Sabtu, 14 Juni 2014

KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS KEGIATAN PEMBELAJARAN AQIDAH MI



BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Keterampilan dasar dalam mengajar siswa sangat diperlukan oleh guru  agar interaksi antara guru dan siswa bisa berjalan dengan baik dan siswa tidak merasa tertekan saat belajar sehingga pelajaran dapat ditangkap secara maksimal. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar tidak hanya ditentukan oleh  faktor-faktor yang berhubungan dengan proses pembelajaran saja, melainkan juga ditentukan oleh keterampilan pengelolaan kelas yang dikuasainya. Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan Mengelola kelas terbagi menjadi dua jenis keterampilan yaitu Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal. Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
  1. RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan kelas ?
2.      Apakah tujuan dari pengelolaan kelas ?
3.      Prinsip apa saja yang perlu diperhatikan dalam mengelola kelas ?
4.      Keterampilan apa saja yang harus dimiliki seorang guru ?
  1. TUJUAN PENULISAN
1.      Mendefinisikan pengelolaan kelas.
2.      Menjelaskan tujuan pengelolaan kelas.
3.      Menjelaskan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelola kelas.
4.      Menjelaskan keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki seorang guru.

BAB II
PEMBAHASAN
KETERAMPILAN MENGELOLA  KEGIATAN PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MI

A.    PENGERTIAN PENGELOLAAN KELAS

Pengelolaan Kelas adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa/i sehingga tercipta tujuan Pembelajaran secara efektif dan efisien.
Menurut Wina Sanjaya,”Pengelolaan Kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang dapat mengganggu suasana Pembelajaran”.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, “Pembelajaran Kelas sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar tercapai kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan seperti yang diharapkan”.
Sejalan dengan itu, E. C. Wragg, dalam bukunya mengatakan bahwa, “Pengelolaan Kelas adalah segala sesuatu yang dilakukan guru agar anak beradaptasi, aktif dalam kegiatan belajar mengajar bagaimanapun cara dan bentuknya”. Berdasarkan penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa Pengelolaan Kelas adalah salah satu keterampilan penting yang harus dikuasai guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan sehingga tercapai tujuan Pembelajaran yang diinginkan.[1]

B.     TUJUAN PENGELOLAAN KELAS

Tujuan pengelolaan kelas menurut Suharsimi Arikunto bahwa agar setiap anak kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan Pengajaran secara efektif dan efisien.

Adapun tujuan dalam pengelolaan kelas yaitu :
1.      Mengembangkan kemampuan peserta didik secara optimal.
2.      Menghilangkan hambatan dan pelanggaran secara optimal.
3.      Mempertahankan keadaan yang stabil dalam suasana kelas.
4.      Membimbing perbedaan individu.
5.      Mengatur semua perlengkapan dan peralatan.
Strategi untuk mencapai tujuan tersebut menurut Direktorat Pendidikan menengah Umum (Dikmenum), adalah sebagai berikut :
1.      Guru menata tempat duduk siswa sebelum memasuki Pelajaran.
2.       Guru melakukan interaksi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa.
3.      Guru mengontrol kegiatan siswa setelah memberikan tugas kepadanya.
4.      Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa tentang Pelajaran yang belum diketahui.
5.      Guru memberi teguran kepada siswa yang ribut atau siswa yang mengganggu teman-temannya.
6.      Guru memberikan hukuman dan nasehat kepada siswa yang sering melanggar tata tertib sekolah sewaktu menyampaikan Pelajaran.
7.      Guru dapat menertibkan siswa sesuai dengan pelaksanaan metode mengajar yang sedang berlangsung.
8.      Guru meletakkan alat-alat klasikal seperti gambar-gambar dinding pada tempat yang terjangkau oleh pandangan siswa.[2]

C.    KOMPONEN MENGELOLA KELAS

Keterampilan mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut :
1.      Keterampilan yang berhubungan dengan menciptakan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif).  Keterampilan yang bersifat preventif ini guru dapat menggunakan kemampuan dengan cara :
a)      Menunjukkan sikap tanggap : yaitu tanggap terhadap perhatian, ketertiban, ketidak acuhan, dan ketidak terlibatan siswa dalam tugas-tugas dikelas.
b)      Memberi perhatian, yaitu guru memberi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama.
c)      Memusatkan perhatian kelompok.
d)     Memberi peringatan.
2.      Keterampilan yang berhubungan dengan pengambilan kondisi belajar yang optimal (bersifat refrensif). Keterampilan mengelola kelas yang bersifat fefrensif ini, guru menggunakan keterampilan dengan cara :
a)      Modifikasi tingkah laku.
b)      Pengelolaan kelompok, yaitu guru menggunakan pemecahan masalah kelompok.
c)      Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.[3]

D.    PRINSIP PENGELOLAAN KELAS

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas :
a.        Keluwesan.
Guru harus luwes dalam mengubah strategi mengajarnya sehingga dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan-gangguan siswa serta mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
b.      Kehangatan dan keantusiasan.
Kehangatan dan kentusiasan seorang guru dalam mengajar dapat mempermudah terciptanya iklim kelas yang menyenangkan.
c.        Bervariasi.
Menggunakan variasi dalam proses belajar mengajar.

d.      Tantangan.
Menggunakan kata-kata, tindakan, atau bahan yang menantang.
e.        Penanaman disiplin.
Mendorong peserta didik agar memiliki disiplin diri.
f.        Penekanan hal-hal yang positif.
Penekanan hal-hal yang positif yaitu pemikiran hal-hal positif dan menghindarkan konsentrasi pada hal-hal negative.[4]

  1. HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN KELAS

Dalam pelaksanaan pengelolaan kelas akan ditemui berbagai faktor penghambat. Hambatan tersebut bisa dating dari gurusendiri, peserta didik, lingkungan keluarga ataupun karna faktor fasilitas.
1.      FAKTOR GURU
Faktor penghambat yang datang dari guru dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
a.       Tipe Kepemimpinan Guru
Tipe kepemimpinan guru (dalam mengelola proses belajar mengajar) yang otoriter dan kurang demokratis akan menumbuhkan sikap pasif atau agresif peserta didik. Kedua sikap peserta didik ini akan merupakan sumber masalah pengelolaan kelas.
b.      Format Belajar Mengajar yang Monoton
Format belajar mengajar yang monoton akan menimbulkan kebosanan bagi peserta didik. Format belajar mengajar yang tidak bervariasi  dapat menyebabkan para peserta didik bosan, frustasi/kecewa, dan hal ini akan merupakan sumber pelanggaran disiplin.



c.       Kepribadian Guru
Seorang guru yang berhasil, dituntut untuk bersikap hangat, adil, objektif dan fleksibel sehingga terbina suasana emosional yang menyenangkan dala proses belajar mengajar. Sikap yang bertentangan dengan kepribadian tersebut akan menimbulkan masalah pengelolaan kelas.
d.      Pengetahuan Guru
Terbatasnya pengetahuan guru tentang pengelolaan dan pendekatan pengelolaan, baik yang sifatnya teoritis maupun pengalaman praktis. Mendiskusikan masalah ini dengan teman sejawat akan membantu mereka dalam meningkatkan keterampilan mengelola kelas dalam proses belajar mengajar.
e.       Pemahaman Guru Tentang peserta Didik
Terbatasnya kesempatan guru untuk memahami tingkah laku peserta didik dan latar belakangnya dapat disebabkan karena kurangnya usaha guru uuntuk dengan sengaja memahami peserta didik dan latar belakangnya, mungkin karna tidak tahu caranya ataupun karena beban mengajar guru yang di luar batas kemampuannya yang wajar karena mengajar diberbagai sekolah sehingga guru datang ke sekolah semata-mata untuk mengajar.[5]
2.      FAKTOR PESERTA DIDIK
Faktor lain yang dapat menghambat dalam pengelolaan kelas adalah faktor peserta didik. Peserta didik dalam kelas dapat  dianggap sebagai seorang individu dalam suatu masyarakat kecil yaitu kelas dan sekolah. Mereka harus tahu hak-haknya sebagai bagian dari satu kesatuan masyarakat disamping mereka juga harus tahu akan kewajibannya dan keharusan menghormati hak-hak orang lain dan teman-teman sekelasnya.
Peserta didik harus sadar bahwa kalau mereka mengganggu temannya yang sedang belajar berarti tidak melaksanakan kewajiban sebagai anggota masyarakat kelas dan tidak menghormati hak peserta didk lain untuk mendapat manfaat yang sebesar-besarnya dari kegiatan belajar mengajar.
Kekurang sadaran peserta didik dalam memenuhi tugas dan haknya sebagai anggota suatu kelas atau suatu sekolah dapat merupakan faktor utama penyebab masalah pengelolaan kelas.
Pembiasaan yang baik disekolah dalam bentuk tata tertib yang disetujui dan diterima bersama oleh sekolah dan peserta didik (dengan penuh kesadaran) akan membawa peserta didik tertib.
3.      FAKTOR KELUARGA
Tingkah laku peserta didik didalam kelas merupakan pencerminan keadaan keluarganya. Sikap otoriter orang tua akan tercermin dari tingkah laku peserta didik yang agresif atau apatis. Di dalam kelas sering ditemukan ada peserta didik yang pengganggu dan pembuat rebut. Mereka itu biasanya berasal dari keluarga yang tidak utuh dan kacau (broken-home).
Kebiasaan yang kurang baik di lingkungan keluarga seperti tidak tertib, tidak patuh, kebebasan yang berlebihan ataupun terlalu dikekang akan merupakan latar belakang yang menyebabkan peserta didik melanggar disiplin di kelas. Jelaslah sudah bila tuntutan dikelas atau disekolah berbeda jauh dengan kondisi kehidupan keluarga akan merupakan kesukaran tersendiri bagi peserta didik untuk menyesuaikan diri. Salah penyesuaian (maladjusted) peserta didik terhadap situasi kelas akan merupakan masalah pengelolaan, disinilah letak pentingnya hubungan kerja sama yang seimbang antara sekolah dengan rumah agar terdapat keselarasan antara situasi  dan tuntutan dikelas atau sekolah.[6]
4.      FAKTOR FASILITAS
Faktor fasilitas merupakan penghambat dalam pengelolaan kelas, faktor tersebut meliputi:
a.       Jumlah Peserta Didik Dalam Kelas
Kelas yang jumlah peserta didiknya banyak akan sulit untuk dikelola.



b.      Besar Ruangan Kelas
Ruanga kelas yang kecil dibandingkan dengan jumlah peserta didik dan kebutuhan peserta didik untuk bergerak dalam kelas merupakan hambatan lain bagi pengelola.
c.       Ketersediaan Alat
Jumlah buku yang kurang atau alat lain yang tidak sesuai dengan jumlah peserta didik yang membutuhkannya akan menimbulkan masalah pengelolaan dalam kelas.[7]

  1. 8 (DELAPAN) KETERAMPILAN DASAR YANG HARUS DI MILIKI SEORANG GURU.

Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang mengajar dengan pola tradisional dan mengabaikan keterampilan-keterampilan yang sangat mendasar ini. Padahal 8 (delapan) keterampilan dasar bagi seorang guru sangatlah penting, karena menyangkut efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran, berikut ini penulis menyajikan 8 (delapan) keterampilan dasar bagi seorang guru dalam pengelolaan kelas di kegiatan belajar dan mengajar.[8]
1)      Ketrampilan Bertanya
Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan dengan proses pembelajaran maka kegiatan bertanya jawab antara guru dan siswa, atara siswa ini menunjukan adanya ineraksi dikelas yang di dinamis dan multi arah. Kegiatan bertanya akan lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan cukup berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan opic yang dibicarakan. Tujuan guru mengajukan pertanyaan anatra lain adalah :
1.      Menimbulkan rasa keingintahuan
2.      Merangsang fungsi berpikir
3.      Mengembangkan keterampilan berpikir
4.      Memfokuskan perhatian siswa
5.      Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
6.      Menkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswanya
7.      Merangsang terjadinya diskusi dan memperlihatkan perhatian terhadap gagasan dan terapan siswa sebagai subjek didik.
Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh guru baik itu guru pemula maupun yang sudah opicanal karena dengan mengajukan pertanyaan baik guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari materi serta juga dapat menggugah perhatian siswa atau peserta didik.  Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam ketrampilan bertanya: Bertanya Dasar dan Bertanya Lanjut, Teknik Bertanya, Jenis pertanyaan.
2)      Ketrampilan Memberikan Penguatan
Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Teknik pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal. Penguatan verbal merupakan penghargaan yang dinyatakan dengan lisan, sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan gerakan tubuh, pemberian sesuatu, dan lain-lainnya. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan merupakan penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan. Manfaat penguatan bagi siswa untuk meningkatnya perhatian dalam belajar, membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri. Komponen dan Prinsip-prinsip Keterampilan Memberi Penguatan Komponen-komponen itu adalah : Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari penguatan dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan.

3)      Ketrampilan Mengadakan Variasi
Dalam kegiatan pembelajaran, pengertian variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk memacu dan mengikat perhatian siswa selama pelajaran berlangsung. Tujuan utama guru mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran untuk mengurangi kebosanan siswa sehingga perhatian mereka terpusat pada pelajaran. Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi Keterampilan mengadakan variasi terdiri dari tiga kelompok pokok, yaitu ; Variasi dalam cara/gaya mengajar guru, Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran, Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
4)      Ketrampilan Menjelaskan
Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Komponen-komponen ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu :Merencanakan, hal ini mencakup penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara opic-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan, rumus yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu penjelasan, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan. Pentingnya penguasaan keterampilan menjelaskan bagi guru adalah dengan penguasaan ini memungkinkan guru dapat meningkatkan efektivitas penggunaan waktu dan penyajian penjelasannya, merangsang tingkat pemahaman siswa, membantu siswa memperluas cakrawala pengetahuannya, serta mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan sumber belajar. Kegiatan menjelaskan dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa memahami berbagai konsep, prosedur, dan sebagainya secara objektif, membimbing siswa memahami pertanyaan, meningkatkan keterlibatan siswa, siswa kesempatan untuk menghayati proses penalaran serta memperoleh balikan tentang pemahaman siswa.



5)      Ketrampilan Membuka Dan Menutup Pelajaran
a.      Membuka Pelajaran
Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan penentu keberhasilan jalannya seluruh pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru gagal dalam memperkenalkan pelajaran. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam membuka pelajaran: Hubungan dengan Kelas. Ada banyak hal yang masih memikat perhatian murid di luar ruangan kelasnya. Hal tersebut dapat membuat murid tidak memerhatikan pelajaran yang disampaikan. Untuk mengatasi hal ini, guru dapat menetapkan titik hubungan antara murid dan pelajaran yang disampaikan. Pembukaan pelajaran harus sesuai dengan minat dan kebutuhan murid. Guru juga harus dapat membangkitkan minat belajar sampai murid dapat memusatkan perhatian mereka kepada pelajaran. Pembukaan pelajaran dengan metode yang terbaik pun tidak manfaatnya jika tidak mampu membawa murid untuk memusatkan perhatian mereka. Menghubungkan Pelajaran. Hubungkan pelajaran dengan pelajaran-pelajaran sebelumnya. Setiap pelajaran baru yang diajarkan merupakan bagian dari kurikulum yang sudah ditetapkan. Pelajaran itu harus dihubungkan dengan pelajaran-pelajaran lain agar menarik perhatian murid dan menajamkan pengertian mereka terhadap rangkaian pelajaran tersebut. Dan kita dapat menyajikannya dengan lebih menarik, tetapi penuh dengan keterangan. Penyampaian pokok pelajaran harus menarik minat murid seperti halnya penyampaian pokok berita dalam sebuah surat kabar. Menguraikan Pelajaran. Setelah memperkenalkan pelajaran, guru harus mengajarkan pelajaran sesuai dengan rencana yang telah disiapkan. Mutu persiapan dapat terlihat pada waktu pengajaran itu disampaikan. Satu hal yang perlu diingat, jika tidak ada murid yang belajar dari pengajaran tersebut, itu berarti guru belum mengajarkan pelajaran itu.
b.      Menutup Pelajaran
Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup harus dipertimbangkan dengan sebaik mungkin agar sesuai. Guru perlu merencanakan suatu penutup yang tidak tergesa-gesa dan juga dengan doa sekitar tiga sampai lima menit. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam menutup pelajaran: Merangkum Pelajaran. Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan ringkasan dari pelajaran yang sudah disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah tidak lagi berupa diskusi kelas atau penyampaian garis besar pelajaran, tetapi berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan selama jam pelajaran dengan menekankan fakta dasar pelajaran tersebut. Menyampaikan Rencana Pelajaran Berikutnya. Waktu menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk menyampaikan rencana pelajaran berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan pelajaran untuk pertemuan berikutnya. Diharapkan hal ini dapat merangsang keinginan belajar mereka. Sebelum kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang akan disampaikan minggu depan dan kemukakan rencana-rencana di mana murid dapat mengambil bagian dalam pelajaran mendatang. Bangkitkan minat. Guru tentu ingin murid-muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh semangat. Oleh karena itu, biarkan murid pulang ke rumah mereka dengan satu pertanyaan atau pernyataan yang mengesankan, yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu mereka. Sama seperti seorang penulis yang mengakhiri sebuah bab dalam cerita bersambung, yang membuat pembaca ingin segera tahu bab berikutnya. Dengan cara yang sama, guru dapat mengakhiri pelajarannya dengan penutup yang “berklimaks” sehingga seluruh kelas menantikan pelajaran berikutnya dengan tidak sabar. Memberikan tugas. Tugas-tugas harus direncanakan dengan saksama. Perlu diingat pula sikap guru yang bersemangat dalam memberikan tugas akan mempengaruhi minat dan semangat para anggota kelas.(Benson : 80-85).
6)       Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses kesempatan untuk berpikir, berinteraksi, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.

7)      Ketrampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip Ketrampilan mengelola kelas yaitu, prefentip adalah yang berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran dan  represif, yaitu berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
8)      Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3 sampai 8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa. Format mengajar ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru, adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan pembelajaran. Setiap guru dapat menciptakan format pengorganisasian siswa untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan, (materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas yang tersedia. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip ketrampilan ini adalah: Ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, Ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar, Ketrampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar, Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. [9]
  1. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DALAM PENGELOLAAN KELAS
Setiap keterampilan pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan ini akan muncul jika seorang guru mampu membawa suasana dan terampil dalam mengelola kelas. Namun kekuarangan atau kejelekan pengelolaan kelas ini akan muncul atau guru merasa kewalahan bila belum memahami langkah memahami keterampilan ini.
  1. Kelebihan
·         Sangat efektif dalam pembelajaran
·         Siswa menjadi sangat nyaman bila ini sukses dilakukan
·         Menjadi pembelajaran yang nyaman
·         Siswa menjadi cepat menanggapi setiap pembelajaran yang ada
·         Guru menjadi enak dalam melanjutkan materi selanjutnya
  1. Kekurangan
·         Susah diterapkan
·         Biasanya hanya diterapkan pada tingkat SMP ke atas
·         Perlu menjaga wibawa dan cara bergaul guru
·         Senantiasa fokus pada kelas dan segala permasalahannya[10]

BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Pengelolaan Kelas adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa/i sehingga tercipta tujuan Pembelajaran secara efektif dan efisien. Adapun tujuan dalam pengelolaan kelas yaitu :
1.      Mengembangkan kemampuan peserta didik secara optimal.
2.      Menghilangkan hambatan dan pelanggaran secara optimal.
3.      Mempertahankan keadaan yang stabil dalam suasana kelas.
4.      Membimbing perbedaan individu.
5.      Mengatur semua perlengkapan dan peralatan.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas diamtaranya adalah Keluwesan, Kehangatan dan keantusiasan, Bervariasi, Tantangan, Penanaman disiplin dan Penekanan hal-hal yang positif.
Ada 8 ketrampilan yang harus dimili seorang guru dalam mengelola kelas yakni:
1.      Keterampilan bertanya.
2.      Keterampilan memberikan penguatan.
3.      Keterampilan mengadakan variasi.
4.      Keterampilanmenjelaskan.
5.      Keterampilanmembuka dan menutup pelajaran.
6.      Keterampilan membimbing diskusi kecil.
7.      Keterampilan mengelola kelas.
8.      Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 2008, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif :Rajawali Pres, Jakarta.
Soegito Edi dan Nurani Yuliani, 2007, Kemampuan Dasar Mengajar :  PT. Remaja Rosdakarya Baru, Bandung.
Rohani Ahmad, 2004, Pengelolaan pengajaran (edisi revisi): Rineka Cipta, Jakarta.
Ugdin S. Winataputra dkk., 2002,  Strategi Belajar Mengajar : Universitas Terbuka, Jakarta


[1] Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, (Jakarta :Rajawali Pres. 2008) hlm. 88
[2] Ugdin S. Winataputra, Dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Universitas Terbuka 2002) hlm. 13

[3] Ibid.
[4] Edi Soegito dan Yuliani Nurani, Kemampuan Dasar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007) hal. 17

[5] Ahmad Rohani, Pengelolaan pengajaran (edisi revisi), (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) hal: 155-160
[6] Ibid.
[7] Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar