BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu
kemampuan dasar yang harus dimiliki guru adalah kemampuan dalam merencanakan
dan meleksanakan proses belajar mengajar. Kemampuan ini membekali guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawapnya sebagai mengajar, belajar dan mengajar pada saat berlansungnya
intraksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Sebagai
proses, belajar dan mengajar memerlukan perencanaan yang seksama, yakni
mengkondisikan unsur-unsur tujuan, bahkan pengajran, kegiatan belajar mengajar,
metode dan alat bantu mengajar serta penilaian/ evaluasi. Padsa tahap
berikutnya adalah pelaksanaan rencana tersebut dalam bentuk tindakan atau
praktek mengajar.
Paradigma
pembelajaran kini mengalami pergeseran, dari paradigma behaviorisme menuju
kognitifisme, dan sekarang berada di konstruktivisme, bahaviorisme memandang
belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku dengan adanya stimulus –respon,
pandangan kognitivisme mengedepankan perubahan presepsi dan pemahaman yang
menitikberatkan pada proses dan intraksi, sedangkan konstruktivisme lebih pada
pemaknaan pengetahuan yang mengedepankan asil, konstruksi dan intraksi.
B. Rumusan Masalah
1.
Pengertian pembelajaran
2.
Apa pengertian kurikulum
3.
Apa landasan pengembangan
kurikulum
4.
Apa prinsip-prinsip
pengengembangan kurikulum
C. Tujuan
1.
Agar mengetahui pengertian
pembelajaran
2.
Supaya mengatahuai apa
pengertian kurikulum
3.
Agar mengetahuai landasan
pengembangan kurikulum
4.
Supaya mengetahui
prinsip-prinsip apa saja dalam pengembangan kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertrian pembelajaran
Pembelajaran
terjemahan dari bahasa inggris “intruction” terdiri dari dua kegiatan utama
yaitu belajar (learning) dan mengajar (teaching), kemudian disatukan dalam satu
aktivitas yaitu kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya populer dengan
istilah pembelajaran (intruction).
Dari beberapa sumber
yang membahas mengenai pembelajaran, terdapat beberapa kesamaan subtansi
tentang belajar, yaitu pada dasarnya adalah perubahan prilaku( pengetahuan,
sikap, keterampilan) sebagai hasil intraksi antara siswa dengan lingkuangan
pembelajaran.[1]
B.
Pengertian Kurikulum
Secara
etimologi kata kurikulum diambil dari bahasa yunani curere berarti jarak yang harus ditempuh oleh para perari dari
mulai start sampai finish, pengertian inalah yang kemudian diterapakan dalam
bidang pendidikan, dalam bahasa arab, kurikulum sering disebut dengan istilah
al manhaj, berarti jalan yang terang yang harus dilalaui manusia dalam bidang
kehidupannya, hal ini sebagaimana dikatakan oleh ibnu mandzur dalam lisan al-arab menyebut kurikulum adalah
al thariqah al-wadhih, maka dari
pengertian tersebut, kurikulum jika dikaitkan dangan pendidikan, menurut
muhaimin berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru dengan
peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta
nilai-nilai.[2]
Istalah
kurikulum (curriculum)berasal dari kata curir (pelari)dan curere (tempat
terpacu), dan pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga. Pada saat itu
kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai
dari start sampai finish untuk memperoleh medali/ penghargaan, kemudian,
pengertian tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata
pelajaran (subject) yang ahrus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai
akhir program pelajaran untuk memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.
Berdasarkan
pengertian diatas, dalam kurikulum terkandung dua hal pokok yaitu (1). Adanya
mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa. (2) tujuan utamanya yaitu untuk
memperoleh ijazah, dengan demikian implikasinya terdapat praktik pengajaran.
Yaitu setiap siswa harus menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan
menempatkan guru dalam posisi yang sangat penting dan menentukan. Keberhasilan
siswa ditentukan oleh seberapa jauh mata pelajaran tersebut dikuasainya dan
biasanya disimbolkan dengan skor yang diperoleh setelah mengikuti suatu tes
atau ujian.[3]
Menurut
pandangan lama (tradisioanal) muhammad muzamil al basyir menyebutkan bahwa kurikulum adalah kumpulan
mata pelajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa.
Dalam
konteks pendidikan nasional, kurikulum adalah rencana tertulis tentang
kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu
dipelajari dan pengalaman belajar yang harus di jalani untuk mencapai kemampuan
tersebut, dan evaluasai yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat
pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan
dengan pengalaman belajar peserta didik
dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu, dalam
pendidikan nasional, dinyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai isi dan lahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagainpedoman
penyelanggaraan kegiatan belajar mengajar, rumusan ini lebih spesifik
mengandung pokok-pokok pikiran sebagaoi berikut :
a. Kurukulum merupakan suatu rencana/perencanan
b. Kurikulum merupakan pengaturan, yang sistematis dan terstruktur
c. Kurikulum memuat isi dan bahan pelajaran bidang pengajaran
tertentu
d. Kurikulum mengandung cara, metode, strategi pengajaran
e. Kurikulum merupaka pedoman kegiatan pembelajaran
f. Kuurikulum dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan
g. Kurikulum merupakan suatu alat pendidikan
Lebih lanjut majid, memandang bahwa kurikulum dapat dilihat
dan digolongan, dari berbagai sudut pandang sebagai berikut :
1. Kurikulum dapat dilihat sebagai produk, yakni sebagai hasil
karya para pengembang kurilkulum, biasanya dalam suatu panitia, hasilnya
dituangkan dalam bentuk buku, atau pedoman kurikulum, misalnya berisi sejumlah
mata pelajaran yang harus diajarkan, inilah yang dimaksud dengan dokumen
kurikulum
2. Kurikulum dapat pula
dipandang sebagai program, yakni alat yang alat yang dilakukan oleh sekolah
atau madrasah untuk mencapai tujuannya, ini dapat berupa mengajarkan berbagai
mata pelajaran berbagai mata pelajaran, tetapi dapat juga meliputi segala
kegiatan yang dianggap dapat mempengaruhi perkembangan siswa, misalnya
perkumpulan sekolah, pertandingan, pramuka, warung sekolah dan lain-lain
3. Kurikulum dapat pula dipandang sebagai hal-hal yang diharapkan
akan dipelajari siswa, yakni pengetahuan, sikap, keterampilan tertentu, apa
yang diharapkan akan dipelajari tidak selalu sama dengan apa yang benar- benar
dipelajari.
4. Kurikulum sebagai poengalaman siswa, ketiga pandangan diatas
berkenaan dengan perencanaan kirikulum, sedangkan pandangan yang keempat ini
mengenai apa yang secara aktual menjadi kenyaataan pada setiap siswa, ada
kemungkinan, bahwa apa yang diwujudkan pada diri anak berbeda dengan apa yang
yang diharapkan menurut rencana.
1.
Komponen- komponen kurikulum
Sebagai
sebuah sistem, kurikulum terdiri atas komponen-komponen yang salaing terkait, terintegrasi, dan tidak
dapat dipisahkan satu sama lainnya, bagaikan dua sisi mata logam, dalam pengertian moderan (
terbaru) muhammad muzamil al basyir menyebutkan komponen kurikulum terdiri atas
a. Tujuan kurikulum (al –ahdaf al -ta'limiyah )
Tujuan kurikulum pada hakikatnya
adalah tujuan dari setiap program pendidikann yang akan diberikan kepada siswa
atau peserta didik, mengingat kurikulum adalah alat untuk menvcapai tujuan
pendidikan, maka tujuan kurikulum harus dijababarkan dan disesuiakan dengan
tujuan pendidikan, baik tujuan ideal maupun tujuan nasional, tujuan idealnya
adalah menciptakan manusia yang baik, memiliki fisik yang sehat dan kuat, iman
yang kokah, serta ahlak yang mulia. Tujuan nasionalnya yaitu sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional yaitu sebagima dikhendaki oleh UU No 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional adalah “ meningkatkan kualitas manusia
indonesia, yakni manusia yang beriman, dan berakwa kepada tuhan yang maha esa,
berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawap” oleh karena itu tujuan kurikulum
pada setiap satuan pendidikan, harus mengacu pada pencapaian tujuan pendidikan
nasional tersebut.
b. Materi (al-muhtawa )
Materi
atau program dalm kuriulum pada hakikatnya adalah isi kurikulum atau konten
kurikulum itu sendiri . al basyir menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan materi
adalah tema-tema pembelajaran yang telah ditentukan, yang mengandung berbagai
keterampilan baik yang bersifat aqiliyah (knowledge), jasadiyah dan berbagai
cara mengkajinya atau mempelajarinya
Materi
kurikulum sebagaiman dikatakan oleh sukmadinata, harus mengandung beberapa
asfek tertentu sesuai dengan tujuan kurikulum yang meliputi :
1)
Teori ialah seperangkat
konstruk atau konsep, definisi dan proposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat
sistematis tentang gejala dengan menspesifikasikan hubungan-hubungan antara
variabel-variabel dengan maksud menjelaskandan meramalkan gejala tersebut.
2)
Konsep adalah suatu
abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi dari kekhususan-kekhususan. Konsep
adalah definisi singkat dari kelompok fakta atau gejala
3)
Generalisasi adalah
kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus bersumber dari analisis,
pendapat atau pembuktian dalam penelitian
4)
Prinsip adalah ide utama.
Pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan anatara beberapa
konsep
5)
Prosedur adalah suatu seri
langkah-langkah yang berurutan dalam materi yang dianggap penting terdiri dari
terminologi, orang dan tempat dan kejadian.
6)
Fakta adalah sejumlah
informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri dari termonologi,
orang dan tempat kejadian
7)
Istilah adalah kata-kata
perbendarahan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi
8)
Contoh atau ilustrasi ialah
suatu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas suatu
uraian atau pengertian tentang suatu uraian atau pengertian tentang suatu kata
dalam garis besarnya.
9)
Definisi adalah penjelasan
tentang makna atau pengertian tentang sesuatu hal atau suatu kata dalam garis
besarnya
10) Proposisi adalah suatu pernyataan atau theorem atau pendapat
yang tak perlu di beri argumentasi, proses hampir sama dengan asumsi dan
paradigma.
c. Metode pembelajaran ( turuqu tadris wawasilihi)
Suatu
metode mengandung pengertian terlaksanya kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam
proses pembelajaran, metode dilaksanakan melalui prosedur tertentu, keaktifan
siswa belajar mendapatkan tekanan utama dibandingkan dengan keaktifan siswa
yang bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing bagi siswa, karena itu
istilah metode yang lebih menekankan pada
kegiatan guru, selanjutnya diganti dengan istilah strategi pembelajaran
yang menekankan pada kegiatan siswa. Metode dan strategi pembelajaran,
menempati fungsi yang penting dalam kurikulum, karena memuat tugas-tugas yang
perlu ddikerjakan oleh guru dan siswa, karena itu penyusunannya hendaknya
berdasarkan analisis tugas yang mengacu pada tujuan kurikulum dan berdasarkan
perilaku awal siswa.
d. Evaluasi (al-taqwim )
Kata
evaluasi berasal dari kata to evaluate yang sering diartikan degan menilai.
Istilah nilai (value ) pada mulanya dipopulerkan oleh filosop, dan platolah
yang mula-mula mengemukakannya, penilaian dalam pendidikan berarti seperangkat tindakan
atau proses untuk menentukan nilai sesuatu yang berkaitan dengan dunia
pendidikan.
Evaluasai
merupakan suatu bagian komponen
kurikulum, dengan evaluasi dapat diperoleh imformasi yang akurat tentang
penyelanggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa, berdasarkan
impormasi itu dipat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri,
pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbangan yang perlu dilakukan.[4]
2.
Fungsi kurikulum
Kurikulum berperan
dan berpungsi sebagai wahana dan media kristalisai ilmu pengetahuan dan nilai-nilai
kehidupan, sebab manusia sebagai objek maupun sebagai subjek pendidikan, tidak
hanya dituntut mengerti, memahami, menguasai, menghayati, dan mengamalkan ilmu
pengetahuan dan nilai-nia itu, tetapi
juga di tuntut untuk memiliki concren dan kommitment terhadap ilmu dan
nilai-nilai itu, sehingga pemilik ilmu pengetahuan dan nilai-nilai itu merasa
memiliki (sense of belonging) dan merasa tanggung jawap (sense of
responsibilty) yang relatif terhadap diri sendiri dan lingkungannya, atas dasar
amanat yang di embannya.
Secara ringkas madjid mengemukakan tiga fungsi kurikulum,
pertama, fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan, kurikulum berfungsi
sebagai alat untuk mencapai seperangkat tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan
pembelajaran sehari-hari, kedua bagi tataran tingkat sekolah yaitu sebagai
pemeliharaan proses pendidikan dan penyiapan tenaga kerja, ketiga bagi konsumen
( pengguna jasa pendidikan) kurikulum berfungsi sebagai keikutsertaan dalam
mempelancar pelaksanaan program pendidikan dan kritik yang membangun dalam
penyempurnaan program yang serasi
Berkaitan dengan funsi kurikulum, bagi siswa sebagai subjek
didik, terdapat enam fungsi kurikulum:
1)
Fungsi penyuaian
2)
Fungsi integraso
3)
Fungsi deferensiasi
4)
Fungsi persiapan
5)
Fungsi pemilihan
6)
Fungsi diagnostik
C. Landasan Pengembangan
Kurikulum
Istilah pengembangan
menunjukan kepada suatu kegiatan yang menghasilkan suatu cara yang baru, dimana
selama kegiatan tersebut, penilaian dan penyempurnaan terhadap cara tersebut terus
dilakukan, pengertian pengembangan ini berlaku juga bagi kurikulum pendidikan
karena pengembangan kurikulum juga terkait penyusunan kurikulum itu sendiri dan
pelaksanaannya pada satuan pendidikan disertai dengan evaluasi dengan intensif.
Menurut herrick ada tiga macam sumber kurikulum, yaitu
pengetahuan, masyarakat, serta individu yang didik, kurikulum sebagai desain
pendidikan mempersiapkan pendidikan generasi muda bagi kehidupannya masa kini dan bagi masa yang akan datang,
karena kurikulum mempersiapkan abak bagi kehidupannya, maka baik isi maupun
proses kurikulum bersumber dan didasarkan atas hal-hal yang ada pada diri anak
dan lingkungannya.
Sebagaimana telah dikemukaan, bahwa kurikulum mempunyai
kedudukan yang sentral dalam seluruh kegiatan pendidikan, karena kegiatan
pendidikan (juga pembelajaran) akan
bermuara pada kurikulum itu, selain itu kurikulum yang juga akan menentukan
proses pelaksanaan pendidikan dan hasil pendidikan yag diinginkan, mengingat
pentingnya peranan dan fungsi kurikulum dalam pendidikan, maka pengembangan
kurikulum tidak bisa dilakukan begitu saja, pengembangan kurikulum membutuhkan
landasan-landasan yang kuat dan kokoh, serta didasarkan dari hasil pemikiran
yang kuat dan hasil penelitian yang mendalam.
1. Landasan filosofis
Pendidikan
merupakan proses sosial yang bertujuan membentuk manusia yang baik, menurut dan
cita-cita nilai tersebut, pandangan tentang manusia yang baik yang cita-citakan
tergambar dari falsafah pendidikan yang mendasari sistem pendidikan masyarakat.
Sebagimana
dikatakan sebelunyaa bahwa proses
pendidikan pada intinya adalah intraksi antar manusia, terutama antara
guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan, dalam intraksi tersebut
terlibat isi yang diintraksikan serta proses bagaimana intraksi proses tersebut
berlansung, apakah yang menjadi tujuan pendidikan, siapa guru dan siapa siswa,
apa isi pendidikan dan bagaimana proses pendidikan tersebut, itu semua
merupakan pertanyaan-pertanyaan yang
membutuhkan jawaban yang mendasar, yang esensial dan semuanya hanya bisa
dijawap dengan jawaban filosofis, oleh karena itu inti dari landasan filosofis
adalah untuk memikirkan dan merumuskan tujuan dari proses pendidikan.
2.
Landasan psikologis
Dalam
proses pendidikan terjadi intraksi antar individu manusia, yaitu antar peserta
didik dengan pendidik dan juga antara peserta didik dengan orang-orang yang
lainnya, kondisi psikologis setiap individu berbeda, karena perbedaan taraf
perkembangannya, latar belakangnya, juga karena perbedaan yang dibawa sejak
lahir, oleh karena itu intraksi yang tercipta dalam situasi pendidikan harus
sesuai dengan kondisi psikologis peserta didik maupun kondisi pendidiknya.
3.
Landasan sosiologis
Kurikulum
dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan, sebagai suatu rancangan,
kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan, kita ketahui bahwa
pendidikan mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke lingkungan masyarakat,
pendidikan bukan hanya untuk pendidikan, tetapi memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan, serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan
lebih lanjut di masyarakat, anak-anak berasal dari masyarakat, mendapatkan
pendidikan bai formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan dalam
masyarakat pula, kehidupan masyarakat dengan segala karaktristik dan kekayaan
budayanya menjadi landasan dan sekaligus menjadi acuan bagi pendidikan.
4.
Landasan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi
Perkembnagan
ilmu pengetahuan dan tehnologi telah membawa beberapa perubahan dalam kehidupan
masyarakat, seperti perubahan dalam nilai-nilai, baik nilai sosial, budaya,
spritual, intlektual, maupun meterial. Selain itu, perkembangan ilmu
pengetahaun dan tenologi telah menimbulkan kebutuhan baru, aspirasi baru dan
sikap hidup baru , hal-hal tersebut menuntut perubahan pada sistem dan isi
pendidikan.
5.
Landasan religius
Landasan
religius dalam pengembangan kurikulum maksudnya, bahwa kurikulum yang
dikembangkan dalam satuan pendidikan mutannya harus menyusaikan dengan
keinginan pencipta manusia tentang pembinaan manusia, karena yang dibina dalam
kurikulum adalah manusia. Siapa pencipta manusia itu ? tidak ada pendapat lain
kecuali hanya allah swt. Dialah yang maha pencipta, maka dengan demikian
pengembangan kurikulum pendidikan islam harus mangacu pada firman-nya yakni
Al-qur’an dan juga kepada hadist rasulnya.[5]
3.
Prinsip-Prinsip Pengambangan Kurikulum
a. Prinsip umum
1. Prinsip relevansi;
secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen
kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara
eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan
ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis), tuntutan dan potensi
peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan
masyarakat (relevansi sosilogis).
2. Prinsip
fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan
agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam
pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan
situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan
dan latar bekang peserta didik.
3. Prinsip kontinuitas;
yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara
horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus
memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang
pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4. Prinsip efisiensi;
yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan
waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat
sehingga hasilnya memadai.
5. Prinsip efektivitas;
yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa
kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Terkait dengan pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat sejumlah prinsip-prinsip
yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum
dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral
untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta
status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan
wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta
disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antarsubstansi.
3.
Tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas
dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara
dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.
Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional
merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi
kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan
mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan
kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan
kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus
saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Prinsip khusus
Sebagaimana
telah dikemukan di atas, prinsip khusus berkenaan dengan prinsip yang hanya
berlaku ditempat tertentu dan situasi tertentu, prinsip ini juga merujuk pada
perinsip –prinsup yang digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum
secara khusus (tujuan, isi, metode, dan evaluasi ), satu wilayah dengan wilayah
lainnya, satu jenis jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan lainnya
memiliki karaktristik yang berbeda dalam beberapa asfek.
1) Prinsip Tujuan Kurikulum
Prinsip
ini ditinjau dari tujuan sebagai salah satu komponen pokok dalam pengembangan
kurikulum.Menurut Hilda Taba (1962) ada tiga sumber tujuan yaitu kebudyaan
masyarakat,individu, dan mata pelajaran disiplin ilmu.
2) Prinsip prinsip Isi Kurikulum
Prinsip
ini menunjukan isi kurikulum harus mencerminkan falsafah dan dasar suatu negara,
isi kurikulum harus diintegrasikan dalam nation dan charecter building, isi
kurikulum hars mengembangkan cipta,
rasa, karsa, dan karya agar pesrta didik memiliki mental, moral, budi pekerti
luhur, tinggi keyakinan agamanya, cerdas, terampil, serta memiliki fisik yang
sehat dan kuat, isi kurikulum harus mempersiapkan sikap dan mental peserta
didik untuk dapat mendiridan bertanggun jawap dalam masyarakat, isi kurikulum
harus memaduka teori dan fraktik, isi
kurikulum harus memadukan pengtahuan, keterampiln dan sikap dan nilai-nilai,
isi kurikulum harus diselaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan da tehnologi
moderan, isi kurikuum harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan perkembangan
masyarakat, isi kurikulum harus dapat menintegrasikan kegiatan intra dan ekstra
maupun kurikuler, isi kurikulum harus memungkin adanya kontinewtas antara satu
lembaga dengan lembaga pendidikan lainnya.
3) Prinsip-prinsip dedaktik-metodik
Prinsip
ini meliputi
a.
Semua
pengetahuan dan kegiatan yang diajarkan
harus fungsional dan praktis
b.
Pengetahuan dan
kgiatan harus diselaraskan dengan taraf pemahaman an perkembangan peserta didik
c.
Guru harus
membangkitkan dan memupuk minat, perhatian, dan kemampuan peserta didik
d.
Penyajia bahan
pelajaran harus berbentuk jlinan teori dan prakik
e.
Dalam
pembelajaran guru harus dapat membentuk perpaduan antara kegiatan belajar
individual dengan kegiatan belajar krlompok
f.
Guru harus
dapat mengembangkan sikap an nilai-nilai peserta didik
g.
Penyajian bahan
pelajaran harus dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik
terhadap tuhan yang maha esa.
4) Prinsip yang berkenaan dengan madia dan
sumber belajarn
Prinsip ini menunjukan kesesuaian media
dan sumber belajar, dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi
pelajaran, karektristik media pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik,
tingkat kemampuan guru, praktis ekonomis.
5) Prinsip-prinsip evaluasi
Prinsip ini meliputi:prinsip mendidik,
prinsip keseluruhan, prinsip kontinuitas, prinsip objektivitas, prinsip
kooferatif, prinsif praktis, dan prinsip akuntabilitas.[6]
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
pembelajaran
adalah adalah suatu proses transfer ilmu dari guru ke peserta didik untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses yang
direncanakan.
Kurikulum berasal dari bahasa yunani,
yakni darai kata curir artinya pelari, kata curere artinya tempat terpacu,
curriculum diartikan jarak yang ditempuh oleh seorang pelari , kurikulum adalah
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa/murid untuk mendapatkan
ijazah.
Prinsip prinsip pengembangan kurikulum itu
ada dua yaitu prinsip khusus dan prinsip umum, sedangkan landasan pengembangan
kurikulum yaitu:
1.
Landasan
filosofis
2.
Landasan
psikologis
3.
Landasan
sosiologis
4.
Landasan ilmu
pengetahuan dan tehnologi (iptek)
B. SARAN
Demikian
Makalah Dari kelompok kami, terimakasih banyak kami ucapkan kepada teman-teman yang telah membantu baik dengan moral maupun
matrial, dan kami ucapkan terima kasih banyak pada bapoak dosen yang telah
memberikan kami tugas, karena dengan ugas yang diberikan kami bisa belajar dan
tau rasa tanggung jawap.
Kami menyadari banyak kesalahan dalam
penulisan makalah ini, maka dari itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah yang kami buat ini.
Daftar pustaka
Tim
pengembangan MKDP kurikulum dan pembelajaran, kurikulum dan pembelajaran,
bandung, alfabeta,2011
Senjaya
wina, kurikulum dan pembelajaran, bandung, kencana,2010
Gunawan
heri, kurikulum dan pembelajaran pendidikan agama islam. Bandung, alfabeta,2012
Majid
abdul,belajar dan pembelajaran pendidikan agama islam, bandung, pt remaja rosdakarya,
2012
Arifin
zainal, konsep dan model pengembangan kurikulum, bandung,PT remaja rosdakarya,2011
Idi
abdullah, pengenbangan kurikulum, jogjakarta, ar ruzmedia.jogjakarta, 2006
[1] Dr
abdullah idil, pengembangan kurikulum,jogjakarta,ar ruzzmedia,2006,halm 221
[2]
Heri gunawan , S.pd.i. kurikulum dan pembelajaran pendidikan agama
islam.bandung.alfabeta,2012.halm1
[3] Tim
pengembang MKDP.kurikulum dan pembelajaran.jakarta. PT rajagrafindo
persada.2011.halm 2
[4]
Abdul majid, belajar dan pembelajaran pendidikan agama islam
,bandung,rosida,2012,halm 45
[5]
Prof Dr h wina senjaya, kurikulum dan pembelajaran,bandung, kencana, 2010,halm
31
[6]
Zainal arifin M.pd, konsep dan model pengembangan kurikulum , bandung,
rosida,2011 ,halm 47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar