BAB II
PEMBAHASAN
2.1
MATERI
GENETIK
Material genetik
bakteri terdiri atas kromosom dan plasmid. Keduanya terdiri atas DNA. Dua
fungsi utama materi genetik adalah replikasi dan ekspresi. Material genetik
harus bereplikasi secara akurat sehingga dihasilkan 2 replikan (anakan) yang
identik dengan induknya. Materi genetik juga terekspresi dalam bentuk karakter
terobservasi atau fenotip.
1.
Kromosom
Kromosom bakteri mempunyai beratnya 2-3% dari berat
kering satu sel, pada sel haploid (prokariot) bersifat kromosom tunggal dan
tidak berpasangan. Berbentuk sirkuler, panjangnya ± 1mm, beratnya 2-3% dari
berat kering satu sel, disusun sekitar 4 juta kpb DNA, makromolekul yang sangat
banyak ini dikemas agar tidak berubah dalam bentuk superkoil (± 70-130
superkoil domain) (Syahrurachman, 1994). Kebanyakan gen prokariota terdapat
pada kromosom, yang terletak dalam suatu bagian pusat sitoplasma, yang
dinamakan daerah nuklear atau nukleoid untukn membedakannya dari
membran-pengikat nukleus pada sel eukariotik. Jumlah nukleoid dalam sel bakteri
dapat lebih dari satu, tergantung kecepatan pertumbuhan dan ukuran sel.
Nukleoid berisi gen yang penting untuk pertumbuhan bakteri.
2.
Plasmid
Plasmid adalah material genetik ektrakromosomal. Ukuran plasmid lebih kecil
daripada kromosom. Plasmid biasanya mengkode polipeptida yang tidak penting
bagi pertumbuhan secara langsung. Plasmid berbentuk sirkuler, tetapi terdapat
plasmid berbentuk linier seperti terlihat pada Borrelia dan Streptomyces.
Plasmid dibedakan menjadi 2, yaitu plasmid konjugatif dan non-konjugatif.
Plasmid konjugatif adalah plasmid yang mampu didonorkan ke resepien, sedangkan
plasmid non-konjugatif tidak
dapat didonorkan. Plasmid non-konjugatif biasanya berukuran kurang dari
7,5 kbp dan biasanya berjumlah banyak (10-20 perkromosom). Plasmid
didistribusikan secara acak ke sel anakan.
Meskipun plasmid tidak berperan langsung dalam pertumbuhan, tetapi
plasmid memiliki fungsi penting secara medis. Fungsi penting plasmid secara medis,
yaitu kemampuan plasmid mengkode polipeptida resistensi antibiotik, toksin,
struktur permukaan sel untuk perlekatan dan kolonisasi. Plasmid yang berperan
dalam resistensi antibiotika disebur plasmid R atau faktor R.
2.2
STRUKTUR DNA DAN RNA
DNA (ASAM
DEOKSIRIBONUKLEAT)
DNA/ Kromosom bakteri lebih banyak
diteliti dari pada kromosom organisme lain. DNA bakteri mampu mengkode
1000-3000 polipeptida yang berbeda-beda. DNA bakteri merupakan molekul berantai
ganda yang sirkuler. Struktur Dna bakteri tidak merupakan bentuk sederhana
tetapi merupakan belitan yang tidak teratur dalam sitoplasma. James Watson dan
Francis Crick (1953) telah menemukan struktur DNA yang berupa dua untai pita
DNA terpilin. Penemuan ini merupakan titik awal revolusi biologi karena
merupakan penemuan struktur DNA ini sangat penting untuk mempelajari dan
memahami bagaimana informasi genetik dapat dipindahkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya serta bagaimana DNA dapat mengendalikan replikasinya.
Replikasi informasi herediter di
dalam sel melibatkan sintesis molekul DNA baru yang mempunyai urutan nukleotida
sama seperti genom sel inangnya. Molekul DNA adalah makromolekul yang mempunyai
informasi herediter suatu sel. DNA ini tersusun oleh sub unit-sub unit yang
disebut dengan nukleotida atau deoksiribonukleotida. Urutan nukleotida
menentukan kespesifikan suatu informasi herediter dan berisi mekanisme untuk
mengendalikan eksperi genetik.
