajaran dengan tepat,
mengelola kelas dengan baik , dan memiliki aturan dan kesepakatan.
e.
Menyenangkan
Pembelajaran
menyenangkan adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menghibur diri dan merasa nyaman ditempat pembelajaran
f.
Islami
Pembelajaran
islami adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan memperhatikan etika dan
nilai-nilai islam. Dengan demikian sejak awal proses pembelajaran hingga akhir
pembelejaran harus tetap mengacu pada etika dan nilai-nilai islam.
Contoh
Budaya korupsi adalah perilaku yang buruk yang menjangkit pejabat,
pengusaha dan masyarakat. Lembaga-lembaga yang bertugas menindak korupsi
didirikan untuk mengusut dan memberantasnya. Namun upaya-upaya ini belum mampu
menghentikan budaya korupsi dikalanan birokrasi pusat sampai daerah. Sehingga
kerugian Negara terus bertambah dan rakyat selalu berada dalam keadaan yang
dirugikan.
Salah satu
tujuan pembelajaran IPS MI adalah merespon
masalah-masalah sosial termasuk diantaranya adalah
budaya korupsi. Pembelajaran IPS MI berkewajiban untuk memberikan perannya
yakni berpartisipasi, mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif
pemecahannya. Oleh karenanya tujuan pembelajaran IPS MI bernuansa AIKEMI harus
diarahkan untuk mengambil peran serta memberantas budaya korupsi. Karakteristik
tujuan pembelajarannya adalah mendorong mahasiswa-mahasiswa untuk aktif,
inovatif, efektif, menyenangkan, dan Islami sebagaimana yang dicontohkan
sebagai berikut;
Tujuan Pembelajaran IPS MI bernuansa AIKEMI
Pokok bahasan : Budaya Buruk Korupsi
Karakteristik tujuan pembelajaran
|
Tujuan pembelajaran IPS MI yang dikembangkan dengan memberi nuansa AIKEMI
|
1. Aktif
|
Aktif dalam membuat konsep dan langkah-langkah memberantas
buadaya korupsi, misalnya : memberi masukan peraturan perundang-undangan.
|
2. Inovatif
|
Inovatif dalam mengemukakan cara-cara baru dalam menghilangkan budaya
korupsi, misalnya : pembuktian terbalik para koruptor.
|
3. Kreatif
|
Kreatif dalam membuat terobosan untuk memecahkan permasalahan korupsi,
misalnya : membuat baju khusus bagi para koruptor.
|
4. Efektif
|
Efektif dalam memanfaatkan waktu yang tersedia, misalnya : pelatihan bagi
para petugas penindak koruptor.
|
5. Menyenangkan
|
Menyenangkan dengan menghadirkan rasa nyaman, misalnya : memberi
perlindungan bagi para saksi agar dapat menyampaikan kesaksiannya dengan
sebenar-benarnya.
|
6. Islami
|
Islami dengan berpedoman pada etika dan nilai-nilai Islam dari awal
hingga akhir pembelajaran, misalnya : mendukung penegak hukum untuk berbuat
seadil-adilnya.
|
B. Penyusunan
Tujuan Pembelajaran IPS MI bernuansa AIKEMI
Tujuan
pembelajaran IPS MI bernuansa AIKEMI merupakan pengembangan tujuan pembelajaran
IPS MI dengan menambahkan dan menyertakan suasana yang mendorong untuk aktif,
inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, dan Islami. Munculnya pengertian
tujuan pembelajaran ini bermula dari keinginan masyarakat terhadap peserta
didik yang belajar di Madrasah Ibtidaiyah ini memahami, menghayati, meyakini,
dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman,
bertakwa kepada Allah swt, dan berakhlak mulia. Keinginan masyarakat ini pada
akhirnya menjadi sebuah cita-cita yang menuntut untuk diwujudkan dalam proses
pembelajaran. Cita-cita ini kemudian berkembang menjadi sebuah tujuan
pembelajaran IPS MI bernuansa AIKEMI.
Penyusunan tujuan pembelajaran IPS MI bernuansa AIKEMI
ini mengandung pengertian bahwa proses kegiatan pembelajaran yan dilalui dan
dialami oleh peserta didik di sekolah dimulai dari tahapan sebagai berikut :
1. Tahapan kognisi
Tahapan ini berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman peserta didik
terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran islam.
2. Tahapan Afeksi
Tahapan ini berkaitan dengan proses internalisasi ajaran dan nialai agama
ke dalam diri peserta didik dalam arti menghayati dan meyakininya. Tahapan ini
erat kaitannya dengan tahapan kognisi dalam arti penghayatan dan keyakinan
peserta didik akan menjadi pokok bila dilandasi oleh pengetahuan dan pemahaman
terhadap ajaran dan nilai-nilai agama Islam.
3. Tahapan
Psikomotorik
Tahapan ini berkaitan dengan pengalaman dan ketaatan pada ajaran Islam.
Tahapan ini muncul setelah adanya motivasi yang ada pada tahapan afeksi yang
mendorong untuk melakukan amal.
Ketiga tahapan ini harus dilalui oleh peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran IPS MI bernuansa AIKEMI. Dengan demikian dalam setiap
pembelajaran IPS MI harus senantiasa terkait dengan ajaran dan nilai-nilai yang
terkandung dalam ajaran Islam. Keterkaitan ini tidak hanya berhenti pada
pengetahuan dan pemahaman saja tetapi juga pada penghayatan dan keyakinan serta
pengamalan dan ketaatan pada ajaran Islam.
Contoh
Kemajuan teknologi pada abad sekarang ini telah dinikmati oleh sebagian
besar umat manusia. Pengaruh teknologi ini pada kenyataanya tidak hanya membawa
budaya yang positif tetapi juga negatif. Salah satunya adalah budaya pornoaksi
dan pornografi yang mulai merambah tidak hanya dikalangan remaja yang tinggal
diperkotaan tetapi juga dipedesaan. Para orangtua mulai resah dengan masa depan
anak-anaknya bila pengaruh negatif ini terus-menerus berlangsung.
Pembelajaran IPS MI yang tugasnya adalah merespon masalah-masalah sosial
berkewajiban untuk memberikan perannya yakni bekal kesadaran dan sikap mental
yang positif kepada masyarakat. Karenanya tujuan pembelajaran IPS MI harus
diarahkan dalam rangka memahamkan bahwa pornoaksi dan pornografi adalah hal
yang tercela dan harus berupaya untuk menghindarinya dengan melalui tahapan
dalam pembelajaran sebagaimana yang dicontohkan berikut ini :
Tujuan Pembelajaran IPS MI bernuansa AIKEMI
Pokok bahasan : Pemberantasan Budaya Pornografi dan
Pornoaksi
Tahapan/ Ranah Pembelajaran
|
Tujuan Pembelajaran IPS MI bernuansa AIKEMI
yang disusun melalui tiga tahapan pembelajaran.
|
1. Kognisi (pengetahuan)
|
Menanamkan pengetahuan dan pemahaman bahwa
budaya pornografi dan pornoaksi adalah perbuatan yang tercela dalam ajaran dan
nilai-nilai yang terkandung dalam Islam
|
2. Afeksi
(sikap)
|
Menhayati dan meyakini bahwa kehidupan ini
akan berjalan dengan baik tanpa pornografi dan pornoaksi
|
3. Psikomotor
(keterampilan)
|
Mengamalkan ketaatan pada ajaran Islam dalam
kehidupan sehari-hari dengan berusaha menghindari dan mencegah terjadinya
budaya pornografi dan pornoaksi serta membudayakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat
dan terpuji.
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
model pembelajaran serta perangkat dan setting AIKEMI (Pembelajaran Aktif
Inovatif Kreatif Efektif Menyenagkan dan islami) dengan Aktif berarti siswa
berperan serta dalam pembelajaran dan tidak pasif, Inovatif berarti siswa bisa
memberikan ide atau gagasan baru mengenai pembelajaran, Kreatif berarti siswa
mengaplikasikan ide dan gagasan menjadi sebuah realisasi seperti membuat alat
peraga, Efektif berarti pembelajaran memenuhi kompetensi, Menyenangkan berarti
siswa lebih termotivasi karena pembelajaran tidak membosankan atau menakutkan, dan
Islami berarti sesuai dengan tuntunan ajaran islam. AIKEMI diterapkan dengan cara guru bertindak sebagai fasilitator dalam
proses pembelajaran siswa, sehingga apabila dalam proses pembelajaran tersebut
ada siswa yang mengalami kesulitan memahami pelajaran dapat langsung bertanya
kepada guru
B. Saran
Sebagai Mahasiswa Tarbiyah yang kelaK akan mangampu mata pelajaran
penddikan IPS khususnya, hendaknya mengetahui macam-macam metode dan strategi
pembelajaran yang efektif. Sehingga nantinya setelah menjadi pendidik kita
dapat menggunakan metode dan strategi apa saja yang sesuai dengan mata pelajaran
pendidikan IPS khususnya. Sehingga tidak mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran.
Daftar Pustaka
Muhaimin. 2008, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Islam di Sekolah. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Qardhwi, yusuf. 1997. Norma dan Etika Ekonomi Islam. jakarta : Gema
Insani Press.
Zaini, Hisyam, 2002. Strategi Belajar Aktif di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta : CTSD IAIN Suka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar