Selasa, 24 Juni 2014
ANAK YANG DIBUANG
SETRATEGI DAN WAWANCARA P. IPS MI
HASIL OBSERVASI
A.
GAMBARAN UMUM MADRASAH
1.
Visi dan Misi Madrasah
Adapun visi dan misi
yang ingin dicapai oleh MI NW Dasan Agung Mataram, yaitu:
Visi:
a. Mewujudkan generasi
yang sholeh dan sholehah.
b. Berahlaqul karimah,
taqwa kepada Allah SWT.
c. Terampil dan mandiri,
sehat Jasmani dan Rohani.
d. Serta bertanggung
jawab kepadea Agama, Nusa dan Bangsa.
Misi:
a. Menerapkan
pendidikan Agama Islam dengan baik.
b. Meningkatkan
kemampuan dan kualitas Anak didik secara optimal dan berbudi Luhur.
c. Melaksanakan
kegiatan yang benuansa Religius.
d. Menumbuhkan
kedisiplinan peserta didik agar menjadi terampil dan mandiri.
e. Menciptakan
lingkungan Sekolah yang aman, nyaman, rapi, bersih dan menyenangkan.
2.
Sejarah Berdirinya Madrasah
Menurut Hj. Sakmah,
S.Pdi, pada tanggal 10 November 1963 MI NW Dasan Agung berdiri secara resmi. Pada
awalnya MI NW Dasan Agung sudah menyelenggarakan sistem pendidikan
sederhana dalam bentuk
diniyah yang berlangsung penyelenggaraannya di Masjid
Al - Mujahidin Dasan Agung Bawaq Bagek sejak tahun 1956.
Karena perkembangan
diniyah itu sangat pesat dan mendapat dukungan
dari segenap lapisan masyarakat yang ada di Dasan Agung umumnya dan
lingkungan Bawaq Bagek khususnya, maka salah seorang Hamba Allah yang taat dan dermawan
( H. Ramli alm) dengan ikhlas mewakafkan sebidang tanahnya seluas 9,75 are.
Dengan tersebarnya
berita bahwa seorang Hamba Allah telah mewakafkan tanahnya untuk
mendirikan Madrasah maka animo
masyarakat semakin berapi-api untuk membangun gedung madrasah dengan system
swadaya (bergotong-royong) maka dalam waktu yang tidak terlalu lama pembangunan
gedung sebanyak 6 lokal ruang belajar dan 1 lokal ruang kepala madrasah dapat
dirampungkan. Pada tahun pertama pembangunan gedung tersebut rampung jumlah
siswanya sebanyak 252 orang yang dititipkan di Masjid dan rumah warga
masyarakat yang bernama I. Ompo.
Sejak awal pendirian
madrasah, atas kesepakatan dan permintaan warga setempat madrasah yang baru
saja selesai dibangun diserahkan kepada organisasi Nahdlatul Wathan (NW) sesuai
dengan mayoritas organisasi masyarakat yang ada di lingkungan Bawaq Bagek Dasan
Agung Mataram.
Peresmian Madrasah
dihadiri oleh Ketua Umum Dewan Mustasyar PB NW (Maulana Syeikh TG.KH. Muhammad
Zainuddin Abdul Majid) Pancor. Sejak diresmikan keyakinan masyarakat semakin
termotivasi untuk membangun dan mengurus madrasah yang ada di lingkungannya.
Dampak dari peresmian tersebut semangat beramal masyarakat semakin hari semakin
terpacu sehingga kerap kali MI NW Dasan Agung diminta dinegerikan oleh Kantor
Departemen Agama Kabupaten Lombok Barat, namun masyarakat melalui pengurus
Yayasan dengan lantang mengajukan penolakan baik secara lisan maupun secara
tertulis.
Pada tanggal 31
Desember 1993 MI NW Dasan Agung sudah berubah status dari terdaftar
menjadi status diakui. Selanjutnya
mengikuti dinamisasi perkembangan dan kemajuan setahap demi setahap diperoleh,
maka pada tanggal 21 Agustus 2001 MI NW Dasan Agung telah mengikuti akreditasi
untuk menaikkan statusnya dari status diakui menjadi status disamakan dengan MI
Negeri/SD.
Setelah berjalan
proses pembelajaran dari mulai berdirinya hingga sekarang (2011), MI NW Dasan
Agung telah mengalami tiga (3) kali pergantian kepala madrasah yaitu sejak
berdirinya:
a. Hj. Alidah (th. 1963-th. 1971)
b. Hj. Rochani (th. 1971-th. 1995)
c. Hj. Sakmah, S.Pd.I (th. 1995-sekarang)
3.
Letak Geografis
Letak geografis dari MI NW Dasan Agung
ini terletak disebuah perkampungan ditengah kota Mataram bernama Dasan Agung,
yang berlokasi disebelah utara Masjid Islamic Center yang sedang dibangun.
Untuk menuju MI ini kita bisa melewati jalur Selatan, dan Timur.
Dari selatan masuk dari Jebaq Beleq,
kemudian lurus ada dua perempatan, perempatan pertama lurus sebelum perempatan
kedua ada masjid di bawah penurunan dan rumah warga kemudian belok kanan dan
lurus sekitar 50 meter di samping kiri dan kanan terdapat rumah warga dan toko,
kemudian belok kiri sekitar 20 meter di samping kiri dan kanan terdapat
perumahan warga dan sampailah di lokasi yang berada di sebelah kanan jalan.
Kemudian dari timur kita dari jalan
Udayana kemudian belok ke arah kanan yang menuju Pasar Dasan Agung Mataram di
samping ada Pasar Banyak toko-toko dan perumahan kemudian belok ke kanan
sekitar 20 meter di samping kiri dan kanan terdapat perumahan warga dan
sampailah di lokasi tempat Observasi yang berada di sebelah kanan jalan. Karena
letaknya itu berada di tengah-tengah pemukiman penduduk. MI NW Dasan Agung
Mataram berusaha menjadi yang terbaik di antara kerasnya kompetisi antar
sekolah-sekolah umum lainnya.
LAPORAN
Nama Madrasah :
MI NW DASAN AGUNG MATARAM
Mata Pealajaran :
Ilmu Pendidikan Sosial (IPS)
Kelas/Semester :
V/2
Hari/Tanggal :
Jum’at, 30 Mei 2014
Pada
mata pelajaran pembelajaran ips saya sebagai mahasiswa dituntut untuk
mengadakan observasi dan praktik mandiri untuk memenuhi tugas akhir semester.
Saya mewawancarai guru kelas V dalam
mata pelajaran Peringantan Proklamasi Republik Indonesia. Sekaligus sebagai
bahan praktik yang akan saya lakukan di kelas dengan materi di atas.
Adapun
aspek-aspek yang akan saya amati adalah aspek media, metode, model
pemebelajaran atau strategi pemebalajaran, sumber belajar dan evaluasi. Adapun
hasil observasi yang telah saya lakukan terhadap aspek-aspek tersebut adalah
sebagai berikut:
A.
Strategi
Pembelajaran
Pada dasarnya terdapat
dua kategori strategi pembelajaran. Pertama, strategi yang terpusat pada
aktivitas guru. Atau dengan kata lain guru cenderung lebih aktif dan sebaliknya
siswa cenderung pasif disebut ekspositori. Kedua ialah strategi yang tepusat
pada aktivitas siswa. Dalam strategi ini siswa lebih aktif dalam pembelajaran,
sementara guru sekedar memberi sitimulus yang nantinya dapat direspon siswa
disebut heuristik.[1]
Berdasarkan hasil observasi/praktik
yang saya lakukan di kelas 5 MI NW Dasan Agung Mataram, ada beberapa strategi
yang digunakan dalam pembelajaran IPS tergantunga pada materi yang akan
disampaikan. Salah satu straregi yang saya gunakan adalah strategi pembelajaran
berbasis CTL. Dalam strategi kegiatan belajar dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja tidak terbatas di sekolah saja. Salah satu contoh penerapan CTL
dengan pendekatan inquiry adalah dalam materi tentang Peringatan Kemerdekaan
Republik Indonesia.
Siswa di ajak belajar
di luar kelas untuk mempraktikan secara langsung bagaimana cara pembacaan
proklamasi dan proses yang dilakukan sebelum proklamasi dibacakan. Dan dalam
pembelajaran ini anak di uji kenyaliannya apakah peserta malu atau tidak
terhadap teman-temannya. Dalam hal ini beliau mengatakan bahwa guru di sini
hanya berfungsi sebagai pengontrol dan fasilitator. Namun dalam penerapan
pembelajaran seperti ini, guru harus melakukan pengawasan yang ekstra mengingat
pembelajaran dilakukan di luar kelas.
B.
Media
Ada beberapa media yang
sering digunakan dalam pembelajaran IPS. Diantara media-media tersebut adalah:
1.
LCD,
untuk menampilkan materi yang akan disampaikan.
2.
Gambar-gambar
pahlawan dalam materi-materi sejarah kemerdekaan bangsa dan lain-lain.
Dalam penggunaan media terutama LCD dapat
membangkitkan semangat dan minat siswa atau peserta didik dalam mengikuti
kegitan pembelajaran. Agar peserta didik tidak terlalu jenuh di dalam kelas.
C.
Metode
Menurut bahasa, istilah metode sering
diartikan cara. Dalam bahasa arab metode ini dikenal dengan istilah thariqah
yang berarti langkah-langkah strategis mempersiapkan untuk melakukan suatu
pekerjaan. Sedangkan menurut istilah metode pembelajaran adalah cara-cara untuk
menyampaikan materi pembelajaran secara efektif dan efisien, untuk mencapai
tujuan yang ditentukan.[2]
Berdasarkan hasil wawancara ada beberapa
macam metode yang sering digunakan oleh pak Rahman, metode-metode tersebut
ialah:
1. Metode
Ceramah.
Metode ceramah ialah, penerangan dan
penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap kelas. Dengan kata lain dapat
pula dimaksudkan, bahwa metode ceramah atau lecturing
itu adalah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui
penerangan dan penuturan secara lisan oleh pendidik terhadap peserta didiknya.[3]
Beliau mengatakan bahwa metode ini
sering digunakan dalam membuka dan menutup kegiatan pembelajaran. Dan
menjelaskan pengertian dari materi yang diajarkan dan langkah-langkah dalam
praktik yang akan dilakukan
2.
Metode Diskusi
Metode diskusi dalam pendidikan adalah
suatu cara penyajian/ penyampaian bahan pelajaran, dimana pendidikan memberikan
kesempatan kepada para peserta didik/ kelompok-kelompok peserta didik untuk
mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan
atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah.[4]
Dalam diskusi ini peserta didik
dituntut untuk mengetahu tokoh dan peranan apa saja yang dilakukan oleh para
pahlawan sebelum merdeka.
3. Metode Tanya Jawab
Dalam
tanya jawab siswa atau peserta didik melakukan atau mengajukan pertanyaan
terhadap kelompok lain agar apa yang sudah didiskusikan atau yang sudah di
pelajari oleh peserta didik akan selalu di ingat.
4. Metode
Pemberian Tugas.
Metode
pemberian tugas adalah suatu cara dalam kegiatan belajar-mengajar bilamana guru
memberi tugas tertentu dan murid mengerjakannya, kemudian tugas tersebut
dipertanggung jawabkan kepada guru. Dengan cara demikian diharapakan agar murid
belajar secara bebas tapi bertanggung jawab dan murid-murid akan berpengalaman
mengetahui berbagai kesulitan kemudian berusaha untuk ikut mengatasi
kesulitan-kesulitan itu.[5]
Dalam
hal metode pembelajaran, mahasiswa dituntut untuk tidak menggunakan metode
ceramah semata. Karena peserta didik akan merasa bosan dan akhirnya menyebabkan
mereka tidak terlalu berminat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
D.
Sumber
Belajar
Bahwa sumber belajar
siswa ada tiga. Sumber belajar tersebut adalah:
1.
Guru
Guru merupakan sumber
belajar siswa yang paling utama.
2.
Buku
Paket.
Mengenai buku paket bapak
Rahman menggunakan BES yang diberikan oleh pemerintah yang kemudian
ditampilakan dengan LCD saat kegiatan pembelajaran. Untuk belajar peserta didik
dirumah masing-masing peserta didik memiliki buku LKS yang sudah diberan dari
dana BOS. Beliau mengatakan dengan cara tersebut peserta didik akan lebih fokus
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Karena pandangannya tertuju pada materi
yang ditampilkan di depan kelas menggunakan LCD. Jika masing-masing peserta
didik memiliki buku maka mereka akan lebih banyak membaca dan lebih fokus
terhadap apa yang sedang dipelajari.
E.
Evaluasi
Evaluasi merupakan
salah satu hal terpenting dalam pembelajaran. Karena dengan evaluasi kita dapat
mengetahui seberapa tingkat penyerapan dan kepahaman peserta didik terhadap
materi yang disampaikan. Oleh krena itu alangkah baiknya jika setiap akhir
pertemuan diadakan evaluasi. Bentuk-bentuk evaluasi sangat lah beragam. Karna
itu gunakan evaluasi yang siswa atau peserta didik mudah mengerti dan ada
kalanya lebih sulit untuk mengetahui bagaimana peserta didik mencermati atau
kejelian yang dilakukan peserta didik
[1] TIM Dosen PGMI, Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(Mataram : IAIN Matara, 2014), hlm 99-100.
[2] Heri Gunawan, Kurikulum Dan Pembelajaran PAI, (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm 167.
[3] Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, cet.4,
2005), hlm 299.
[4] Ibid, hlm 321
[5] Zakiah Daradjat,dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,
(Jakarta : PT Bumi Aksara,cet.5, 2011), hlm 296.
EVALUASI DAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH MI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikanadalahsalahsatu factor yang sangat menentukan bagi kehidupan manusia,
karena kalau penyelenggaraan pendidikan dapat berhasil dengan baik, maka akan terbentuklah
manusia yang berkepribadian, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta berakhlak
mulia.
Diantara materi pelajaran pendidikan agama yang pokok dan terpenting adalah materi akidah akhlak.
Akidah merupakan dasar islam. Hal ini mengingat bahwa Nabi Muhammad SAW,
diutus kedunia ini untuk menyempurnakan atau meluruskan akidah manusia yang
sudah jauh menyimpang dari ajaran sebenarnya.
B. RumusanMasalah
- Apa itu Evaluasi Pembelajaran Akidah Akhlak ?
- Apasaja Langkah-Langkah dalam Kegiatan Perencanaan Penilaian Hasil Belajar?
- Bagaimana Evaluasi melalui Penilaian Sikap ?
- Apasaja Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar ?
- Bagaimana Pemberian Nilai Hasil Evaluasi ?
- Bagaimana Penerapan Evaluasi Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak?
C. Tujuan
- Untuk mengetahui tentang evaluasi pembelajaran akidah akhlak.
- Untuk mengetahui tentang langkah-langkah dalam kegiatan perencanaan penilaian hasil belajar.
- Untuk mengetahui tentang evaluasi melalui penilaian sikap.
- Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi hasil belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Evaluasi PembelajaranAkidahAkhlak
Pembahasan pada bagian ini akan diarahkan kepada masalah pengertian
evaluasi itu sendiri, yakni menurut bahasa dan menurut istilah dan juga akan
penulis ketengahkan beberapa pendapat para ahli, baik mengenai pengertian
evaluasi maupun pengertian evaluasi pendidikan.
Menurut bahasa kata “evaluasi” berasal dari bahasa Inggris yaitu “to
evaluate” atau “evaluation” yang berarti mengukur, menilai. Sedangkan menurut
istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan
sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan
tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [عَÙ‚َدَ-ÙŠَعْÙ‚ِدُ-عَÙ‚ْدً]
artinya adalah mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut
istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima kuat
dalam lubuk jiwa yang tidak dapat digoncangkan oleh badai subhat
(keragu-raguan). Dalam definisi yang lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu
yang mengharapkan hati membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya
dan yang menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [خلق]
jamaknya [أخلاق] yang
artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan.
Adapun pengertian evaluasi dan evaluasi pembelajaran menurut para ahli
adalah sebagai berikut :
a. Mehren dan
Lehmann mendefenisikan evaluasi adalah
Suatu proses
merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk
membuat alternatif-alternatif keputusan.
b. Menurut
Suharsimi Arikunto, kegiatan evaluasi adalah
Mengukur dan
menilai dan tidak dapat mengadakan penilaian sebelum mengadakan pengukuran.
c. Zuhairini, dkk.
Mengemukakan defenisi evaluasi pendidikan adalah
Sesuatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan didalam
pendidikan agama Islam dan merupakan alat untuk mengukur sampai dimana
penguasaan murid terhadap bahan pendidikan yang telah diberikan.
d. Menurut Norma
E. Gronlund dan Robert L. Linn,. Evaluasi adalah
Proses yang sistematis untuk melakukan pengumpulan, analisis dan
interpretasi terhadap informasi yang dapat menetapkan tingkat pencapaian tujuan
belajar dari pembelajara.
Dari beberapa ungkapan yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut, maka
penulis dapat mengemukakan suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi
atau evaluasi pembelajaran adalah suatu proses yang sistematis untuk
mendapatkan informasi, menilai dan menindaklanjuti hasil belajar siswa yang
ditetapkan silabus atau kurikulum mata pelajaran Akidah Akhlak, dan juga
sebagai pertanggung jawaban terhadap penyelenggaraan pendidikan.
B. Langkah-Langkah
dalam Kegiatan Perencanaan Penilaian Hasil Belajar
Dibawah ini dikemukakan langkah-langkah yang termasuk dalam kegiatan perencanaan
penilaian hasil belajar.
- Merumuskan tujuan penilaian yang hendak dilaksanakan dalam suatu proses belajar mengajar. Rumusan tujuan tersebut berpedoman pada tujuan mata pelajaran yang diasuh oleh guru.
- Menentukan aspek-aspek yang harus dinilai. Penentuan tentang jenis aspek yang harus dinilai ditentukan oleh tujuan penilaian yang dilakasanakan.
- Menentukan metode pengajaran yang akan digunakan berdasarkan aspek-aspek yang akan dinilai. Untuk menilai keterampilan, misalnya dapat digunakan metode observasi.
- Memilih atau menyusun alat-alat (instrumen) penilaian yang akan digunakan sesuai dengan metode yang dipilih. Dalam menerapkan metode observasi, alat-alat yang perlu disiapkan ialah pedoman observasi dan blanko untuk mencatat hasil-hasil yang akan diperoleh dalam observasi.
- Menetapkan frekuensi penilaian. Artinya berapa kali penilaian hasil belajar itu akan dilaksanakan dalam suatu periode tertentu. Hasil ini tergantung pada tujuan yang hendak dicapai. Dalam penilaian hasil belajar suatu pedoman yang tepat digunakan untuk menetapkan frekuensi penilaian ialah struktur dari bahan pelajaran.
Berdasrakan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah rumusan tujuan penilaian yang hendak dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.
Agar suatu pekerjaan evaluasi dapat terlaksana dengan baik dan memperoleh
hasil yang memuaskan kehendaknya terlebih dahulu mengambil langkah-langkah
pelaksanaan evaluasi adalah sebagai berikut :
- Perencanaan Evaluasi
Perencanaan kegiatan / penilaian disekolah menengah berperan penting
terhadap keberhasilan evaluasi. Sebelum guru melaksanakan kegiatan evaluasi
hendaknya terlebih dahulu membuat perencanaan evaluasi agar dalam pelaksanaan
evaluasi tersebut nantinya dapat terlaksana dengan baik. Setelah perencanaan
evaluasi tersebut dibuat, maka hal yang harus dibuat oleh guru berikutnya
adalah membuat materi itu sendiri.
Dalam kegiatan penilaian disekolah ada bentuk soal tes yang disusun oleh
guru yang memegang mata pelajaran dan ada bentuk soal tes yang disusun oleh tim
penyusun tes (tes standar) yang biasanya digunakan secara nasional atau
regional.
Kalau soal tes itu disusun oleh tim penyusun tes (tes standar), maka tugas
guru adalah tinggal melaksanakan tes tersebut. Tapi kalau soal itu disusun oleh
guru yang memegang mata pelajaran, maka kewajiban para guru untuk menyusun
materi soal yang berkaitan dengan mata pelajaran yang dipegangnya.
Setelah guru menetapkan tujuan penilaian, apakah tes tersebut untuk
formatif atau untuk penentuan keberhasilan hasil (sumatif), maka guru harus
pula menentukan seberapa luas lahan yang akan dikeluarkan dalam tes, kemudian
menetapkan metode apa yang digunakan, apakah dengan metode tes ataukah dengan
metode non tes. Kalau dengan metode tes, maka tes tertulis, tes lisan ataukah
tes perbuatan. Setelah semua langkah tersebut dilaksanakan, maka guru
menetapkan lagi bentuk yang bagaimana tes itu diberikan apakah obyektif maka
obyektif yang bagaimana, apakah pilihan ganda, menjodohkan atau jawaban
singkat.
Agar tes yang disusun dapat menggambarkan langkah-langkah diatas, maka
sebelum menyusun soal tes terlebih dahulu hendaknya guru membuat blue print
(rencana induk) dari tes yang disusun.
Setelah penulis menguraikan penyusunan soal tes secara umum diatas, maka
dapat disimpulkan langkah-langkah penyusunan soal sebagai berikut :
a. Menentukan
pokok bahasan yang akan ditentukan
b.
Menyusun kisi-kisi
c.
Menulis soal
d.
Merakit soal menjadi perangkat tes
e.
Menyusun pedoman penskoran
f. Menyusun soal
dengan terakhir.
C. Evaluasi melalui Penilaian Sikap
Aspek yang
dinilai melalui
sikap ini adalah
mencakup ketiga aspek pengetahuan (kognitif), aspek keterampilan (psikomotor)
dan aspek sikap (afektif).
Aspek kognitif ini yakni yang berhubungan dengan cara berpikir siswa
terhadap bahan pengajaran yang telah diajarkan. Dalam hal ini dapat dibedakan
menjadi 6 aspek yaitu:
- Recall (ingatan)
Adapun yang
dimaksud dengan pengetahuan (recall) hapalan atau yang dikatakan Bloom
dengan istilah knowledge ialah tingkat kemampuan yang hanya meminta
respon atau testee untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta atau
istilah-istilah tanpa harus mengerti atau dapat menilai atau dapat
menggunakannya.
Misalnya : B – S Rukun Islam yang ke-4
adalah bayar zakat.
- Comprehension (pemahaman)
Aspek pemahaman atau komprehensi adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan
testee mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.
Misalnya : Sifat boros dapat
menimbulkan .......
a. Kemalasan
b. Kemiskinan
c. Kebodohan
- Aplication (penerapan)
Aspek aplikasi atau penerapan adalah testee atau responden dituntut
kemampuannya untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahuinya
dalam situasi yang baru baginya.
Misalnya :Seseorang sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dituntut oleh
rasa kemanusiaannya untuk .....
a. Mencari nafkah
b.
Menghormati dan menghargai orang lain
c. Menaati
undang-undang
- Analisis
Aspek analisis adalah pertanyaan yang menuntut siswa untuk berpikir kritis
dan mendalam untuk mengemukakan suatu kesimpulan dengan cara mencari dan
mengidentifikasi masalah yang ditimbulkan.
Misalnya : Analisa mengenai peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Mekkah ke
Madinah.
- Sintesis
Aspek sentesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam
suatu bentuk yang menyeluruh. Berpikir sentisis merupakan salah satu terminal
untuk menjadikan orang lebih kreatif.
Misalnya : Apa yang akan terjadi jika seseorang tidak menghargai dan
menghormati pendapat orang lain dalam suatu keputusan?
- Evaluasi.7
Aspek evaluasi adalah pernyataan yang memberikan penilaian, menentukan,
menafsirkan, mempertimbangkan, membandingkan, memutuskan dan
mengargumentasikan.9
Misalnya : Bagaimana pendapatmu jika seseorang tidak menaati aturan agama
ataupun aturan pemerintah?
D.
Pelaksanaan Evaluasi Hasil
Belajar
mempelajari tentang perencanaan
evaluasi dan teknik penguasaan tes, maka langkah selanjutnya adalah
melaksanakan tes itu sendiri. Untuk tes formatif pelaksanaannya tidak
membutuhkan perencanaan dan langkah yang kompleks, karena pelaksanaan dan
penyusunan soal itu dilakukan oleh guru mata pelajaran masing-masing, tetapi
untuk tes sumatif membutuhkan perencanaan dan kerjasama dari semua staf
sekolah.
Dalam hal ini kepala sekolah sebagai penanggung jawab bagi pelaksanaan tes
yang akan memberi tugas kepada beberapa guru yang ditunjuk sebagai petugas
pelaksana.
Dalam pelaksanaan tes sumatif teknik tes yang sering digunakan mencakup
tiga macam, yaitu : tertulis, lisan dan perbuatan. Namun dari ketiga macam
teknik tersebut yang paling sering digunakan adalah teknik tertulis.
Untuk hal itu langkah-langkah yang perlu diperhatikan sebelumnya adalah :
a. Pembentukan
tugas pelaksana
b. Penyusunan
naskah soal
c. Penyusunan
jadwal pelaksanaan tes
d. Memperbanyak
soal
e. Penyusunan
jadwal pengawas
f. Pelaksanaan
testing.
Dalam hal ini kepala sekolah menunjuk langsung kepada guru yang dianggap
memiliki pengalaman dan yang bertugas membuat jadwal tes, memperbanyak soal,
membuat jadwal pengawas, menentukan skor dan lain-lain. Setiap guru membuat
soal tes dari mata pelajaran yang diajarkan untuk kelas yang dipegang. Kemudian
soal tes itu dikirim kepada petugas pelaksana dan disesuaikan dengan waktu yang
tersedia dari masing-masing mata pelajaran, kemudian menentukan jadwal
pelaksanaan tes yakni hari, tanggal, tes, jam tiap mata pelajaran dan pembagian
masing-masing mata pelajaran.
Dalam memperbanyak soal yang perlu dijaga adalah kerahasiaan soal, jangan
sampai soal-soal tersebut sudah diketahui oleh siswa sebelum tes dilaksanakan.
Menentukan jadwal petugas pengawas dan pengawas umum yang bertugas memperbaiki
bila ada kekeliruan atau salah cetak pada soal-soal tes, hingga tiba saatnya
pelaksanaan tes.
Namun, sebelumnya ada beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu pengaturan
ruangan, pengaturan tempat duduk, penempatan nomor-nomor tes dan absen para
peserta.
Sedangkan kedua tes lain yaitu tes lisan dan tes perbuatan cara, cara
pelaksanaannya tidak memerlukan ketentuan seperti yang diuraikan diatas. Karena
pada tes lisan dan tes perbuatan penilainya dilakukan langsung oleh guru mata
pelajaran yang bersangkutan dengan ketentuan-ketentuan tersendiri yakni dengan
menggunakan format pertanyaan pada tes lisan.
E.
Pemberian Nilai Hasil Evaluasi
Setelah pelaksanaan evaluasi berakhir, kecuali pada tes lisan dan tes
perbuatan yang telah dinilai langsung, maka langkah salanjutnya adalah
mengoreksi atau memberi nilai/angka pada setiap hasil tes siswa. Karena skor
telah dietntukan terlebih dahulu, maka tugas guru hanya tinggal membandingkan
antara skor yang dicapai oleh siswa dengan skor secara keseluruhan.
Dalam pemberian nilai atau koreksi hasil evaluasi ini digunakan dua macam
cara yaitu dengan cara pemberian angka tanpa bobot dan dengan cara pemberian
angka dengan menggunakan bobot.
a. Pemberian angka
tanpa bobot
Dalam hal ini setiap butir soal angka dengan rentangan 1 – 10 tanpa melihat
derajat kesukaran (bobot) dari masing-masing butir sola tes.
b. Pemberian angka
dengan bobot
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah tingkat kesukaran
masing-masing soal tes. Angka bobot disesuaikan dengann tingkat kesukaran soal
tes dengan rentangan nilai 1 – 10 yang disesuaikan lagi dengan mutu jawaban
yang diberikan. Kemudian angka yang dicapai siswa dikalikan dengan angka bobot
masing-masing soal tes.
F.
Penerapan evaluasi pembelajaran dalam mata pelajaran akidah akhlak
Untuk mengetahui kompetensi peserta didik sebagai hasil pembelajaran Aqidah Akhlaq, perlu dilakukan penilaian dengan rambu-rambu sebagai berikut:
- Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian kemajuan belajar dan penilaian hasil belajar peserta didik yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan perilaku mereka.
- Penilaian kemajuan belajar merupakan pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemmpuan dasar yang dicapai peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam kurun waktu, unit satuan, atau jenjang tertentu.
- Penilaian hasil belajar Aqidah Akhlaq adalah upaya pengumpulan informasi untuk menntukan tingkat penguasaan peserta didik terhadap suatu kompetensi meliputi: pengetahuan, sikap dan nilai. Penilaian hasil belajar ini di lakukan sepenuhnya oleh Madrasah yang bersangkutan. Hasil penilaian dijadikan sebagai pertimbangan utama dalam memasuki pembelajaran jenjang berikutnya.
- Penilaian hasil belajar Aqidah Akhlaq secara nasional dilakukan dengan mengacu kepada kompetensi dasar, hasil belajar, materi standar dan indikator yang telah di tetapkan di dalam Kurikulum Nasional. Penilaian tingkat nasional berfungsi untuk memperoleh informasi dan data tentang mutu hasil penyelenggaraan mata pelajaran Aqidah Akhlaq.
- Teknik dan instrument penilaian yang digunakan adalah yang dapat mengukur dengan tepat kemampuan dan usaha belajar peserta didik.
- Penilaian dilakuakan melalui tes dan non tes.
- Pengukuran terhadap ranag afektif dapat dilakukan dengan menggunakan cara non tes, seperti skala penilaian, observasi dan wawancara.
- Penilaian terhadap ranah psikomotorik dengan tes perbuatan dengan menggunakan lembar pengamatan atau instrumen lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evaluasi
merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan
menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk
memperoleh kesimpulan
- Merumuskan tujuan penilaian yang hendak dilaksanakan dalam suatu proses belajar mengajar.
- Menentukan aspek-aspek yang harus dinilai.
- Menentukan metode pengajaran yang akan digunakan berdasarkan aspek-aspek yang akan dinilai.
- Memilih atau menyusun alat-alat (instrumen) penilaian yang akan digunakan sesuai dengan metode yang dipilih. Menentukan kriteria yang akan digunakan, seperti skala lima, skala sebelas atau skala seratus.
Menetapkan frekuensi penilaian.
Aspek kognitif ini yakni yang berhubungan dengan cara berpikir siswa
terhadap bahan pengajaran yang telah diajarkan. Dalam hal ini dapat dibedakan
menjadi 6 aspek yaitu:
1. Recall
(ingatan)
- Comprehension (pemahaman)
- Aplication (penerapan)
- Analisis
- Sintesis
- Evaluasi.
Untuk tes formatif pelaksanaannya tidak membutuhkan perencanaan dan langkah
yang kompleks, karena pelaksanaan dan penyusunan soal itu dilakukan oleh guru
mata pelajaran masing-masing, tetapi untuk tes sumatif membutuhkan perencanaan
dan kerjasama dari semua staf sekolah.
Dalam pelaksanaan tes sumatif teknik tes yang sering digunakan mencakup
tiga macam, yaitu : tertulis, lisan dan perbuatan. Namun dari ketiga macam
teknik tersebut yang paling sering digunakan adalah teknik tertulis.
Dalam pemberian nilai atau koreksi hasil evaluasi ini digunakan dua macam
cara yaitu dengan cara pemberian angka tanpa bobot dan dengan cara pemberian
angka dengan menggunakan bobot.
DAFTAR PUSTAKA
Kunandar, Guru Profesional. (Jakarta : Rajawali
Press, 2007)
Ngalim, MP. Prinsip-Prinsip dan teknik Evaluasi
Pengajaran. (Bandung : Remaja Rosdakarya)
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
(Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2001)
Langganan:
Postingan (Atom)