Masing-masing deoksiribonukleotida
terdiri dari basa nitrogen (asam nukleat), gula deoksiribosa, dan gugus fosfat.
Basa asam nukleat terdiri dari basa purin terdiri : Adenin (A) dan guanin (G)
yang mempunyai dua cincin. Dan pirimidin terdiri atas : timin (T) dan sitosin
(C) yang hanya mempunyai satu cincin. Purin dan pirimidin merupakan molekul
heterosiklis karena mengandung dua macam atom C dan N. Basa asam nukleat
menempel pada deoksiribosa membentuk deoksiribonukleosida. Deoksiribonukleosida
ini bergabung dengna gugus fosfat pada atom C5 membentuk subunit deoksiribonukleotida
DNA.
RNA (ASAM
RIBONUKLEAT)
Asam nukleat lainnya yang dijumpai
secara alamiah ialah asam ribonukleat (RNA). Bedaanya dari DNA ialah :
1. Biasanya berutasan tunggal
2. Komponen gula pada nukloetida yang membentuk RNA
adalah ribosa, dan bukan deoksiribose. Ribose adalah sama dengan deoksiribose
kecuali adanya gugusan hidroksil pada atom karbon nomor 2
3. Basa bernitrogen pirimidin yang dijumpai pada nukleotida yang membentuk RNA ialah urasil
bukan timin.
2.3 REPLIKASI DNA
Replikasi DNA berarti
penggandaan. Ada 3 model replikasi DNA yaitu :
1. Model konservatif.
Model ini menyatakan bahwa 2 rantai DNA bereplikasi tanpa memisahkan
rantai-rantainya.
2. Model semi konservatif.
Model ini menyatakan bahwa 2 rantai DNA berpisah kemudian bereplikasi.
3. Model dispersi.
Model ini menyatakan
bahwa DNA terpecah menjadi potongan-potongan yang kemudian bereplikasi.
Meselson dan Stahl membuktikan bahwa DNA bereplikasi sesuai model semi-konservatif.Replikasi model semi konservatif dimulai pada
suatu situs tertentu yang sudah pasti pada kromosom bakteri yang disebut titik
pangkal kedua utas DNA memisah pada situs ini membentuk struktur berbentuk Y.
Titik persimpangannya disebut titik tumbuh.Replikasi bergerak berurutan dari
titik tumbuh, baik pada satu arah atau dua arah.Titik asal dan titik tumbuh
terikat pada membran sel dan situlah kedua utusan tersebut
diduplikasikan.Masing-masing utasan mempunyai urutan basa yang komplementer
terhadap urutan basa pada utasan-utasan DNA yang mula-mula (Pelczar, 2009).
Enzim DNA polymerase nemanbahkan nukleotida pada ujung hidroksil-3'
utasan atau utasan–utasan DNA yang sedang berreplikasi, jadi mensintenis
utasan-utasan DNA dengan arah 5' ke 3'.Sejauh ini belum ditemukan polymerase
yang mereplikasi dengan arah 3' ke 5'.Sintesis DNA bersifat sinambung.Selain
mekanisme replikasi DNA yang baru saja diuraikan, inisiasi (pengawwalan)
replikasi DNA membutuhkan suatu pancing atau pemula yaitu sepotong pendek RNA
yang disentesis oleh RNA polymerase dan komplementer terhadap DNA.Dengan adanya
pemula ini, DNA polymerase dapat mulai mensisntesis duoksiribonukleotida.Sekali
pancingan mengena, DNA polymerase lalu mencerna RNA tersebut dapat
menggantikannya dengan DNA. Berpartisipasinya RNA sebagai pancing tampaknya
ekstensif karena setiap fragmen okazaki juga mengandung sebagian RNA sebagai
pancing (Micheal Pelczar, 2009).
Bila titik-titik tumbuh telah bergerak di seluruh panjang molekul DNA,
maka terbentuk dua molekul DNA yang lengkap.Setiap molekul berutasan ganda
mengandung salah satu dari utasan asli atau satu utasan baru(Micheal Pelczar, 2009).
2.4
EKSPRESI GEN
Transkripsi
Transkripsi adalah langkah pertama dalam ekspresi genetis.DNA
ditranskripsi menjadi RNA. Pita DNA yang menjadi cetakan disebut DNA template. Karena RNA hasil transkripsi
membawa “pesan” untuk ditranslasi, maka RNA tersebut disebut RNA messenger (mRNA). Urutan basa mRNA sama
dengan urutan basa DNA non-template,
kecuali timin diganti urasil. Enzim yang berperan dalam sintesis mRNA adalah
enzim RNA polimerase. Urutan DNA yang ditranskrip dapat terdiri atas 1 gen atau
lebih. Transkripsi yang multigen terjadi pada gen-gen yang terekspresi dalam
suatu paket fungsional.
Transkripsi DNA terdiri atas 3 tahap, yaitu inisiasi, pemanjangan, dan
penghentian. Inisiasi melibatkan pengikatan RNA polimerase ke DNA template. Elongasi adalah proses
sintesis mRNA oleh RNA polimerase. Penghentian meliputi penghentian pemanjangan
dan pelepasan mRNA dari DNA template.
Translasi
Translasi, yaitu
langkah berikut nya didalam ekspresi gan adalah proses pengarahan sintensis
protein oleh informasi genetis yang sekarang ada pad molekul mRNA.
Bila keempat basa yang
berbeda-beda pada nukleotida-nukleodtida mRNA itu ditata dalam suatu deretan,
maka setiap deret yang terdiri dari 3 basa disebut kodon, mampu menetapakan
suatu amino tertentu. Karena ada empat macam basa yang berbeda-beda, jumlah
deret berbasa tiga tersebut yang mungkin terbentuk adalah 43, atau
64 macam. Triplet-triplet basa ini masing-masing menetapkan suatu asam amino
tertentu, merupakan sandi genetis.Sandi ini mungkin bersifat universal bagi
semua spesies organisme hidup.
Kode pertama
|
Kode kedua
|
Kode ketiga
|
|||
U
|
C
|
A
|
G
|
||
U
|
Fenilalanin
Fenilalanin
Leusin
Leusin
|
Serin
Serin
Serin
Serin
|
Tirosin
Tirosin
Stop
Stop
|
Sistein
Sistein
Stop
Triptofan
|
U
C
A
G
|
C
|
Leusin
Leusin
Leusin
Leusin
|
Prolin
Prolin
Prolin
Prolin
|
Histidin
Histidin
Glutamin
Glutamin
|
Arginin
Arginin
Arginin
Arginin
|
U
C
A
G
|
A
|
Ileusin
Ileusin
Ileusin
Metionin
|
Treonin
Treonin
Treonin
Treonin
|
Asparagin
Asparagin
Lisin
Lisin
|
Serin
Serin
Arginin
Arginin
|
U
C
A
G
|
G
|
Valin
Valin
Valin
Valin
|
Alanin
Alanin
Alanin
Alanin
|
Aspartat
Aspartat
Glutamat
Glutamat
|
Glisin
Glisin
Glisin
Glisin
|
U
C
A
G
|
2.5 MUTASI
Mutasi adalah perubahan spontan pada
gen suatu makhluk hidup/bakteri. Sebagai contoh yang sederhana adalah adanya
koloni bakteri Serratia marcescens yang berwarna putih diantara koloni yang
berwarna merah. Jika koloni putih tersebut diisolasi dan kemudian diteliti
sifat-sifatnya serta dibandingkan dengan bakteri dari koloni merah, maka
sifat-sifat selain pigmentasinya sama. Bakteri dari koloni putih tersebut
dikatakan mutan kadang-kadang mutan putih tersebut dapat kembali menjadi merah.
Peristiwa ini dinamakan mutasi balik
Perubahan-perubahan karena mutasi
dapat dibedakan dengan modifikasi (perubahan tidak menurun) yang disebabkan
karena faktor lingkungan. Dalam hal modifikasi semua sel akan mengalami
perubahan fenotif, sedangkan pada mutasi hanya sebgian kecil dari populasi. Ada
dua macam mutasi yaitu mutasi selektif dan mutasi tidak selektif Mutasi
selektif ialah mutasi yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup bakteri
tersebut. Mutasi ini terjadi pada keadaan lingkungan tertentu misalnya adanya
antibiotika.Mutan tersebut dapat tumbuh dengan adanya antibiotika dalam dosis
tertentu yang dapat menghambat dan membunuh sel induknya.Mutasi ini dinamakan
juga mutasi buatan.Mutasi tidak selektif ialah mutasi yang tidak mempunyai
sifat yang lebih menguntungkan atau merugikan dibandingkan dengan pertumbuhan
sel induknya.Mutasi ini disebut juga mutasi alami, tanpa campur tangan manusia.
Mekanisme terjadinya mutasi
(mutagenesis).Sel yang mengalami mutasi (mutan) mengalami perubahan urutan
nukleotida dari DNA nya.Bagian DNA yang mengalami perubahan tersebut dinamakan
muton. Perubahan ini akan mempengaruhi sebagian dari aktivitas sel, misalnya
susunan asam amino dari polipeptida/ protein. Ditinjau dari perubahan
nukleotida atau basa DNA maka dapat dikenal macam-macam perubahannya, yaitu
mutasi titik. Pertukaran, pengurangan, pengisian, pembalikan
Mutasi titik adalah mutasi yang
disebabkan perubahan-perubahan atau pengurangan satu basa DNA saja.Misalnya adenin
diganti dengan guanin atau timin diganti dengan sitosis.Pengaruh dari perubahan
tersebut tergantung dari letak basa DNA pada gen. Perubahan tersebut dapat
tidak dipengaruhi produksi protein atau mempengaruhi urutan asam amino dari
protein atau tidak menghasilkan protein tertentu. Jika perubahan basa DNA tidak
mempengaruhi produksi protein atau gejala fenotif lain maka mutasi inya
dinamakan mutasi bisu. Mutasi ini kemungkinan karena perubahan kodon yang
terjadi tetap mengkode asam amino yang samaProses pertukaran, pengurangan,
penambahan dan pembalikan dapat berlangsung secara sederhana artinya meliputi
satu atau beberapa basa DNA saja atau mencakup beratu-ratus DNA.Mutagenesis
dapat terjadi karena adanya senyawa mutagen, sinat ultra violet, cat akredin
dan sebagianya.Ada beberapa macam mekanisme mutasi yaitu:
1. Mutasi
Spontan
Mutasi spontan dapt terjadi setiap
108-109 pasangan DNA dan diperoleh satu mutan. Mutasi ini
disebabkan karena terjadi kerusakan fisik pada DNA, terjadi perpindahan posisi
DNA , kesalahan oleh enzim pada waktu terjadi replikasi. Sehingga urutan DNA,
maupum pasangan basa berubah atau berbeda bentuk yaitu dari bentuk amino
menjadi imine, yang disebut tautomer.
2. Mutagenesis
dengan basa analog
Basa analog adalah senyawa yang
mirip dengan basa pada DNA, tetapi susunannya berdeda.
3. Mutagenesisi
kimia
Senyawa mutagen adalah agenesia yang
mampu meningkatkan frekuensi mutasi.Karena senyawa mutagen bereaksi dengan satu
basa atau lebih basa DNA.Senyawa mutagen dapat berupa asam nitrit,
hidroksilamin, etil, sulfonat, dan lain-lain.
4. Mutagenesisi
karena perubahan pola pembacaan (reading frame shiff)
Akredin merupakan cat yang dapat
menyebabkan terjadinya mutasi karena senyawa akredin mempunyai bentuk sama
dengan basa DNA, sehingga molekul ini dapat disisipkan diantara dua pasangan
basa DNA dan menghilangkan sebagian basa, lalu akan terjadi pola pembacaan.
5. Mutagenesis
karena radiasi
Mikrobia bila ditumbuhkan dalam
kondisi alam dan terkena sinar ultra violet dapat menyebabkan perubahan DNA,
sehingga menimbulkan mutasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar