BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Keterampilan dasar dalam mengajar siswa sangat
diperlukan oleh guru agar interaksi antara guru dan siswa bisa berjalan
dengan baik dan siswa tidak merasa tertekan saat belajar sehingga pelajaran
dapat ditangkap secara maksimal. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar tidak
hanya ditentukan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan proses
pembelajaran saja, melainkan juga ditentukan oleh keterampilan pengelolaan
kelas yang dikuasainya. Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru
untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan keterampilan
untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan Mengelola kelas
terbagi menjadi dua jenis keterampilan yaitu Keterampilan yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dan keterampilan yang
berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal. Tujuan
pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
- RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah
yang dimaksud dengan pengelolaan kelas ?
2.
Apakah
tujuan dari pengelolaan kelas ?
3.
Prinsip
apa saja yang perlu diperhatikan dalam mengelola kelas ?
4.
Keterampilan
apa saja yang harus dimiliki seorang guru ?
- TUJUAN PENULISAN
1.
Mendefinisikan
pengelolaan kelas.
2.
Menjelaskan
tujuan pengelolaan kelas.
3.
Menjelaskan
prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelola kelas.
4.
Menjelaskan
keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki seorang guru.
BAB II
PEMBAHASAN
KETERAMPILAN MENGELOLA KEGIATAN
PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK MI
A. PENGERTIAN
PENGELOLAAN KELAS
Pengelolaan
Kelas adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa/i
sehingga tercipta tujuan Pembelajaran secara efektif dan efisien.
Menurut Wina
Sanjaya,”Pengelolaan Kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya manakala terjadi hal-hal yang
dapat mengganggu suasana Pembelajaran”.
Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto, “Pembelajaran Kelas sebagai suatu usaha yang
dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu
dengan maksud agar tercapai kondisi yang optimal sehingga dapat terlaksana
kegiatan seperti yang diharapkan”.
Sejalan dengan
itu, E. C. Wragg, dalam bukunya mengatakan bahwa, “Pengelolaan Kelas adalah
segala sesuatu yang dilakukan guru agar anak beradaptasi, aktif dalam kegiatan
belajar mengajar bagaimanapun cara dan bentuknya”. Berdasarkan penjelasan diatas dapat
penulis simpulkan bahwa Pengelolaan Kelas adalah salah satu keterampilan
penting yang harus dikuasai guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang
efektif dan menyenangkan sehingga tercapai tujuan Pembelajaran yang diinginkan.[1]
B.
TUJUAN
PENGELOLAAN KELAS
Tujuan
pengelolaan kelas menurut Suharsimi Arikunto bahwa agar setiap anak kelas dapat
bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan Pengajaran secara efektif
dan efisien.
Adapun tujuan
dalam pengelolaan kelas yaitu :
1. Mengembangkan
kemampuan peserta didik secara optimal.
2. Menghilangkan
hambatan dan pelanggaran secara optimal.
3. Mempertahankan
keadaan yang stabil dalam suasana kelas.
4. Membimbing
perbedaan individu.
5. Mengatur semua
perlengkapan dan peralatan.
Strategi untuk mencapai tujuan tersebut menurut Direktorat Pendidikan
menengah Umum (Dikmenum), adalah sebagai berikut :
1.
Guru menata tempat duduk siswa sebelum
memasuki Pelajaran.
2.
Guru melakukan interaksi dengan
memberikan pertanyaan kepada siswa.
3.
Guru mengontrol kegiatan siswa setelah
memberikan tugas kepadanya.
4.
Guru memberikan kesempatan bertanya
kepada siswa tentang Pelajaran yang belum diketahui.
5.
Guru memberi teguran kepada siswa yang
ribut atau siswa yang mengganggu teman-temannya.
6.
Guru memberikan hukuman dan nasehat
kepada siswa yang sering melanggar tata tertib sekolah sewaktu menyampaikan
Pelajaran.
7.
Guru dapat menertibkan siswa sesuai
dengan pelaksanaan metode mengajar yang sedang berlangsung.
8.
Guru meletakkan alat-alat klasikal
seperti gambar-gambar dinding pada tempat yang terjangkau oleh pandangan siswa.[2]
C.
KOMPONEN
MENGELOLA KELAS
Keterampilan
mengelola kelas memiliki komponen sebagai berikut :
1. Keterampilan
yang berhubungan dengan menciptakan dan pemeliharaan kondisi belajar yang
optimal (bersifat preventif).
Keterampilan yang bersifat preventif ini guru
dapat menggunakan kemampuan dengan cara :
a) Menunjukkan
sikap tanggap : yaitu tanggap
terhadap perhatian, ketertiban, ketidak acuhan, dan ketidak terlibatan siswa
dalam tugas-tugas dikelas.
b) Memberi
perhatian, yaitu guru memberi perhatian kepada beberapa kegiatan yang
berlangsung dalam waktu yang sama.
c) Memusatkan
perhatian kelompok.
d) Memberi
peringatan.
2. Keterampilan
yang berhubungan dengan pengambilan kondisi belajar yang optimal (bersifat
refrensif). Keterampilan
mengelola kelas yang bersifat fefrensif ini, guru menggunakan keterampilan
dengan cara :
a) Modifikasi
tingkah laku.
b) Pengelolaan
kelompok, yaitu guru menggunakan pemecahan masalah kelompok.
c) Menemukan
dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.[3]
D.
PRINSIP
PENGELOLAAN KELAS
Ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas :
a. Keluwesan.
Guru harus luwes dalam mengubah
strategi mengajarnya sehingga dapat mencegah kemungkinan munculnya
gangguan-gangguan siswa serta mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang
efektif.
b. Kehangatan
dan keantusiasan.
Kehangatan dan kentusiasan seorang
guru dalam mengajar dapat mempermudah terciptanya iklim kelas yang
menyenangkan.
c. Bervariasi.
Menggunakan variasi dalam proses
belajar mengajar.
d. Tantangan.
Menggunakan kata-kata, tindakan,
atau bahan yang menantang.
e. Penanaman disiplin.
Mendorong peserta didik agar
memiliki disiplin diri.
f. Penekanan hal-hal yang positif.
Penekanan hal-hal yang positif yaitu pemikiran hal-hal
positif dan menghindarkan konsentrasi pada hal-hal negative.[4]
- HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN KELAS
Dalam pelaksanaan pengelolaan kelas akan ditemui
berbagai faktor penghambat. Hambatan tersebut bisa dating dari gurusendiri,
peserta didik, lingkungan keluarga ataupun karna faktor fasilitas.
1.
FAKTOR GURU
Faktor penghambat yang datang dari guru dapat berupa
hal-hal sebagai berikut:
a.
Tipe
Kepemimpinan Guru
Tipe kepemimpinan guru (dalam mengelola proses belajar
mengajar) yang otoriter dan kurang demokratis akan menumbuhkan sikap pasif atau
agresif peserta didik. Kedua sikap peserta didik ini akan merupakan sumber
masalah pengelolaan kelas.
b.
Format
Belajar Mengajar yang Monoton
Format belajar mengajar yang monoton akan menimbulkan
kebosanan bagi peserta didik. Format belajar mengajar yang tidak
bervariasi dapat menyebabkan para
peserta didik bosan, frustasi/kecewa, dan hal ini akan merupakan sumber
pelanggaran disiplin.
c.
Kepribadian
Guru
Seorang guru yang berhasil, dituntut untuk bersikap
hangat, adil, objektif dan fleksibel sehingga terbina suasana emosional yang
menyenangkan dala proses belajar mengajar. Sikap yang bertentangan dengan
kepribadian tersebut akan menimbulkan masalah pengelolaan kelas.
d.
Pengetahuan
Guru
Terbatasnya pengetahuan guru tentang pengelolaan dan
pendekatan pengelolaan, baik yang sifatnya teoritis maupun pengalaman praktis.
Mendiskusikan masalah ini dengan teman sejawat akan membantu mereka dalam
meningkatkan keterampilan mengelola kelas dalam proses belajar mengajar.
e.
Pemahaman
Guru Tentang peserta Didik
Terbatasnya kesempatan guru untuk memahami tingkah
laku peserta didik dan latar belakangnya dapat disebabkan karena kurangnya
usaha guru uuntuk dengan sengaja memahami peserta didik dan latar belakangnya,
mungkin karna tidak tahu caranya ataupun karena beban mengajar guru yang di
luar batas kemampuannya yang wajar karena mengajar diberbagai sekolah sehingga
guru datang ke sekolah semata-mata untuk mengajar.[5]
2.
FAKTOR
PESERTA DIDIK
Faktor lain yang dapat menghambat dalam pengelolaan
kelas adalah faktor peserta didik. Peserta didik dalam kelas dapat dianggap sebagai seorang individu dalam suatu
masyarakat kecil yaitu kelas dan sekolah. Mereka harus tahu hak-haknya sebagai
bagian dari satu kesatuan masyarakat disamping mereka juga harus tahu akan
kewajibannya dan keharusan menghormati hak-hak orang lain dan teman-teman
sekelasnya.
Peserta didik harus sadar bahwa kalau mereka
mengganggu temannya yang sedang belajar berarti tidak melaksanakan kewajiban
sebagai anggota masyarakat kelas dan tidak menghormati hak peserta didk lain
untuk mendapat manfaat yang sebesar-besarnya dari kegiatan belajar mengajar.
Kekurang sadaran peserta didik dalam memenuhi tugas
dan haknya sebagai anggota suatu kelas atau suatu sekolah dapat merupakan
faktor utama penyebab masalah pengelolaan kelas.
Pembiasaan yang baik disekolah dalam bentuk tata
tertib yang disetujui dan diterima bersama oleh sekolah dan peserta didik
(dengan penuh kesadaran) akan membawa peserta didik tertib.
3.
FAKTOR
KELUARGA
Tingkah laku peserta didik didalam kelas merupakan
pencerminan keadaan keluarganya. Sikap otoriter orang tua akan tercermin dari
tingkah laku peserta didik yang agresif atau apatis. Di dalam kelas sering
ditemukan ada peserta didik yang pengganggu dan pembuat rebut. Mereka itu
biasanya berasal dari keluarga yang tidak utuh dan kacau (broken-home).
Kebiasaan yang kurang baik di lingkungan keluarga
seperti tidak tertib, tidak patuh, kebebasan yang berlebihan ataupun terlalu
dikekang akan merupakan latar belakang yang menyebabkan peserta didik melanggar
disiplin di kelas. Jelaslah sudah bila tuntutan dikelas atau disekolah berbeda
jauh dengan kondisi kehidupan keluarga akan merupakan kesukaran tersendiri bagi
peserta didik untuk menyesuaikan diri. Salah penyesuaian (maladjusted) peserta didik terhadap situasi kelas akan merupakan
masalah pengelolaan, disinilah letak pentingnya hubungan kerja sama yang
seimbang antara sekolah dengan rumah agar terdapat keselarasan antara
situasi dan tuntutan dikelas atau
sekolah.[6]
4.
FAKTOR
FASILITAS
Faktor fasilitas merupakan penghambat dalam
pengelolaan kelas, faktor tersebut meliputi:
a.
Jumlah
Peserta Didik Dalam Kelas
Kelas yang jumlah peserta didiknya banyak akan sulit
untuk dikelola.
b.
Besar
Ruangan Kelas
Ruanga kelas yang kecil dibandingkan dengan jumlah
peserta didik dan kebutuhan peserta didik untuk bergerak dalam kelas merupakan
hambatan lain bagi pengelola.
c.
Ketersediaan
Alat
Jumlah buku yang kurang atau alat lain yang tidak
sesuai dengan jumlah peserta didik yang membutuhkannya akan menimbulkan masalah
pengelolaan dalam kelas.[7]
- 8 (DELAPAN) KETERAMPILAN DASAR YANG HARUS DI MILIKI SEORANG GURU.
Pada kenyataannya dewasa ini banyak para guru yang
mengajar dengan pola tradisional dan mengabaikan keterampilan-keterampilan yang
sangat mendasar ini. Padahal 8 (delapan) keterampilan dasar bagi seorang guru
sangatlah penting, karena menyangkut efektifitas pencapaian tujuan
pembelajaran, berikut ini penulis menyajikan 8 (delapan) keterampilan dasar
bagi seorang guru dalam pengelolaan kelas di kegiatan belajar dan mengajar.[8]
1) Ketrampilan
Bertanya
Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui
dan mendapatkan informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Dikaitkan
dengan proses pembelajaran maka kegiatan bertanya jawab antara guru dan siswa,
atara siswa ini menunjukan adanya ineraksi dikelas yang di dinamis dan multi
arah. Kegiatan bertanya akan lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan cukup
berbobot, mudah dimengerti atau relevan dengan opic yang dibicarakan. Tujuan
guru mengajukan pertanyaan anatra lain adalah :
1.
Menimbulkan
rasa keingintahuan
2.
Merangsang
fungsi berpikir
3.
Mengembangkan
keterampilan berpikir
4.
Memfokuskan
perhatian siswa
5.
Mendiagnosis
kesulitan belajar siswa
6.
Menkomunikasikan
harapan yang diinginkan oleh guru dari siswanya
7.
Merangsang
terjadinya diskusi dan memperlihatkan perhatian terhadap gagasan dan terapan
siswa sebagai subjek didik.
Keterampilan bertanya ini mutlak harus dikuasai oleh
guru baik itu guru pemula maupun yang sudah opicanal karena dengan mengajukan
pertanyaan baik guru maupun siswa akan mendapatkan umpan balik dari materi
serta juga dapat menggugah perhatian siswa atau peserta didik. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam
ketrampilan bertanya: Bertanya Dasar dan Bertanya Lanjut, Teknik Bertanya,
Jenis pertanyaan.
2) Ketrampilan
Memberikan Penguatan
Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang
dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Teknik
pemberian penguatan dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara verbal
dan nonverbal. Penguatan verbal merupakan penghargaan yang dinyatakan dengan
lisan, sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan gerakan tubuh, pemberian
sesuatu, dan lain-lainnya. Dalam rangka pengelolaan kelas, dikenal penguatan
positif dan penguatan. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan
memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan merupakan penguatan perilaku
dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan yang tidak menyenangkan.
Manfaat penguatan bagi siswa untuk meningkatnya perhatian dalam belajar,
membangkitkan dan memelihara perilaku, menumbuhkan rasa percaya diri. Komponen
dan Prinsip-prinsip Keterampilan Memberi Penguatan Komponen-komponen itu adalah
: Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian,
penghargaan, persetujuan dan sebagainya. Dan penguatan non-verbal, terdiri dari
penguatan dan gerakan badan, penguatan dengan cara mendekati, penguatan dengan
sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan.
3) Ketrampilan
Mengadakan Variasi
Dalam kegiatan pembelajaran, pengertian variasi
merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan,
yang dimaksudkan untuk memacu dan mengikat perhatian siswa selama pelajaran
berlangsung. Tujuan utama guru mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran
untuk mengurangi kebosanan siswa sehingga perhatian mereka terpusat pada
pelajaran. Komponen-komponen Keterampilan Mengadakan Variasi Keterampilan
mengadakan variasi terdiri dari tiga kelompok pokok, yaitu ; Variasi dalam
cara/gaya mengajar guru, Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran,
Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
4) Ketrampilan
Menjelaskan
Yang dimaksud dengan ketrampilan menjelaskan adalah
penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk
menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya. Komponen-komponen
ketrampilan menjelaskan terbagi dua, yaitu :Merencanakan, hal ini mencakup
penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada
diantara opic-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan, rumus yang sesuai dengan
hubungan yang telah ditentukan. Dan penyajian suatu penjelasan, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : kejelasan, penggunaan contoh dan
ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan. Pentingnya penguasaan
keterampilan menjelaskan bagi guru adalah dengan penguasaan ini memungkinkan
guru dapat meningkatkan efektivitas penggunaan waktu dan penyajian
penjelasannya, merangsang tingkat pemahaman siswa, membantu siswa memperluas
cakrawala pengetahuannya, serta mengatasi kelangkaan buku sebagai sarana dan
sumber belajar. Kegiatan menjelaskan dalam kegiatan pembelajaran bertujuan
untuk membantu siswa memahami berbagai konsep, prosedur, dan sebagainya secara
objektif, membimbing siswa memahami pertanyaan, meningkatkan keterlibatan
siswa, siswa kesempatan untuk menghayati proses penalaran serta memperoleh
balikan tentang pemahaman siswa.
5) Ketrampilan
Membuka Dan Menutup Pelajaran
a. Membuka
Pelajaran
Kalimat-kalimat awal yang diucapkan guru merupakan
penentu keberhasilan jalannya seluruh pelajaran. Tercapainya tujuan pengajaran
bergantung pada metode mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh rencana dan
persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru gagal dalam
memperkenalkan pelajaran. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam membuka
pelajaran: Hubungan dengan Kelas. Ada banyak hal yang masih memikat perhatian
murid di luar ruangan kelasnya. Hal tersebut dapat membuat murid tidak
memerhatikan pelajaran yang disampaikan. Untuk mengatasi hal ini, guru dapat
menetapkan titik hubungan antara murid dan pelajaran yang disampaikan.
Pembukaan pelajaran harus sesuai dengan minat dan kebutuhan murid. Guru juga
harus dapat membangkitkan minat belajar sampai murid dapat memusatkan perhatian
mereka kepada pelajaran. Pembukaan pelajaran dengan metode yang terbaik pun
tidak manfaatnya jika tidak mampu membawa murid untuk memusatkan perhatian
mereka. Menghubungkan Pelajaran. Hubungkan pelajaran dengan pelajaran-pelajaran
sebelumnya. Setiap pelajaran baru yang diajarkan merupakan bagian dari
kurikulum yang sudah ditetapkan. Pelajaran itu harus dihubungkan dengan pelajaran-pelajaran
lain agar menarik perhatian murid dan menajamkan pengertian mereka terhadap
rangkaian pelajaran tersebut. Dan kita dapat menyajikannya dengan lebih
menarik, tetapi penuh dengan keterangan. Penyampaian pokok pelajaran harus
menarik minat murid seperti halnya penyampaian pokok berita dalam sebuah surat
kabar. Menguraikan Pelajaran. Setelah memperkenalkan pelajaran, guru harus
mengajarkan pelajaran sesuai dengan rencana yang telah disiapkan. Mutu
persiapan dapat terlihat pada waktu pengajaran itu disampaikan. Satu hal yang
perlu diingat, jika tidak ada murid yang belajar dari pengajaran tersebut, itu
berarti guru belum mengajarkan pelajaran itu.
b. Menutup
Pelajaran
Jangan akhiri pelajaran dengan tiba-tiba. Penutup
harus dipertimbangkan dengan sebaik mungkin agar sesuai. Guru perlu
merencanakan suatu penutup yang tidak tergesa-gesa dan juga dengan doa sekitar
tiga sampai lima menit. Komponen-komponen dan prinsip-prinsip dalam menutup
pelajaran: Merangkum Pelajaran. Sebagai penutup, hendaknya guru memberikan
ringkasan dari pelajaran yang sudah disampaikan. Ringkasan pelajaran sudah
tidak lagi berupa diskusi kelas atau penyampaian garis besar pelajaran, tetapi
berisi ringkasan dari hal-hal yang disampaikan selama jam pelajaran dengan
menekankan fakta dasar pelajaran tersebut. Menyampaikan Rencana Pelajaran
Berikutnya. Waktu menutup pelajaran merupakan saat yang tepat untuk
menyampaikan rencana pelajaran berikutnya. Guru dapat memberikan kilasan
pelajaran untuk pertemuan berikutnya. Diharapkan hal ini dapat merangsang
keinginan belajar mereka. Sebelum kelas dibubarkan, ungkapkanlah pelajaran yang
akan disampaikan minggu depan dan kemukakan rencana-rencana di mana murid dapat
mengambil bagian dalam pelajaran mendatang. Bangkitkan minat. Guru tentu ingin
murid-muridnya kembali di pertemuan berikutnya dengan penuh semangat. Oleh
karena itu, biarkan murid pulang ke rumah mereka dengan satu pertanyaan atau
pernyataan yang mengesankan, yang dapat membangkitkan minat dan rasa ingin tahu
mereka. Sama seperti seorang penulis yang mengakhiri sebuah bab dalam cerita
bersambung, yang membuat pembaca ingin segera tahu bab berikutnya. Dengan cara
yang sama, guru dapat mengakhiri pelajarannya dengan penutup yang “berklimaks”
sehingga seluruh kelas menantikan pelajaran berikutnya dengan tidak sabar.
Memberikan tugas. Tugas-tugas harus direncanakan dengan saksama. Perlu diingat
pula sikap guru yang bersemangat dalam memberikan tugas akan mempengaruhi minat
dan semangat para anggota kelas.(Benson : 80-85).
6) Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan
berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan
masalah. Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai
suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses kesempatan untuk
berpikir, berinteraksi, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian
diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan
berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.
7) Ketrampilan
Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya
bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Komponen-komponen dan
prinsip-prinsip Ketrampilan mengelola kelas yaitu, prefentip adalah yang
berkaitan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan
pelajaran dan represif, yaitu berkaitan
dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud
agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi
belajar yang optimal.
8) Ketrampilan
Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah
terbatas, yaitu berkisar antara 3 sampai 8 orang untuk kelompok kecil, dan
seorang untuk perseorangan. Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya
hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa dengan siswa. Format mengajar
ini ditandai oleh adanya hubungan interpersonal yang lebih akrab dan sehat
antara guru dengan siswa, adanya kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai
dengan kemampuan, minat, cara, dan kecepatannya, adanya bantuan dari guru,
adanya keterlibatan siswa dalam merancang kegiatan belajarnya, serta adanya
kesempatan bagi guru untuk memainkan berbagai peran dalam kegiatan
pembelajaran. Setiap guru dapat menciptakan format pengorganisasian siswa untuk
kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan,
(materi), kebutuhan siswa, serta waktu dan fasilitas yang tersedia.
Komponen-komponen dan prinsip-prinsip ketrampilan ini adalah: Ketrampilan
mengadakan pendekatan secara pribadi, Ketrampilan mengorganisasi, ketrampilan
membimbing dan memudahkan belajar, Ketrampilan merencanakan dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar, Keterampilan merancang dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran. [9]
- KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DALAM PENGELOLAAN KELAS
Setiap
keterampilan pasti ada kelebihan dan kekurangan. Kelebihan ini akan muncul jika
seorang guru mampu membawa suasana dan terampil dalam mengelola kelas. Namun
kekuarangan atau kejelekan pengelolaan kelas ini akan muncul atau guru merasa
kewalahan bila belum memahami langkah memahami keterampilan ini.
- Kelebihan
·
Siswa
menjadi sangat nyaman bila ini sukses dilakukan
·
Menjadi
pembelajaran yang nyaman
·
Siswa
menjadi cepat menanggapi setiap pembelajaran yang ada
·
Guru menjadi
enak dalam melanjutkan materi selanjutnya
- Kekurangan
·
Susah
diterapkan
·
Biasanya
hanya diterapkan pada tingkat SMP ke atas
·
Perlu
menjaga wibawa dan cara bergaul guru
·
Senantiasa
fokus pada kelas dan segala permasalahannya[10]
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Pengelolaan Kelas adalah untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa/i sehingga tercipta
tujuan Pembelajaran secara efektif dan efisien. Adapun tujuan dalam pengelolaan kelas
yaitu :
1.
Mengembangkan kemampuan peserta didik
secara optimal.
2.
Menghilangkan hambatan dan pelanggaran
secara optimal.
3.
Mempertahankan keadaan yang stabil
dalam suasana kelas.
4.
Membimbing perbedaan individu.
5.
Mengatur semua perlengkapan dan
peralatan.
Ada
beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas diamtaranya
adalah Keluwesan, Kehangatan dan keantusiasan, Bervariasi, Tantangan, Penanaman
disiplin dan Penekanan hal-hal yang positif.
Ada 8
ketrampilan yang harus dimili seorang guru dalam mengelola kelas yakni:
1. Keterampilan
bertanya.
2. Keterampilan
memberikan penguatan.
3. Keterampilan
mengadakan variasi.
4. Keterampilanmenjelaskan.
5. Keterampilanmembuka
dan menutup pelajaran.
6. Keterampilan
membimbing diskusi kecil.
7. Keterampilan
mengelola kelas.
8. Keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perseorangan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto
Suharsimi, 2008, Pengelolaan
Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif
:Rajawali Pres, Jakarta.
Soegito Edi dan Nurani Yuliani, 2007, Kemampuan Dasar Mengajar : PT. Remaja Rosdakarya Baru, Bandung.
Rohani Ahmad, 2004, Pengelolaan pengajaran (edisi revisi): Rineka Cipta, Jakarta.
Ugdin S.
Winataputra dkk., 2002, Strategi Belajar Mengajar :
Universitas Terbuka, Jakarta
http://ilmunyata.blogspot.com/2011/05/makalah-tentang-keterampilan-mengajar.html/06-mei-2014/21:55
WIB.
[1] Suharsimi Arikunto,
Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif,
(Jakarta :Rajawali
Pres. 2008) hlm. 88
[2] Ugdin S. Winataputra, Dkk, Strategi Belajar
Mengajar, (Jakarta : Universitas Terbuka 2002) hlm. 13
[4] Edi Soegito dan Yuliani Nurani,
Kemampuan Dasar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007) hal. 17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar