Jumat, 21 Februari 2020

Laporan PPL


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dalam usaha mencerdaskan kehiduppan bangsa, tugas guru sebagai pendidik tidaklah dapat dikatakan ringan, sebab tidak hanya memberikan bekal pada anak didik berupa ilmu pengetahuan semata, tetapi hal yang lebih penting adalah bentuk keperibadian anak didik menjadi manusia yang berguna bagi dirinya, orang tua, masyarakat, agama, bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan proses pengembangan yang utuh menuju kearah kedewasaan dalam proses berfikir dan bertindak. Oleh karena itu seorang calon pendidik sebelum diterjunkan kedunia pendidikan hendaknya dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan profesi, dan kemampuan diri agar dalam melaksanakan tugasnya dapat berhasil seperti yang diharapkan.
Secara teoritis mahasiswa calon guru dibangku kuliah telah mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pendidikan, namun apa yang diperoleh nampaknya belum cukup sebagai bekal bagi seorang pendidik yang profesional. Untuk melengkapi kekuragan tersebut, maka mahasiswa calon pendidik diwajibkan untuk melaksanakan praktek pengalaman lapangan (PPL) disekolah-sekolah yang telah ditetapkan.
Dengan demikian diharapkan para mahasiswa calon guru setelah selesai praktek mempunyai bekal yang cukup untuk memasuki dunia pendidikan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai melalui program PPL tersebut.
B.      Pengertian Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)  2
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) 2 adalah kegiatan belajar mahasiswa yang dilakukan di lapangan untuk mengintegrasikan pengetahuan teoritis yang diperoleh di kampus dengan pengalaman praktik di lapangan sehingga target khusus yang merupakan target kompetensi program studi dapat tercapai. Kegiatan tersebut meliputi pembelajaran dan pengelolaan administrasi di sekolah/madrasah latihan.
Dipandang dari sudut kurikulum, PPL 2 merupakan suatu program mata kuliah kelanjutan dari mata kuliah PPL 1, yang dipersyaratkan dalam pendidikan prajabatan guru. PPL 2 dirancang secara khusus untuk menyiapkan calon guru agar memiliki atau menguasai profesi keguruan yang terpadu secara utuh, sehingga setelah mahasiswa tersebut diangkat menjadi guru mereka dapat mengemban tugas dan tanggung jawabnya secara profesional.
Ssedangkan dalam buku pedoman praktik pengalaman lapangan 2 (PPL 2) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram, PPL merupakan salah satu kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh mahasiswa di Madrasah/ Sekolah yang mencakup praktik mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi persyaratan Profesi kependidikan.
C.      Tujuan PPL 2
Praktik Pengalaman Lapangan bertujuan untuk membentuk mahasiswa praktikan agar menjadi calon tenaga kependidikan yang profesional, sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan berdasarkan kompetensi yang meliputi: kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Sedangkan secara khusus tujuan PPL adalah sebagai berikut :
1.    Untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan.
2.    Memberikan wahana aplikasi keilmuan bagi mahasiswa sebagai calon guru.
3.    Memberikan pengalaman profesional mahasiswa sebagai calon guru, sehingga benar-benar menjadi lulusan kependidikan yang siap terjun dimasyarakat khususnya didunia kependidikan.
4.    Untuk menguasai secara cermat lingkungan fisik administrasi akademik dan sosial psikologis tempat pelaksanaan PPL berlangsung.
D.     Manfaat Paktik Peapangan ngalaman Lapangan (PPL)
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL 2) diharapkan dapat memberikan manfaat  bagi semua komponen yang terkait yaitu mahasiswa praktikan, sekolah dan perguruan tinggi yang bersangkutan. Adapun manfaat PPL 2 antara lain adalah:
1.    Bagi Mahasiswa
a.       Menambah pemahaman dan pengahayatan akan dunia pendidikan baik tentang pembelajaran maupun pengelolaan lembaga.
b.      Memperoleh pengalaman langsung tentang cara berfikir dan bekerja dalam mengatasi berbagai masalah pendidikan yang berkembang terutama pada tingkat lembaga penyelenggaraan pendidikan.
c.       Memperoleh pengalaman dan keterampilan tentang pembelajaran dan pengelolaan lembaga penyelenggaraan pendidikan.
d.      Memberikan kesempatan untuk berperan sebagai motivator, dinamisator dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
2.    Bagi Madrasah atau Lembaga
a.       Memperoleh kesempatan untuk berperan serta menyiapkan dan membentuk calon guru/calon tenaga kependidikan Islam yang kompeten.
b.      Memperoleh bantuan tenaga, ilmu dan pemikiran untuk pengembangan sekolah/madrasah.
3.    Bagi Kampus IAIN Mataram
a.       Memperoleh umpan balik (feed back) dari pengalaman mahasiswa praktikan terhadap perkembangan kependidikan di lapangan bagi penyesuaian dan pengembangan program akademik Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
b.      Meningkatkan kerjasama dengan sekolah/madrasah latihan untuk pengembangan Tri Darma Perguruan Tinggi.


BAB II
GAMBARAN UMUM MADRASAH
A.      Pengertian  Observasi
Didalam Praktik Pengalaman Lapangan II (PPL 2) yang dilaksanakan pada tanggal 11 Januari sampai 09 April 2016, kegiatan yang pertama dilakukan adalah observasi. Observasi adalah suatu metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara mengadakan pengamatan, pendekatan, penelitian dan analisis terhadap berbagai situasi dan kondisi serta berbagai aspek yang berkaitan dengan praktik pengalaman lapangan (PPL 2) di MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong.
B.      Tujuan  Observasi
Adapun tujuan Observasi yang dilakukan oleh mahasiswa adalah untuk mengenal:
1.      Siswa – siswi MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong.
2.      Kepala madrasah serta guru-guru dan pegawai staf madrasah.
3.      Struktur organisasi
4.      Sarana dan prasarana madrasah/fasilitas madrasah.
5.      Perpustakaan
6.      Keadaan fisik madrasah
7.      Tata terti madrasah
8.      Visi dan misi madrasah
9.      Data-data pendidik yang dibutuhkan oleh mahasiswa calon guru sebagai bekal untuk terjun ke dunia pendidikan dalam menjalankan tugas profesional sebagai guru.
C.      Ruang Lingkup  Observasi
Adapun ruang lingkup observasi ini adalah sebagai berikut:
1.      Keadaan fisik madrasah
2.      Siswa – siswi
3.      Kepala madrasah dan guru
4.      Sarana dan prasarana madrasah
5.      Perpustakaan
6.      Tata tertib madrasah
7.      Visi dan misi madrasah
D.     Hasil  Observasi
Adapun hasil obserasi yang penulis peroleh adalah sebagai berikut:
1.      Keadaan Madrasah
a.       Profil Madrasah
MI. Swasta




:   MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong
Inpres / Non Inpres



:   INPRES





Dibuka Pada




:   09 Maret 1971




No. Statistik Sekolah  (  NSS  )


:






1
1
1
2
5
2
7
1
0
0
0
9

No. Induk Sekolah (  NIS  )


:













No. Pokok Sekolah Nasional  (  NPSN  )




5
0
2
0
4
5
9
0



Alamat


: Jempong Ampenan Utara




Jalan



:   Jl. Adi Sucipto. Jempong, Ampenan Utara


Telepon


:   0370 -  6194697/ 081803718739



Desa / Kelurahan

:   Jempong






Kecamatan


:   Ampenan Utara





Kota



:   Mataram






Provinsi


:   NTB






























b.      Letak Geografis
Letak geografis dari MI Nahdatul Mujahidin NW Jempong ini terletak di kota mataram, tepatnya di desa Jempong Wareng, kecamatan Ampenan kelurahan Ampenan Utara Madrasah ini juga terletak tak jauh dari Bandara lama yaitu bandara selaparang bertempat di sebelah utara jalan. Dengan lokasi dataran tinggi dengan wilayah perkotaan.
Dari bundaran selaparang jarak tempuh ke madrasah sekitar 200 m. Berdekatan dengan jalan raya. Sebelah timur perumahan penduduk, sebelah barat rumah penduduk, sebelah selatan jalan raya dan sebelah utara rumah penduduk. MI ini berusaha untuk  menjadi yang terbaik diantara kerasnya perjuangan dan kompetisi antar sekolah-sekolah yang lainnya.
c.       Kondisi gedung Madrasah
Jenis Bangunan
Banyak
nya
Keadaannya
Luas
m2
Baik
Rusak
Ringan
Rusak
Berat
Rusak
Total
1
Gedung Sekolah
2
2



385
2
Gedung Perpustakaan
1
1



385
3
Rumah Dinas Kepsek






4
Rumah Dinas Guru






5
Rumah Dinas Penjaga 






6
Mushalla
1




350
7
Ruang Belajar
6
6



365

8
Ruang Kasek
1
1



36

9
Ruang Guru
1
1





10
Ruang UKS
1
1





11
Ruang Komite
1
1





12
Sumur







13
WC
5
5



16

Luas Tanah Pekarangan Sekolah :     21.95   Are 










2.      Siswa – Siswi
Anak sebagai peserta didik merupakan salah satu komponen yang sangat penting dan tidak bisa dilepaskan dalam sebuah institusi pendidikan. Karena tanpa adanya peserta didik, maka sekolah itu tidak bisa berdiri atau tidak berarti di mata masyarakat. Sehingga, dimanapun sekolah berada, apapun jenjangnya, mutlak peserta didik adalah prioritas utama dalam pembentukan watak, dan karakternya, baik pada aspk intelektual, emosional, maupun spiritual.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan, siswa – siswi MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong kebanyakan berasal dari wilayah Jempong Ampenan atau masih dalam satu lingkungan dengan lokasi madrasah, serta secara keseluruhan siswa– siswa yang berada di MI nahdlatul Mujahidin NW Jempong ini beragama Islam. Pada umumnya siswa-siswi  MI nahdlatul Mujahidin NW tergolong memliki kecerdasan yang biasa, walaupun ada sebagian yang cukup pintar. Hal ini bisa dilihat dari masih adanya anak yang kurang atau belum lancar membaca dan berhitung walaupun sudah kelas 4 dan 5, hal tersebut juga bisa dilihat dari minat, motivasi dan prestasi serta tingkah laku siswa dalam belajar di luar maupun di dalam kelas, masih kurang dan perlu perhatian yang lebih.
Berdasarkan inpormasi yang didapatkan dari guru dan siswa-siswi yang ada di sekolah mengatakan bahwa sebagian besar siswa-siswi yang sekolah disana berasal dari keluarga yang kurang mampu.
3.      Kepala Madrasah dan guru-guru di MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong
a.       Kepala Madrasah
Madrasah Mi Nahdlatul Mujahidin NW jempong Ampenan utara berdiri pada tanggal 9 Mei 1971, Adapun nama-nama yang pernah menjabat sebagai kepala Madrasah adalah sebagai berikut:
1)       Bapak Abdul Muin (1971 sampai 1992),
2)       Bapak Badrun islan (Alm), (1992 sampai 1993),
3)       Bapak Sahdan (1993 sampai 1995),
4)       Bapak Sariffudin (1995 sampai 1996),
5)       Ibu Hasanah (1997 sampai 2012), dan
6)       Bapak Teddy Rusdi (2012 sampai 2016).
7)       Sopiatun (2016 sampai sekarang)
Menurut Narasumber (Bapak Abdul Muin) Madrasah ini didirikan karena pada zaman dahulu terlihat bahwa masyarakat yang ada didesa jempong masih banyak yang belum memahami dan mengerti tentang suatu pelajaran khususnya pelajaran agama islam, maka dari sejak itulah  orang tua dari Bapak Abdul Muin mewakafkan tanahnya untuk mendirikan sebuah Madrasah,
hingga pada akhirnya Madrasah MI NM NW Jempong ini ada sampai sekarang.
b.      Struktur dan tenaga pengajar
Saat ini tenaga pengajar diisi oleh  4 guru laki-laki dan 15 guru perempuan.



4.      Sarana dan prasarana madrasah
a.       Ruang belajar
Jumlah ruang belajar di MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong sebanyak 7 ruang. Ruang belajar digunakan untuk melakukan proses pembelajaran di MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong. Untuk menunjang proses pembelajaran masing-masing ruangan kelas,  khsusunya di semua kelas dilengkapi dengan :
1)     Meja belajar
2)     Kursi siswa
3)     Meja guru
4)     Kursi guru
5)     Papan tulis
6)     Struktur organisasi kelas, jadwal piket, jadwal pelajaran, mading, dan gambar pahlawan.
7)     Tempat sampah
8)     Jam dinding
9)     Berbagai  hasil karya siswa
b.      Ruang kepala madrasah
Ruang kepala madrasah terletak di bagian paling tengah antara ruang guru dan ruang siswa. Ruang kepala madrasah dilengkapi dengan fasilitas yang memadai seperti:
1)     Sofa dan meja tamu
2)     Kursi
3)     Lemari arsif
4)     Jam dinding
5)     Papan profil madrasah
6)     Papan data kelulusan siswa
c.       Ruang guru
Ruang guru terletak  dekat dengan tangga dan berdampingan dengan ruang kepala madrasah.
d.      Kamar kecil/Wc
Wc di MI Nahdlatul Mujahidin NW  memiliki 5 wc yang terletak di sebelah barat kelas VI dan 2 terletak di sebelah utara kantin dan di ruang kepala madrasah dan di UKS.
e.       Tempat parkir
Tempat parkir di MI Nahdlatul Mujahidin NW teretak di sebelah timur musholla, dan di depan kelas 1. Tempat parkir di MI Nahdlatul Mujahidin NW sangat luas.
f.        Lapangan olahraga
Lapangan olahraga di MI Nahdlatul Mujahidin NW terletak di depan bangunan MI Nahdlatul Mujahidin NW. Lapangan MI Nahdlatul Mujahidin NW tidak terlalu luas untuk kegiatan olahraga.
g.       Perpustakaan
Perpustakaan MI Nahdlatul Mujahidin NW terletak di sebelah timur bangunan, tepatnya disebelah timur kelas VI dan sebelah selatan kantin. Banyak buku-buku cerita dan buku bacaan dan buku masing-masing mata pelajaran.
h.      Koperasi dan UKS
Koperasi di MI Nahdlatul Mujahidin NW masing belum jadi dan UKS terletak paling barat  bersebelahan dengan kelas 1.
5.      Tata Tertib Sekolah
a.       Pelajaran di mulai pukul 07.15 wita.
b.      Semua siswa harus hadir 15 menit sebelum pelajaran di mulai.
c.       Siswa yang bertugas membersihkan  ruang kelas maupun halaman madrasah.
d.      Harus hadir pukul 07.00 wita
e.       Sebelum pelajaran dimulai semua siswa berbaris di halaman madrasah untuk membaca sholawat nahdatain dan do’a yang dipimpin oleh seorang siswa.
f.        Semua siswa memasuki dan meninggalkan kelas harus sopan dan tertib.
g.       Setelah pelajaran selesai, siswa diwajibkan berdo’a dipimpin oleh ketua kelas atau wakil ketua kelas.
h.      Setiap siswa yang tidak masuk karena sakit, atau sesuatu dan lain hal, hasur membuat surat yang mengetahui orang tua atau wali murid.
i.         Upacara hari senin di mulai pukul 07.00 wita.
j.         Semua peserta upacara diharuskan memakai topi dan dasi.
k.       Setiap hari siswa diharuskan berpakaian seragam dengan ketentuan sebagai berikut:
Ø  Senin dan selasa putih hijau
Ø  Rabu dan kamis baju khas (kotak-kotak)
Ø  Jum’at pakaian imtaq
Ø  Sabtu pramuka
l.         Semua siswa menjaga kebersihan dan kerapian pakaiaannya selama berada dimadrasah.
m.    Semua siswa wajib menjaga kebersihan lingkungan madrasah.
n.      Pada jam istirahat semua siswa tidak boeh berada di dalam kelas.
o.      Semua siswa wajib mematuhi tata tertib madrasah dan apabila melanggar akan dikenakan sanksi.
p.      Sanksi berupa peringatan teguran dan pemecatan.
6.      Visi dan Misi MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong
a.       Visi
Menadukan antara “Zikir, Fikir, Ikhtiar dan Prestasi”
b.      Misi
Menjadikan Madrasah Ibtidaiyah Unggul Berbasis Daakwah.
Menjadikan Madrasah Ibtidaiyah  Rujukan di Nusa Tenggara Barat.


BAB III
PELAKSANAAN PPL
A.      Hasil Observasi Setting Kelas
1.      Kurikulum
Pendidikan atau pengajaran selalu berdasarkan atas kurikulum, karena kurikulum merupakan landasan pendidikan. Melalui kurikulum dapat dilihat tujuan pelaksanaan pendidikan, materi yang akan diajarkan pada jenjang tertentu dan hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan.
Dalam hal ini kurikulum dapat diartikan sebagai landasan pelaksanaan pendidikan yang memuat segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, yang digunakan di MI Nahdlatul Mujahidin NW sama dengan kurikulum yang digunakan di SD dan MI secara Nasional yaitu kurikulum KTSP dan Kurikulum K 13
2.      Program pengajaran
Setiap guru yang mengajar dituntut untuk membuat persiapan mengajar, baik secara tertulis maupun secara tidak tertulis. Hal ini berfungsi untuk memperlancar proses belajar mengajar. Persiapan-persiapan mengajar yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a.       Menyusun program tahunan dan program semester
Program tahunan (Prota) dan program semester (Prosem) disusun berdasarkan GBPP atau kurikulum dengan berpedoman pada kalender pendidikan. Untuk program semester disusun berdasarkan tahunan dan jumlah jam pembelajaran sesuai dengan yang ada pada program tahunan. Program ini disusun oleh guru mata pelajaran atau guru kelas sebelum proses pemelajaran berlangsung.
Akan tetapi dalam pelaksanaan sering terjadi penambahan dan pengurangan jam dari yang telah dialokasikan. Ini disebabkan oleh hal-hal yang tidak terduga atau tidak di sengaja seperti liburan khusus, liburan peringatan ulang tahun Madrasah, atau kegiatan lainnya.
b.      Penyusunan RPP
         Penyusunan RPP disusun oleh guru mata pelajaran atau guru kelas berdasarkan silabus. RPP yang dibuat bias di pakai untuk satu kali pertemuan atau beberapa kali pertemuan yang tergantung dari guru mata pelajaran dalam proses belajar mengajar.
c.       Pengembangan materi, media dan sumber belajar
         Pengembangan materi, media dan sumber belajar adalah hal yang wajib dilaksanakan oleh setiap guru termasuk mahasiswa PPL. Hal ini dilakukan agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan waktu pemberian materi, membuat media pembelajaran dan menggunakan sumber belajar dengan baik harus dipahami terlebih dahulu olehseorang guru, termasuk mahsiswa PPL.
         Oleh karena itu, seorang guru atau mahasiswa PPL dituntut untuk mempersiapkan media atau alat antu mengajar sesuai dengan materi pembelajaran sehingga ketika terdapat gangguan atau masalah dalam proses pembelajaran bias teratasi.
3.      Keadaan fisik kelas dan pengaturan
a.       Jumlah runag kelas
1)     Jumlah ruangan kelas
a)     Ruang kelas I       : 1 kelas
b)     Ruang kelas II      : 2 kelas
c)      Ruang kelas III     : 1 kelas
d)     Ruang kelas IV     : 1 kelas
e)     Ruang kelas V      : 1 kelas
f)       Ruang kelas VI     : 1 kelas
2)     Peralatan pada masing-masing kelas
a)     Meja belajar         : 10
b)     Kursi siswa          : 20
c)      Meja guru             :  1
d)     Kursi guru            : 1
e)     Papan tulis           : 1
f)       Gambar pahlawan, madding kelas, jadwal piket siswa, dan jadwal pelajaran.
g)     Struktur organisasi siswa.
b.      Pengaturan kelas
Dalam pengaturan kelas dilakukan oleh siswa-siswi dan guru kelas. Adapun hal yang menyangkut pengaturan kelas adalah sebagai berikut:
1)     Penyusunan struktur organisasi kelas
Adapun hal yang tertera dalam struktur organisasi kelas meliputi wali kelas, ketua kelas, wakli ketua kelas, sekretaris, bendahara dan anggota kelas maisng-masing.
a)     Wali kelas
Wali kelas adalah pemegang kekuasaan penuh terhadap kelas, serta menjadi guru kelas maisng-masing. Adapun tugas wali kelas adalah sebagai berikut:
(1)        Mengatur proses berlangsungnya pembelajaran
(2)        Mengajar atau menjadi guru kelas
(3)        Mencatat dan memegang tabungan kelas
(4)        Memberikan evaluasi pada siswa
(5)        Membuat prota, prosem dan RPP
b)     Ketua kelas
Ketua kelas bertugas sebagai:
(1)           Menyiapkan keadaan kelas seperti berdo’a
(2)           Memimpin do’a sebelum belajar dan pulang
(3)           Menjaga keamanan kelas
c)      Wakil ketua kelas
Wakil ketua kelas bertugas membantu ketua kelas dalam  menjaga keamanan kelas, serta membantu ketua kelas dalam menyelesaikan tugas sebagai ketua kelas.
d)     Sekretaris
Sekretaris adalah orang yang bertugas mencatat data-data tentang kelas dan menulis di papan tulis.
e)     Bendahara
Bendahara adalah orang yang bertugas memegang uang kelas dan mencatat pengeluaran dan pemasukan kelas.
4.      Realisasi kegiatan belajar mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar seorang guru maupun mahasiswa PPL  harus mempersiapkan berbagai hal untuk menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Hal yang harus dipersiapkan oleh guru termasuk mahasiswa PPL seperti prota, prosem, silabus, RPP, media dan sumber belajar. Semua yang tertera diatas harus dipersiapkan untuk memudahkan guru PPL dalam melaksanakan tugasnya di lapangan seperti:
a.       Mengajar terbimbing
Praktek mengajar terbimbing adalah praktek mengajar yang mengupayakan agar mahasiswa calon guru dapat menerapkan kemampuan mengajar secara utuh dan terintegrasi dengan bimbingan guru dan dosen pembimbing. Dalam hal ini yang dimaksud adalah mengajar dengan bimbingan guru pamong yang lebih berpengalaman sebelum melakukan mengajar mandiri.
b.      Mengajar mandiri
Latihan mengajar mandiri ini dimaksudkan agar mahasiswa PPL dapat mengembangkan kemampuan mengajar dan kreatifitas praktikan dalam menggunakan metode dan meida yang hendak digunakan dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain praktikan benar-benar dilatih memanajemen kelas dan menyampaikan materi sendiri sesuai dengan  kemampuannya tanpa adanya pengarahan dari guru kelas.
c.       Ujian pelaksanaan pengalaman lapangan
Ujian praktek pengalaman ini merupakan kegiatan PPL untuk dinilai oleh guru pamong dan dosen pembimbing. Penilaian itu meliputi:
1)     Penyusunan bahan belajar
2)     Penilaian dan pengorganisasian materi, media dan sumber belajar.
3)     Strategi pembelajaran
4)     Pengelolaan kelas
5)     Rencana perosedur dan persiapan alat evaluasi
6)     Komunikasi dengan siswa
7)     Mendemonstrasikan dan mengelola ketertiban siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
5.      Factor pendukung
Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas bias berjalan dengan lancar disebabkan oleh beberapa factor seperti:
a.       Persiapan dan perencanaan pembelajaran cukup matang
b.      Kesiapan  siswa dalam menerima pelajaran atau materi yang diajarkan.
c.       Bimbingan dari guru pamong yang selalu memberikan perhatian dan bimbingan serta masukan-masukan yang bermanfaat.
d.      Kerja sama dan dukungan penuh dari kepala Madrasah, dewan guru beserta staf, sehingga memudahkan kelancaran pelaksanaan kegiatan PPL.

6.      Factor penghambat
Adapun factor penghambat dalam proses kegiatan belajar mengajar pada saat pelaksanaan PPL di dalam kelas antara lain:
a.       Kurangnya perhatian dan keseriusan siswa dalam menerima materi yang diajarkan oleh guru PPL.
b.      Kesulitan dalam menggunakan bahasa yang lebih sederhana yang dapat dimengerti oleh semua siswa dalam penyampaian materi pelajaran.
c.       Kurangnya kemampuan mahasiswa PPL dalam mengelola kelas
d.      Factor keterbatasan pengalaman dan pengetahuan dalam hal pendekatan terhadap siswa saat proses belajar mengajar dirasakan oleh Mahasiswa begitu juga dalam menyampaikan materi pelajaran, perlu bimbingan lebih lanjut.
7.      Cara mengatasi hambatan
Untuk mengatasi hamatan-hambatan tersebut, diperlukan ketekunan-ketekunan tersebut, diperlukan ketekunan dan kesabaran serta kerjasama dengan seluruh personil MI Nahdlatul Mujahidin NW Jempong pada umumnya dan guru pamong pada khususnya. Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut antara lain:
a.       Memberikan teguran secara langsung pada siswa  yang kurang serius mengikuti pembelajaran.
b.      Memperluas pengetahuan dengan cara banyak membaca.
c.       Mengenai hambatan yang berasal dari dalam diri mahasiswa PPL, dapat dipecahkan dengan cara mengadakan pendekatan khusus dengan anak yang bersangkutan, dengan cara mengajak berdiskusi atau memberikan pengertian dan nasihat.
d.      Guru PPL melatih diri untuk menggunakan bahasa yang lebih sederhana dan mudah dimengerti, serta penjelasan materi diarahkan berdasarkan keadaan lingkungan sehari-hari yang berlangsung dalam kehidupan sehingga materi dapat dipahami dengan baik oleh siswa.
e.       Mengaktifkan proses belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran, sehingga siswa lebih terfokus pada kegiatan belajar dan hambatan dalam pembelajaran diharapkan dapat teratasi.


BAB IV
PENGALAMAN LAYANAN BIMBINGAN
A.      Perencanaan
Pada tahap ini mahasiswa PPL bersama-sama dengan coordinator menganalisis apa saja yang menjadi masalah dan perlu bantuan atau mendapat bimbingan dari mahasiswa PPL. Setelah melakukan identifikasi terhadap siswa dari kelas 1 sampai kelas 6 ditemukan beberapa siswa yang belum bisa membaca yang jika dibiarkan mengikuti pelajaran sesuai jadwal atau waktu yang telah ditentukan kurikulum akan membuat siswa bingung atau tidak bisa mengikuti teman-temannya yang lain karena belum mampu mengenal huruf dengan baik.
Berdasarkan rekomendasi dari guru kelas masing-masing terdapat kurang lebih 10 orang siswa yang belum bisa membaca yakni siswa yang ada di kelas 1 sampai dengan kelas 5, untuk itu guru masing-masing kelas meminta mahasiswa PPL untuk menarik atau memanggil siswa yang tidak bisa membaca pada saat jam pelajaran berlangsung. Pada tahap ini mahasiswa PPL melakukan persiapan atau perencanaan baik dari segi kesiapan maupun kemampuan mahasiswa PPL dalam membimbing siswa.
Setelah mengetahui ada beberapa siswa yang belum bisa membaca dan membutuhkan bimbingan, mahasiswa melakukan pembagian waktu untuk melakukan layanan bimbingan terhadap siswa yang belum bisa membaca. Mahasiswa melakukan observasi terlebih dahulu  terhadap masing-masing siswa yang belum bisa membaca sehingga dapat memudahkan bimbinan seperti apa dan bagaimana tindakan yang harus dilakukan agar kebutuhan siswa yang belum bisa membaca dapat berjalan secara optimal.

B.      Pelaksanaan
Adapun pelaksanaan bimbingan dilakukan ketika jam pelajaran berlangsung. Siswa yang belum bisa membaca di panggil keruangan perpustakaan. Dalam seminggu mahasiswa PPL melakukan layanan bimbingan pada hari senin sampai dengan hari kamis selama satu jam setengah, layanan bimbingan tersebut dilakukan oleh mahasiswa PPL yang pada hari itu tidak mempunyai jadwal atau jam mengajar. Layanan bimbingan dilakukan dengan cara belajar membaca PAIKEM tanpa adanya penekanan dari mahasiswa PPL terhadap siswa-siswi yang belum bisa membaca.
C.      Evaluasi dan Tindakan lanjut
Setelah melakukan identifikasi, perencanaan, dan pelaksanaan, selanjutnya mahasiswa melakukan tindak lanjut yakni melakukan evaluasi terhadap siswa-siswi yang belum bisa membaca tersebut dengna cara memberikan buku bacaan yang belum pernah mereka baca sebelumnya. Pada akhirnya dengan diberikan tindakan tersebut ada kemajuan pada siswa yang belum bisa membaca. Siswa-siswi yang mengalami kemajuan tersebut diberikan reward berupa buku tulis dan diperbolehkan mengikuti pelajaran bersama teman-teman yang sudah bisa membaca dengan baik dan benar.


BAB V
PENGALAMAN ADMINISTRASI MADRASAH DAN PENANGANAN KELAS
A.      Latihan Administrasi Sekolah
Proses administrasi berkenaan dengan upaya maupun mendayagunakan unsure baik personal maupun material secara efektif dan efisien guna menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Tugas guru sehubungan dengan administrasi yang dilaksanakan di Madrasah antara lain meliputi administrasi keuangan, administrasi pengajaran dan administrasi kesiswaan.
Berdasarkan beberapa kegiatan administrasi diatas, mahasiswa PPL mampu melakukan kegiatan administrasi tersebut tentunya dengan bimbingan guru pamong coordinator PPL, meskipun ada beberapa kendala yang menghambat kegiatan adminstrasi seperti administrasi keuangan da penanganan kelas.
Pada umumnya kegiatan administrasi pengajaran meliputi perumusan rencana pembelajaran tertentu, antara lain: silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi, persiapan pengajaran, persiapan mengajar dan merancang alat evaluasi. Dalam menyusun kmponen administrasi pengajaran kemudian hasil yang dirasakan oleh mahasiswa PpL dapat menambah pengetahuan dan keterampilan secara langsung dalam mengelola kegiatan administrasi pengajaran.
B.      Latihan Administrasi Kelas
Pada dasarnya kegiatan administrasi kelas merupakan realisasi dari perencanaan pada administrasi pengajaran diatas. Dimana daam pelaksanaan administrasi kelas sama dengan pelaksanaan kegiatan administrasi pengajaran seperti yang terurai di atas. Kegiatan administrasi di kelas ini contohnya adminstrasi kesiswaan. Pengelolaan administrasi kesiswaan meliputi : membuat absen, daftar nilai siswa dan membuat laporan hasil belajar siswa.
Dari keseluruhan kegitan tersebut tidak semua dapat dilakukan oleh mahasiswa PPL seperti pembuatan laporan hasil belajar siswa. Akan tetapi pengalaman kegiatan adminstrasi tersebut dapat memberikan pengetahuan tentang administrasi yang ada di sekolah. Beberapa kegiatan administrasi yang ada di sekolah memiliki konstribusi edukatif yang sangat besar bagi mahasiswa PPL, meskipun ada beberapa factor penghambat proses administrasi baik itu dari dalam maupun dari luar mahasiswa PPL.
C.      Kesimpulan dan Saran
Pada dasarnya mahasiswa pPL sangat membutuhkan bimbingan untuk melakukan kegiatan administrasi. Karena kegiatan administrasi sekolah merupakan salah satu pendukung jalannya operasioanal kurikulum tingkat sekolah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar